NIM : 22160303D Prodi : S1 Teknik Kimia Mata kuliah : Budi Pekerti Paripurna
1. Sejauh mana kalian menghayati syahadat yang kalian ucapkan ?
Kalimat syahadat merupakan asas utama dan landasan penting bagi rukun islam umat muslim. Tanpa syahadat, rukun islam lainnya akan runtuh begitu juga dengan rukun iman. Tegaknya syahadat dalam kehidupan individu akan menegakkan ibadah dan keadilan dalam hidup kita. Dengan syahadatain terwujudlah sikap rohani yang akan memberikan motivasi kepada tingkah laku jasmaniah dan akal pikiran, serta memotivasi kita untuk melaksanakan rukun islam lainnya. 2. Mengapa orang harus menjalankan sembahyang, apa gunannya dan apa akibatnya bila orang tersebut tidak melakukannya ? Dalam ruang kehidupan yang luas dan variatif, menunaikan sembahyang (ibadah) kepada Allah dalam makna yang komprehensif memiliki tingkat urgensi yang lebih tinggi dalam kehidupan seorang muslim. Pertama ibadah ialah identitas keislaman dan keimanan seseorang kepada Allah Subhanahu Wata’ala (S.W.T). Identitas ibadah inilah yang menjadikkannya pembeda antar seseorang, kelompok masyarakat, maupun umat dalam kehidupan. Jika seseorang tidak melakukan ibadah Kepada Allah S.W.T mereka akan menerika ganjaran atas perbuatannya setelah mereka meninggalkan dunia yang fana ini dan menuju dunia yang kekal yaitu Dunia akhirat. 3. Bagaimana kalian bersikap seandainya ada yang melakukan ibadah dengan cara yang seperti yang anda yakini kebenarannya ? Saya menghargai ibadah yang mereka yakini kebenarannya tanpa mengeklaim bahwa ibadah yang mereka lakukan berbeda dengan yang saya lakukan. Karena sejatinya ibadah itu sendiri merupakan perwujudan kegiatan keagamaan yang menghendaki terjalinnya hubungan manusia dengan Tuhan, dewa, roh maupun kekuatan gaib yang dipuja baik dilakukan secara bersama-sama maupun perorangan. Kebanyakan agama menggunakan salah satu cara dalam melaksanakan ritual ibadahnya. Beberapa agama meritualkan kegiatan ini dengan menerapkan berbagai aturan seperti waktu, tata cara, dan urutan sembahnyang dan ada juga yang menerapkan aturan ketat mengenai apa saja yang harus disediakan misalnya saja persembahan tatau sesajen, serta kapan ritual itu harus dilakukan. Sementara beberapa pandangan lainnya memandang bahwa berdoa atau bersembahnyang dapat dilakukan kapan saja, dan oleh siapa saja.