Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL KREATIVITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN

(PKMK)
MASTICK (MAGIC CHOPSTICKS) : PEMANFAATAN WORTEL
SEBAGAI SUMPIT BIODEGRADABLE

Disusun Oleh:

Hanipah (24030122120022)
Khansa Putri Salsabila (24030122140123)
Novia Ayu Ramadhona (24030122130052)
Alia Tri Wahyuningsih (24030122130059)
Najwa Viena Arinda (24030122120010)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Pelaksanaan
1.4 Manfaat 3
BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
2.1 Gambaran Umum Lingkungan
2.2 Deskripsi dan Analisis Usaha
2.3 Deskripsi Produk
2.4 Kapasitas Produksi
2.5 Perencanaan Tempat Produksi
2.6 Perencanaan Pemasaran
2.7 Analisis Usaha5
2.8 Peluang Keberlanjutan Usaha
2.9 Analisis Keuangan
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
3.2 Bahan dan Alat
3.3 Cara Pembuatan Edible Chopsticks
3.4 Tahap-Tahap Pelaksanaan Kegiatan
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
4.2 Jadwal Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, serta Dosen Pendamping
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana
2

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Isu permasalahan lingkungan telah menjadi perhatian khusus di
Indonesia, sebagai negara penghasil sampah terbesar kedua di dunia Pada
tahun 2020, menurut data yang disampaikan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan (LHK) jumlah sampah yang tertimbun sebesar 67,8 ton.
Kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan penduduk yang meningkat
diperkirakan akan menambah jumlah timbunan sampah. Penumpukan
sampah yang semakin banyak juga berdampak semakin banyaknya jumlah
limbah plastik (Azzahra, 2020).
Limbah plastik adalah barang yang sudah dibuang atau tidak terpakai
dan terbuat dari bahan kimia tidak terbarukan. Salah satu penyumbang
limbah plastik adalah adanya sampah sumpit yang berbahan dasar plastik.
Faktor lain terkait masalah lingkungan adalah penebangan hutan. Forest
Watch Indonesia menyatakan jumlah laju deforestasi pada tahun 2013 –
2017 mencapai 1,47 hektare per tahunnya (Hidayat, 2019). Kayu hasil
penebangan hutan dapat menjadi berbagai bahan dasar sebuah benda
seperti sumpit. Oleh karena itu, sumpit dapat menjadi salah satu penyebab
dari isu permasalahan lingkungan. Hal ini dapat dikurangi dengan upaya
membuat sumpit ramah lingkungan.
Sumpit ramah lingkungan dapat dibuat dengan mengubah bahan
dasar pembuatannya. Perubahan ini dilakukan agar sumpit mudah terurai
oleh mikroorganisme setelah terpakai dan mempunyai kualitas seperti
plastik konvensional yang menjadikan sumpit ini bersifat bioplastik.
Bioplastik terbuat dari material terbarukan seperti selulosa, kasein, protein
atau lipid pada hewan, kolagen, dan pati. Bioplastik lalu dimodifikasi
menjadi edible film yang secara alami dapat diuraikan kembali oleh
mikroorganisme sehingga telah menjadi senyawa ramah lingkungan dan
dapat dimakan sehingga sumpit ramah lingkungan (edible chopsticks)
dapat diaplikasikan (Apriyani dkk, 2021).
Edible chopsticks dibuat menggunakan pati dan fruit leather. Fruit
2

leather adalah suatu produk semi kering dari campuran konsentrat atau
puree dengan bahan lain dari buah atau sayur berserat tinggi karena dapat
membantu pembentukan tekstur dan pektin, lalu dijadikan lembaran tipis
dengan ukuran ketebalan 2-3 mm, mempunyai tekstur kenyal dan halus,
tinggi karbohidrat dan serat, kaya rasa, rendah lemak, antioksidan,
vitamin, dan mineral (Madhav & Parimita, 2016). Pektin banyak
ditemukan pada wortel sebesar 7,14% (Herawati, 2018). Seratus gram
wortel terdapat kandungan 41 kcal energy, 0,24 gram lemak, 2,8 gram
serat, 88,29 gram air, 0,93 gram protein, dan 9,58 gram (USDA, 2018).
Penggunaan wortel sebagai bahan baku Magic chopsticks
dikarenakan wortel termasuk sayuran yang jumlahnya melimpah dengan
jumlah 650.858 ton hingga Indonesia tercatat menjadi negara penghasil
wortel terbanyak kesebelas di dunia. Pada penelitian ini, Magic chopsticks
dibentuk menyerupai sumpit plastik seperti umumnya, berbentuk tabung
padat tidak berongga, lurus, dan panjang (Herawati, 2018; Pakpahan,
Iskandarini & Lindawati, 2022)
Berdasarkan analisis permasalahan dan potensi pasar yang telah
dijelaskan, diusulkan suatu solusi dengan nama “MASTICKS” yaitu
“MAGIC CHOPSTICKS : Sumpit Nabati Berbahan Dasar Wortel (Daucus
carota) sebagai Inovasi Alat Makan Ramah Lingkungan”. Sebuah produk
yang mencerminkan salah satu edible chopsticks dengan bahan dasar
wortel. MASTICKS diharapkan mampu mengatasi masalah lingkungan
mulai dari penumpukan sampah plastik yang sulit terurai sampai dengan
deforestasi hutan yang menyebabkan kerusakan alam, disertai dengan
profit dalam keberlangsungannya.

1.2 Rumusan Masalah


Sumpit menjadi bagian dari alat makan masyarakat Indonesia
khususnya dalam memakan aneka jenis mie. Sumpit yang beredar
penggunaannya di masyarakat menggunakan plastik dan kayu sebagai
bahan dasarnya sehingga dapat menyebabkan permasalahan lingkungan.
Oleh sebab itu, sumpit harus dimodifikasi dengan bahan alternatif lainnya,
2

dengan fungsi yang masih sama. Salah satu alternatif adalah menggunakan
wortel karena memiliki kandungan karotenoid, polifenol,dan vitamin yang
bertindak sebagai antioksidan, antikarsinogenik, dan peningkat kekebalan.
Di sisi lain tingkat konsumsi wortel (Daucus carota) sebagai bahan
pangan masih rendah, sehingga MASTICKS muncul sebagai sumpit yang
bermanfaat dan menjadi produk ramah lingkungan.

1.3 Tujuan Pelaksanaan


1.3.1 Tujuan Umum
Proposal ini bertujuan untuk membuat produk magic chopstick
(MASTICKS) yang ramah lingkungan sehingga mampu mengatasi masalah
lingkungan mulai dari penumpukan sampah plastik yang sulit terurai
sampai dengan deforestasi hutan yang menyebabkan kerusakan alam,
disertai dengan profit dalam keberlangsungannya..
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Membuat produk MASTICKS
b. Melakukan Market Penetration produk MASTICKS
1.3.3 Luaran yang diharapkan
a. Berdirinya usaha mandiri MASTICKS
b. Mendaftarkan draft paten dari MASTICKS
c. Merintis pemasaran produk MASTICKS
d. Pendapatan dari hasil penjualan MASTICKS
e. Menyusun laporan kemajuan dan laporan akhir
1.4 Manfaat
Pelaksanaan program ini akan memberikan manfaat bagi banyak pihak,
seperti:
1. Bagi mahasiswa, meningkatkan pengaplikasian basis riset berkelanjutan
untuk berwirausaha.
2. Bagi industri, memberikan informasi penerimaan konsumen terhadap
produk magic chopsticks dari wortel.

3. Bagi masyarakat, mendapatkan manfaat dari produk magic


2

chopsticks yang menyehatkan dan memberikan informasi


pemanfaatan wortel dalam upaya diversifikasi produk.
4. Bagi pemerintah, mengembangkan produk bioplastik dalam
negeri secara kreatif dan inovatif.
2

BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1 Gambaran Umum Lingkungan


Kelestarian lingkungan sangat penting untuk keberlangsungan mahkuk
hidup. Namun demikian, banyaknya sampah yang diproduksi dan
kebutuhan manusia akan kayu mengakibatkan permasalahan. Salah
satunya yaitu sebagai bahan dasar pembuatan sumpit. Menteri LHK
menyampaikan data sampah yang tertimbun sebesar 67,8 ton, sedangkan
deforestasi pada tahun 2013 – 2017 mencapai 1,47 hektare per tahun
(Hidayat, 2019). Oleh karena itu, dari isu lingkungan yang ada, kami
berinovasi menciptakan produk magic chopstick yang ramah lingkungan.

2.2 Deskripsi dan Analisis Usaha


Magic chopstick merupakan inovasi produk sumpit ramah
lingkungan berbahan dasar wortel. MASTICKS memanfaatkan kandungan
hidrokoloid (protein dan pati), lipida, dan komposit yang terkandung
dalam wortel sehingga didapatkan sumpit yang dapat mengurangi jumlah
penebangan kayu dan limbah plastik untuk pembuatan sumpit kayu dan
plastik. Produk dibuat menggunakan bahan ramah lingkungan. MASTICKS
dikemas dengan desain yang menarik minat masyarakat.

2.3 Deskripsi Produk


Magic chopstick adalah nama usaha dengan produk utama berupa
sumpit sekali pakai. MASTICKS merupakan produk ramah lingkungan
yang dibuat dengan bahan baku wortel, dengan kandungannya berupa
hidrokoloid (protein dan pati), lipida, komposit yang terkandung dalam
wortel, sorbitol dan karagenan. Adapun produk dibuat dengan rangkaian
metode, yaitu pencucian, penghalusan, pencampuran bahan baku,
pemasakan, pembuatan, pencetakan MASTICKS, pengeringan, dan
pengemasan. MASTICKS dapat dipakai untuk menggantikan sumpit
berbahan dasar kayu sekali pakai dan plastik yang dapat menyebabkan
2

permasalahan lingkungan. Produk ini ramah lingkungan karena mudah


terurai jika dibuang. Berikut adalah contoh kemasan produk MASTICKS:
Gambar 1. Logo produk MASTICKS Gambar 2. Kemasan produk
MASTICKS

Keunggulan yang didapatkan dari rintisan usaha edible chopsticks ini yaitu:
a. Konsep wirausaha yang baik : Produk edible chopsticks menjadi
usaha dengan didasarkan atas kepedulian terhadap kesehatan dan
lingkungan. MAGIC chopsticks membantu mengampanyekan isu
deforestasi serta pengurangan sampah plastik, sehingga tidak
menimbulkan masalah lingkungan.
b. Tujuan wirausaha yang terpuji: Gagasan magic chopstick
didapatkan untuk meringankan permasalahan lingkungan.
c. Menggunakan bahan yang tidak dimanfaatkan secara umum yaitu
produk
magic chopstick dibuat dengan bahan baku wortel.
Harga Pokok Produksi :
Tabel 1. Harga pokok produksi MASTICKS
Biaya bahan baku Rp 2.649.000
Biaya overhead pabrik
- Distribusi Rp 300.000
- Promosi Rp 200.000
Total Rp 3.149.000
Harga produksi per unit = HPP/Jumlah Unit
= Rp 3.149.000/750 = Rp 4.200/unit
Keuntungan per unit = Harga jual – harga produksi per
unit
2

= Rp 8.500/- Rp 4.200 = Rp 4.300/unit

2.4 Kapasitas Produksi


Produksi MASTICKS dijelaskan melalui rincian sebagai berikut:
1. Bulan ke-2 target penjualan sebanyak 400 unit
2. Bulan ke-3 target penjualan sebanyak 550 unit
3. Bulan ke-4 dan seterusnya target penjualan sebanyak 750
unit

2.5 Perencanaan Tempat Produksi

Produksi dan pengemasan MASTICKS akan dilaksanakan di


Kompleks Rusunawa Undip, Tembalang, Semarang dengan
protokol Kesehatan yang ketat.

2.6 Perencanaan Pemasaran


2.6.1 Segmen Pasar

Produk ini dipilih karena ramah lingkungan, kaya manfaat, dan


dapat digunakan oleh semua kalangan pada usia usia >3 tahun
pada daerah kota maupun desa tanpa memandang latar belakang
konsumen.
2.6.2 Targeting
Target penjualan produk adalah semua orang yang peduli akan
kelestarian lingkungan, toko maupun pedagang yang masih
mengunakan sumpit plastik ataupun sumpit kayu.
2.6.3 Positioning
Produk kami memiliki keunggulan yaitu inovasi sumpit berbasis
wortel yang ramah lingkungan. Produk ini dapat dijadikan
alternatif baru dalam menggantikan produk sumpit plastik dan
sumpit kayu yang mampu menyebabkan permasalahan
2

lingkungan. Produk kami memberikan inovasi baru berupa


sumpit ramah lingkungan.
2.6.4 Market Share
Rendahnya peringkat Indonesia dalam penanggulangan
lingkungan hidup dari upaya pencemaran harus ditingkatkan.
Peluang inilah yang mendasari pengusaha untuk berfokus pada
isu lingkungan, termasuk dalam usaha alat makan ramah
lingkungan. Green marketing banyak dilakukan oleh beberapa
pengusaha namun pelaksanaannya belum maksimal. Sebagai
contoh Hoka Hoka Bento menggunakan sumpit plastik yang
nantinya akan mengganggu lingkungan (Retnosary, 2015).
Pada masa pandemi, kebiasaan membawa alat makan sendiri
menjadi suatu keharusan untuk meminimalisir penyebaran
penyakit COVID-19. Peluang penjualan jika dihitung
berdasarkan target pemasaran produk dapat dikalkulasi sebanyak
17% masyarakat Indonesia yang menggunakan plastik sekali
pakai. Persentase 17% setara dengan 5.015.000 jiwa penduduk di
Indonesia yang digunakan sebagai potensi konsumen berskala
nasional.
2.6.5 Perbandingan dengan Produk Lain
Tabel 2. Perbandingan BESTI dengan Produk Sejenis
N Produk Bahan Kandun Daur Ulang Harga
Pembanding g
-
an gizi
1 BESTI wortel Wortel Ada Sekali Rp 8.500/unit
paka
i,
edible
2 Sumpit Plastik Tidak Tidak dapat Rp
Plasti 22.000
2

k /unit
3 Sumpit Bamb Tidak Sekali pakai Rp 2.700/unit
Bamb
u

2.7. Analisis Usaha


Tabel 3. Laporan Laba-Rugi

Pendapatan
Penjualan Rp 6,375,000
Total Pendapatan Rp 6,375,000
Beban-Beban
Harga Bahan Baku Rp 2,649,000
Beban Promosi Rp 200,000
Beban Distribusi Rp 300,000
Total Beban-Beban Rp 3,149,000
Laba Bersih Rp 3,226,000
Berdasarkan analisis tersebut, maka usaha ini dapat
menghasilkan omzet bulanan sebesar Rp 3.226.000/bulan dan
layak untuk dijalankan.

2.8 Peluang Keberlanjutan Usaha


Tabel 4. Neraca Usaha
ASET LIABILITAS DAN EKUITAS
Aset Lancar Liabilitas Lancar
Kas R 6,908,350 Utang Usaha
p
Persediaan Bahan R 2,649,000
Baku p
Total Aset Lancar R 9,557,350
p
2

Aset Tetap Ekuitas


Peralatan R 2,036,500 Modal Awal R 8,571,5
p p 00
Akumulasi R 203,650 Laba Bersih R 3,226,0
Penyusutan p p 00
Total Aset Tetap R 2,240,150 Modal Akhir R 11,797,5
p p 00

Total Aset R 11,797,500 Total Liabilitas dan Ekuisitas R 11,797,5


p p 00

Tabel 5. Cashflow dua tahun

Berdasarkan cashflow, usaha ini memiliki peluang keberlanjutan dengan


mendapatkan Rp 72.909.000 selama 2 tahun.

2.9 Analisis Keuangan


2.9.1 Payback Period
Tabel 6. Payback Period
Bulan Arus Kas Arus Kas Kumulatif
Rp 8,57 8,57
2

Rp 3,38 5,18

Rp 251, 4,93

Rp 1,52 3,40

Rp 3,22 182,

Rp 3,22 3,04

(𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑎𝑤𝑎𝑙 − 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝐶𝐹 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛


4)
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = 4 +
(𝐶𝐹 𝑘𝑜𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 5 − 𝐶𝐹 𝑘𝑜𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

4)
𝑅𝑝 8.571.500 − 𝑅𝑝 8.389.000
4

𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = 4 +

2.9.2 Benefit/Cost Ratio


B/C Ratio = jumlah pendapatan / total biaya produksi
= Rp 6.375.000 / Rp 3.149.000
= 2.02

Dari B/C Ratio usaha ini layak atau fleksibel untuk dilakukan, karena
arus kas bersih

yang lebih besar dari investasi, sehingga melebihi nilai 1.

2.9.3 Break Event Point


BEP unit = biaya tetap/(harga jual per unit–harga
produksi per unit)
= (Rp 2.036.500)/(Rp 8.500–Rp 4.200)
= 474 unit
BEP rupiah = biaya tetap/(1-(harga produksi per
unit/harga jual per unit)
= (Rp 2.036.500)/{1-(Rp 4.200/Rp 8.500)}
= Rp 4.025.693 = Rp. 4.026.000
Berdasarkan BEP/titik impas, jumlah unit yang harus terjual sebanyak 474
unit, dengan memperoleh Rp 4.026.000. Sehingga terbukti bahwa usaha
ini menguntungkan, karena dengan menjual 750 unit, diperoleh Rp
6.375.000 , maka dapat mencapai titik impas.

2.9.4 Net Present Value (NPV)


NVP = -initial investment + ∑ 𝑝𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑 / (1+10%)12 bulan
4

= -Rp 8.571.500+ Rp 20.212.000


= Rp 11.640.000
Dengan perkiraan bunga 10% dan jangka waktu 12 bulan,
diperoleh nilai NPV>0 sehingga usaha ini layak atau fleksibel
untuk dilakukan, karena arus kas bersih yang lebih besar
daripada investasi.

2.9.5 Profitability Index (PI)


PI = PV dari Proceeds / PV modal
= Rp 20.212.000/Rp 8.571.500
= 2.35
Dari perhitungan PI, usaha ini termasuk usaha yang layak atau
fleksibel, karena PI>1.
4

BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan


Program ini dilaksanakan selama 4 bulan secara offline. Bahan baku
wortel diperoleh dari Kecamatan Bandungan, Semarang, Jawa Tengah,
sebagai salah satu sentra wortel di Kota Semarang. Untuk pembuatan
edible chopsticks sendiri, dilakukan di Rusunawa (Rumah Susun
Mahasiswa) Universitas Diponegoro.

3.2 Bahan dan Alat


3.2.1 Bahan yang Digunakan
Bahan yang digunakan adalah wortel dari varietas Chantenay,
Sorbitol (liquid) teknis food grade dan karagenan (solid) food grade.
3.2.2 Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan adalah blender, oven, loyang ukuran 15 x 30 x
0.3 cm, timbangan digital, timbangan analitik, magnetic stiring hotplate,
pipet volume, pisau, spatula karet, nampan, kertas silikon, dan plastik
klip.

3.2.3 Diagram Alir Produksi


4

Gambar 3. Diagram Alir Produksi

3.3 Cara Pembuatan Magic Chopsticks


3.3.1 Pembuatan puree wortel
Wortel dikupas dan dibuang kulit serta mata buahnya. Selanjutnya
ditimbang dan dicuci lalu dipotong dengan ukuran ±2x2x1,5 cm
untuk memudahkan dalam penghalusan daging wortel. Potongan
wortel kemudian diblender selama 10 menit untuk menghasilkan
puree wortel yang halus.
3.3.2 Pengolahan
Kemudian dimasak pada suhu 70°C selama 5 menit untuk
melarutkan serta mencampurkan secara merata karagenan dan
sorbitol.
3.3.3 Pencetakan Fruit Leather
Selanjutnya puree diangkat kemudian dituangkan pada loyang yang
telah dilapisi kertas silikon tahan panas, dan diratakan dengan
ketebalan 2-3 mm.
3.3.4 Pengeringan
Puree wortel dioven selama 3-4 jam dengan suhu 70°C.
3.3.5 Pencetakan Magic Chopsticks
Leather dikelupas dari kertas silikon dan dipotong dengan ukuran
15 x 15 cm kemudian digulung untuk pencetakan edible chopsticks.
Leather yang telah dicetak menjadi edible chopsticks di oven lagi
selama 4-5 jam pada suhu 70°C untuk mengeringkan edible
chopsticks.
3.3.6 Pengemasan
Edible chopsticks yang telah jadi, disimpan dalam kertas kedap
udara untuk menjaga kadar air dan kelembabannya agar tetap
kering.

3.4 Tahap-Tahap Pelaksanaan Kegiatan


4

3.4.1 Kegiatan Tahap I : Pra-Produksi


Proses pra-produksi dilakukan dengan memperhatikan kondisi
new normal saat ini yaitu dengan mematuhi protokol kesehatan
yang ketat. Kegiatan pra- produksi meliputi koordinasi tim untuk
membahas penentuan tempat produksi, penentuan pihak pemasok
bahan baku, perancangan kemasan, dan penentuan harga.
3.4.2 Kegiatan Tahap II : Produksi Awal
Kegiatan produksi dimulai dengan
mempersiapkan alat dan bahan yang ada. Pembuatan
edible chopstick dilakukan di Kompleks Rusunawa
Universitas Diponegoro, dengan mematuhi protokol
Covid-19. Dalam satu tempat, akan dibatasi jumlah
orang, tetap memakai masker, dan menjaga jarak. Pada
produksi awal ini, juga dilakukan quality control
terhadap produk, dengan ukuran seragam, tekstur tidak
kasar dan tidak lengket, serta warna dan aroma yang
sesuai.
3.4.3 Kegiatan Tahap III : Produksi dan Pengemasan
Pada kegiatan produksi dan pengemasan
merupakan tahap utama dalam keberlangsungan
program. Produk dibuat dengan jumlah sesuai target
setiap bulan secara berkala. Produk yang telah selesai
kemudian dikemas dengan kemasan yang memikat
minat pelanggan. Tahap ini dilakukan pada bulan kedua
pelaksanaan program, diikuti penentuan harga yang
sesuai untuk produk yang akan dipasarkan.
3.4.4 Kegiatan Tahap IV : Pemasaran
Pemasaran dilakukan 50% secara online dan
50% secara offline. Pemasaran secara online akan
dilakukan melalui media marketplace Shopee, serta
melalui media sosial dan komunikasi seperti Whatsapp,
Line, dan Instagram. Selanjutnya, untuk membangun
4

customer engagement¸ akan dibuat video promosi,


pamflet, dan desain logo yang menarik.
3.4.5 Kegiatan Tahap V : Evaluasi
Dalam proses pembuatan dari pra-produksi
hingga pemasaran, harus dilakukan evaluasi setiap
bulannya, agar dapat meningkatkan efisiensi pembuatan
produk, inovasi yang lebih baik, dan metode serta
pengemasan yang lebih baik.
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 4. Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana

Belmawa Rp 3,982,675
1 Belanja Bahan
Perguruan Tinggi Rp 702,825

Belmawa Rp -
2 Sewa dan Jasa
Perguruan Tinggi Rp -

Belmawa Rp 2,064,000
3 Transportasi
Perguruan Tinggi Rp 516,000

Belmawa Rp 914,200
4 Lain-Lain
Perguruan Tinggi Rp 391,800

Jumlah Rp 8,571,500

Belmawa Rp 6,960,875
Rekap Sumber Dana Perguruan Tinggi Rp 1,610,625

Jumlah Rp 8,571,500

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 5. Jadwal Kegiatan

Bulan
No Jenis Kegiatan Penanggungjawab
1 2 3 4
1 Kegiatan Pra-produksi Hanipah

2 Produksi skala kecil Alia Tri Wahyuningsih


3 Analisis pasar dan promosi Novia Ayu Ramadhona
4 Pemasaran produk Khansa Putri Salsabila
5 Evaluasi Khansa Putri Salsabila
6 Pembuatan laporan Najwa Viena Arinda
DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, S.W., Sulistyorini, J., Nuryadi, A.M., 2021. Plastik Edible


Berantioksidan yang Diekstrak dari Bawang Hitam. Jurnal Penelitian
Teknologi Industri 12, 1–10.
Azzahra, T.A., 2020. Menteri LHK: Timbunan Sampah di Indonesia Tahun
2020 Capai 67,8 Juta Ton.
https://news.detik.com/berita/d-5046558/menteri-lhk- timbunan-sampah-
di-indonesia-tahun-2020-capai-678-juta-ton.
Diamante, L.M., Xue, B., Janette, B., 2014. Fruit Leathers: Method of
Preparation and Effect of Different Conditions on Qualities. International
Journal of Food Science 14, 1–12.
Herawati, H., 2018. Potensi Hidrokolid sebagai Bahan Tambahan pada Produk
Pangan dan Nonpangan Bermutu. Jurnal Litbang Pertanian 37, 17–25.
Hidayat, 2019. Forest Watch Indonesia: 1,47 Juta Hektare Hutan Hilang Tiap
Tahun. https://bisnis.tempo.co/read/1259120/forest-watch-indonesia-147-
juta-hektare-hutan-hilang-tiap-tahun.
Madhav, K., Parimita, 2016. Studies on Development of Tomato Leather
Prepared for Geriatric Nutrition. Journal of Nutrition & Food Sciences 6,
17–25.
Mulyadi, A.F., Susinggih, W., Ika, A.D., Widelia, I.P., 2014. Karakteristik
Organoleptik Produk Mie Kering Ubi Jalar Kering (Ipomea batatas)
(Kajian Penambahan Telur dan CMC). Teknologi Pertanian 15, 25–36.
Pakpahan, E., Iskandarini, I., Lindawati, L., 2022. Analisis Daya Saing dan
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Wortel dari Kabupaten Karo,
Provinsi Sumatera Utara, Indonesia ke Malaysia. Agro Bali: Agricultural
Journal 5, 84– 91.
Retnosary, R., 2015. Green Marketing Application Strategy For Increasing
Consumer Satisfaction (Case Study In Fast Food Business Company
Group At Mall Karawang) 1.
USDA, 2018. Basic Report 11124, Carrots, Raw. National Nutrient Database
for Standard Reference.
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Kegiatan

N Jenis Pengeluaran Volume Harga Satuan Total (Rp)


o (Rp)
1 Belanja Bahan
Wortel 40 kg Rp 20,000 R 900,000
p
Karagenan 720 Rp 35,000 R 280,000
gram p
Sorbitol 3200 Rp 17,000 R 544,000
gram p
Pisau 1 set Rp 65,000 R 65,000
p
Blender 2 buah Rp 127,000 R 254,000
p
Oven listrik 3 buah Rp 235,000 R 705,000
p
Loyang 7 buah Rp 17,000 R 136,000
p
Timabangan digital 3 buah Rp 30,000 R 90,000
p
Kertas Silikon 10 box Rp 25,000 R 250,000
p
Sepatula Karet 5 buah Rp 8,500 R 42,500
p
Nampan 5 buah Rp 12,000 R 60,000
p
Packaging 1500 Rp 450 R 675,000
pcs p
Panci 2 buah Rp 50,000 R 100,000
p
Stopwatch 2 buah Rp 25,000 R 50,000
p
Penggaris 3 buah Rp 6,000 R 18,000
p
Baskom 2 buah Rp 20,000 R 40,000
p
Kompor Listrik 1 buah Rp 150,000 R 150,000
p
Printer Resi 1 buah Rp 300,000 R 300,000
p
Talenan 2 buah Rp 13,000 R 26,000
p
SUB TOTAL R 4,685,500
p
2 Belanja Sewa
R -
p
SUB TOTAL R -
p
3 Perjalanan Lokal
Kegiatan survey bahan 5 kali Rp 30,000 R 150,000
p
Kegiatan penyiapan bahan 6 kali Rp 30,000 R 180,000
p
Kegiatan distribusi produk 10 kali Rp 30,000 R 300,000
p
Perjalanan sekitar kampus 25 kali Rp 30,000 R 750,000
p
Kegiatan Pendampingan 30 kali Rp 40,000 R 1,200,000
p
SUB TOTAL R 2,580,000
p
4 Lain-Lain
Handsanitizer 8 buah Rp 23,000 R 184,000
p
Masker 5 pack Rp 20,000 R 100,000
p
ATK 3 paket Rp 60,000 R 180,000
p
Promosi produk 8 kali Rp 25,000 R 200,000
p
Banner 1 buah Rp 95,000 R 95,000
p
Sarung Tangan Lateks 3 box Rp 49,000 R 147,000
p
Internet 4 bulan Rp 100,000 R 400,000
p
SUB TOTAL R 1,306,000
p
GRAND TOTAL R 8,571,500
p
GRAND TOTAL (Delapan Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Satu Lima Ratus
Rupiah)
Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas

N Nama/NIM Prog Bida Alok Uraian Tugas


o ra m ng asi
Studi Ilm Wak
u tu
(jam/
m
inggu
)
1 Hanipah/ S-1 Sains 17 Sebagai
24030122120022 Kimia dan
Matem CEO,
atika bertanggung
jawab dalam
mengkoordinasik
an pelaksaan
kegiatan,
melakukan

relasi
dengan eksternal.
2 Khansa Putri S-1 Sains 15 Sebagai
Salsabila / Kimia dan
2403012214012 Matem CFO,
3 atika bertanggung
jawab mengatur
kestabilan arus
kas, melakukan
analisis keuangan.
3 Novia Ayu S-1 Sains 15 Sebagai COO,
Ramadhona / Kimia dan bertanggung
2403012213005 Matem jawab mengatur
2 atika produk yang
dihasilkan, baik
input bahan,
proses, dan output.
4 Alia Tri S1- Sains 15 Sebagai
Wahyuningsih / Kimia dan
2403012213005 Matem CMO,
9 atika bertanggung
jawab mengatur

strategi
pemasaran,
promosi, dan
target penjualan

setiap
bulan.
5 Najwa Viena S1- Sains 15 Sebagai
Arinda / Kimia dan
2403012212001 Matem CTO,
0 atika bertanggung
jawab
mengembangkan
produk
dan
memasarkan
produk melalui

digital
marketing.
Lampiran 3. Bussines Model Canvas

Key Key Value Propositions Customer Custom


Partners Activites: - chopsticks ramah Relationsh er
- temp Production lingkungan ip Segmen
at Design - produk sehat dan - Giving ts
mak Marketing halal discount
an Sales - harga relatif murah For repeat - masyara
- alfa - cocok untuk semua order kat
mart kalangan customer berbagai
& - menerima pesanan - menerima usia
indo antar kriti dan
mare saran dari
t customer
- mar Key Channels
ket Resourc - direct
plac es: marketing
e - laha - social
- rum n media
ah budi marketing
kem daya
asan wort
el
- alat
prod
uksi
Cost Structure Revenue Streams
- biaya bahan baku produk - penjualan produk
- biaya pembuatan produk - investor
- biaya kemasan - sponsorship event
- biaya promosi - promosi dan paid promote melalui media
sosial

Anda mungkin juga menyukai