i
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kebutuhan kertas terus mengalami kenaikan, saat ini kebutuhan kertas
dunia mencapai sekitar 200 juta ton tiap tahun, dan terus mengalami kenaikan
sekitar 3,5% setiap tahunnya. Hal ini dapat menyebabkan dampak yang kurang
baik terhadap lingkungan. Selain karena bahanbaku pulp adalah kayu, tetapi
proses pulping yang dilakukan menggunakan bahan kimia pada proses
bleaching yang sukar didegradasi secara alami (Nugroho, et al.,2022).
Di Indonesia, beberapa industri pulp masih menggunakan bahan kimia yang
berbahan dasar klorin pada proses pemutihan pulp, karena sifatnya yang reaktif,
efektif menghasilkan pulp dengan sifat fisik dan derajat putih tinggi, dengan
hargayang relatif murah. Namun, penggunaan klor bersifat toksik, mutagenik,
persisten, bioakumulatif sehingga menimbulkan persoalan lingkungan yang
sangat serius, pembentukan kloroform pada element chlorine free (ECF)
bleaching pulp diperkirakan 2,07 sampai 5,34 g/ton pulp dan kloroform yang
terbentuk diperkirakan 30% nya tidak dapat terurai oleh lumpur aktif, dan
sekitar 97% nya akan menguap ke udara (Sugesty, et al., 2015).
Salah satu cara alternatif untuk mengurangi penggunaan klor sebagai
pemutih adalah menggunakan teknik bio-bleaching dengan memanfaatkan
enzim xilanase. Enzim xilanase dapat ditemukan pada limbah pertanian, seperti
ampas singkong (Septiningrum & P, 2011).
Pada industri, ampas singkong dapat dijadikan salah satu bahan pembuatan
pulp. Dalam ampas singkong, didapatkan 21,3% hemiselulosa yang komponen
utamanya adalah xilan. Enzim xilanase dapat dimanfaatkan sebagai agen
pemutih dalam teknik biobleaching pada pulp, karena enzim ini dapat
memodifikasi struktur xilan dan glukomanan dalam serat pulp yang
menyebabkan meningkatnya efisiensi delignifikasi bahan kimia pemutih.
Penggunaan xilanase pada proses pra-pemutihan pulp yang bertujuan untuk
mengurangi konsumsi bahan pemutih kimia (Sugesty, et al., 2015).
Pemanfaatan enzim xilanase yang berasal dari ampas singkong ini dapat
menjadi solusi dari masalah pada industri pulp dan kertas serta industri
pertanian. Selain itu, sumber enzim xilanase yang mudah dan terjangkau untuk
didapatkan sehingga mendorong peneliti untuk melakukan Riset
“Pemanfaatan Enzim Xilanase pada Ampas Singkong (Manihot utilissima)
untuk Proses Bio-bleaching Pulp yang Ramah Lingkungan”.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara mendapatkan enzim xilanase dari ampas singkong?
b. Apakah enzim xilanase efektif untuk proses bio-bleaching pulp?
1.3 Tujuan Khusus Riset
a. Mengetahui proses ekstraksi enzim xilanase pada ampas singkong.
b. Mengetahui keefektifan enzim xilanase untuk proses bio-bleaching pulp.
2
Konsistensi, % 7 10 10 10 10 10 10
Suhu, ℃ 50 95 85 70 75 70 75
Waktu Reaksi, 18 18
60 60 60 60 60
menit 0 0
pH akhir - 12 2,5-3,5 12,5 4 12,5 3,5
Dosis, kg/ton 0,5 - - - - - -
3.5.5 Uji Bilangan Kappa
Analisis kadar lignin dilakukan dengan pengujian bilangan
kappa. Uji bilangan kappa dilakukan pada pulp dengan enzim xilanase
dan pada pulp yang tidak menggunakan enzim xilanase. Semakin kecil
nilai bilangan kappa, maka lignin yang ada pada pulp semakin sedikit.
Pengujian bilangan kappa diawali dengan uji blanko. Uji blanko
dilakukan untuk mendapatkan titrasi blanko sehingga dapat menghitung
bilangan kappa. Pertama, siapkan Aquades 200 mL, KMnO4 25 mL,
H2SO4 25 mL dimasukkan ke dalam gelas beker 500 mL. Kemudian
larutan Na2S2O3 digunakan untuk titrasi. Titrasi dilakukan sampai
7
berubah warna dari ungu menjadi bening sehingga bilangan kappa dapat
dihitung dengan persamaan berikut (Nugroho, et al., 2022):
Vb-Vp
Vb-Vp (0,00093× )
K= ×d, dimana d=10 0,3-0,5
w
Keterangan :
K = Nilai bilangan kappa
Vb = Volume blanko (mL)
Vp = Volume titrasi dengan Na2S2O3 (mL)
w = Berat sampel pulp (gram)
Setelah nilai bilangan kappa didapatkan, maka selanjutnya adalah
menguji kadar lignin yang terkandung dalam sampel. Kadar lignin dapat
dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:
Kandungan lignin = 0,15% × bilangan kappa
3.5.6 Uji Sisa Bahan Kimia Pemutih
Untuk mengetahui keefektifan enzim xilanase pada ampas
singkong dalam mengurangi konsumsi bahan kimia pemutih, diperlukan
uji konsumsi bahan kimia pemutih yang digunakan. Pulp yang tidak
menggunakan xilanase dalam proses pra-pemutihan dihitung bahan
kimia pemutih yang tersisa. Begitupun dengan pulp yang menggunakan
enzim xilanase pada proses pra-pemutihan, dihitung bahan kimia
pemutih yang tersisa sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh
enzim xilanase dalam mengurangi agen bahan kimia pemutih.
3.6 Luaran dan Indikator Capaian di Setiap Tahapan
No Tahapan Luaran Indikator Capaian
1 Preparasi Diperoleh Ampas Diperoleh ampas
singkong dari singkong yang akan
singkong diambil enzim xilanase
sebagai agen pemutih
2 Delignifikasi Diperoleh enzim Diperoleh enzim xilanase
dan Ekstraksi xilanase dari ampas pada ampas singkong dan
Enzim Xilanase singkong hilangnya lignin
pada Ampas
Singkong
3 Uji Bilangan Diperoleh nilai Nilai bilangan kappa
Kappa sebelum bilangan kappa setelah bleaching lebih
dan setelah sebelum proses rendah daripada sebelum
proses bleaching bleaching bleaching
4 Proses Chelating Menghilangkan ion- Diperoleh pulp yang tidak
ion logam pada pulp memiliki ion-ion logam
agar efektif untuk di
bleaching
8
Belmawa Rp 9.663.000
Perguruan Tinggi Rp 1.950.000
Rekapan Sumber Dana
Instansi Lain -
Jumlah Rp 11.613.000
4.2 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2. Jadwal Kegiatan setiap Anggota
Bulan Person
No Jenis Kegiatan Penanggung
1 2 3 4 5
Jawab
1. Persiapan Alat dan Tiara dan Saniya
Bahan
2. Delignifikasi dan Dita dan Saniya
Ekstraksi Enzim
Xilanase pada Ampas
Singkong
3. Uji Bilangan Kappa Pulp Krisna dan Susanti
4. Proses Chelating Krisna dan Tiara
5. Bio-bleaching Pulp Saniya dan Dita
dengan Menggunakan
Enzim Xilanase
6. Penyusunan laporan dan Dita dan Krisna
publikasi
10
Bulan Person
No Jenis Kegiatan Penanggung
1 2 3 4 5
Jawab
7. Aktivitas media sosial Saniya dan Susanti
DAFTAR PUSTAKA
Firdausa, F. K., Santoso, A. B. & Handayani, W., 2017. Ekstraksi Xilan dari
Limbah Ampas Singkong dan Pemanfaatannya sebagai Substrat Endo B-
1,4-D-Xilanase. Berkala Sainstek, 5(1), pp. 50-54.
Nugroho, P. B., Vania, S. N. & Fuadi, A. M., 2022. Pemanfaatan Batang Tanaman
Talas (Colocasia esculenta L.) Sebagai Bahan Pembuatan Pulp dengan
Proses Soda. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 11(1), pp. 43-55.
Rahmadi, A. I., Madusari, S. & Lestari, I., 2018. Uji Sifat Fisik dan Sifat Kimia
Pulp dari Limbah Pelepah Kelapa Sawit. Jakarta, Seminar Nasional Sains
dan Teknologi.
Fitriyanti, R., 2016. Penerapan Produks Bersih Pada Industri Pulp dan Kertas.
Jurnal Redoks, 1(2), pp. 16-25.
Septiningrum, K. & Pramuaji, I., 2017. Aplikasi Enzim di Industri Pulp dan Kertas:
I. Bidang Pulp. Jurnal Selulosa, 7(1), pp. 1-16.
Septiningrum, K. & P, C. A., 2011. Produksi Xilanase dari Tongkol Jagung dengan
Sistem Bioproses Menggunakan Bacillus Circulans untuk Pra-Pemutihan
Pulp. Jurnal Riset Industri, 5(1), pp. 87-97.
Sharma, N., Bhardwaj, N. K. & Singh, R. B. P., 2020. Environmental Issues Of Pulp
Bleaching And Prospects Of Peracetic Acid Pulp Bleaching. Journal of
Cleaner Production, pp. 1-11.
Sugesty, S., Kardiansyah, m. T. & Pratiwi, W., 2015. Penggunaan Xilanase pada
Pemutihan Dissolving Pulp Acacia crassiacarpa. Jurnal Selulosa, 4(2), pp.
99-106.
Suryani, R., & Nisa, F. C. (2015). Modifikasi Pati Singkong Dengan Enzim Α-
Amilase Sebagai Agen Pembuih Serta Aplikasinya Pada Proses Pembuatan
Marshmallow. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 3 (2), pp. 723-733.
Susila Kristianingrum, E. D. (2011). Pengaruh Jenis Asam Pada Sintesis Silika Gel
dari Abu Bagasse dan Uji Sifat Adsorptifnya Terhadap Ion Logam Tembaga
(II_. Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA., 281-292.
21