Anggota :
1.2 Tujuan
1. Mengurangi produksi dan konsumsi kemasan plastik untuk mencapai tujuan
Pembangunan Berkelanjutan
2. Menggambarkan gagasan inovatif pemanfaatan limbah padi dan limbah kulit
singkong sebagai solusi pengganti kemasan plastik
3. Memaksimalkan potensi kandungan pada limbah padi dan limbah kulit singkong
menjadi barang yang bernilai
1.3 Manfaat
1. Mengurangi dampak buruk penggunaan kemasan plastik yang sulit terurai
menjadi kemasan ramah lingkungan
Memberikan solusi kemasan ramah lingkungan yang bersifat anti air dan tidak
mudah rusak
2. Mengurangi emisi CO dan CO2 akibat pembakaran limbah organik
3. Memanfaatkan limbah padi dan limbah kulit singkong menjadi barang yang
memiliki nilai ekonomis
BAB 2. GAGASAN
2.1 Pemicu Gagasan
Peningkatan penggunaan plastik sebagai material yang dapat memenuhi keperluan
masyarakat semakin menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Pencemaran
lingkungan ini timbul dikarenakan adanya kendala dalam keterbatasan lahan pembuangan
sampah plastik dan teknologi pengolahan sampah plastik yang belum bekerja optimal
(Khoiriyah, 2021). Penumpukan sampah plastik pada lahan akan memperburuk situasi
karena senyawa plastik bukan merupakan senyawa biologis sehingga sulit terdegradasi.
Butuh waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai, tetapi walaupun dapat terurai dalam
waktu lama, plastik juga dapat mencemari tanah. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),
sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun dimana 32 juta ton-nya
merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Akibatnya, plastik yang ada di alam
merusak ekosistem dan membahayakan kesehatan manusia.
Permasalahan plastik di Indonesia tidak hanya diatasi hanya pada hilirnya, tetapi
dilakukan perubahan pada hulunya. Pemerintah atau pelaku industri mengembangkan
pengganti kemasan plastik yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Tentunya
dengan dukungan masyarakat yang beralih dari penggunaan kemasan plastik. Saat ini,
tentunya sudah terdapat beberapa metode yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan
plastik yaitu penggunaan kemasan kertas dan penggunaan plastik biodegradable.
Peralihan penggunaan kemasan plastik menjadi kemasan kertas dinilai lebih ramah
lingkungan dibandingkan bahan plastik. Namun, bahan kertas memiliki kelemahan
karena sifatnya yang mudah mengikat air dan sensitif terhadap perubahan kelembaban
lingkungan. Selain dari sifatnya, menurut WHO, kemasan kertas memiliki waktu terurai
yang cukup lama yaitu selama 2,5 sampai 5 bulan sehingga metode ini kurang
memberikan solusi apabila sampah di Indonesia semakin menumpuk.
Maka dari itu, saat ini dikembangkan jenis plastik biodegradable yang sifatnya
sama seperti plastik biasa. Plastik biodegradable ini dinilai ramah lingkungan karena
dapat hancur menjadi potongan-potongan kecil. Beberapa jenis plastik biodegradable
merupakan poliester yang bahannya berasal dari minyak bumi, seperti polycaprolactone
(PCL), polyester amide (PEA), dan polybutylene succinate adipate (PSBA) dari keluarga
poliester alifatik (Listianingrum, 2013). Oleh karena itu, potongan-potongan kecil dari
plastik biodegradable ini merupakan mikroplastik yang tidak akan terurai dan sangat
berbahaya karena mudah dihirup atau masuk ke dalam makanan maupun minuman.
Inovasi penggunaan plastik biodegradable perlu dikembangkan dengan memanfaatkan
senyawa polisakarida. Alternatif kemasan plastik biodegradable dikembangakan
menggunakan limbah padi dan kulit singkong yang nantinya dapat terurai tanpa
menyisakan mikroplastik yang membahayakan lingkungan.
Industri-industri kecil penghasil limbah padi dan limbah kulit singkong juga
berperan langsung untuk mewujudkan solusi permasalahan.
2.3.4 Investor
Investor adalah pihak yang berperan untuk menunjang pendanaan terkait program
yang akan direalisasikan.
2.3.5 Akademisi
Akademisi adalah pihak yang mendapingi pemerintah dan industri dalam
mengimplementasikan konsep pembuatan kemasan ramah lingkungan berbahan dasar
limbah padi dan limbah kulit singkong. Akademisi juga berperan untuk melakukan
penelitian berkelanjutan dengan tujuan tercapainya kondisi yang lebih baik.
2.3.6 Masyarakat
Masyarakat berperan sebagai konsumen yang turut mewujudkan konsep konsumsi
bertanggung jawab. Kesadaran masyarakat terhadap permasalahan lingkungan yang
muncul sangat diharapkan.
2.4 Langkah-Langkah Strategis Realisasi Gagasan
Langkah strategis untuk merealisasikan gagasan penggunaan kemasan plastic
biodegradable sebagai kemasan ramah lingkungan ini terdiri atas:
a. Persiapan
Melakukan survei pada berbagai UMKM penghasil limbah padi dan kulit
singkong. Memilih UMKM yang menghasilkan limbah dimana limbah tersebut
tidak dilakukan pengolahan lebih lanjut. Mengusulkan gagasan kepada
pemerintah agar dapat menerapkan kebijakan penggunaan bioplastic pada
kemasan. Tujuannya agar pemerintahan dapat melakukan penyuluhan kepada
pelaku industri dan masyarakat. Menjalin kerja sama dengan mitra-mitra yang
terlibat untuk merealisasikan gagasan pembuatan kemasan plastic biodegradable.
Selain itu, persiapan sumber daya manusia (SDM) juga dibutuhkan agar tercipta
keselarasan antar berbagai aspek yang terlibat. Seluruh proses persiapan
pengimplementasian kemasan bioplastik membutuhkan waktu 6 bulan.
b. Pra Pelaksanaan
Tahap ini dimulai dengan melakukan uji coba pembuatan kemasan plastik
biodegradable. Uji coba dilakukan hingga menghasilkan produk kemasan
bioplastic yang bersifat kuat dan tahan air. Apabila gagasan telah terwujud, maka
tahap berikutnya dilakukan pengimplementasian bioplastic dengan bahan dasar
limbah padi dan kulit singkong. Tahap implementasi diawali dengan pengajuan
prototype kemasan bioplastic kepada pemerintah agar mendapat dukungan.
Perancangan sistem pembuatan bioplastic akan dilakukan oleh industri penghasil
kemasan plastik. Proses pra pelaksanaan akan membutuhkan waktu 1 tahun.
c. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan pengimplementasian gagasan dan
segala persiapan yang telah dirancang. Pengumpulan bahan baku limbah padi dan
kulit singkong dilakukan dengan memasok bahan dari UMKM mitra. Proses
pembuatan produk kemasan plastik biodegrable dilakukan oleh industri yang
didistribusikan ke industri-industri yang membutuhkan kemasan. Proses realisasi
pembuatan hingga penggunaan kemasan bioplastik secara massal memerlukan
waktu 3 tahun.
d. Monitoring dan Evaluasi
Tahap yang dilakukan setelah gagasan ini terealisasi yaitu melakukan
proses monitoring dan evaluasi. Proses tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
menganalisis kekurangan pada penerapan kemasan plastic biodegradable dalam
kehidupan masyarakat. Tahapan monitoring dan evaluasi memerlukan waktu
selama 1 tahun.
Jadi, total waktu yang diperlukan agar gagasan penggunaan kemasan plastic
biodegradable terealisasi adalah 5 tahun 6 bulan dengan rincian sebagai berikut.
Persiapan (2023)
Pra Pelaksanaan
(2024-2025)
Pelaksanaan (2025-
2028)
Monitoring dan
Evaluasi (2028-2029)
Gambar 1. Skema langkah strategis
BAB 3. KESIMPULAN
Bioplastik dengan bahan utama limbah padi dan kulit singkong merupakan
inovasi untuk mengatasi permasalahan plastik dan lingkungan pada saat ini maupun masa
mendatang. Pemanfaatan bioplastik dilakukan dengan mengkombinasikan kemasan
kertas dan plastik yang memiliki kandungan utama selulosa dan pati. Kelebihan
bioplastik tersebut memiliki ketahanan air, mudah terurai, kuat, dan ringan. Penambahan
kitosan dan gliserol juga dilakukan sebagai penyempurna kemasan kertas untuk menjadi
bioplastik. Hal ini mampu direalisasikan dengan melakukan survei dan menjalin
kerjasama dengan mitra penghasil limbah padi serta kulit singkong. Uji coba pembuatan
dilakukan hingga gagasan terwujud yang selanjutnya dapat diajukan kepada pemerintah
dan direalisasikan oleh industri penghasil kemasan plastik. Pendistribusian bioplastik
kemudian dilakukan kepada industri yang memerlukan kemasan plastik dan dilakukan
monitoring serta evaluasi untuk menganalisis perkembangan bioplastik tersebut. Kisaran
waktu yang digunakan untuk merealisasikan inovasi ini adalah 5 tahun 6 bulan. Adanya
inovasi bioplastik ini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pengolahan limbah dan penggunaan bahan yang ramah lingkungan. Selain itu, bioplastik
dapat meningkatkan nilai ekonomi limbah menjadi kemasan daripada hanya ditelantarkan
yang membuat lingkungan semakin memprihatinkan.
DAFTAR PUSTAKA
Asia & M.Z. Arifin. 2017. Dampak Sampah Plastik Bagi Ekosistem Laut. Buletin Matric
14(1): 44-48.
Asngad, A., Marudin, E. J., & Cahyo, D. S. 2020. Kualitas bioplastik dari umbi singkong
karet dengan penambahan kombinasi plasticizer gliserol dengan sorbitol dan
kitosan. Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi, 6(1), 36-44.
Assuyuti, Y.M., R.B. Zikrillah, M.A. Tanzil, A. Banata, P. Utami. 2018. Distribusi dan
Jenis Sampah Laut serta Hubungannya terhadap Ekosistem Terumbu Karang
Pulau Pramuka, Panggang, Air, dan Kotok Besar di Kepulauan Seribu, Jakarta.
Majalah Ilmiah Biologi Biosfera 35(2): 91-102.
Dewi, S. R., Chairunisa, N. N., Nugrahani, R. A., Ningsih, T. D., Fitriyah, N. H., &
Kosasih, M. 2020. Pembuatan dan Karakterisasi Kelarutan dalam Air dan
Biodegradibilitas Bioplastic dari Campuran Dedak Padi-Jagung. In Prosiding
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ (Vol. 2020).
Epriyanti, N. M. H., Harsojuwono, B. A., & Arnata, I. W. 2016. Pengaruh suhu dan lama
pengeringan terhadap karakteristik komposit plastik biodegradable dari pati kulit
singkong dan kitosan. J. Rek. Man. Agro, 4(1), 21-30.
Fuadi, A. M., & Ataka, F. 2020. Pembuatan Kertas Dari Limbah Jerami Dan Sekam Padi
Dengan Metode Organosolv. Simposium Nasional RAPI XIX, 33-38.
Insan, V. D. N. 2020. Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Dan Minyak Jelantah Untuk
Pembuatan Bioplastik. Jurnal TEDC, 14(1), 15-23.
Jambeck. J.R., R. Geyer, C. Wilcox, T.R. Siegler, M. Perryman, A. Andrady, R. Narayan,
K.L. Law. 2015. Plastic waste
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2022. Sistem Informasi Pengelolaan
Sampah Nasional (SIPSN) Tahun 2022. Jakarta.
Khoiriyah, H. 2021. Analisis Kesadaran Masyarakat Akan Kesehatan terhadap Upaya
Pengelolaan Sampah di Desa Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal.
Indonesian Journal of Conservation, 10(1), 13-20.
Lazuardi, G. P., & Cahyaningrum, S. E. 2013. Pembuatan dan karakterisasi bioplastik
berbahan dasar kitosan dan pati singkong dengan plasticizer gliserol. UNESA
Journal of Chemistry, 2(3), 161-166.Nengah, M. (2021). Pengetahuan Dan
Persepsi Petani Terhadap Pengomposan Limbah Jerami Padi. Jurnal AGRISEP:
Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 20(01), 81–94.
Listianingrum. 2013. Kajian Pemanfaatan Kulit Singkong (Manihot Utilisima) Dalam
Sintesa Plastik Biodegredable Polylactid Acid (Pla) Dengan Variasi Plasticizer.
Bachelor Thesis, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Nasution, R. S. 2015. Berbagai cara penanggulangan limbah plastik. Elkawnie: Journal of
Islamic Science and Technology, 1(1), 97-104.
Nengah, M. (2021). Pengetahuan Dan Persepsi Petani Terhadap Pengomposan Limbah
Jerami Padi. Jurnal AGRISEP: Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian dan
Agribisnis, 20(01), 81–94.
Raharjo, P. D., 2022. Pemanfaatan Limbah Sekam Padi. URL:
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/99201/Pemanfaatan-Limbah-Sekam-
Padi/
Sahwan, F.L., D.H. Martono, S. Wahyono, L.A. Wisoyodharmo. 2005. Sistem
Pengolahan Limbah Plastik di Indonesia. J. Tek. Ling P3TL-BPPT 6(1): 311- 318
Sulchan, M dan Endang Nur, W. 2007. Keamanan Pangan Kemasan Plastik dan
Styrofoam. Majalah Kedokteran Indonesia. 57(2), 55.
Tipayarom, D., & Oanh, N. T. K. (2007). Effects from open rice straw burning emission
on air quality in the Bangkok Metropolitan Region. Sci. Asia, 33(3), 339–345.
Warsito, S., Sriatun, T., & Taslimah, M. S. (2008). Pengaruh Penambahan Surfaktan
Cetyltrimethylammonium bromide (n-CTMABr) pada Sintesis Zeolit-Y.
Universitas Diponegoro. Semarang
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
Lampiran 1.1 Biodata Ketua/Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhammad Naufal Arrosyid
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pengembangan Produk Agroindustri
4 NIM 21/483061/SV/20066
5 Tempat dan Tanggal Lahir Purworejo, 19 Mei 2002
Muhammad.nau2002@mail.ugm.ac.i
6 Alamat Email d
7 Nomor Telepon/HP 087830518451
B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
8-10 Februari 2023,
Youth Centre
1 Darul Arqom Dasar Ketua perlengkapan Yogyakarta
2 Kampung Ramadhan Ketua acara April 2022
C. Penghargaan yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GFT.
(Nama Lengkap)
Pendamping
Iman Sabarisman
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap ( dengan gelar ) Iman Sabarisman S.TP., M.Si
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pengembangan Produk Agroindustri
4 NIP/NIDN ...........
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kota, tanggal bulan tahun
6 Alamat Email ...................
7 Nomor Telepon/HP ..................
B. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun Lulus
1 Sarjana (S1)
2 Magister (S2)
3 Doktor (S3)
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT (dalam 5 tahun terakhir)
Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1
2
Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1
2
Pengabdian kepada Masyarakat
No. Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-GFT saya dengan judul “Inovasi
Kemasan Kertas Tahan Air dengan Memanfaatkan Limbah Padi dan Kulit
Singkong“ yang diusulkan untuk tahun anggaran 2023 adalah asli karya kami dan
belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.