BIDANG KEGIATAN :
PKM KEWIRAUSAHAAN
Diusulkan Oleh:
i
DAFTAR ISI
ii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Buah stroberi merupakan buah yang perishable (mudah mengalami kerusakan) dan
tergolong buah non klimaterik. Buah stroberi yang telah dipetik sebagaimana buah-
buahan lainnya akan mengalami perubahan kimia, fisik, dan organoleptik. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kualitas buah stroberi antara lain kondisi lingkungan, relative
humidity (kelembaban relatif), sirkulasi udara, dan respirasi (Mohammad Affan Fajar
Falah dkk., 2018)
Stroberi memiliki kadar air yang tinggi sehingga mudah busuk akibat aktivitas enzim
atau mikroorganisme. Beberapa proses kerusakan yang terjadi pada buah stroberi antara
lain loss mass (penyusutan massa), laju respirasi, laju transpirasi yang tinggi, penyakit
buah stroberi, serta kerusakan mekanis. Agar penurunan mutu dan masa jual buah
stroberi dapat diperpanjang, diperlukan upaya yang dapat menghambat kerusakannya.
Banyak metode yang digunakan untuk memperpanjang masa simpan buah stroberi.
Pemberian lapisan tipis pada permukaan buah merupakan salah satu upaya yang dapat
diterapkan (Karina dkk, 2012).
Edible coating telah lama diketahui dapat menjaga produk pangan dari kerusakan
dengan cara memperlambat dehidrasi, menahan respirasi dan meningkatkan kualitas
tekstur, membantu menahan komponen-komponen aroma yang bersifat volatil atau yang
mudah menguap serta dapat menghambat pertumbuhan mikroba, Penggunaan dan
pengembangan pelapisan dengan material berbahan dasar biologis yang bertujuan untuk
memperpanjang masa simpan dan kualitas produk pangan yang segar, beku, maupun
yang diformulasikan (Ginting, 2011).
Menurut Brody (1997) dalam Harianingsih (2010), penggunaan coater pada buah
segar dapat memperlambat penurunan mutu, karena metode tersebut dapat digunakan
sebagai penahan difusi oksigen, karbondioksida, dan uap air serta komponen flavor,
Sehingga mampu menciptakan kondisi atmosfir internal yang sesuai dengan kebutuhan
produk yang dikemas. Keuntungan penggunaan coater untuk pelapis buah adalah dapat
memperpanjang umur simpan produk serta tidak mencemari lingkungan, karena coater
ini dapat dimakan bersama produk coater yang aman bagi tubuh dan lingkungan, salah
satunya kitosan dari hama kepiting sawah. Menurut (Bolat et al., 2010) Kepiting sawah
mengandung senyawa kitin. Kitin tersebut dapat di proses lebih lanjut menghasilkan
khitosan yang banyak digunakan di berbagai bidang industri.
Kepiting sawah merupakan salah satu hama tanaman padi (Oryza sativa).
Kepiting sawah mengganggu tanaman padi dengan cara memotong batang tanaman padi
yang masih berumur 1 bulan untuk dijadikan makananya. Selain itu kepiting sawah juga
membuat sarang dengan cara melubangi lubang di pematang sawah dan tepi saluran
irigasi, serta merusak saluran air yang dibutuhkan untuk mengairi sawah (Aprillia, 2008).
Kepiting sawah belum mempunyai musuh alami sehingga populasi kepiting sawah akan
2
selalu menigkat dan tersedia di alam. Selama ini kepiting sawah hanya dimanfaatkan
sebatas pakan ternak. Menurut Sudhakar et al., (2009) kandungan protein dan asam
amino esensial maupun non esensial pada kepiting sawah jenis Parathelphusa muculata
tergolong lengkap, untuk asam amino esensial yaitu leusin 8,36%, arginin mencapai
12,87%, asam glutamat 11,53% dan tirosin 1,91%.
Khitin (C8H13NO5)n merupakan biopolimer dari unit N-asetil-D-glukosamin yang
saling berikatan dengan ikatan β(1→4). Khitin adalah kristal amorphous berwarna putih,
tidak berasa, tidak berbau, dan tidak dapat larut dalam air, pelarut organik umumnya
adalah asam-asam anorganik dan basa encer. Sumber khitin yang sangat potensial adalah
kerangka luar crustacea (seperti udang, kepiting, rajungan, dan lobster), serangga,
dinding yeast dan jamur, serta mollusca (Muzzarelli, 1985, Mekawati dkk., 2000). Di
alam, khitin merupakan senyawa yang tidak berdiri sendiri tetapi bergabung dengan
senyawa lain. Pada crustacea, khitin bergabung dengan protein, garam anorganik
(CaCO3), dan pigmen (Suhardi, 1992).
Khitosan adalah suatu biopolimer dari D-glukosamin yang dihasilkan dari proses
deasetilasi khitin dengan menggunakan alkali kuat. Khitosan bersifat sebagai polimer
kationik yang tidak larut dalam air, dan larutan alkali dengan pH di atas 6,5. Khitosan
mudah larut dalam asam organik seperti asam formiat, asam asetat, dan asam sitrat
(Mekawati dkk, 2000).
1. Bagi mahasiswa dan masyarakat : agar dapat lebih mengetahui bahwa Kepiting
Sawah memiliki banyak manfaat untuk Pertanian, terutama untuk menambah
ketahanan buah dengan cara Coating atau pelapisan.
2. Bagi petani : menambah ketahanan buah stroberi dan meminimalisir resiko masalah
pengiriman yang di sebabkan pembusukan buah serta menambah keuntungan untuk
Ekspor ke luar negeri.
5
5. Pendapatan
Cairan Edible Coating isi 500 ml 30 pack/hari
Rp. 5.000,00 x 30pack x 30 hari = Rp. 4.500.00,-
Permen Insulin isi 1 liter 15 pack/hari
Rp. 8.000,00 x 30 hari = Rp. 3.600.000,-
- Pengeluaran
Biaya bahan baku/habis 1
bulan = Rp .4.025.000,-
Biaya operasional = Rp 820.000,-
Biaya penyusutan peralatan = Rp 47.900,-
2. Demineralisasi
Proses demineralisasi pada suhu 25-30°C dengan menggunakan larutan HCl 2
M dengan perbandingan sampel dengan larutan HCl = 1 : 10 (gr serbuk/ml HCl )
sambil diaduk konstan selama 30 menit. Kemudian disaring dan endapan yang
diperoleh dicuci dengan menggunakan aquadest sampai pH netral. Hasil dari
proses ini disebut chitin.
3. Deasetilasi
Khitin kemudian dimasukkan dalam larutan NaOH dengan konsentrasi 20%W
pada suhu 90-100°C sambil diaduk konstan selama 30 menit pada proses
deasetilasi. Hasil yang berupa slurry disaring, lalu dicuci dengan aquadest sampai
pH netral lalu dikeringkan. Hasil yang diperoleh disebut kitosan.
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N., Kusnandar, F., dan Herawati, D. 2011. Analisis Pangan. Dian
Rakyat. Jakarta.
Austin, P.R, Brine, C.J Castle, J.C., and Zikakos, J.P., (1988), “Chitin New Facets
of Research” J. Food Sci, Vol.54.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota, Biodata Dosen Pendamping
1. Ketua
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Nico Rajindra
2. Jenis Kelamin L
3. Program Studi S1 TEKNIK KIMIA
4. NIM 22160291D
5. Tempat, tanggal lahir Surakarta, 21 November 1997
6. Alamat Email nickorajindra24@gmail.com
7. No. Telp/HP -/082132757523
(Nico Rajindra)
11
2. Anggota 1
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Hengky Prasetyo
2. Jenis Kelamin L
3. Program Studi S1 Teknik Kimia
4. NIM 22160300D
5. Tempat, tanggal lahir Ngawi, 28 September 1998
6. Alamat Email hengky.P28@gmail.com
7. No. Telp/HP -/082132757523
(Hengky Prasetyo)
12
3. Anggota 2
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Erika Nuri Arisa
2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi S1 Teknik Kimia
4. NIM 23170316D
5. Tempat, tanggal lahir Karanganyar, 3 September 1999
6. Alamat Email erika.nuriarisa399@gmail.com
7. No. Telp/HP -/081215198396
4. Anggota 3
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap Noviana Sariana Sarana Miri
2. Jenis Kelamin P
3. Program Studi S1 TEKNIK KIMIA
4. NIM 23170317D
5. Tempat, tanggal lahir Karanganyar, 17 November 1998
6. Alamat Email novianasarianasm@gmail.com
7. No. Telp/HP -/08998345642
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-K.
B. Riwayat Pendidikan
1. Manajemen Pilihan 2
2 Kewirausahaan Wajib 2
Penelitian
Penyandang Dana
No Judul Penelitian Tahun
Sumber Jml (Juta Rp)
Pemanfaatan USB Rp.10 jt 2015
Limbah Kulit buah
jeruk bali ( Citru
Maxima Merr )
1 sebagai teh celup
anthihiperkolesterol
emia
Penyandang Dana
No Judul Penelitian Tahun
Sumber Jml (Juta Rp)
ketoksikan akut
logam berat th 1
Industri Tenun
Sarung Goyor
Berpotensi Ekspor
di desa Dalangan
Kecamatan
Tawangsari
Sukoharjo TH 3
(Narimo,ST.,MM.)
18
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-PE saya dengan judul “Eco
Khing’s” Edible Coating Dari Khitosan Kepiting Sawah Solusi Pasca Panen
Buah Stroberi (Fragaria Sp.) yang diusulkan untuk tahun anggaran 2020 adalah
asli karya kami dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.