Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Aplikasi Ideonella sakaiensis dalam Konsorsium Mikroba untuk


Degradasi Plastik Polietilen Tereftalat (PET)

BIDANG KEGIATAN
PKM GAGASAN TERTULIS

Diusulkan oleh:
Finna Huang 202108510041; Tahun Angkatan: 2021
Agnes Asyanty 202108510034; Tahun Angkatan: 2021
Kevin Andrean 202108510050; Tahun Angkatan: 2021

Program Studi Bioteknologi

Fakultas Teknobiologi

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Jakarta

2021

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................i
DAFTAR TABEL...................................................................................................i
PENDAHULUAN..................................................................................................1
GAGASAN..............................................................................................................2
Persoalan Pencetus Gagasan....................................................................................2
Solusi yang menjadi konten ilmiah artikel...............................................................2
Kondisi terkini.........................................................................................................3
Implementasi Gagasan.............................................................................................4
Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan
gagasan.....................................................................................................................6
Langkah-langkah strategis.......................................................................................6
KESIMPULAN......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
LAMPIRAN..........................................................................................................11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Biodata Dosen Pendamping...............11
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas...............17
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim..............................................................18

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gagasan konsorsium mikroba...............................................................2
Gambar 2 Proses penguraian plastik PET..............................................................4
Gambar 3 Degradasi PET menjadi TPA dan EG...................................................5

DAFTAR TABEL
Tabel 1 Daftar mikroba pengurai plastik.................................................................5

i
PENDAHULUAN

Lautan Indonesia merupakan salah satu perairan yang sangat penuh dengan
sampah plastik. Riset menunjukkan bahwa, setiap tahun terdapat 625.000-ton
sampah plastik yang dibuang ke lautan Indonesia. Seiring berjalannya waktu,
plastik yang terapung akan terpecah menjadi mikroplastik yaitu, potongan plastik
yang berukuran lebih kecil atau sama dengan 5 mm dan dapat masuk ke dalam
tubuh organisme. Sampai saat ini, dari 625.000 ton plastik tersebut, 5% nya akan
terurai atau merupakan mikroplastik (Phelan et al. 2020). Walaupun mikroplastik
ukurannya sangat kecil, sampah tersebut dapat menjadi ancaman yang sangat
besar bagi lingkungan dengan cara, memasuki saluran pencernaan hewan yang
akhirnya akan menumpuk dan berakhir di dalam tubuh manusia, mempolusi
karang sehingga terjadinya kematian dan kehilangan habitat fauna lautan, dan lain
sebagainya (Vriend et al. 2021). Mayoritas sampah plastik di lautan merupakan
sampah rumah tangga yang termasuk dalam jenis sampah polietilen tereftalat
(PET) yaitu, sebuah plastik hasil kristalisasi yang terbuat dari bahan dasar etilen
glikol dan asam tereftalat. Sebanyak 14% dari sampah tersebut tidak bisa
mengurai dengan cepat dan akhirnya menumpuk (Zakainis et al. 2017).

Berbagai spesies mikroba telah ditemukan dengan kemampuan untuk mengurai


plastik polietilen tereftalat (PET) namun, kinerjanya belum maksimal dan terlalu
pelan untuk digunakan secara efektif. Untuk menghadapi masalah tersebut,
terdapat solusi yang ingin diajukan yaitu, pembuatan konsorsium mikroba, sebuah
kumpulan mikroba yang dapat bekerja sama, saling melengkapi, dan
mempercepat proses degradasi polietilen tereftalat (PET) menjadi bahan dasarnya.
Tidak hanya untuk melindungi dan melestarikan lingkungan, proses degradasi
PET juga dapat menunjang ekonomi negara dengan cara, mendaur ulang bahan
dasar PET menjadi produk lainnya dalam konsep circular economy. Konsep
tersebut sudah lama diusulkan dan direncanakan oleh berbagai negara, termasuk
Indonesia, yaitu sebuah sistem yang dapat mendaur ulang limbah dengan efisien
dan menggunakannya untuk memutar roda ekonomi (Geissdoerfer et al. 2017).

Dalam perencanaan ini, program konsorsium mikroba memiliki pandangan 10


tahun ke depan, dimana kesadaran masyarakat akan masalah polusi, kerusakan
lingkungan, dan perubahan iklim sudah tidak bisa dipungkiri lagi. Proyek ini
bertujuan sehingga sampah plastik dapat diolah dalam sebuah sistem atau proses
yang ramah lingkungan, berkelangsungan, dan memiliki dampak positif bagi
kesejahteraan masyarakat. Penggunaan konsorsium yang berkesinambungan
dengan kepintaran buatan, robot, serta bioteknologi akan membuka jalan kepada
revolusi industri yang baru dan berputar di sekitar pengolahan sampah.

1
2

GAGASAN

Sampah plastik menjadi masalah utama di Indonesia walaupun adanya beberapa


program yang bertujuan untuk mengurangi sampah tersebut seperti, 3R,
implementasi plastik berbayar, dan masih banyak lagi. Hal tersebut dikarenakan
proses pengolahan sampah yang tidak efektif dan tidak setimbang dengan jumlah
plastik yang dihasilkan, digunakan, dan dibuang sembarangan. Untuk
menanggulangi masalah tersebut, proyek ini mengajukan penggunaan konsorsium
mikroba untuk menghancurkan plastik polietilen tereftalat (PET) menjadi bahan
dasar yang dapat digunakan untuk memproduksi produk baru. Proses tersebut
dikembangkan untuk mendukung konsep circular economy yaitu, kondisi dimana
sampah didaur ulang menjadi produk baru yang akan digunakan oleh masyarakat.

Gambar 1 Gagasan konsorsium mikroba

Persoalan Pencetus Gagasan


Kebiasaan masyarakat Indonesia yang telah melakukan normalisasi pembuangan
sampah sembarangan dan penggunaan plastik sekali pakai menjadi salah satu
alasan utama masalah sampah di Indonesia. Tidak hanya itu, kurangnya
pembiayaan dan proses yang efektif dalam sektor pengolahan sampah tanpa
mengimplementasikan teknologi terbaru kalah dalam menyaingi kecepatan
penghasilan sampah plastik. Alhasil, sampah plastik menimbun dan menjadi
masalah di Indonesia. Konsorsium mikroba tidak hanya merubah dan
meningkatkan kecepatan dan kualitas degradasi sampah tapi juga memberikan
harapan dan dukungan bagi warga negara Indonesia untuk mengurangi
penggunaan plastik sekali pakai.

Solusi yang menjadi konten ilmiah artikel


Pengaplikasian konsorsium mikroba untuk degradasi plastik polietilen tereftalat
(PET) sangat memungkinkan di masa depan karena, terdapat penelitian dan
informasi yang mendukung efektivitas dari penggunaan konsorsium. Masalah
utama penggunaan konsorsium tersebut merupakan, diperlukan penelitian lanjutan

2
3

mengenai kombinasi mikroba yang terbaik untuk pembuatan konsorsium,


diperlukan dana dan dukungan pemerintah yang cukup untuk membangun fasilitas
pemrosesan sampah plastik beserta tangki inkubasi dan alat lainnya, serta
diperlukan juga pengembangan kepintaran buatan dan robot yang dapat
mengumpulkan sampah secara sistematis dan akurat sehingga proses pengolahan
sampah dapat berjalan dengan efektif. Terakhir merupakan peluncuran metode
konsorsium mikroba secara nasional, dimana diperlukan koordinasi dan dana yang
cukup untuk menjangkau seluruh bagian Indonesia.

Kondisi terkini
Proses penguraian plastik tidak mudah atau cepat, maka diperlukan metode
penanganan yang efektif untuk mengolah sampah plastik yang dihasilkan. Di
Indonesia, metode pengolahan sampah plastik yang sudah diterapkan merupakan
metode 3R (Reuse, Reduce, dan Recycle). Sayangnya, penerapan metode ini
tidaklah efektif karena beberapa alasan seperti, menurunnya kualitas plastik secara
menyeluruh apabila digunakan berulang kali serta untuk mengurangi penggunaan
plastik, diperlukan alternatif lain yang bisa menyaingi daya tarik plastik, baik dari
segi ekonomi maupun kualitasnya (Surono & Ismanto 2016). Di Indonesia,
pengelolaan sampah plastik diatur dalam UU No 18 Tahun 2008 dan PP No 81
Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(KLHK) juga menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar dengan harapan
mampu mengurangi jumlah pemakaian plastik di Indonesia. Dengan adanya
kebijakan ini, masyarakat dihimbau untuk membawa alternatif kantong plastik
saat berbelanja (Astuti 2016).

Walaupun berbagai upaya pengurangan sampah plastik sudah dilakukan oleh


pemerintah, namun upaya tersebut masih belum optimal, sehingga banyak sampah
plastik yang dibuang ke tempat pemrosesan akhir (TPA) yang luas lahannya
terbatas. Dari keseluruhan sampah yang masuk ke TPA, setelah sampah organik,
sampah plastik merupakan jenis sampah yang paling sering ditemukan, yaitu
kurang lebih sebesar 14%. Salah satu upaya penanganan sampah plastik yang
sedang dikembangkan adalah mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar
minyak dengan melalui proses cracking (Purwaningrum 2016). Beberapa jenis
plastik yang diteliti untuk dijadikan bahan bakar minyak adalah polyethylene
(PE), polypropylene (PP), serta polyvinyl chloride (PVC) (Surono & Ismanto
2016). Namun, proses tersebut masih dalam tahap percobaan sehingga, belum
diimplementasikan di Indonesia.

3
4

Implementasi Gagasan

Gambar 2 Proses penguraian plastik PET

Masalah utama dari penggunaan mikroba untuk penguraian plastik polietilena


tereftalat merupakan, satu mikrobiota tidak mungkin memecah plastik tersebut
menjadi materi pembangunnya secara efektif dan dalam kurun waktu yang cukup
cepat (Xu & Yu 2021). Mikroba yang ingin difokuskan dalam proyek ini
merupakan Ideonella sakaiensis. Mikroba tersebut memiliki kemampuan untuk
mendegradasi plastik polietilen tereftalat (PET) menjadi asam tereftalat (TPA)
dan etilen glikol (EG). Namun, kecepatan degradasi Ideonella sakaiensis menjadi
masalah karena cukup lambat sehingga, penggunaan Ideonella sakaiensis itu
sendiri tidak bisa mendegradasi plastik secara efisien. Oleh karena itu, proyek ini
berencana untuk menggunakan dan memfokuskan penelitian kepada
perkembangan konsorsium mikroba berdasarkan data dan strain yang telah
dikenali sampai saat ini. Dengan menggunakan konsorsium, beberapa mikroba
dapat menjalin hubungan simbiotik dan saling melengkapi dalam proses degradasi
(Woyke et al. 2006).

Konsorsium mikroba menjadi pilihan utama yang difokuskan karena memiliki


sejarah percobaan dan penelitian mengenai efektivitas berbagai jenis konsorsium
untuk menangani limbah plastik. Proyek ini sudah memiliki latar belakang dan
informasi pendukung mengenai pembuatan konsorsium mikroba tersebut
sehingga, dapat melanjutkan dengan tahap perencanaan dan percobaan ke
depannya. Walaupun dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai kecocokan dan
kesinambungan antar mikroba tersebut, proyek ini positif akan adanya
kesempatan untuk membuat konsorsium mikroba yang efektif dalam degradasi
plastik polietilena tereftalat di Indonesia. Konsorsium tersebut akan terdiri dari
beberapa mikroba yang dapat mengurai polietilena tereftalat (PET) menjadi asam
mono-2-hidroksietil tereftalat (MHET) dan bis-2-hidroksietil tereftalat (BHET)
dengan hasil akhir asam tereftalat (TPA) dan etilen glikol (EG). TPA dan EG
yang dihasilkan dapat digunakan untuk produksi berbagai hal seperti, bahan baku

4
5

dalam pembuatan beberapa obat, serat sintetis untuk menggantikan serat dari
kapas, pembuatan cat, resin, cairan antibeku, dan masih banyak lagi (Cruz et al.
2020). Produk yang dihasilkan dapat menunjang konsep circular economy
(Geissdoerfer et al. 2017).

Gambar 3 Degradasi PET menjadi TPA dan EG

Berikut merupakan daftar mikroba yang telah diringkas. Kecepatan penguraian


dibuat dengan standar persentase penguraian plastik polietilen tereftalat yang telah
dipotong menjadi kotak dengan lebar 0,5 cm, ketebalan 0,1 mm, dan berat 200 mg
dalam satu hari atau 24 jam.

Tabel 1 Daftar mikroba pengurai plastik


Suhu Optimal
Kecepatan pH
Nama Mikroba Jenis Penguraian Referensi
Penguraian optimal
(oC)
Acetobacterium woodii EG 1,11% 27-30 7 - 8 Trifunovic et al. 2016
Bacillus gottheili PET 1,16% 50-60 - Rogers et al. 2020
Bacillus cereus PET 0,01% 30-40 - Robles & Cunill 2019
Candida antartica PET - 60 - Castro et al. 2017
Clostridium botulinum PET - 50 - Samak et al. 2020
Enterobacter sp BHET 0,67% 40 8 Rogers et al. 2020
Fusarium solani PET 0,23% 30-40 - Carr et al. 2020
Fusarium oxysporum PET 0,46% 40-45 8 Magalhaes et al. 2021
Ideonella sakaiensis PET 0,20% 20-45 - Hiraga et al. 2019
Oleispira antartica PET 0,08% 50 - Wright et al. 2021
Pseudomonas mendocina PET 1,61% 70 - Ru et al. 2020
Pseudomonas aestusnigri BHET 0,40% 30-50 - Magalhaes et al. 2021
Pseudomonas putida TPA 0,79% 37 - Ru et al. 2020,
Werner et al. 2021
Saccharomonospora viridis PET 1,13% 60-65 - Joo et al. 2018
Staphylococcus pyogenes PET 0,12% 37 - Amobonye et al 2021
Staphylococcus aureus PET 0,29% 30-37 - Amobonye et al 2021
Thermobifida fusca PET 1,38% 55-65 - Castro et al. 2017
Thermobifida alba PET 1,38% 37-50 - Danso et al. 2018
Thermobifida cellulosilytica PET 1,8% 45-50 - Danso et al. 2018
Thermobifida curvata Tcur 1278 PET 0,71% 60 8,5 Carr et al. 2020
Thermobifida curvata Tcur 0390 PET 0,81% 55 8,5 Carr et al. 2020
Thermobifida haloterans PET - 50 7 Danso et al. 2018

5
6

Thermomyces insolens PET 1,61% 70 - Joo et al. 2018,


Roberts et al. 2020
Menurut percobaan sebelumnya, konsorsium yang memiliki efektivitas dan
kecepatan yang paling tinggi merupakan, konsorsium yang terdiri dari dua
pengurai PET, dua pengurai MHET, dua pengurai BHET, dan satu biokatalisator.
Apabila sudah ditemukan pasangan mikroba dengan kecocokan dan kecepatan
yang paling tinggi, dapat dikultivasi sehingga memiliki sampel yang lebih banyak
untuk diuji. Setelah itu, dapat mulai diadaptasikan untuk penggunaan di dalam
lingkungan perairan dengan menambahkan biokatalisator dan ion Ca + untuk
meningkatkan kemampuan mikroba untuk mengikat kepada plastik yang akan
diuraikan. Terakhir merupakan peningkatan skala konsorsium dari laboratorium
menjadi industrial sehingga, dapat diproduksi dengan massal.

Konsorsium mikroba tersebut efektif dalam mendegradasi sampah plastik


polietilen tereftalat (PET) namun, tidak efektif terhadap plastik jenis lainnya. Oleh
karena itu, diperlukan sistem penyortiran dan pengumpulan sampah plastik yang
mendukung. Plastik akan dikumpulkan dari lautan menggunakan robot yang telah
dirancang untuk mengumpulkan sampah plastik. Plastik dikumpulkan
menggunakan jaring yang memiliki lubang cukup besar sehingga tidak
menangkap atau melukai fauna di lautan, dilengkapi dengan GPS dan kecerdasan
buatan sehingga, dapat menginformasikan robot pengumpul sampah apabila jaring
tersebut sudah penuh. Robot akan mengumpulkan jaring beserta sampahnya dan
membawanya ke fasilitas pemrosesan plastik. Disana, plastik akan dikeringkan,
disortir, dan dicacah menurut ukuran dan jenisnya.

Pihak-pihak yang dipertimbangkan dapat membantu mengimplementasikan


gagasan
Pembuatan konsorsium mikroba dalam skala industrial merupakan sesuatu yang
memerlukan kerjasama berbagai pihak. Berikut merupakan poin-poin dan
penjelasan pihak yang terlibat:
1. Pihak laboratorium yang fokus kepada penelitian mengenai spesies mikroba,
kecepatan, serta dampak lainnya terhadap kualitas produk yang dihasilkan;
2. Pihak transportasi yang berperan dalam mengumpulkan dan mengirim sampah
tersebut ke fasilitas pengolahan sampah plastik;
3. Pihak industri yang mengolah, menyortir, mendegradasi sampah, serta
menyiapkan hasil bahan baku yang sudah jadi;
4. Dan, pihak produsen yang membeli bahan baku dan mengolahnya menjadi
produk baru untuk mendukung perputaran ekonomi.

Langkah-langkah strategis
Berikut merupakan daftar rencana realisasi proyek konsorsium mikroba.

6
7

1. Desember 2021 konsorsium mikroba mulai dipelajari dan diteliti


2. Januari 2022 mikroba yang dibutuhkan untuk penelitian dipesan dan
dikultivasi
3. Augustus 2022 proyek mencari sponsor untuk aspek sosialisasi dan
administrasi
4. Desember 2022 dilaksanakan laporan akhir tahun dimana hasil dan
perkembangan penelitian dapat disosialisasikan kepada sponsor
5. Desember 2023 dilaksanakan laporan akhir tahun bersama dan dimulainya
pembuatan tanki inkubasi dan peralatan lainnya yang dibutuhkan
6. Desember 2024 konsorsium mikroba sudah selesai diteliti sehingga dapat
mulai ditingkatkan ke tahap industrial atau massal beserta adanya laporan
tahunan
7. Januari 2025 dimulai pembuatan fasilitas pemrosesan plastik pertama di
Jakarta
8. Desember 2025 fasilitas pemrosesan plastik pertama sudah selesai dibangun
dan dapat mulai diuji efektivitasnya, serta adanya laporan tahunan
9. Agustus 2026 fasilitas dilakukan uji terakhir sebelum dioperasikan total
10. Desember 2026 dilaksanakan sosialisasi massal mengenai implementasi
konsorsium mikroba di kota Jakarta dan adanya laporan tahunan
11. Desember 2027 fasilitas pemrosesan plastik diperbanyak di daerah Jakarta
sehingga, dapat mengurangi penghasilan sampah plastik secara massal
12. Desember 2028 pengunaan konsorsium dikembangkan di daerah sekitar
Jakarta terutama Banten karena, kemudahan akses dan masalah plastik yang
mendesak
13. Desember 2029 konsorsium mulai digunakan di pulau sekitar Jawa terutama
Bali karena, Bali merupakan pulau yang merasakan dampak besar dari polusi
sampah. Selain itu, Bali juga bergantung pada sektor parawisata alam.
14. Desember 2030 dimana penggunaan konsorsium mikroba dikembangkan di
pulau Sumatera dan Kalimantan
15. Desember 2031 konsorsium mulai digunakan di seluruh Indonesia

Proses dari penghasilan sampah plastik hingga pemanfaatan hasil penguraian ini
menciptakan sebuah siklus circular economy. Dalam siklus ini, tenaga kerja juga
dapat dimanfaatkan sepenuhnya karena, pemrosesan plastik menggunakan
bantuan robot dan kecerdasan buatan sehingga, tidak perlu sepenuhnya diawasi
oleh manusia. Hanya dari peningkatan efisiensi proses pendauran ulang ini saja,
potensi perkembangan ekonomi dapat mencapai sebesar 1,3 triliun dollar amerika
serikat atau sekitar 19 triliun ribu rupiah pada tahun 2030 nanti (Lacy & Rutqvist
2015). Nilai material sampah global juga dapat menyusut sebesar satu trilliun
dolar amerika serikat atau sekitar 14,5 triliun ribu rupiah per tahunnya
dikarenakan, berkurangnya usaha dan dana yang dikeluarkan untuk pendauran
ulang sampah plastik.

7
8

KESIMPULAN

Untuk mengatasi masalah plastik di Indonesia, konsorsium mikroba menjadi


pilihan yang optimal karena tidak hanya konsorsium tersebut dapat diproduksi
secara massal dan metode aplikasinya realistis, namun juga dapat dilaksanakan
dalam area yang minim dengan peralatan yang tidak terlalu rumit. Tahapan yang
harus dilaksanakan meliputi penelitian mengenai mikroba yang paling efektif
dalam sebuah konsorsium untuk degradasi plastik polietilen tereftalat (PET)
selanjutnya ditingkatkan ke tahap industrial. Proses pengolahan plastik akan
dilakukan secara perlahan dengan peralatan yang telah di sugestikan untuk
melihat apabila adanya segi yang dapat ditingkatkan. Selanjutnya, akan
dilaksanakan sosialisasi dan pengaplikasian proses degradasi mulai dari kota yang
paling padat di Indonesia sampai ke pelosok. Dengan proyek ini, estimasi waktu
yang dibutuhkan merupakan 10 tahun mulai dari pengetesan dan penelitian
mikroba yang akan masuk ke konsorsium sampai kepada aplikasi yang efektif di
masyarakat. Proyek ini juga harus diseimbangkan dengan perubahan pola
kehidupan dan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam pengelolaan sampah.
Konsorsium mikroba akan menjadi salah satu metode utama dalam mengelola
sampah plastik polietilen tereftalat secara ramah lingkungan dan efektif ke
depannya.

DAFTAR PUSTAKA

Amobonye A, Bhagwat P, Singh S, Pillai S. 2021. Plastic biodegradation:


frontline microbes and their enzymes. Science of the Total Environment
759: 143536.

Astuti AD. 2016. Penerapan kantong plastik berbayar sebagai upaya mereduksi
penggunaan kantong plastik. Jurnal Litbang. 12(1): 32-40.

Carr CM, Clarke DJ, Dobson ADW. 2020. Microbial polyethylene terephthalate
hydrolases: current and future perspectives. Frontier Microbiology 11:
571265.

Castro Am, Carniel A, Junior JN, Gomes AC, Valoni E. 2017. Screening of
commercial enzymes for poly(ethylene terephthalate) (PET) hydrolysis and
synergy studies on different substrate sources. Journal of Industrial
Microbiology and Biotechnology 44(6): 835-844.

Cruz RM, Boleslavska T, Beranek J, Tieger E, Twamley B, Martinez MJS,


Dammer O, Tajber L. 2020. Identification and pharmaceutical

8
9

characterization of a new itraconazole terephthalic acid cocrystal. Journal


of Pharmaceutics. 12(8): 741.

Danso D, Schmeisser C, Chow J, Zimmermann W, Wei R, Leggewie C, Li X,


Hazen T, Streit WR. 2018. New insights into the function and global
distribution of polyethylene terephthalate (PET) – degrading bacteria and
enzymes in marine and terrestrial metagenomes. Applied and
Environmental Microbiology. 84(8): 1-13.

Geissdoerfer M, Savaget P, Bocken N, Hultink EJ. 2017. The circular economy –


a sustainability paradigm? Journal of Cleaner Production. 143: 757-768.

Hiraga K, Taniguchi I, Yoshida S, Kimura Y, Oda K. 2019. Biodegradation of


waste PET. EMBO Reports 20(11): 49365.

Joo S, Cho IJ, Seo H, Son HF, Sagong HY, Shin TJ, Choi SY, Lee SY, Kim KJ.
2018. Structural insight into molecular mechanism of poly(ethylene
terephthalate) degradation. Nature Communications 9: 382.

Lacy P, Rutqvist J. 2015. Waste to wealth: the circular economy advantage. Edisi
ke-1. Palgrave Macmillan. 175 Fifth Avenue, New York. USA

Magalhaes RP, Cunha JM, Sousa SF. 2021. Perspectives on the role of enzymatic
biocatalysis for the degradation of plastic PET. Journal of Molecular
Sciences. 22(20): 11257.

Phelan A, Ross H, Setianto NA, Fielding K, Pradipta L. 2020. Ocean plastic crisis
– mental models of plastic pollution from remote Indonesian coastal
communities. PLoS ONE 15(7): e0236149.

Purwaningrum P. 2016. Upaya mengurangi timbulan sampah plastik di


lingkungan. Jurnal Teknik Lingkungan. 8(2): 141-147.

Ru J, Huo Y, Yang Y. 2020. Microbial degradation and valorization of plastic


wastes. Frontier Microbiology 11:442.

Roberts C, Edwards S, Vague M, Zayas RL, Scheffer H, Chan G, Swartz NA,


Mellles JL. 2020. Environmental consortiums containing Pseudomonas and
Bacillus species synergistically degrade polyethylene terephthalate plastic.
Journal of Applied and Environmental Science. 5(6): 1-20.

9
10

Robles MSGS, Cunill MSJM. 2019. Aiding the environment: microorganisms for
the degradation of plastic in soil and water. Journal of Applied
Microbiology. 22(3): 19-37.

Rogers KL, Calabuig JAC, Gorokhova E, Posth NR. 2020. Micro-by-micro


interactions: how microorganisms influence the fate of marine
microplastics. Journal of Limnology and Oceanography. 5(1): 18-36.

Samak NA, Jia Y, Sharshar MM, Mu T, Yang M, Peh S, Xing J. 2020. Recent
advances in biocatalysts engineering for polyethylene terephthalate plastic
waste green recycling. Environmental International 145: 106144.

Surono UB, Ismanto. 2016. Pengolahan sampah plastik jenis PP, PET dan PE
menjadi bahan bakar minyak dan karakteristiknya. Jurnal Mekanika dan
Sistem Termal. 1(1): 32-37.

Trifunovic D, Schuchmann K, Muller V. 2016. Ethylene glycol metabolism in the


acetogen Acetobacterium woodii. Journal of Bacteriology. 198(7): 1058-
1065.

Vriend P, Hidayat H, Leeuwen J, Cordova MR, Purba NP, Lohr AJ, Faizal I,
Ningsih NS, Agustina K, Husrin S, et al. 2021. Plastic pollution research in
Indonesia: state of science and future research directions to reduce impacts.
Frontier in Environmental Sciences 9: 692907.

Werner AZ, Clare R, Mand TD, Pardo I, Ramirez KJ, Haugen SJ, Bratti F, Dexter
GN, Elmore JR, et al. 2021. Tandem chemical deconstruction and
biological upcycling of poly(ethylene terephthalate) to β-ketoadipic acid by
Pseudomonas putida KT2440. Journal of Metabolic Engineering. 67: 250-
261.

Woyke T, Teeling H, Ivanova NN, Huntemann M, Richter M, Gloeckner FO,


Boffelli D, Anderson IJ, Barry KW, Shapiro HJ, et al. 2006. Symbiosis
insights through metagenomics analysis of a microbial consortium. Nature
443: 950-955.

Wright RJ, Bosch R, Langille MGI, Gibson MI, Oleza JAC. 2021. A multi-OMIC
characterization of biodegradation and microbial community succession
within the PET plastisphere. Journal of Microbiome 9(6): 141.

Xu C, Yu H. Insights into constructing a stable and efficient microbial


consortium. Journal of Chemical Engineering. 30: 112-120.

10
11

Zakianis S, Djaja IM. 2017. The importance of waste management knowledge to


encourage household waste-sorting behaviour in Indonesia. International
Journal of Waste Resources. 7(4): 1-4.

LAMPIRAN

11
12

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Biodata Dosen Pendamping

12
13

13
14

14
15

A. Identitas Diri Dosen Pembimbing


1 Nama Lengkap (dengan gelar) Watumesa Agustina Tan, Ph.D.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Bioteknologi
4 NIP/NIDN 120071252/0323088502
5 Tempat dan Tanggal Lahir 23 Agustus 1985
6 Alamat E-mail Tan.watumesa@atmajaya.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 021-5723306

B. Riwayat Pendidikan
Gelar Akademik Sarjana S3/Doktor
Nama Institusi Universitas Katolik University of California
Indonesia Atma Jaya Davis
Jurusan Biologi Mikrobiologi
Tahun masuk-lulus 2003-2007 2012-2016

C. Rekam Jejak Tri Dharma PT


C1. Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Pengendalian Pencemaran Wajib 3
Lingkungan dan Bioremediasi
2 Biologi Molekuler Wajib 3
3 Teknologi DNA Wajib 3
4 Laboratorium Teknologi DNA Wajib 3
5 Pengantar Bioteknologi Wajib 3
6 Biologi Molekuler Keragaman Wajib 3
Prokariot
7 Bioteknologi Tanaman Wajib 3
8 Manajemen Industri Wajib 3
9 Pemasaran Produk Teknologi Wajib 3
Tinggi
10 Komunikasi Sains Pilihan 2
11 Kapita Selekta Dalam Mikrobiologi Wajib 2
(S2)
12 Mikrobiologi Lanjutan Wajib 3
13 Mikrobiologi Lanjutan Wajib 3

15
16

C2. Penelitian

No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun


1 Dinamika Ragam Bakteri Tanah Dinamika Ragam Dinamika
selama Proses Degradasi Bakteri Tanah Ragam Bakteri
Bioplastik Berbahan Dasar selama Proses Tanah selama
Rumput Laut Universitas Degradasi Bioplastik Proses
Katolik Indonesia Atma Jaya Berbahan Dasar Degradasi
2018-sekarang Rumput Laut Bioplastik
Universitas Katolik Berbahan Dasar
Indonesia Atma Jaya Rumput Laut
2018-sekarang Universitas
Katolik
Indonesia Atma
Jaya 2018-
sekarang
2 Keragaman Genetika Gen Universitas Katolik 2017-sekarang
Penyandi Fenol Hidroksilase Indonesia Atma Jaya
pada Bakteri asal Tanah dan
Limbah Cair
3 Keragaman Genetika Gen Universitas Katolik 2017-sekarang
Penyandi Fenol Hidroksilase Indonesia Atma Jaya
pada Bakteri asal Tanah dan
Limbah Cair
4 Karakterisasi Jalur Metabolisme University of 2010-2016
meta- dalam Proses Degradasi California Davis dan
2- Nitrotoluen pada Acidovorax National Science
sp. JS42 Foundation,
Amerika Serikat
5 Karakterisasi Jalur Metabolisme University of 2010-2016
meta- dalam Proses Degradasi California Davis dan
2- Nitrotoluen pada Acidovorax National Science
sp. JS42 Foundation,
Amerika Serikat
6 Silencing Gen Penyandi BIOTEC, Thailand 2009
Poliketida Sintase pada
Beauvaria bassiana
7 Keragaman Bakteri pada Tempe Universitas Katolik 2008-2010
Indonesia Atma Jaya
8 Identifikasi Bakteri Penyebab Universitas Katolik 2007-2008
Kerusakan Nata de Coco Indonesia Atma Jaya
9 Efek Suplementasi Ekstrak Toray Foundation 2007-2008

16
17

Sauropus andorgynus Terhadap


Ekspresi Gen Penyandi
Oksitosin dan Prolaktin Pada
Mencit BalbC
10 Isolasi Gen Penyandi BIOTEC, Thailand 2007
βGlukosidasi asal Kapang
Endofit

C3. Pengabdian Kepada Masyarakat

No Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyandang Tahun


Dana
1 Pengajaran Bioteknologi Modern bagi Universitas 2016- sekarang
Siswa Sekolah Menengah Atas Katolik
Indonesia Atma
Jaya
2 Lokakarya Pengajaran Bioteknologi Universitas 2007- 2010
Modern bagi Pengajar Sekolah Katolik
Menengah Atas: Cara Memaksimalkan Indonesia Atma
Keterbatasan Fasilitas Laboratorium Jaya
di Sekolah

Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas

17
18

No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


Studi Ilmu Waktu
(jam/minggu)
1 Finna Biotekno Mikro 10 Membuat Judul,
Huang / logi biologi jam/minggu Pendahuluan,
2021- Implementasi Gagasan,
0851-0041 Tabel, Gambar 1-3,
Pihak yang
Dipertimbangkan,
Kesimpulan, dan
Lampiran
2 Agnes Biotekno Mikro 7 jam/minggu Membuat Kondisi
Asyanty / logi biologi Terkini dan Solusi yang
2021- Pernah Diterapkan
0851-0034
3 Kevin Biotekno Mikro Membuat Langkah-
Andrean / logi biologi langkah yang Strategis
2021- dan Tabel Mikroba
0851-0050

18
19

Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim

19

Anda mungkin juga menyukai