sampah plastik yang ada tetap masih banyak sekali pro-kontra atas kebijakan ini. Hal
ini dikarenakan bahwa pemerintah dianggap memberikan solusi yang terburu-buru
dan tidak mempertimbangkan secara mendalam akibat yang ditimbulkan oleh
produsen maupun konsumen.
Pemerintah melalui peraturan ini sejatinya sudah memberikan aturan
pelarangan kantong plastik dengan memberikan solusi dengan digunakannnya
kantong plastik yang ramah lingkungan, tetapi fakta dilapangan menunjukkan belum
adanya kantong plastik yang benar-benar ramah lingkungan. Selain itu pula
terjadinya ketidakmerataan kebijakan karena peraturan ini hanya diterapkan secara
tegas oleh perusahaan ritel dan masih banyak daerah yang belum memiliki kebijakan
tentang pelarangan kantong plastik tersebut.(4) Peraturan ini memang bukanlah
kebijakan dari pemerintah pusat melainkan peraturan pemerintah daerah sehingga
masih banyak daerah yang belum menerapkan peraturan tersebut.
Banyak produsen yang mengajukan gugatan tentang adanya pelarangan
kantong plastik ini dikarenakan terdapat peraturan pada Pasal 612 dan Pasal 1320
KUH Perdata bahwa menjadi kewajiban toko modern atau ritel dalam melayani
pembelinya harus dengan penyerahan barang secara lengkap dengan kantong belanja
karena konsumen telah membayar barang yang ada termasuk dengan biaya kantong
belanjanya. Tetapi ketidakadaan dari alternatif kantong plastik yang ramah
lingkungan menjadikan peraturan tersebut seakan-akan bertolak belakang dari
kebijakan pengurangannya. (5)
Mentri Kelautan dan Perikanan Indonesia, Susi Pudjiastuti mengatakan
bahwa tahun 2030 jumlah sampah di Indonesia akan lebih banyak dari jumlah ikan
yang berada dilaut. Pernyataan ini diperkuat pula oleh peneliti Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang mengeluarkan pernyataan bahwa tahun 2050
jumlah sampah plastik sudah lebih banyak dari jumlah ikan dilautan. (6) Hal ini
sungguh ironis, karena kita masing-masing orang sudah mengetahui bahwa
keberadaan plastik yang ada membawa dampak buruk bagi lingkungan dan diri kita
TUGAS UAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
AGRIBISNIS, FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
sendiri tetapi kurang adanya langkah konkrit untuk menghilangkan sampah plastik
dan akibat yang ditimbulkan.
Kebijakan pengurangan sampah plastik ini juga belum diikuti dengan edukasi
yang baik disemua lapisan masyarakat agar timbul kesadaran untuk tidak
menggunakan plastik alih-alih untuk membuang sampah pada tempatnya. Pemberian
edukasi yang berulang-ulang sejak dini sangatlah berpengaruh pada perkembangan
anak agar kelak lebih peduli akan lingkungan yang ada. Pengetahuan tentang
lingkungan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sikap atau perilaku
masyarakat terhadap lingkungan tetapi tidak sepenuhnya juga jika tidak didukung
oleh faktor-faktor lainnya. (7)
Kebijakan pengurangan sampah plastik memang tidak dapat mengatasi secara
penuh untuk menghilangkan penggunaan sampah plastik tetapi sudah mulai
mengurangi naiknya produk sampah plastik yang terbuang. Pemerintah pusat juga
seharusnya bertindak secara tegas tentang adanya penggunaan sampah plastik yang
semakin banyak ini sehingga tidak terjadi kecemburuan sosial dan mulai
menjalankan secara baik regulasi daur ulang sampah plastik agar benar-benar
berjalan sehingga sampah yang ada tidak hanya merugikan masyarkat sekitar tetapi
juga berguna. Peningkatan kesadaran masyarakat sangat perlu dilakukan dan
pemerintah daerah seharusnya juga menyediakan tempat sampah yang cukup
diberbagai tempat agar masyarakat tidak memiliki alasan untuk membuang sampah
sembarangan. Menurut opini penulis pemberian edukasi dan kesadaran masyarakat
dianggap lebih penting karena akan memotong rantai secara penuh penggunaan
sampah plastik dan meningkatkan daya peduli masyarakat pada sampah sehingga
dapat membantu proses daur ulang sampah yang ada. Jika hanya pengurangan
sampah plastik penulis menganggap bahwa tidak efektif dan efisien dikarenakan
sampah yang ada sebelumnya masih akan tetap bertahan dalam waktu yang lama dan
tetap menumpuk di tanah.
TUGAS UAS ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
AGRIBISNIS, FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET
DAFTAR PUSTAKA
Barkatin., Lailan W., dan Hari. 2016. Analisis Perilaku Pelajar Terhadap
Lingkungan Studi Kasus Pendidikan Menengah di Kabupaten Bogor. Jurnal
Pengelolaan Sumber daya Alam dan Lingkungan. Vol 6 (2): 122-130. (7)
Defianty, Ika.2018. “Sampah Plastik Indonesia Juara Dunia, Bagaimana
Mengatasinya?”. LIPUTAN 6,28 November 2018. (2)
Deny, Septian. 2019. “Larangan Kantong Plastik Merugikan Banyak Pihak”.
LIPUTAN 6, 25 Februari 2019. (4)
Fajarta, Carlos Roy. 2018.”LIPI: 2050, Sampah Plastik Lebih Banyak Dari Ikan”.
Berita Satu, 13 Desember 2018 (6)
Jenna, R. Jambeck. 2015. Plastic Waste Inputs From Land Into The Ocean.University
of Georgia. (2)
Karuniastuti, N. 2013. Bahaya Plastik Terhadap Kesehatan Dan Lingkungan. Cepu:
Jurnal PSSDM Migas Vol (3)1: 6-15. (3)
Kitab Undang-Undang Hukum perdata. Perjanjian Jual beli. Pasal 612 dan 1320. (5)
Sari, Diah Permata. 2014. Pembuatan Plastik Biodegradable Menggunakan Pati dari
Keladi. Politeknik Negeri Sriwijaya: Palembang.(1)