Anda di halaman 1dari 14

UPAYA PENGURANGAN SAMPAH PLASTIK DI PESISIR LAUT

INDONESIA

Dwi Husna Swastika

20150520235

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan Negara maritim(kepulauan) terbesar kedua di Asia dengan


luas laut sebesar 96.079,15 km2.Dengan potensi alam tersebut Indonesia memiliki
kesempatan besar untuk menjadi sebuah Negara yang sangat kaya akan sumber daya alam
di sektor perairan ( laut ). Namun sebagian wilayah pengelolaan perikanan di Indonesia
belum termanfaatkan secara optimal dan efektif.Dengan potensi sumber daya yang dimiliki
tersebut, sekiranya mampu memberikan kontribusi yang baik terhadap perekonomian di
Indonesia.Namun dengan jumlah penduduk di Indonesia yang mencapai 261 juta jiwa,
kebutuhan masyarakat pun tinggi dan cenderung konsumtif.

Masyarakat saat ini cenderung berorientasi kepada barang/produk praktis dan cepat.
Pengemasan yang dilakukan oleh industri, komersildan institusi pun dilakukan secara
praktis ,instan dan sekiranya terjangkau dari segi harga.The terms of institutions can be
considered to include formal institutions, such as Constitution, government laws, charter,
decree and statutes, and informal institutions, such as code of conducts, customs, local
knowledge and social expectations( Eko Priyo, 2017).

Namun kerugian dari produk instan tersebut adalah munculnya sampah plastic yang
sulit diolah.Hasil sampah plastik biasanya akan terabaikan hingga jumlahnya menumpuk
dan menimbulkan kontra di masyarakat. Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri
dari zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan (Subekti, 2014).

Plastik adalah bahan yang mempunyai derajat kekristalan lebih rendah dari pada
serat. Plastik dapat dicetak (dicetak ulang) sesuai dengan apa yang konsumen inginkan
dengan melalui proses infection molding dan ekstrusi . Jenis plastic ada yang bisa di daur
ulang seperti termoplastik namun ada yang tidak bisa untuk di daur ulang, inilah yang
menjadi penyebab pencemaran limbah .Karena sifatnya yang berasal dari zat kimia, tidak
bisa diurai setidaknya membutuhkan waktu 20 tahun minimal.Sampah plastic di laut sangat
mengganggu kestabilan ekosistem serta keindahan laut itu sendiri.Ekosistem adalah
kesatuan yang terdiri dari berbagai jenis organisme hidup dan lingkungan tak hidup (materi
dan energy) yang saling berinteraksi (Miller 2012).

Banyak orang yang merasa miris ketika melihat laut yang tercemari limbah karena
dari laut itu banyak nelayan yang berharap untuk mendapatkan tangkapan ikan untuk
dijual,dikonsumsi dan dibudidayakan. Ada pula yang ingin menikmati keindahan laut itu
sendiri dengan cara diving ( menyelam) , berselancar, atau sekedar bermain di pantai.
Belum lagi aroma bau yang ditimbulkan dari sampah tersebut ketika sudah menggenang
dan menumpuk akan sangat mengganggu.

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi jumlah sampah plastik melalui
berbagai cara dari 3R ( reduce, reuse, recycle). Ketiga upaya tersebut dianggap efisien dan
mampu untuk mengurangi jumlah sampah plastik yang ada di laut. Ada pun cara lain yang
digunakan dengan mengelola sampah plastik yang berceceran di pesisir pantai untuk
sebuah karya seni yang lebih berguna dan bisa dimanfaatkan lagi. Peran masyarakat juga
sangat berguna bagi penanganan sampah karena partisipasi masyarakat akan turun langsung
ke lapangan. Penetapan sanksi oleh pemerintah yang seharusnya lebih tegas bagi
masyarakat atau instansi yang membuang sampah sembarangan karena berdampak buruk
bagi banyak hal.
PEMBAHASAN

Dari sisi geografis Indonesia memiliki posisi yang sangat strategis diantara
Samudra Pasifik dan Samudra Hindia yang secara garis besarnya dikelilingi lautan. Sumber
daya alam yang kaya membuat Indonesia mengandalkan potensi laut untuk sebagian besar
masyarakat sebagai pemenuhan kebutuhan . Dengan pemanfaatan sumber daya yang ada
saat ini juga berdampak buruk bagi ekosistem dan keberagaman hayati yang ada untuk
masa mendatang , diman hal ini berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan.

Dalam pembangunan berkelanjutan ( sustainable development) berkonsep kepada


upaya pemenuhan kebutuhan manusia dengan memanfaatkan sumber daya ,teknologi, ilmu
pengetahuan yang ada saat ini tanpa mengganggu untuk persediaan masa depan.
Pembangunan berkelanjutan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia.Pembangunan yang berkelanjutan pada
hakekatnya ditujukan untuk mencari pemertaan pembangunan antar generasi pada masa
kini maupun masa mendatang.( Emil Salim, 2010 )

Pemerintah telah menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan dalam rencana


pembangunan nasional jangka menengah ( RPJMN 2015-2019) dengan salah satu
kebijakan terkait dengan sumber daya alam dan lingkungan hidup adalah ekonomi hijau,
yaitu meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan dengan
menyeimbangkan antara pemanfaatan dan kelestarian. Aspek lingkungan hidup telah
menjadi satu titik berat dalam konsep pembangunan berkelanjutan di Indonesia dengan
tujuan untuk perwujudan dan penyejahteraan masyarakat.

Pada tahun 2009, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009


tentang perllindungan dan pengelolaan lingkungan di sahkan sebagai pengganti Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1997. Di dalam pembangunan sumber daya
alam dan lingkungan hidup diarahkan kepada dua kelompok yaitu :
1. Pemanfaatan sumber daya alam sebagai pendukung pembangunan ekonomi
2. Peningkatan kualitas dan kelestarian lingkungan hidup

Dengan adanya tuntutan pemebuhan kebutuhan masyarakat ,pemerintah menyediakan


berbagai produk/barang dengan kemasan dari plastic. Padahal kita tahu bahwa kandungan
di dalam plastik sangat tidak baik untuk keberlangsungan masa depan, oleh sebab itu kita
harus bijaksana dalam pengolahan dan pemakaian plastic. Sampah plastic juga tidak dapat
dibakar karena akan mengganggu pernafasan manusia,gangguan syaraf, penyakit
kanker,dan hepatitis (Sununianti, 2013)

Berdasarkan data dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bahwa total
jumlah sampah Indonesia di 2019 akan mencapai 68 juta ton, dan sampah plastik
diperkirakan akan mencapai 9,52 juta ton dan hasil penelitian Jeena Jambeck 2015
menyatakan bahwa Indonesia berada di peringkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke
laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
menargetkan pengurangan sampah plastik lebih dari 1,9 juta ton hingga tahun 2019. Secara
umum plastik mempunyai sifat yaitu densitas yang rendah; isolasi terhadap listrik;
mempunyai kekuatan mekanik yang bervariasi; ketahanan terhadap suhu terbatas;
ketahanan terhadap bahan kimia bervariasi ( Nasiri, 2014 )

Dalam penanggulangan sampah plastik di laut ada beberapa upaya yang bisa
dilakukan dengan dukungan dari pemerintah dan juga partisipasi dari masyarakat dengan
berupaya dan mau untuk berinteraksi langsung untuk penanganan sampah plastik di laut di
Indonesia. Pengertian sampah itu sendiri adalah sisa bahan yang sudah diambil bagian
utama ,sudah terpakai ,sudah dikelola dan sudah tidak ada manfaatnya lagi. Atau dari segi
ekonomis sudah tidak memiliki harga atau nilai fungsi bagi lingkungan maupun manusia
dan menyebabkan pencemaran ataupun mengganggu ekosistem dan kelestarian sumber
daya alam.( Hadiwiyoto,12)
Dalam upaya penanggulangan dan pengurangan sampah plastk di laut di Indonesia
pemerintah memberikan sebuah konsep 3R:

1. Reuse
Adalah menggunakan kembali barang-barang yang terbuat dari plastik .Dalam
hal ini reuse yang dimaksud adalah bagaimana penggunaan kembali barang-
barang yang terbuat dari plastik untuk meminimalisirkan penggunaan barang
dari bahan baku plastiik. Jika masyarakat mau untuk lebih berhemat dan
memanfaatkan barang-barang dari plastik secara lebih efektif maka penggunaan
barang berbahan baku plastik akan berkurang. Dengan berkurangnya
penggunaan barang dari bahan plastik maka sampah plastik secara otomatis
akan berkurang.
Peran dari masyarakat sangat dibutuhkan oleh pemerintah karena pemerintah
tidak mungkin secara mendetail mengontrol bagaimana penggunaan barang-
barang yang dilakukan oleh masyarakat terutama pesisir pantai ,karena mereka
tidak jarang membuang hasil pakai atau barang ekonomisnya ke laut . inilah
yang kemudian menjadi sebuah masalah serius bagi pemerintah Indonesia ,
karena dengan banyaknya jumlah sampah plastik di laut sangat mengganggu
ekosistem yang ada di laut itu sendiri. Berpengaruh juga pada pertumbuhan
mangrove yang terhambat, karena tidak jarang sampah-sampah tersebut
mengapung dan menyangkut di pohon mangrove.

2. Reduce
Adalah mengurangi pembelian atau penggunaan barang-barang dari plastic,
terutama barang-brang yang sekali pakai.Upaya yang dilakukan kedua adalah
reduce dengan cara pengurangan pembelian barang-barang yang terbuat dari
plastic terutama barang sekali pakai. Kita setiap hari akan bertemu dengan
barang yang dikemas dengan plastik, karena di Indonesia sendiri jumlah
pemakaian plastic termasuk yang terbesar ke 2 di Asia setelah China. Tanpa kita
sadari setiap kita membeli barang di toko selalu dibungkus menggunakan
sebuah plastik, yang nantinya plastik tersebut akan kita buang karena dinilai
sudah tidak terpakai lagi.
Tingkat kesadaran masyarakat akan bahayanya penggunaan plastik dan
susahnya untuk di daur ulang kembali masih sangat rendah. Karena kita sudah
terbiasa dengan adanya plastic di sekeliling kita. Upaya reduce diharapkan
mampu mengurangi jumlah sampah plastik di Indonesia terutama di laut.
Sampah tersebut ketika tenggelam akan memakan waktu yang sangat lama
untuk terurai dan beberapa dari sampah tersebut mengandung racun yang
merusak ekosistem di bawah laut dengan biota yang ada di bawahnya.
3. Recycle
Adalah mendaur ulang barang-barang yang terbuat dari plastic.Sampah
plastik yang diambil dari pesisir pantai tidak semuanya bersifat sia-sia. Masih
banyak dari sampah tersebut yang bisa diolah kembali menjadi barang yang
useful ( bisa digunakan) . Dengan proses daur ulang yang dimanfaatkan menjadi
bahan yang bisa dijual belikan ,dengan menhemat sumber daya alam serta
mengurangi nilai ketergantungan pada bahan baku tertentu yang sudah tidak
terpakai atau dianggap sudah tidak berguna. ( Sofiana ,2017)

Dari ketiga konsep tersebut diharapkan mampu diterapkan di Indonesia demi menunjang
kebersihan laut di Indonesia itu sendiri untuk keberlangsungan ekosistem yang ada
didalamnya.Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan sebuah
kesatuan utuh dan saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan ,kestabilan dan
produktivitas lingkungan hidup.
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012
tentang Pedoman Pelaksanaan reduce, reuse dan recycle melalui bank sampah. Bank
sampah merupakan salah satu program pemerintah pusat yang ditujukan untuk mengurangi
jumlah volume sampah yang di angkut ke TPA sehingga diperlukanpengelolaan sampah
secara komprehensif untuk membantu penanganan masalah sampah plastik di laut
Indonesia.Bank sampah adalah sebuah wadah yang memiliki sifat social engineering untuk
mengajarkan masyarakat lebih selektif dalam pengolahan sampah dan menumbuhkan
masyarakat dalam pengelolaan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi
sampah yang seharusnya diangkut ke TPA. Dengan adanya bank sampah tersebut
masyarakat menumbuhkan kesadaran kelompok masyarakat untuk memilah , mendaur
ulang barang-barang yang sudah tidak dipakai karena sebenarnya sampah memiliki nilai
jual yang cukup baik jika diolah secara baik dan inovatif. ( Profil Bank Sampah, 2012 )

Disamping 3R ada pula beberapa upaya lainnya untuk pengurangan sampah plastik
yang bisa diterapkan :

1. Penggunaan Furoshiki untuk Mengurangi Limbah Kantong Plastik


Istilah furoshiki berasal dari Jepang yang artinya adalah membungkus sebuah benda
dengan menggunakan kain. Tergantung dari seberapa besar benda yang akan
dibungkus sebagai pengganti plastik yang tentunya lebih ekonomis, ramah
lingkungan serta mudah diaplikasikan.
2. Pengolahan Limbah Plastik Menggunakan Metode Fabrikasi Penanggul
Metode fabrikasi merupakan sebuah proses dimana sampah plastik di olah dengan
cara pemotongan, pemanasan dan pelunakan, pembentukan dan pencetakan ,
pengerjaan menggunakan mesin atau machining dan yang terakhir adalah
pengerjaan atau proses finishing. Secara garis besar metode ini adalah mengolah
kembali hasil sampah plastik di pabrik.
3. Penggunaan Plastik Biodegradable
Plastic biogradable merupakan plastik yang ramah lingkungan karena biopolymer
dapat mengurangi emisi karbon dioksida selama proses pembuatan dan mengurangi
ataupun mampu menurunkan bahan organic selama proses pembuatan tersebut.
Plastic ini mengandung pati dan atau serat selulosa . Namun kendala yang dihadapi
dalam penggunaan plastic ini adalah karena harga plastic ini yang tergolong mahal
biaya dan membutuhkan proses atau waktu yang panjang. ( Elkawine, 2015)
4. Konversi Sampah Plastik Menjadi Bahan Bakar Minyak
Mengkonversi sampah plastik menjadi bahan bakar minyak merupakan sebuah
inovasi daur ulang tersier.Merubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak
dapat dilakukan dengan proses cracking (perekahan). Cracking adalah proses
memecah rantai polimer menjadi senyawa dengan berat molekul yang lebih rendah.
Hasil dari proses cracking plastik ini dapat digunakan sebagai bahan kimia atau
bahan bakar. Terdapat 3 macam proses cracking yaitu hidro cracking, thermal
cracking dan catalytic cracking (Panda, 2011)
Sebuah lingkungan yang sehat dan bersih adalah sebuah hak asasi manusia
yang semua orang berhak untuk menikmatinya. Ketika kualitas sumber daya alam
sudah mulai menurun ,harus ada tindakan tegas dari pemerintah kaitannya dengan
keberlangsungan kehidupan yang akan dijalani masyrakat serta bagaimana
pemulihan lingkungan tersebut untuk lebih baik dan layak digunakan atau
dikonsumsi.
Solusi untuk pengurangan limbah plastik di laut harus mendapatkan
pengawasan dan keikutsertaan peran seluruh masyarakat untuk mempermudah
pemerintah.Karena limbah plastic tidak mudah untuk berantas. Namun jika tidak
segera dilakukan tindakan hal itu akan semakin mempersulit di masa mendatang.
Saat ini keberadaan industry lebih mementingkan tentang bagaimana proses
produksi tetap berlangsung dan mengahasilkan laba dan mengabaikan AMDAL
yang kenyataannya sangat penting bagi semua masyarakat. Di tengah sistem yang
manipulative saat ini, maka tersedia berbagai pilihan untuk mengurangi jumlah
limbah industry yang ada ,khususnya limbah plastik.
Pemerintah harus lebih memperhatikan bagaimana cara pembuangan limbah
plastic yang lebih aman, ke mana dan bagaimana cara pengefisienan penggunaan
plastic di kehidupan sehari-hari. TPA ( Tempat Pembuangan Akhir) harus terdata
secara jelas jumlah dan ukurannya, apakah sudah memenuhi standar ketentuan yang
dibutuhkan untuk menampung sampah dari hasil kegiatan manusia setiap hari.
LSM ( Lembaga Swadaya Masyarakat) juga bisa membantu pemerintah
dengan mendirikan badan atau organisasi perduli lingkungan untuk menjaga
kestabilan ekosistem dan pelestarian alam yang aman dan tidak berdampak buruk
dalam jangka waktu panjang. Saat ini banyak LSM yang bergerak dibidang sosial
untuk tujuan penyejahteraan masyarakat .
Penetapan sanksi yang lebih tegas kepada para oknum yang membuang
sampah sembarangan untuk membuat mereka jera.Karena kebanyakan orang
cenderung lebih takut jika hukum yang ada berlaku keras dan tegas. Sebagaimana
kualitas air laut yang dibutuhkan oleh para nelayan terutama sebagai mata utama
pencarian demi menyambung hidup sangat berkontribusi terhadap bagaimana
pemerintah memperdulikan wilayah pantai dan pesisirnya.

Dampak dari pencemaran plastik terhadap laut dan ekosistem yang ada disekitarnya:

1. Berubah keadaan fisik seperti berubahnya warna air akibat limbah


2. Mencemari air karena sampah menggenang di air
3. Air berubah bau menjadi bau busuk
4. Air tidak sehat untuk disentuh karena bisa menyebabkan penyakit kulit
5. Bisa menyebabkan kecacatan genetic
6. Membunuh ekosistem laut seperti ikan dan semua makhluk hidup yang ada di
laut karena zat dari plastic yang tidak bisa teruraikan
7. Menyebabkan makhluk hidup yang ada di laut cacat fisik
8. Merusak terumbu karang
9. Merusak kadar air
10. Pengendapan bahan atau zat kimia di dasar laut
11. Kerusakan rantai makanan
12. Ikan ataupun makhluk hidup yang ada dilaut tidak layak konsumsi karena sudah
tercemar limbah

Dari kesekian banyak dampak yang terjadi akibat sampah plastik di laut ,masih
banyak dampak lainnya yang mempengaruhi tingkat ketertarikan pariwisata di pantai atau
laut tersebut. Otomatis para wisatawan akan merasa terganggu danmerasa risih dengan
melihat pemandangan sampah yang menggunung, tidak semestinya laut itu dipenuhi
sampah, apalagi plastik. Para nelayan pun merasa terganggu karena proses penangkapan
ikan yang dilakukan akan membutuhkan waktu yang lebih lama, karena banyak sampah
yang menyangkut di jaring para nelayan tersebut. Belum lagi ketika sampah tersebut
mengeluarkan aroma yang tidak sedap, atau sampah plastik tersebut berukuran besar dan
sulit pula untuk di bakar atau diambil. Belum lagi semua sampah yang sudah berada di
dasar laut, tidak mungkin untuk dibersihkan hingga dasar laut secara sempurna.

Perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah seperti pengarahan atau penyuluhan
terhadap pentingnya menjaga biota laut serta menjaga ekosiste nya untuk selalu terjaga.
Pemerintah bisa melakukan kerja sam adengan komunitas peduli pantai. Karena pada
dasarnya di Indonesia terdapat 10.000 komunitas yang tersebar di 24 provinsi yang aktif
dan sangat lah prduli mengenai keberlangsungan ekosistem dan lingkungan. Bahkan pada
tanggal 21 februari ditetapkan sebagai hari peduli sampah nasional yang digunakan oleh
para komunitas untuk berbersih pantai sekitar.

Hal itu tentu perlu di support dan terus dijalankan karena kebersihan lingkungan
yang ada sangat mempengaruhi tingkat kenyamanan bagi semua masyarakat. Diharapkan
pemerintah Indonesia terus meningkatkan inovasi dalam peningatan kebersihan di laut
karena banyak mendatangkan devisa dan keuntungan bagi negara. dari segi import kita bisa
mengimport banyak ikan dan seafood ke luar negeri dengan kualitas terbaik, kemudian laut
yang bersih dan indah akan menarik minat wisatawan untuk datang berlibur karena
Indonesia terkenal dengan keindahan dan keberagaman pantai . masih banyak potensi laut
yang bisa digali seperti terumbu karang, keindahan bawah laut, kemudian hasil mutiara
serta pelestarian ekosistem yang ada di bawahnya.

Jika semua itu tidak dijaga dengan baik, sangat disayangkan karena generasi
selanjutnya tidak bisa menikmati keindahan bawah laut yang sesungguhnya. Sampah
plastik yang enutupi akar mangrove dapat menyebabkan kematian secara perlahan-lahan
bagi tumbuhan mangrove di sekitar pantai yang sangat berguna bagi kelangsungan dan
pertahanan bagi masyarakat dan ekosistem di sekitarnya. Pohon mangrove sangat kuat
sehingga bahkan mampu menahan ombak yang besar . jika pohon mangrove punah karena
sampah plastik yang menutupi mangrove, maka tidak ada lagi penghalang bagi ombak .

Ketika hewan atau biota laut sudah mati karena dampak buruk sampah plastik
tersebut, maka tubuhnya tidak akan langsung secara seketika, namun tubuhnya akan
menjadi racun bagi hewan lainnya yang virusnya akan menyebar ke banyak biota dan
anekaragaman hayati lainnya di laut. racun-racun tersebut jika terkena kulit manusia juga
menyebabkan iritasi kulit bahkan jika kita terkena racun tersebut dalam dosis yang banyak ,
bisa menyebabkan penyakit kulit serius dan bahkan kanker kulit.

Hal-hal buruk di atas merupakan gambaran sekaligus kenyataan yang akan terjadi
apabila sampah atau limbah plastik di laut menyebar, bertumpuk bahkan jika dalam waktu
yang lama akan semakin buruk dampaknya. Upaya-upaya pemerintah untuk tindakan lebih
lanjut mengenai penanganan atau pengurangan sampah plastik di laut jika di benar-benar di
optimalkan akan sangat berpengaruh terhadap kelestarian laut dan keseimbangan
lingkungan hidup yang terjaga. Kebersihan adalah cerminan dari diri kita ,yang mana jika
kita benar-benar perduli kepada alam,lingkungan sekitar dan hewan-hewan sekitar, maka
mendukung upaya perduli kebersihan laut bukanlah menjadi hal yang sulit untuk dilakukan.

Menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan hidup yang sehat untuk generasi
masa depan yang baik , memberikan kesempatan kepada generasi selanjutnya untuk bisa
menikmati keindahan alam yang ada, keindahan laut , betapa kaya nya negara kita ini
dengan semua warisan alam yang luar biasa. Menikmati kesempatan untuk bisa melihat
biota laut yang beraneka ragam tanpa tercemar oleh buangan hasil penggunaan manusia,
atau yang disebut sampah, limbah suatu yang sudah tidak berguna dan dibuang begitu saja
oleh manusia karena sudah tidak memiliki nilai daya guna lagi. Toleransi untuk berbagi dan
saling menjaga keseimbangan ekosistem demi terwujudnya suasana yang nyaman, bersih,
sehat serta bebas polusi, bebas limbah, bebas zat kimia yang liar tanpa pengolahan yang
benar dari pemerintah .

KESIMPULAN

Kita tidak bisa terlepas dari bahan atau zat kimia dan segalanya yang berhubugan dengan
plastik.Maka dari itu kita harus bijak dalam penggunaan plastik agar tidak berdampak
buruk di masa depan untuk kelangsungan generasi selanjutnya. Dari permasalahan sampah
plastik di atas , ada sebab dan akibat dari pembuangan sampah sembarangan di laut yang
jelas akan mencemari alam dan merusak ekosistem yang ada di laut. kita hidup
berkesinambungan satu sama lain dengan ekosistem dan biota lainnya karena kita adalah
makhluk hidup yang membutuhka satu sama lain. Ketika ekosistem atau keadaan alam
sudah tidak seimbang, maka akan terjadi ketidakseimbangan sistem. Dari penyebab, akibat
dan upaya atau solusi yang sudah di bahas di atas mengenai sampah plastik di laut yang
sangat mengganggu ekosistem dan biota serta kehidupan mausia.
DAFTAR PUSTAKA

Alrashid, D.A dan Kahdar, K.(2013), Eksplorasi Sampah Plastik Mengunakan Metode
Fabrikasi Untuk Produk Fashion, Jurnal Tingkat Sarjana bidang Senirupa dan Desain
Nomor 1, 1-10.

Arifin, MZainal. (2011) Dampak Sampah Plastik Bagi Ekosistem Lauk , Sulawesi Utara.

Bahaya Kemasan Plastik dan kresek. Tesis. Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto
http://www.poltekkp-bitung.ac.id/batampung/file/7-pi-sampah-plastik.pdf diakses pada 20
Mei 2018 pukul 21:00 WIB

Bappenas.( 2015). Arahan Pembangunan Nasional Bidang Kemaritiman 2015-2025.


Strategic
BPS ( 2016) Upaya Mengurangi Timbulan Sampah Plastik di lingkungan

Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Haya Laut, Aset


Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Haya Laut, Aset
Dahuri, R. (2003). Keanekaragaman Haya Laut, Aset Pembangunan Berkelanjutan
Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
http://www.poltekkp-bitung.ac.id/batampung/file/7-pi-sampah-plastik.pdf diakses pada 20
Mei 2018 pukul 20:10 WIB.

https://media.neliti.com/media/publications/48275-ID-statistik-lingkungan-hidup-
indonesia-2016.pdf di akses pada 20 Mei 2018 pukul 23:13 WIB

Kemenpar. 2016. Rencana Induk Pengembangan


Kemenpar. 2016. Rencana Induk Pengembangan
Kemenpar. 2016. Rencana Induk Pengembangan
Kemenpar. 2016. Rencana Induk Pengembangan
Kemenpar. 2016. Rencana Induk Pengembangan
Kusumastanto, T. (2010). Kebijakan Tatakelola Kelautan Indonesia (Indonesia Ocean
Governance Policy). Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Insitut Pertanian Bogor.
Bogor.
Pariwisata Nasional. Kementerian Pariwisata
Pariwisata Nasional. Kementerian Pariwisata
Pariwisata Nasional. Kementerian Pariwisata
Pariwisata Nasional. Kementerian Pariwisata
Pariwisata Nasional. Kementerian Pariwisata
Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta:
Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Purnomo, Eko Priyo, (2017) ,The Policy Implementation, Yogyakarta .

Purwaningrum.P.( 2016). Upaya mengurangi timbulan sampah plastik di lingkungan.


Jurusan Teknik Lingkungan, FALTL, Universitas Trisakti, Jakarta . Indonesia. JTL Vol 8
No.2, Desember 2016, 141-147.

Report. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia. Jakarta.


Republik Indonesia. Jakarta.
Republik Indonesia. Jakarta.
Republik Indonesia. Jakarta.
Republik Indonesia. Jakarta.
Republik Indonesia. Jakarta.
Setia,Tuggal Hadi ( 2012), Peraturan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Jakarta.

Sofiana.Y.(2013). Pemanfaatan Limbah Plastik sebagai alternative bahan pelapis


(upholstery) pada produk interior. Fakultas Komunikasi dan Multimedia, Universitas Bina
Nusantara. Wibowo.N.D.2016.

Ulfaridha, Ghina (2017) Implementasi program 3R ( Reduce, Reuse Recycle) Melalui Bank
Sampah Berbasis Masyarakat di Kota Bandar Lampung, Lampung.

Anda mungkin juga menyukai