Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMANFAATAN RUMPUT LAUT SEBAGAI ALTERNATIF


PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-
HARI

BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh :
Dhia Adhi Perwirawati (1910211125) Angkatan 2019 Ketua
Dewa Ayu Metha Saraswati (1910211126) Angkatan 2019 Anggota1
Fharhant Verdhuha (2010211147) Angkatan 2020 Anggota2

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


JAKARTA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................. i


1. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Tujuan .............................................................................................. 2
1.3 Manfaat ............................................................................................ 2
2. GAGASAN ................................................................................................ 3
2.1 Persoalan Pencetusan Gagasan ........................................................ 3
2.2 Solusi yang Diajukan ....................................................................... 4
2.3 Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan ................. 5
2.4 Langkah Strategis untuk Mengimplementasikan Gagasan .............. 6
3. KESIMPULAN......................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 8
LAMPIRAN.................................................................................................. 9
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping .................... 9
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian tugas ......... 14
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim ...................................................... 15

i
1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di jaman yang terus berkembang, manusia terus menciptakan inovasi yang
dapat mempermudah kegiatan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Salah
satunya adalah penggunaan plastik. Kehidupan manusia saat ini sangat
bergantung pada penggunaan plastik. Plastik banyak digunakan sehari-hari
sebagai tempat untuk mengolah, menyimpan, ataupun mengemas
makanan/minuman dan barang lainnya. Penggunaan plastik lebih sering dipilih
karena sifatnya yang fleksibel, transparan, tidak mudah pecah/hancur,
harganya yang relatif murah, praktis, dan lebih tahan lama.
Plastik terbuat dari minyak bumi dengan proses mengubah komponen
minyak bumi menjadi molekul kecil yang disebut monomer. Kegiatan
memproduksi plastik membutuhkan sekitar 12 juta barel bahan baku minyak.
Untuk mengubah minyak bumi menjadi monomer digunakan cara
pembakaran. Dari metode inilah banyak gas rumah kaca diemisi ke atmosfer
(Ditjen PPI, 2017). Gas rumah kaca dapat meningkatkan temperatur rata-rata
atmosfer, laut, dan daratan bumi yang kemudian menyebabkan terjadinya
pemanasan global (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2010). Selain
itu, sifat dari sampah plastik yang susah didegradasi oleh mikroorganisme
ditambah dengan kapasitas pengolahan limbah plastik yang masih terbilang
minim menyebabkan terjadinya penumpukan sampah plastik dan dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan ataupun perairan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jenna R. Jambeck dari
University of Georgia pada tahun 2010, ada 275 juta ton sampah plastik yang
dihasilkan di seluruh dunia. Sekitar 4,8-12,7 juta ton di antaranya terbuang dan
mencemari laut. Data itu juga mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara
dengan jumlah pencemaran sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia.
Sudah banyak upaya yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan plastik
dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu upaya yang dilakukan adalah upaya
pemerintah memberlakukan kebijakan pelarangan penggunaan kantong
berbahan plastik seperti yang diterapkan di provinsi DKI Jakarta di mana
peraturan tersebut tercantum dalam Peraturan Gubernur Nomor 142 tahun
2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan.
Berlakunya peraturan ini menyebabkan digantikannya penggunaan plastik
dengan bahan alternatif seperti paper bag. Namun, penggunaan paper bag
masih memiliki beberapa kekurangan seperti sifatnya yang mudah robek,
mudah menyerap air dan udara, dan mudah rusak atau terlipat-lipat. Selain itu,
penggunaan paper bag menyebabkan semakin meningkatnya tuntutan
pemroduksian kertas yang akhirnya akan menambah jumlah pohon yang akan
ditebang untuk menjadi bahan baku pembuatan kertas.
2

Upaya peraturan yang diberlakukan oleh pemerintah masih kurang efektif


karena peraturan ini belum diberlakukan secara merata di seluruh wilayah
Indonesia. Penggantian plastik dengan paper bag apabila diaplikasikan dalam
jangka waktu yang panjang akan berdampak buruk pada alam. Sehingga
alternatif ini juga masih kurang efektif dalam upaya pengurangan penggunaan
plastik.
Berdasarkan fakta dan informasi yang ada, penulis memiliki gagasan yaitu
inovasi penggantian penggunaan kantong plastik dengan bahan organik yaitu
menggunakan rumput laut. Diharapkan gagasan ini mampu mengurangi
penumpukan sampah plastik dan mewujudkan penggunaan kantong yang
ramah lingkungan serta pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Indonesia.

1.2 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam gagasan ini adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan sumber daya alam yang ada di Indonesia yang belum
dimanfaatkan secara optimal
2. Mengurangi penumpukan sampah plastik sebagai upaya pencegahan
pencemaran lingkungan
3. Menciptakan kantong berbahan organik sebagai pengganti kantong
berbahan plastik yang ramah lingkungan

1.3 Manfaat
Manfaat yang ingin diperoleh dari gagasan ini adalah sebagai berikut:
1. Terciptanya lingkungan yang minim penumpukan sampah plastik dan
berkurangnya pencemaran lingkungan
2. Terbentuknya inovasi baru untuk menutupi ketidakefektifan solusi yang
sudah diterapkan sebelumnya
3. Teroptimalkannya pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang tersedia di Indonesia
3

2. GAGASAN

2.1 Persoalan Pencetus Gagasan


Kantong plastik merupakan plastik jenis LDPE (Low Density Polyethylene).
LDPE ini memiliki sifat yang kuat, tembus cahaya, fleksibel juga memiliki
daya proteksi terhadap uap air yang tergolong baik. LDPE sendiri dapat didaur
ulang, namun sulit untuk dihancurkan secara alami sehingga ke depannya
dapat menimbulkan pencemaran lingkungan (Guslaida, 2015).
Semakin banyaknya penggunaan kantong plastik, maka akan semakin
buruk juga dampak yang ditimbulkan. Ini dikarenakan sampah plastik
memiliki sifat yang tidak mudah hancur dan memerlukan waktu panjang untuk
memusnahkannya. Saat musim hujan, jumlah sampah plastik yang terus
meningkat dan jumlah air yang terus bertambah akan memberikan dampak
buruk bagi masyarakat dan akan mengakibatkan pencemaran lingkungan serta
mengganggu kesehatan
Indonesia menempati peringkat kedua dari negara dengan jumlah
pencemaran sampah plastik ke laut terbesar di dunia (Jambeck, 2010).
Berdasarkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada tahun 2016,
jumlah timbunan sampah plastik terus mengalami peningkatan signifikan
dalam 10 tahun terakhir, di mana sekitar 9,8 miliar lembar kantong plastik
digunakan masyarakat Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, hampir
95% kantong plastik menjadi sampah plastik. Selain itu, data Asosiasi Industri
Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun
2019 menunjukkan sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per
tahun. Sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang
dibuang ke laut. Sumber yang sama menyebutkan, kantong plastik yang
terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak
85.000 ton kantong plastik.
Dengan banyaknya sampah plastik yang ada di Indonesia, akhirnya banyak
upaya-upaya yang dilakukan bukan hanya oleh pemerintah, melainkan juga
masyarakat-masyarakat awam untuk mengurangi sampah plastik yang
menggunung. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah
pemberlakuan peraturan pelarangan penggunaan kantong plastik yang
diterapkan di beberapa daerah di Indonesia. Selain itu, ada juga upaya lainnya
yang dilakukan oleh masyarakat atau perusahaan dalam mengurangi
penggunaan kantong plastik, yaitu dengan penggunaan kantong biodegradable
yang terbuat dari singkong.
Namun, upaya penggantian penggunaan kantong plastik ini hanya
diterapkan oleh perusahaan-perusahaan tertentu saja dan tidak diterapkan oleh
usaha mandiri masyarakat atau usaha lainnya sehingga penggantian
penggunaan kantong plastik masih belum merata yang dapat menyebabkan
penumpukan sampah plastik. Ini bisa disebabkan karena pemberlakuan
4

peraturan yang belum merata dan tidak tegasnya pemerintah dalam


memberlakukan peraturan tersebut. Selain itu, banyak juga usaha yang merasa
bahwa kantong lainnya yang bukan berbahan plastik memiliki harga yang lebih
mahal dan susah ditemukan dibandingkan kantong berbahan plastik sehingga
banyak dari mereka memilih untuk tetap menggunakan kantong plastik dan
menghiraukan peraturan yang telah diberlakukan oleh pemerintah.

2.2 Solusi yang Diajukan


Sebagai upaya untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan plastik,
dibutuhkan alternatif lain untuk mengganti penggunaan plastik yang terbuat
dari bahan yang sulit didegradasi oleh mikroorganisme dengan bahan yang
ramah lingkungan. Bahan alternatif yang digunakan dapat dilakukan dengan
pemanfaatan sumber daya alam yang ada seperti rumput laut.
Saat ini, Indonesia merupakan salah satu produsen utama rumput laut di
dunia dengan produksi rumput laut basah mencapai 11,6 juta ton pada tahun
2016. Sebagian besar produksi tersebut merupakan rumput laut jenis
Eucheuma spp. dan Gracilaria spp. Pada tahun 2016, produksi rumput laut
dunia adalah sekitar 30 juta ton sehingga Indonesia berkontribusi hampir 40%
dari total produksi rumput laut dunia (FAO, 2018).
Rumput laut merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia
pada sektor kelautan dan perikanan saat ini. Kementerian Kelautan dan
Perikanan terus mendorong pengembangan usaha budidaya dan industri
rumput laut. Selain untuk ekspor, rumput laut juga dikonsumsi dalam menu
sehari-hari dan digunakan sebagai bahan tambahan dalam berbagai industri
makanan (KKP, 2019).
Alasan kami memilih rumput laut sebagai alternatif dari penggunaan
kantong plastik karena data yang menyebutkan bahwa Indonesia adalah salah
satu produsen terbesar rumput laut, namun pemanfaatan rumput laut ini masih
kurang optimal. Dapat dilihat dari pengelolaan rumput laut di Indonesia yang
kebanyakan hanya untuk diekspor ataupun untuk dikonsumsi sebagai produk
makanan. Padahal, rumput laut juga memiliki peluang untuk digunakan
menjadi bahan-bahan yang dapat membantu dalam kehidupan sehari-hari
seperti menjadi bahan utama pengganti pembuatan kantong plastik. Selain itu,
rumput laut juga memiliki sifat yang lebih kokoh bila dibandingkan dengan
bahan lainnya, seperti singkong, yang sudah dijadikan alternatif penggunaan
kantong plastik. Bahan-bahan seperti singkong yang merupakan tanaman
pertanian ini memiliki pertahanan terhadap air yang buruk. Penggunaan
singkong sebagai bahan baku pembuatan bioplastik juga menimbulkan
keprihatinan terhadap keberlangsungan penanaman tanaman ini, seperti
persaingan antar lahan pertanian dan sumber air untuk konsumsi manusia.
Sejauh ini, rumput laut merupakan bahan terbaik untuk menggantikan bahan
plastik karena rumput laut sendiri dapat dibudidayakan di lahan yang tidak
5

subur dan memiliki waktu panen yang singkat, tidak seperti tanaman lainnya
yang memerlukan kesuburan tanah yang spesifik dan juga memerlukan waktu
yang cukup lama untuk dipanen. Selain itu, rumput laut juga tidak
berkompetisi dengan produksi makanan untuk konsumsi manusia, toleran
terhadap lingkungan dengan kondisi yang buruk, dapat memulihkan air limbah
dan memanfaatkan karbon dioksida sebagai sumber nutrisi untuk produksi
biomassa.
Dalam pembuatan plastik berbahan rumput laut, enkapsulasi polimer non-
biodegrable di dalam campuran alga termoplastik dapat menangkap dan
menyimpan karbon dioksida di biomassa secara permanen. Ini menyebabkan
karbon dioksida tidak akan memancar kembali ke atmosfer sehingga tidak
akan terjadinya efek rumah kaca. Dapat disimpulkan bahwa bioplastik
berbahan rumput laut berfungsi sebagai alternatif yang menjanjikan dan tidak
beracun yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, meningkatkan
kualitas plastik, dan juga meminimalisasi dampak negatif yang diberikan oleh
penggunaan berlebih plastik berbahan minyak bumi.
Biomassa alga atau rumput laut terdiri dari polimer dan karbohidrat yang
dapat dimanfaatkan sebagai salah satu komponen bioplastik. Saat ini, pati,
selulosa, PHA, PHB, PLA, PE, PCV dan protein berbasis polimer adalah
beberapa senyawa biomassa rumput laut yang digunakan untuk
mengembangkan plastik biodegradable. Dari seluruh polimer tersebut, PHA
adalah yang paling direkomendasikan untuk memproduksi bioplastik karena
dapat didegradasi oleh aktivitas enzimatik. Selain itu, baru-baru ini PHB
muncul sebagai polimer baru untuk menghasilkan bioplastik dikarenakan
sifatnya yang merupakan penghalang oksigen yang baik (Chia, 2020).

2.3 Pihak-Pihak yang Membantu Mengimplementasikan Gagasan


Pihak-pihak yang dapat membantu mengimplementasikan gagasan ini adalah
1. Pemerintah
Memiliki peran penting dalam penetapan kebijakan dalam pengelolaan
rumput laut agar lebih optimal sampai menjadi suatu produk yang dapat
digunakan dengan aman oleh masyarakat
2. Nelayan rumput laut
Dalam proses pembuatan rumput laut diperlukan pengembangan aktivitas
masyarakat untuk meningkatkan pengelolaan rumput laut seperti nelayan
yang akan membudidayakan rumput laut untuk dapat diproduksi secara
terus-menerus
3. Perusahaan pengelola rumput laut
Rumput laut yang sudah dibudidayakan harus dikelola dan dikembangkan
terus-menerus oleh suatu perusahaan agar menjadi suatu produk yang dapat
diproduksi terus-menerus untuk memudahkan kehidupan sehari-hari
semua masyarakat
6

4. Media Promosi
Mempromosikan produk yang sudah dibuat dan siap dipasarkan kepada
masyarakat dan juga memberikan gambaran fungsi dan manfaat produk
untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya menggunakan produk ini.

2.4 Langkah Strategis untuk Merealisasikan Gagasan


Hal pertama yang kami lakukan dalam merealisasikan gagasan ini adalah
memberikan gagasan ini kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk
meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan rumput laut di
Indonesia. Selain itu, gagasan ini perlu diberikan juga kepada pihak
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengatasi masalah
penumpukan sampah plastik yang dikarenakan penggunaan kantong plastik.
Selanjutnya, kementerian akan mengeluarkan kebijakan di bidang
penyelenggaraan pemanfaatan rumput laut sebagai alternatif dari penggunaan
kantong plastik. Akan diadakannya juga pelaksanaan kebijakan
penyelenggaraan pengelolaan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya,
serta pengendalian pencemaran lingkungan. Kemudian, akan diadakan
pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang pengelolaan
rumput sebagai alternatif penggunaan kantong plastik.
Selain itu, pengembangan rumput laut membutuhkan para nelayan rumput
laut untuk membudidayakan rumput laut dan melakukan pemilihan jenis
rumput laut yang dapat digunakan sebagai bahan utama produk gagasan.
Selanjutnya, akan ada proses pembuatan produk oleh pihak perusahaan terkait
untuk menghasilkan sebuah produk yang diinginkan dalam gagasan ini. produk
yang telah dihasilkan dibutuhkan uji kelayakan atau tidak untuk digunakan
oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari dan juga dikontrol dari kualitas
produk yang dihasilkan, dan nantinya akan dilakukan pemasaran produk untuk
menyebarluaskan ke seluruh wilayah di Indonesia agar dapat diaplikasikan
oleh seluruh kalangan masyarakat dan diharapkan dapat mengurangi
penumpukan kantong plastik serta dapat mengurangi dampak negatif dari
penumpukan sampah plastik di Indonesia
7

3. KESIMPULAN

3.1 Gagasan yang diajukan


Kesimpulan dari gagasan yang kami ajukan adalah kami ingin
menggantikan penggunaan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan cara menggantikan bahan utama kantong plastik yang sifatnya sulit
diurai oleh alam dengan menggunakan bahan utama rumput laut yang ramah
lingkungan dan memiliki fungsi yang sama dengan kantong plastik yaitu
membawa barang atau kebutuhan lain dalam kehidupan sehari-hari.

3.2 Cara merealisasikannya dan lama waktu yang diperlukan


Dengan digantikannya penggunaan kantong plastik di seluruh perusahaan
atau bidang lain yang masih menggunakan kantong plastik di seluruh wilayah
di Indonesia sehingga kantong plastik tidak akan lagi digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Gagasan ini diharapkan dapat direalisasikan di seluruh
wilayah Indonesia di semua perusahaan atau bidang lain yang masih
menggunakan kantong plastik dalam dua tahun ke depan.

3.3 Prediksi dampak gagasan bagi masyarakat atau bangsa


Kami memprediksi gagasan kami dapat berdampak dalam mengurangi
penumpukan sampah plastik di Indonesia sehingga dampak negatif seperti
pencemaran lingkungan akan berkurang. Gagasan ini juga diharapkan dapat
berdampak pada peningkatan kesehatan masyarakat. Selain itu, diharapkan
penerapan gagasan ini dapat dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia dan
semua bidang yang masih menggunakan kantong plastik, dan bukan hanya
pada perusahaan-perusahaan tertentu saja yang menerapkannya.
8

DAFTAR PUSTAKA

Chia, W., Ying Tang, D., Khoo, K., Kay Lup, A. and Chew, K., 2020. Nature’s
fight against plastic pollution: Algae for plastic biodegradation and
bioplastics production. Environmental Science and Ecotechnology.
4(100065):1-10.
Dwiwahyu, E., Suryani, M., Dwi, R. and Rohaeti, E., 2008. Pemanfaatan Alginat
dari Alga Coklat (Sargassum sp.) untuk Produksi Plastik yang Biodegradable.
Pelita. 3(1):70-71. URL:
https://journal.uny.ac.id/index.php/pelita/article/view/4352/3785%20.
Diakses tanggal 6 Februari 2021.
Fajarwati, A. D., 2016. Pengembangan Sistem Informasi Penggalangan Dana pada
Website Sahabatkertas.com. Skripsi. Fakultas Rekayasa Industri Universitas
Telkom, Bandung.
Food and Agriculture Organization. 2018. The Global Status of Seaweed
Production, Trade and Utilization. Vol. 124. United Nations, Rome.
Jambeck, J., Geyer, R., Wilcox, C., Siegler, T., Perryman, M., Andrady, A.,
Narayan, R. and Law, K., 2015. Plastic waste inputs from land into the ocean.
Science. 347(6223):768-771.
Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. 2019. Rumput Laut, Komoditas Penting
yang Belum Dioptimalkan. URL:
https://kkp.go.id/djpdspkp/bbp2hp/artikel/14127-rumput-laut-komoditas-
penting-yang-belum-dioptimalkan. Diakses tanggal 9 Februari 2021.
Sedayu, B. 2018. Seaweed, Indonesia's answer to the global plastic crisis. URL:
https://theconversation.com/seaweed-indonesias-answer-to-the-global-
plastic-crisis-95587. Diakses tanggal 10 Februari 2021.
Verraprinita, A., Darni, Y., Azwar, E., Lismeri, L. dan Utami, H. 2017. Aplikasi
Rumput Laut Eucheuma Cottonii Pada Sintesis Bioplastik Berbasis Sorgum
Dengan Plasticizer Gliserol. Seminar Nasional Riset Industri Ke 3 Balai Riset
dan Standardisasi Industri Bandar Lampung. 25 September 2017, Bandar
Lampung, Indonesia.
9

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pendamping


1.1 Biodata Ketua
10

1.2 Biodata Anggota


1.2.1 Biodata Anggota 1
11

1.2.2 Biodata Anggota 2


12

1.3 Biodata Dosen Pendamping


13
14

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas

No. Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


Studi Ilmu Waktu
(jam/minggu)

1 Dhia Adhi Sarjana Kedokteran 8 jam/minggu Menyusun


. Perwirawati/ Kedokteran PKM,
1910211125 Menyusun
format PKM
sesuai pedoman
PKM 2021

2 Dewa Ayu Sarjana Kedokteran 8 jam/minggu Menyusun


. Metha Kedokteran PKM,
Saraswati/ melakukan
1910211126 revisi format
atau isi proposal
sesuai dengan
gagasan yang
diambil

3 Fharhant Sarjana Kedokteran 8 jam/minggu Menyusun


. Verdhuha/ Kedokteran PKM,
2010211147 pengecekan
ulang dan
merapihkan
susunan
proposal yang
telah dibuat
15

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim

Anda mungkin juga menyukai