Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

Inovasi Kemasan Kertas Tahan Air dengan


Memanfaatkan Limbah Padi dan Kulit Singkong

Anggota :

1. Aisya Irsyadiyanti (21/483088/SV/20076)


2. Dian Dwi Sekar Faatihah (21/482680/SV/19982)
3. Hetri Haryanti (21/480897/SV/19704)
4. Ninoreysatiti Wi Deshara (21/483029/SV/20052)
5. Muhammad Naufal Arrosyid (21/483061/SV/20066)

PENGEMBANGAN PRODUK AGROINDUSTRI


DEPARTEMEN TEKNOLOGI HAYATI DAN VETERINER
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................1
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................2
1.1 Latar Belakang..............................................................................................2
1.2 Tujuan...........................................................................................................2
1.3 Manfaat.........................................................................................................2
BAB 2. GAGASAN.................................................................................................2
2.1 Pemicu Gagasan............................................................................................2
2.2 Tawaran Solusi..............................................................................................2
2.3 Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan untuk Terlibat......................................3
2.4 Langkah-Langkah Strategis Realisasi Gagasan............................................3
BAB 3. KESIMPULAN...........................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................3
LAMPIRAN.............................................................................................................5
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping...............................5
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Penyusun dan Pembagian Tugas.................7
Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim................................................................8
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Plastik adalah bahan yang tidak dapat lepas dari kehidupan sehari-hari kita.
Umumnya plastik dijumpai dalam bentuk plastik kemasan, bahan alat-alat listrik,
perlengkapan otomotif, dan bahan peralatan rumah tangga. Plastik merupakan salah satu
makro molekul dengan bahan polimer sintesis atau semi-sintesis yang dibuat dengan
proses polimerisasi (Nasution, R. S., 2015). Plastik memiliki sifat yang sulit untuk
terdegradasi dalam alam, sehingga plastik pada umumnya menjadi penyumbang limbah
terbesar di dunia. Butuh ratusan hingga ribuan tahun agar plastik-plastik tersebut dapat
terurai di alam, sedangkan penggunaan barang-barang berbahan dasar plastik terus
meningkat, yang akhirnya berimbas pada rusaknya keseimbangan alam (Asia & Arifin,
2017).
Dalam dua dasawarsa terakhir, kemasan plastik telah menjadi pangsa pasar kemasan
dunia, mengalahkan kemasan kaleng dan gelas. Kemasan plastik sudah mendominasi
industri makanan dan minuman di Indonesia hingga 80% (Nasution, R. S., 2015). Hal ini
karena kemasan plastik memiliki beberapa kelebihan yang menguntungkan bagi industri
berupa sifatnya yang kuat, tetapi ringan, inert, tidak karatan dan bersifat termoplastik
(heat seal) serta dapat diberi warna, dan yang tidak kalah penting adalah harganya yang
terjangkau (Sulchan & Endang, 2007). Menurut data statistik Sistem Informasi
Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia pada tahun 2022, jenis sampah plastik menduduki peringkat kedua
sebesar 19,1 juta ton per tahun atau 18,7 persen dari total produksi sampah di Indonesia.
Menurut Jambeck et al. (2015), Indonesia berada di peringkat kedua dunia pembuang
sampah plastik ke laut dengan laju 0,52 kg sampah/orang/hari atau setara dengan 3,22
MMT/tahun. Penelitian Assuyuti et al. (2018) juga melaporkan pencemaran di Kepulauan
Seribu oleh sampah plastik. khususnya di Pulau Panggang dan Pulau Pramuka pada
kedalaman 3m.
Berbagai upaya dilakukan masyarakat kita untuk menghancurkan atau membuang
sampah plastik seperti menguburnya di tanah atau membakarnya, tetapi upaya-upaya
tersebut menimbulkan masalah lain seperti dihasilkannya gas hasil pembakaran,
penyumbatan aliran air, dan munculnya plastik ke permukaan lagi setelah ditimbun
(Sahwan et al., 2005). Pemerintah telah berkomitmen untuk mengurangi sampah dengan
program 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dengan harapan dapat memenuhi program dan
tujuan SDGs. Oleh karena itu, kami ingin mengurangi penggunaan sampah plastik yang
sulit terurai dengan beralih menggunakan bioplastic. Bioplastic dapat terurai dalam
rentang waktu kurang lebih 6 hari, tergantung dengan bahan dasar bioplastic tersebut
(Dewi, dkk., 2020).
Dengan memanfaatkan limbah padi (Sekam dan Jerami) yang dikombinasikan
dengan limbah kulit singkong dapat dijadikan bahan alternatif pembuatan bioplastic yang
mudah terurai karena limbah-limbah tersebut merupakan limbah organik yang secara
alami dapat terurai di alam oleh bantuan populasi mikroorganisme maupun jasad renik
lainya. Melihat salah satu tujuan pencapaian negara berkembang untuk menjadi maju atau
SDGs poin ke 9 dan 12, yaitu industri, inovasi, dan infrastruktur, serta konsumsi dan
produksi yang bertanggung jawab. Dengan berkembangnya bioplastic dan kemudahan
penggunaannya dapat menjadikan inovasi baru dalam perindustrian yang ramah
lingkungan. Industri perlu mengganti kemasan berbahan plastik konvensional dengan
bioplastic agar penumpukan sampah berkurang karena mudahnya bioplastic terurai.
Penggunaan bioplastic juga sangat menguntungkan karena limbah organik yang sudah
terbuang dan sudah tidak dimanfaatkan lagi justru dimanfaatkan dan secara ekonomi
dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Selain itu, pembuatan bioplastic dan
pemanfaatannya menjadikan ladang industri dan inovasi baru yang ramah lingkungan.
Limbah padi merupakan salah satu masalah utama di Indonesia karena Indonesia
merupakan negara agraris yang menjadi salah satu produsen beras terbesar di dunia.
Menurut BPS, pada tahun 2022 Indonesia memproduksi gabah kering giling (GKG)
mencapai 51 juta ton. Menurut Warsito et al. (2008) dari penggilingan padi menghasilkan
72 % beras, 5-8 % dedak, dan 20-22 % sekam. Sehingga limbah sekam padi yang
dihasilkan pada tahun 2022 berkisar pada 10,7 ton. Limbah sekam padi ini belum banyak
dimanfaatkan untuk menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi. Selain sekam, ada pula
limbah padi berupa jerami yang produksinya bervariasi yaitu dapat mencapai 12-15 ton
jerami segar per ha satu kali panen, atau 4-5 ton jerami kering per ha, tergantung pada
lokasi dan jenis varietas tanaman yang digunakan. Sebagian besar limbah padi ini
biasanya ditangani dengan cara di bakar di lahan terbuka, contohnya sawah. Penanganan
yang kurang tepat ini justru menimbulkan pencemaran lingkungan berupa gas emisi CO2
dan CO serta dapat memusnahkan mikroorganisme yang berguna dalam proses biologis
tanah, seperti perombak bahan organik tanah yang berdampak pada menurunnya kadar
bahan organik dalam tanah. Tipayarom & Oanh (2007) menjelaskan bahwa pembakaran
limbah padi ini tidak hanya menyebabkan polusi udara, namun juga berdampak pada
kesehatan masyarakat dan perubahan iklim karena meningkatnya suhu udara di
permukaan tanah.
Nengah (2021) menyatakan bahwa umumnya petani (74,16%) mengakui bahwa
tidak mengetahui jika pembakaran limbah padi berdampak pada peningkatan emisi
karbon, hanya 16,85% yang menyatakan mengetahui dan 8,99% yang menyatakan sedikit
mengetahui. Hal tersebut dapat berdampak besar pada kesehatan lingkungan apabila tetap
diteruskan dan tidak ada penanganan lebih lanjut. Rendahnya pengetahuan petani ini
tidak hanya berdampak pada lingkungan, namun juga berdampak pada ekonomi petani itu
sendiri. Banyak petani masih belum merasakan keuntungan maksimal dari panen mereka
karena masih banyak bahan seperti limbah yang terbuang sia-sia karena ketidaktahuan
cara mengolah limbah tersebut. Hal ini sejalan dengan penelitian Utomo & Yunita (2014)
yang menyatakan bahwa hampir semua sekam padi yang diproduksi dinegara ASEAN
terbuang begitu saja. Dengan demikian, diperlukan adanya inovasi untuk menangani
limbah padi khususnya sekam dan jerami menjadi barang yang lebih bermanfaat dan
bernilai ekonomi tinggi, sehingga keuntungan yang didapatkan oleh petani akan
meningkat dan perekonomian negara juga akan terdorong.
Selain padi, produk pertanian yang banyak di produksi oleh Indonesia adalah
singkong. Produksi singkong di Indonesia mencapai 20,8 juta ton per tahunnya dengan
persentase limbah kulit singkong sebanyak 16%, sehingga kulit singkong yang dihasilkan
mencapai 3,3 juta ton. Sampah kulit singkong ini belum banyak dimanfaatkan dan
menjadi limbah utama pangan di negara-negara berkembang. Kulit singkong biasanya
tidak digunakan lagi dan dibiarkan begitu saja hingga menimbulkan bau yang tidak sedap
dan dapat menyebabkan penyakit. Kulit singkong ini mudah ditemukan di banyak
industri rumahan, pabrik olahan makanan singkong, dan pabrik tepung tapioka. Banyak
kandungan dalam kulit singkong yang disia-siakan begitu saja, padahal kulit singkong
memiliki banyak kandungan yang dapat dimanfaatkan dan diubah menjadi produk yang
bermanfaat dan bernilai ekonomi.

1.2 Tujuan
1. Mengurangi produksi dan konsumsi kemasan plastik untuk mencapai tujuan
Pembangunan Berkelanjutan
2. Menggambarkan gagasan inovatif pemanfaatan limbah padi dan limbah kulit
singkong sebagai solusi pengganti kemasan plastik
3. Memaksimalkan potensi kandungan pada limbah padi dan limbah kulit singkong
menjadi barang yang bernilai
1.3 Manfaat
1. Mengurangi dampak buruk penggunaan kemasan plastik yang sulit terurai
menjadi kemasan ramah lingkungan
Memberikan solusi kemasan ramah lingkungan yang bersifat anti air dan tidak
mudah rusak
2. Mengurangi emisi CO dan CO2 akibat pembakaran limbah organik
3. Memanfaatkan limbah padi dan limbah kulit singkong menjadi barang yang
memiliki nilai ekonomis

BAB 2. GAGASAN
2.1 Pemicu Gagasan
Peningkatan penggunaan plastik sebagai material yang dapat memenuhi keperluan
masyarakat semakin menimbulkan masalah pencemaran lingkungan. Pencemaran
lingkungan ini timbul dikarenakan adanya kendala dalam keterbatasan lahan pembuangan
sampah plastik dan teknologi pengolahan sampah plastik yang belum bekerja optimal
(Khoiriyah, 2021). Penumpukan sampah plastik pada lahan akan memperburuk situasi
karena senyawa plastik bukan merupakan senyawa biologis sehingga sulit terdegradasi.
Butuh waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai, tetapi walaupun dapat terurai dalam
waktu lama, plastik juga dapat mencemari tanah. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS),
sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun dimana 32 juta ton-nya
merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Akibatnya, plastik yang ada di alam
merusak ekosistem dan membahayakan kesehatan manusia.
Permasalahan plastik di Indonesia tidak hanya diatasi hanya pada hilirnya, tetapi
dilakukan perubahan pada hulunya. Pemerintah atau pelaku industri mengembangkan
pengganti kemasan plastik yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Tentunya
dengan dukungan masyarakat yang beralih dari penggunaan kemasan plastik. Saat ini,
tentunya sudah terdapat beberapa metode yang dilakukan untuk mengurangi penggunaan
plastik yaitu penggunaan kemasan kertas dan penggunaan plastik biodegradable.
Peralihan penggunaan kemasan plastik menjadi kemasan kertas dinilai lebih ramah
lingkungan dibandingkan bahan plastik. Namun, bahan kertas memiliki kelemahan
karena sifatnya yang mudah mengikat air dan sensitif terhadap perubahan kelembaban
lingkungan. Selain dari sifatnya, menurut WHO, kemasan kertas memiliki waktu terurai
yang cukup lama yaitu selama 2,5 sampai 5 bulan sehingga metode ini kurang
memberikan solusi apabila sampah di Indonesia semakin menumpuk.
Maka dari itu, saat ini dikembangkan jenis plastik biodegradable yang sifatnya
sama seperti plastik biasa. Plastik biodegradable ini dinilai ramah lingkungan karena
dapat hancur menjadi potongan-potongan kecil. Beberapa jenis plastik biodegradable
merupakan poliester yang bahannya berasal dari minyak bumi, seperti polycaprolactone
(PCL), polyester amide (PEA), dan polybutylene succinate adipate (PSBA) dari keluarga
poliester alifatik (Listianingrum, 2013). Oleh karena itu, potongan-potongan kecil dari
plastik biodegradable ini merupakan mikroplastik yang tidak akan terurai dan sangat
berbahaya karena mudah dihirup atau masuk ke dalam makanan maupun minuman.
Inovasi penggunaan plastik biodegradable perlu dikembangkan dengan memanfaatkan
senyawa polisakarida. Alternatif kemasan plastik biodegradable dikembangakan
menggunakan limbah padi dan kulit singkong yang nantinya dapat terurai tanpa
menyisakan mikroplastik yang membahayakan lingkungan.

2.2 Tawaran Solusi


Kemasan plastik merupakan salah satu bahan kemasan yang paling banyak
digunakan dalam kehidupan manusia. Adanya dampak buruk dari penggunaan kemasan
plastik menjadikan kondisi lingkungan semakin memprihatinkan. Beberapa solusi untuk
mengatasi permasalahan pengunaan kemasan plastik telah ditawarkan. Salah satu solusi
untuk mengatasi permasalahan tersebut yang kini banyak digunakan oleh industri yaitu
penggunaan kemasan kertas. Saat ini kemasan kertas masih banyak dijumpai dalam
kahidupan masyarakat. Salah satu CV di Yogyakarta telah memproduksi kemasan kertas
sebagai pengganti kemasan plastik (Zaidir & Ardani, 2017). Kemasan kertas dianggap
lebih mudah di daur ulang sehingga dinilai lebih ramah lingkungan.
Menurut Manasikana, dkk. (2019) bahan dasar pembuatan kertas yaitu serat kayu,
dimana penggunaannya akan semakin meningkat sehingga mengurangi sumber daya
kayu. Salah satu alternatif pembuatan kemasan kertas selain berbahan dasar kayu yaitu
menggunakan serat alam seperti kulit jagung dan ampas tebu. Bahan pembuat kertas yang
berasal dari serat alam tersebut dinilai memiliki tingkat biodegradabilitas tinggi.
Pemanfaatan kulit jagung dan ampas tebu tersebut dilakukan karena memiliki kandungan
selulosa tinggi. Namun, adanya solusi kemasan ramah lingkungan seperti kemasan kertas
masih memiliki beberapa kekurangan, seperti kemasan mudah rusak atau kurang kuat
apabila digunakan untuk mewadahi barang yang tergolong berat. Selain itu, kemasan
kertas memiliki sifat tidak tahan air dan mudah sobek.
Solusi lain untuk permasalahan kemasan plastik yaitu seperti pembuatan kemasan
plastik berbahan dasar organik sehingga bersifat biodegradable. Telah banyak alternatif
pembuatan kemasan dari bahan alam yang mudah terurai dan memiliki sifat sama dengan
plastik seperti ringan, kuat, dan tahan air. Namun, solusi kemasan plastik tersebut masih
memiliki kekurangan seperti bahan plastik yang lunak sehingga sulit dibentuk apabila
ingin membuat desain kemasan dengan bentuk yang lebih menarik. Kurang menariknya
desain kemasan produk tentunya akan mempengaruhi nilai produk yang dijual. Nilai
produk akan menurun, kosumen kurang tertarik sehingga dapat menyebabkan penurunan
kualitas produk.
Plastik biodegradable dapat digunakan sebagimana plastik pada umumnya, tetapi
dapat terurai menjadi air dan CO2 tanpa meninggalkan zat berbahaya. Sebagai inovasi
solusi dari solusi yang telah ditawarkan sebelumnya, kemasan plastik dan kertas dapat
dikombinasikan. Hal ini dilakukan dengan menggunakan bahan yang ramah lingkungan
untuk menjadi bioplastic. Salah satu bahan utama yang digunakan dalam pembuatan
bioplastic adalah selulosa. Dilihat dari banyaknya limbah di lingkungan sekitar, limbah
padi merupakan limbah dengan kandungan selulosa tinggi yang belum dimanfaatkan
dengan baik. Menurut Fuadi dan Ataka (2020), sekam padi memiliki kandungan 50%
selulosa, 18,47% hemiselulosa, dan 25-30% lignin. Sedangkan, pada jerami padi terdapat
37,71% selulosa, 21,99% hemiselulosa, dan 16,62% lignin.
Selulosa memiliki sifat termoplastik yang mudah dibentuk dan dicetak sehingga
cocok dijadikan kemasan. Selain itu, ketersediannya melimpah, dapat diperbaharui, dan
mudah terdegradasi. Pengolahan limbah padi menjadi bioplastic dapat dilakukan tahap
awal dengan menjadikannya sebagai pulp atau bubur kertas untuk mendapatkan
kandungan selulosa. Bahan tersebut dapat dikombinasikan dengan pati yang juga
merupakan kandungan baik untuk memperoleh material biodegradable. Penambahan pati
berfungsi untuk mendegradasi dengan memutus rantai polimer menjadi monomer dengan
kandungan amilosa dan amilopektin. Selain itu, degradasi dilakukan oleh bakteri
pseudomonas dan bacillus yang terdapat pada selulosa dan pati. Salah satu pemanfaatan
pati sebagai bioplastic dari limbah dapat digunakan limbah kulit ubi singkong.
Menurut Grace dalam Epriyani, dkk (2016) menjelaskan bahwa dari 8-15% berat
singkong yang dikupas memiliki kandungan pati 15-20 gram pada setiap 100 gram kulit
singkong. Sedangkan, kombinasi selulosa dan pati mampu meningkatkan ketahanan air
pada bioplastic karena selulosa dapat mengurangi sifat hidrofilik pati yang kurang tahan
air. Seperti halnya pengolahan selulosa menjadi kemasan kertas jika tanpa bahan
tambahan pendukung lain maka belum memiliki ketahanan air yang baik. Hasil dari
proses kemasan pulp kemudian dapat dilakukan pengeringan sehingga terbentuk kemasan
kertas. Selanjutnya untuk menyempurnakan kemasan tersebut dapat ditambah bahan
tambahan lainnya seperti kitosan.
Kelebihan dari penambahan kitosan adalah bersifat hidrofilik, merekatkan
selulosa, menahan air dalam strukturnya dan membentuk gel secara spontan, sehingga
kitosan mudah membentuk membran atau film (Lazuardi dan Cahyaningrum, 2013).
Penambahan konsentrasi kitosan yang semakin tinggi akan meningkatkan nilai kuat tarik
bioplastic, sedangkan nilai elongasi semakin menurun. Pemberian kitosan yang semakin
banyak juga dapat memperlambat kerusakan bioplastic (Hartatik dkk, 2014 dalam
Asngad dkk, 2020). Pembuatan bioplastic yang mudah dibentuk juga memerlukan bahan
tambahan seperti plasticizer dari gliserol. Penambahan plasticizer berfungsi untuk
menambah elastisitas, membuat sifat fisik dan sifat mekanik plastik menjadi lebih baik,
dan melindungi plastik dari mikroorganisme yang dapat merusak plastik (Insan, 2020).
Setelah dilakukan penambahan bahan tambahan, yaitu kitosan dan gliserol
kemudian dapat dilakukan pencetakan. Bioplastic dicetak dalam plat kaca yang akan
dikeringkan dan menjadi lembaran plastik. Kelebihan inovasi kemasan bioplastic selain
ramah lingkungan adalah meningkatkan nilai ekonomi dan kesadaran tentang tanggung
jawab pengolahan limbah industri. Hal ini sesuai dengan poin suistainable development
goals nomor 9 dan 12, yaitu infrastuktur, industri, dan inovasi serta konsumsi dan
produksi yang bertanggungjawab. Pengolahan produk samping yang berpotensi menjadi
limbah dapat berkurang dan memiliki nilai jual. Selain itu, potensi limbah tersebut dapat
menjadi produk bermanfaat yang dapat memperbaiki tatanan lingkungan yang saat ini
memprihatinkan.

2.3 Pihak-Pihak yang Dipertimbangkan untuk Terlibat


Beberapa pihak yang dipertimbangkan untuk merealisasikan gagasan gagasan
terdapat di bawah ini.
2.3.1 Pemerintah
Pemerintah memiliki keterlibatan secara langsung terhadap solusi permasalahan
kemasan plastik dalam kehidupan masyarakat. Pemerintah berperan untuk membuat
kebijakan dan melakukan evaluasi terhadap industri dan masyarakat dengan tujuan
tercapainya pembagunan berkelanjutan yaitu dengan melakukan produksi dan konsumsi
yang bertanggung jawab.

2.3.2 Industri penghasil kemasan plastik


Industri pembuat kemasan plastik maupun industri yang menggunakan kemasan
plastik berperan untuk bertanggung jawab secara langsung terhadap permasalahan yang
muncul. Menghadirkan kemasan yang bertanggung jawab yaitu kemasan ramah
lingkungan merupakan solusi yang dapat diterapkan.

2.3.3 Industri penghasil limbah padi dan kulit singkong

Industri-industri kecil penghasil limbah padi dan limbah kulit singkong juga
berperan langsung untuk mewujudkan solusi permasalahan.

2.3.4 Investor
Investor adalah pihak yang berperan untuk menunjang pendanaan terkait program
yang akan direalisasikan.

2.3.5 Akademisi
Akademisi adalah pihak yang mendapingi pemerintah dan industri dalam
mengimplementasikan konsep pembuatan kemasan ramah lingkungan berbahan dasar
limbah padi dan limbah kulit singkong. Akademisi juga berperan untuk melakukan
penelitian berkelanjutan dengan tujuan tercapainya kondisi yang lebih baik.

2.3.6 Masyarakat
Masyarakat berperan sebagai konsumen yang turut mewujudkan konsep konsumsi
bertanggung jawab. Kesadaran masyarakat terhadap permasalahan lingkungan yang
muncul sangat diharapkan.
2.4 Langkah-Langkah Strategis Realisasi Gagasan
Langkah strategis untuk merealisasikan gagasan penggunaan kemasan plastic
biodegradable sebagai kemasan ramah lingkungan ini terdiri atas:
a. Persiapan
Melakukan survei pada berbagai UMKM penghasil limbah padi dan kulit
singkong. Memilih UMKM yang menghasilkan limbah dimana limbah tersebut
tidak dilakukan pengolahan lebih lanjut. Mengusulkan gagasan kepada
pemerintah agar dapat menerapkan kebijakan penggunaan bioplastic pada
kemasan. Tujuannya agar pemerintahan dapat melakukan penyuluhan kepada
pelaku industri dan masyarakat. Menjalin kerja sama dengan mitra-mitra yang
terlibat untuk merealisasikan gagasan pembuatan kemasan plastic biodegradable.
Selain itu, persiapan sumber daya manusia (SDM) juga dibutuhkan agar tercipta
keselarasan antar berbagai aspek yang terlibat. Seluruh proses persiapan
pengimplementasian kemasan bioplastik membutuhkan waktu 6 bulan.
b. Pra Pelaksanaan
Tahap ini dimulai dengan melakukan uji coba pembuatan kemasan plastik
biodegradable. Uji coba dilakukan hingga menghasilkan produk kemasan
bioplastic yang bersifat kuat dan tahan air. Apabila gagasan telah terwujud, maka
tahap berikutnya dilakukan pengimplementasian bioplastic dengan bahan dasar
limbah padi dan kulit singkong. Tahap implementasi diawali dengan pengajuan
prototype kemasan bioplastic kepada pemerintah agar mendapat dukungan.
Perancangan sistem pembuatan bioplastic akan dilakukan oleh industri penghasil
kemasan plastik. Proses pra pelaksanaan akan membutuhkan waktu 1 tahun.
c. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan pengimplementasian gagasan dan
segala persiapan yang telah dirancang. Pengumpulan bahan baku limbah padi dan
kulit singkong dilakukan dengan memasok bahan dari UMKM mitra. Proses
pembuatan produk kemasan plastik biodegrable dilakukan oleh industri yang
didistribusikan ke industri-industri yang membutuhkan kemasan. Proses realisasi
pembuatan hingga penggunaan kemasan bioplastik secara massal memerlukan
waktu 3 tahun.
d. Monitoring dan Evaluasi
Tahap yang dilakukan setelah gagasan ini terealisasi yaitu melakukan
proses monitoring dan evaluasi. Proses tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
menganalisis kekurangan pada penerapan kemasan plastic biodegradable dalam
kehidupan masyarakat. Tahapan monitoring dan evaluasi memerlukan waktu
selama 1 tahun.

Jadi, total waktu yang diperlukan agar gagasan penggunaan kemasan plastic
biodegradable terealisasi adalah 5 tahun 6 bulan dengan rincian sebagai berikut.
Persiapan (2023)

Pra Pelaksanaan
(2024-2025)

Pelaksanaan (2025-
2028)

Monitoring dan
Evaluasi (2028-2029)
Gambar 1. Skema langkah strategis

BAB 3. KESIMPULAN
Bioplastik dengan bahan utama limbah padi dan kulit singkong merupakan
inovasi untuk mengatasi permasalahan plastik dan lingkungan pada saat ini maupun masa
mendatang. Pemanfaatan bioplastik dilakukan dengan mengkombinasikan kemasan
kertas dan plastik yang memiliki kandungan utama selulosa dan pati. Kelebihan
bioplastik tersebut memiliki ketahanan air, mudah terurai, kuat, dan ringan. Penambahan
kitosan dan gliserol juga dilakukan sebagai penyempurna kemasan kertas untuk menjadi
bioplastik. Hal ini mampu direalisasikan dengan melakukan survei dan menjalin
kerjasama dengan mitra penghasil limbah padi serta kulit singkong. Uji coba pembuatan
dilakukan hingga gagasan terwujud yang selanjutnya dapat diajukan kepada pemerintah
dan direalisasikan oleh industri penghasil kemasan plastik. Pendistribusian bioplastik
kemudian dilakukan kepada industri yang memerlukan kemasan plastik dan dilakukan
monitoring serta evaluasi untuk menganalisis perkembangan bioplastik tersebut. Kisaran
waktu yang digunakan untuk merealisasikan inovasi ini adalah 5 tahun 6 bulan. Adanya
inovasi bioplastik ini mampu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
pengolahan limbah dan penggunaan bahan yang ramah lingkungan. Selain itu, bioplastik
dapat meningkatkan nilai ekonomi limbah menjadi kemasan daripada hanya ditelantarkan
yang membuat lingkungan semakin memprihatinkan.

DAFTAR PUSTAKA
Asia & M.Z. Arifin. 2017. Dampak Sampah Plastik Bagi Ekosistem Laut. Buletin Matric
14(1): 44-48.
Asngad, A., Marudin, E. J., & Cahyo, D. S. 2020. Kualitas bioplastik dari umbi singkong
karet dengan penambahan kombinasi plasticizer gliserol dengan sorbitol dan
kitosan. Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi, 6(1), 36-44.
Assuyuti, Y.M., R.B. Zikrillah, M.A. Tanzil, A. Banata, P. Utami. 2018. Distribusi dan
Jenis Sampah Laut serta Hubungannya terhadap Ekosistem Terumbu Karang
Pulau Pramuka, Panggang, Air, dan Kotok Besar di Kepulauan Seribu, Jakarta.
Majalah Ilmiah Biologi Biosfera 35(2): 91-102.
Dewi, S. R., Chairunisa, N. N., Nugrahani, R. A., Ningsih, T. D., Fitriyah, N. H., &
Kosasih, M. 2020. Pembuatan dan Karakterisasi Kelarutan dalam Air dan
Biodegradibilitas Bioplastic dari Campuran Dedak Padi-Jagung. In Prosiding
Seminar Nasional Penelitian LPPM UMJ (Vol. 2020).
Epriyanti, N. M. H., Harsojuwono, B. A., & Arnata, I. W. 2016. Pengaruh suhu dan lama
pengeringan terhadap karakteristik komposit plastik biodegradable dari pati kulit
singkong dan kitosan. J. Rek. Man. Agro, 4(1), 21-30.
Fuadi, A. M., & Ataka, F. 2020. Pembuatan Kertas Dari Limbah Jerami Dan Sekam Padi
Dengan Metode Organosolv. Simposium Nasional RAPI XIX, 33-38.
Insan, V. D. N. 2020. Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Dan Minyak Jelantah Untuk
Pembuatan Bioplastik. Jurnal TEDC, 14(1), 15-23.
Jambeck. J.R., R. Geyer, C. Wilcox, T.R. Siegler, M. Perryman, A. Andrady, R. Narayan,
K.L. Law. 2015. Plastic waste
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2022. Sistem Informasi Pengelolaan
Sampah Nasional (SIPSN) Tahun 2022. Jakarta.
Khoiriyah, H. 2021. Analisis Kesadaran Masyarakat Akan Kesehatan terhadap Upaya
Pengelolaan Sampah di Desa Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal.
Indonesian Journal of Conservation, 10(1), 13-20.
Lazuardi, G. P., & Cahyaningrum, S. E. 2013. Pembuatan dan karakterisasi bioplastik
berbahan dasar kitosan dan pati singkong dengan plasticizer gliserol. UNESA
Journal of Chemistry, 2(3), 161-166.Nengah, M. (2021). Pengetahuan Dan
Persepsi Petani Terhadap Pengomposan Limbah Jerami Padi. Jurnal AGRISEP:
Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian dan Agribisnis, 20(01), 81–94.
Listianingrum. 2013. Kajian Pemanfaatan Kulit Singkong (Manihot Utilisima) Dalam
Sintesa Plastik Biodegredable Polylactid Acid (Pla) Dengan Variasi Plasticizer.
Bachelor Thesis, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Nasution, R. S. 2015. Berbagai cara penanggulangan limbah plastik. Elkawnie: Journal of
Islamic Science and Technology, 1(1), 97-104.
Nengah, M. (2021). Pengetahuan Dan Persepsi Petani Terhadap Pengomposan Limbah
Jerami Padi. Jurnal AGRISEP: Kajian Masalah Sosial Ekonomi Pertanian dan
Agribisnis, 20(01), 81–94.
Raharjo, P. D., 2022. Pemanfaatan Limbah Sekam Padi. URL:
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/99201/Pemanfaatan-Limbah-Sekam-
Padi/
Sahwan, F.L., D.H. Martono, S. Wahyono, L.A. Wisoyodharmo. 2005. Sistem
Pengolahan Limbah Plastik di Indonesia. J. Tek. Ling P3TL-BPPT 6(1): 311- 318
Sulchan, M dan Endang Nur, W. 2007. Keamanan Pangan Kemasan Plastik dan
Styrofoam. Majalah Kedokteran Indonesia. 57(2), 55.
Tipayarom, D., & Oanh, N. T. K. (2007). Effects from open rice straw burning emission
on air quality in the Bangkok Metropolitan Region. Sci. Asia, 33(3), 339–345.
Warsito, S., Sriatun, T., & Taslimah, M. S. (2008). Pengaruh Penambahan Surfaktan
Cetyltrimethylammonium bromide (n-CTMABr) pada Sintesis Zeolit-Y.
Universitas Diponegoro. Semarang

LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
Lampiran 1.1 Biodata Ketua/Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Muhammad Naufal Arrosyid
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pengembangan Produk Agroindustri
4 NIM 21/483061/SV/20066
5 Tempat dan Tanggal Lahir Purworejo, 19 Mei 2002
Muhammad.nau2002@mail.ugm.ac.i
6 Alamat Email d
7 Nomor Telepon/HP 087830518451
B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedang/Pernah Diikuti
No Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat
8-10 Februari 2023,
Youth Centre
1 Darul Arqom Dasar Ketua perlengkapan Yogyakarta
2 Kampung Ramadhan Ketua acara April 2022
C. Penghargaan yang Pernah Diterima
No Jenis Penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun
1
2
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-GFT.

Yogyakarta, 20 Februari 2023


Ketua/Anggota,Tim

Tanda Tangan (asli TT basah*)

(Nama Lengkap)

Lampiran 1.2 Biodata Dosen Pendamping


A. Identitas diri
1 Nama Lengkap ( dengan gelar ) Iman Sabarisman, S.T.P., M.Si
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pengembangan Produk Agroindustri
4 NIP/NIDN 111198810201608101/0026108806
5 Tempat dan Tanggal Lahir Wonogiri, 26 Oktober 1988
6 E-mail iman.sabarisman@ugm.ac.id
7 Nomor Telepon/HP 085229654423
B. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun Lulus
1 Sarjana (S1) Teknik Pertanian FTP UGM 2012
2 Magister (S2) Teknologi 2015
Pascapanen Fateta IPB
3 Doktor (S3) - - -
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT
Pendidikan/Pengajaran
No Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1 Pengemasan Wajib 2
2 Mesin Industri Pertanian Wajib 2
3 Pabrikasi Produk Wajib 2
4 Teknik Pengambilan Keputusan Wajib 2
5 Riset Operasional Wajib 2
6 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Wajib 2
7 Rekayasa Perancangan Proses Wajib 2
Agroindustri
8 Statistika Pengembangan Produk Wajib 2
9 Ekonomi Teknik Wajib 2
10 Satuan Proses dan Operasi Wajib 2
11 Desain Percobaan dan Portofolio Wajib 2
Pengembangan Produk
12 Workshop Pengembangan Produk Wajib 2
Hortikultura
13 Workshop Pengembangan Kemasan Wajib 2
Produk Agroindustri
14 Pemasaran Agroindustri Wajib 2
15 Pengendalian Mutu Produk Agroindustri Wajib 2
Penelitian
No Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1 Pemanfaatan Pektin dari Limbah Kulit Dana Masyarakat 2016
Buah Kakao (Theobroma cacao L.)
untuk Sintesis Nanopartikel ZnO dan
Pembuatan Edible Film
2 Analisis Pengaruh Jenis Kemasan Dana Masyarakat 2017
Terhadap Umur Simpan dan Mutu
Bubuk Kakao
3 Pengaruh Penambahan Hidrokoloid Dana Masyarakat 2018
Pada Kualitas dan Tingkat Penerimaan
Minuman Coklat
4 Pengembangan Produk Cokelat Batang Dana Masyarakat 2019
dan Susu Kambing Peranakan Etawa
(PE) dengan Metode Value Engineering
5 Analisis Performansi Prototipe Alat Penelitian Dosen 2019
Penyimpanan Portable Untuk Distribusi Muda
Produk Hortikultura (Buah Dan Sayur)
Dalam Rangka Mendukung
Transportasi Logistik Pangan
6 Optimalisasi Lama Perendaman Dana Masyarakat 2020
Terhadap Karakteristik Mutu Tepung
Beras Menir
7 Pengembangan Kemasan Cerdas Buah Penelitian Dosen 2020
Alpukat (Persea americana) dengan Muda
Metode Quality Function Deployment
8 Pengaruh Metode Pembuatan Terhadap Dana Masyarakat 2021
Perubahan Sifat Fisikokimia dan
Karakterisasi Nasi Instan
9 Karakterisasi Sifat Fisikokimia, Sensori, Dana Masyarakat 2022
dan Fungsional Nasi Kuning Instan
Pengabdian Kepada Masyarakat
No Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1 Peningkatan Nilai Ekonomis Limbah Dana Masyarakat 2016
Biji Kakao Apkir dan Kulit Kakao di
Kecamatan Kalibawang Kabupaten
Kulon Progo
2 Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Dana Masyarakat 2017
Bubuk Kakao serta Penentuan Umur
Simpannya di Desa Banjaroya,
Kecamatan Kalibawang, Kabupaten
Kulon Progo
3 Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Dana Masyarakat 2018
Minuman Cokelat Berbahan Dasar
Bubuk Kakao di Desa Banjaroya,
Kalibawang, Kulon Progo
4 Pengembangan Produk Bubuk Cokelat BPPTN BH 2019
dan Analisis Kelayakan Usaha di (Pengabdian
Kelompok Tani Kakao Desa Banjaroya, TTG)
Kalibawang, Kulon Progo
5 Sosialisasi Proses Pengolahan Tepung Dana Masyarakat 2020
Beras Menir di Desa Jatirejo,
Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon
Progo
6 Implementasi Mesin Pengolahan Pasta BPPTN BH 2020
Bawang Putih Untuk Meningkatkan (Pengabdian
Daya Saing Produk Bawang Putih TTG)
Petani Lokal Dalam Rangka Resolusi
Pandemi Covid-19
7 Penerapan Pengolahan Frozen Pada Dana Masyarakat 2021
Tempe Benguk Sebagai Produk
Unggulan Bukit Cubung Bumdes Jati
Unggul, Lendah, Kulon Progo
8 Penerapan Green Productivity pada Dana Masyarakat 2021
Pengolahan Kopi Skala Kelompok Tani
untuk Mendukung Agrowisata Puncak
Suroloyo, Kabupaten Kulonprogo, D.I.
Yogyakarta
9 Implementasi Teknologi Media Bibit BPPTN BH 2022
dan Tanam Ramah Lingkungan dari (Pengabdian
Limbah Kulit Kelapa Perkuat Sinergi TTG)
Wisata Pantai Goa Cemara Kalurahan
Gadingsari, Kapanewon Sanden,
Kabupaten Bantul
10 Redesain Logo Merek pada Kemasan PkM Mandiri 2022
UKM Deska Desa Banjaroya Kulon
Progo
11 Penerapan Pengolahan Nasi Instan Dana Masyarakat 2022
sebagai Produk Unggulan Wisata Bukit
Cubung Bumdes Jati Unggul, Lendah,
Kulon Progo
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian
hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup
menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah
satu persyaratan dalam pengajuan PKM-AI.
Yogyakarta, 25

Februari 2023 Dosen

Pendamping

Iman Sabarisman

A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap ( dengan gelar ) Iman Sabarisman S.TP., M.Si
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Pengembangan Produk Agroindustri
4 NIP/NIDN ...........
5 Tempat dan Tanggal Lahir Kota, tanggal bulan tahun
6 Alamat Email ...................
7 Nomor Telepon/HP ..................
B. Riwayat Pendidikan
No Jenjang Bidang Ilmu Institusi Tahun Lulus
1 Sarjana (S1)
2 Magister (S2)
3 Doktor (S3)
C. Rekam Jejak Tri Dharma PT (dalam 5 tahun terakhir)
Pendidikan/Pengajaran
No. Nama Mata Kuliah Wajib/Pilihan SKS
1
2
Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
1
2
Pengabdian kepada Masyarakat
No. Judul Pengabdian kepada Masyarakat Penyandang Dana Tahun
1

Inovasi Kemasan Kertas Tahan Air dengan Memanfaatkan Limbah Padi... | 1


Lampiran 3. Surat Pernyataan Ketua Tim

SURAT PERNYATAAN KETUA TIM PELAKSANA

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama Ketua Tim : Muhammad Naufal Arrosyid
Nomor Induk Mahasiswa : 21/483061/SV/20066
Program Studi : Pengembangan Produk Agroindustri
Nama Dosen Pendamping : Iman Sabarisman S.TP., M.Si.
Perguruan Tinggi : Universitas Gadjah Mada

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-GFT saya dengan judul “Inovasi
Kemasan Kertas Tahan Air dengan Memanfaatkan Limbah Padi dan Kulit
Singkong“ yang diusulkan untuk tahun anggaran 2023 adalah asli karya kami dan
belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya yang sudah diterima ke kas negara.

Inovasi Kemasan Kertas Tahan Air dengan Memanfaatkan Limbah Padi... | 2


Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-
benarnya.

Yogyakarta, 20 Februari 2023


Yang menyatakan,

Materai senilai Rp10.000


Tanda Tangan (asli TT basah*)

Muhammad Naufal Arrosyid


21/483061/SV/20066

Inovasi Kemasan Kertas Tahan Air dengan Memanfaatkan Limbah Padi... | 3

Anda mungkin juga menyukai