Anda di halaman 1dari 18

PEMANFAATAN DAUN JATI DAN PEPAYA DALAM

KEGIATAN ECOPRINT

DISUSUN OLEH
Febriansyah
(X TKL 1)

SMK BRANTAS KARANGKATES

AKREDITITAS A , NPNS 20517712, ALAMAT; JL.LOLARAS 14 DESA;


KARANGKATES,KECAMATAN;
SUMBERPUCUNG,KODEPOS ;65165,NOMER TELEPON;(0341)385876
DAFTAR ISI
Daftar isi.......................................................................... i
Kata pengantar ............................................................. ii
Daftar Gambar ............................................................ iii
Bab I . Pendahuluan ..................................................... 1
1.1 Latar belakang..........................................................
1.2 Tujuan.......................................................................
Bab II. Dasar teori...........................................................2
2.1 Ecoprint...................................................................
2.2 Ecoprint sebagai teknik pembuatan motif tekstil.......
2.2.1Teknik – teknik ecoprint......................................
2.3 tawas...................................................................
2.4 Pohon papaya................................................................

2.5 Daun pepaya.............................................................,...........


2.5.1 Manfaat daun pepaya...................................................
2.6 kain jilbab.......................................................................
Bab III. Metode penelitian..............................................3
3.1 Waktu dan tempat...................................................
3.2 Jadwal kegiatan......................................................
3.3 Prosedur pelaksanaan pembuatan ecoprint menggunakan teknik
pounding....................................
3.3.1 Langkah-langkah..................................................
3.4 Alat dan bahan.........................................................
3.5 Sketsa/desain............................................................
Bab IV . Pembahasan.......................................................4
4.1 ALAT DAN BAHAN......................................................................
4.2 PELAKSAAN PEMBUATAN
ECOPRINT.................................................
4.3 Hasil.......................
4.4 Kendala.....................................................................
Bab V. Kesimpulan dan saran........................................5
5.1 Kesimpulan..............................................................
5.2 Saran.........................................................................

BAB I PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR

Dengan meyebut nama allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang.Panjatkan puji
syukur atas kehadiran ALLAH SWT yang melimpahkan rohmat,taufiq serta hidayah dan
inayah,sehingga dapat menyelesaikan proposal tentang proses kegiatan ecoprint.
Proposal ini sudah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari beberapa pihak
dan internet sebagai sumber materi sehingga dapat mempelancar pembuatan proposal ini.Untuk
itu kami menyampaikan banyak banyak terimakasih kepada pihak yang berkontribusi dalam
pembuatan proposal ini,termasuk teman-teman dan guru pada mata pembelajaran IPAS.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran para pembaca atau penikmat karya sebagai bahan evaluasi kami dalam pembuatan proposal
selanjutnya. Mudah-mudahan itu semua menjadikan cambuk bagi kami agar lebih meningkatkan
kualitas makalah ini dimasa yang akan datang.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
juga wawasan menyangkut cara bagaimana menciptakan warna dari tumbuhan.Semoga makalah
sederhana ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.5 Sketsa / desain


Gambar 4.1 Alat dan bahan kegiatan ecoprint
Gambar 4.2 Proses pemukulan daun pada totebag
Gambar 4.3 Hasil proses kegiatan ecoprint
BAB 1.PENDAHULUAN

1.1 LATATAR BELKANG


Daun adalah salah satu bagian tumbuhan yang tumbuh pada ranting atau batang. Daun
memiliki manfaat yang utama yaitu untuk tempat menyimpan Cakancsan air dan makanan.
Daun Jati berasal dari tanaman Yang memiliki nama ilmiah terutama grandis.Daun ini
memiliki banyak manfaat diberbagai bidang salah satunya dibidang kesehatan yaitu untuk
mengurangi gejala asma,DLL.
Daun pepaya adalah daunyang berasal dari tumbuhan pepaya (carica papaya).Daun pepaya
muda kerap diolah menjadi makanan,daun pepaya dapat pula dijadikan obat untuk beberapa jenis
penyakit.Helaian daun pepaya berbentuk menyerupai tangan manusia.
Manfaat daun Jati Sangat berpotensi dijadikan sumber Zat Warna untuk kegiatan ecoprint.
Hal ini terjadi karena daun Jati mempunyai kandungan Pigmen warna untuk dapat menunjang
hasil Pewarnaan dalam kegiatan ecoprint Secara Optimal.
Manfaat daun pepaya dalam ecoprint,dengan material daun pepaya digunakan sebagai
motif kain agar lebih indah dan meningkatkan nilainya.Daun pepaya mengandung warna hijau
(ZAT).

1.2 Tujuan
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hasil penggunaan daun jati dan
pepaya dalam proses ecoprint.

BAB.2 DASAR TEORI

2.1 Ecoprint

Teknik ecoprint belakangan ini telah menjadi salah satu trend dalam bidang pewarnaan dan
pembuatan motif pada tekstil. Ecoprint merupakan suatu proses mentransfer hentuk dan warna
pada permukaan kain (Maharani, 2018:15). Berdasarkan beberapa artikel, dapat diartikan secara
khusus bahwa ecoprint merupakan sebuah metode yang dapat mengimplikasikan bentuk dan
warna tumbuhan secara langsung pada kain. Teknik ecoprint dapat dilakukan dengan beberapa
teknik, seperti teknik merebus (boiling), teknik mengkukus (steaming), dan teknik pukul
(pounding). Teknik-teknik tersebut dapat dilakukan di baik di laboratorium maupun dapur rumah
dengan peralatan yang sederhana. Seluruh proses penelitian ecoprint dianggap unggul dalam
bidang ramah lingkungan, maka teknik ecoprint semakin populer tidak hanya di kalangan tata
busana, namun juga di kalangan umum seperti seniman, pengrajin homemade handcraft, dan lain
sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa dengan alat dan cara yang tepat teknik ecoprint bisa
dilakukan oleh siapa saja.
Teknik ecoprint biasa menggunakan kain dengan bahan dasar selulosa dan protein seperti
sutra, katun dan linen. Hal ini dikarenakan teknik ecoprint yang menggunakan banyak unsur
alam akan memberikan hasil yang optimal jika kain yang digunakan juga menggunakan serat
alam. Salah satu serat yang tergolong serat alam ialah serat kapas. Menurut Syamwil dalam
Meira (2016:14) salah satu sifat serat kapas ialah higroskopis, dimana daya serat kapas terhadap
air atau uap air cukup baik sehingga dalam penelitiannya digunakan sebagai bahan pewarnaan
batik yang menggunakan zat warna alam Pada penelitian ini kain dengan bahan dasar serat alam
yang digunakan ialah kain katun. Dilihat dari sifatnya, katun merupakan bahan yang mudah
menyerap keringat dan cocok digunakan untuk busana harian (Prihanto, 2015:21). Kain katun
juga merupakan kain yang digunakan hampir semua orang dalam berbagai jenis dan
karakteristiknya, sehingga dapat dikatakan kain katun merupakan kain yang memiliki kontribusi
yang besar dalam kehidupan manusia. Selain itu dari segi ekonomi kain katun merupakan
alternatif yang baik karena harganya yang terjangkau. Adapun kain katun yang digunakan dalam
penelitian ini ialah katun dengan komposisi katun murni 100% dengan konstruksi medium yaitu
katun primis.

2.2 Ecoprint sebagai teknik pembuatan motif pada tekstil

Dalam dunia tata busana, pewarnaan pada tekstil bukan merupakan sesuatu yang asing,
sama halnya dengan pembuatan motif pada tekstil. Pewarnaan ialah memberikan
warna pada tekstil, dan pembuatan motif ialah memberikan motif pada tekstil. Pembuatan
motif pada tekstil pada mulanya dilakukan dengan bahan dan proses yang alami seperti batik,
kain tenun, dan sebagainya. Menurut Sharma, Singh, dan Rose, (2016: 44) dalam penelitiannya
menyebutkan bahwa dalam halmendesain, melalui alat tenun, sulaman, pewarna (cat) atau
pencetak motif dapat mewujudkan visi dari keindahan menggunakan motif-motif melalui
budaya, agama. lingkungan, dan sejarah-sejarah pada tekstil. Berdasarkan konteks tersebut dapat
disimpulkan bahwa pembuatan motif pada tekstil telah dilakukan sejak dulu dan masih
berlangsung sampai pada saat ini. Karena selain memberikan status busana pada tekstil, motif
juga digunakan untuk menambah estetika pada tekstil, bagaimanapun bentuknya. Adanya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan pewarnaan dan pembuatan motif
pada tekstil semakin berkembang dengan sangat pesat, baik dari keragaman teknik, hasil warna,
motif, juga jumlah atau kuantitas yang dihasilkan. Hal ini juga merupakan tuntutan dari fast-
fashion di mana permintaan mengenai busana baru setiap harinya semakin tinggi dan terjadi
hampir di seluruh dunia. Baik pewarnaan maupun pembuatan motif tekstil keduanya kini dapat
dilakukan dengan instan dan dalam skala yang sangat besar, seperti yang terjadi pada pabrik
apparel (garmen), konveksi, dan lain-lain. Penelitian mencatat bahwa pewarna yang digunakan di
seluruh dunia hampir 800,000 ton setiap tahunnya. Di bidang pewarnaan pada tekstil terdapat
lebih dari 10,000 pewarna yang digunakan, di mana 70% di antaranya merupakan pewarna
sintesis. Resídu yang dihasilkan mempengaruhi lingkungan dan telah menjadi perhatian dalam
beberapa tahun belakangan ini (Hassaan dan Nemr, 2017:64).

Limbah kimia yang dihasilkan oleh pabrik dan perusahaan tersebut tergolong bahaya bagi
lingkungan karena kuantitas limbah yang dihasilkan. Estimasi jumlah air yang terbuang dalam
setiap harinya untuk proses pewarnaan dan pembuatan motif tekstil dapat dikatakan sangat
banyak. Melihat permasalahan di atas muncul juga beberapa alternatif untuk menciptakan motif
pada kain namun tetap memperhatikan lingkungan dan menggunakan bahan-bahan alami yang
tidak berbahaya, antara lain ialah ecoprint.

"Eco" merupakan istilah yang tidak asing lagi pada masa kini. Hampir semua hal yang
memiliki imbuhan "eco' merujuk pada kegiatan yang dilakukan manusia dengan memperhatikan
keadaan lingkungan. Tujuannya ialah memanfaatkan berbagai bahan yang terdapat di sekeliling
kita (umumnya benda yang telah digunakan) baik itu organik maupun anorganik untuk
menciptakan tujuan baru bagi benda-benda tersebut. Menurut Flint (2008) ecoprint adalah
sebuah proses mentransfer warna dan bentuk langsung pada kain. Dengan ecoprint, kain yang
semula polos bisa diberikan beraneka ragam motif dengan menggunakan tumbuh-tumbuhan.
Berbagai peneliti dari dalam negeri maupun luar negeri melakukan uji coba dengan beragam
jenis bahan.

2.2.1 Teknik – teknik ecoprint

Berdasarkan beberapa artikel dan penelitian, dapat diartikan secara khusus bahwa ecoprint
merupakan sebuah metode yang dapat mengimplikasikan bentuk dan warna tumbuhan secara
langsung pada kain. Tujuannya ialah untuk menciptakan motif pada kain dengan menggunakan
alat dan bahan yang alami, agar proses yang dilakukan ramah lingkungan. Ecoprint dapat
dilakukan dengan beberapa metode, yaitu dengan metode merebus kain, metode pukul
(pounding), dan metode mengukus kain (steaming). Ketiga teknik tersebut dapat dilakukan di
baik di laboratorium maupun dapur rumah dengan peralatan yang tepat.

1. Teknik Menumbuk
Teknik pounding disebut juga dengan teknik pukul. Prosesnya hampir sama dengan teknik
ecoprint pada umumnya, yaitu dengan memberi mordan pada kain dan menyiapkan tumbuhan
yang menjadi bahan utama ecoprint. Pada teknik pounding proses mentransfer bentuk dan warna
tumbuhan pada kain dilakukan dengan cara memukul-mukul tumbuhan pada kain yang
diletakkan pada permukaan datar.

2. Teknik Merebus (Boiling)

Teknik merebus pada ecoprint dilakukan dengan cara kain dimordan kemudian kain tersebut
dibentangkan sehingga posisi kain rata dan mendatar, kemudian tumbuhan ditempelkan atau
diletakkan pada kain. Kain yang telah diletakkan bagian-bagian tumbuhan lalu dilapisi dengan
plastik, digulung dengan pipa hingga rapat, kemudian diikat dengan benang atau tali. Setelah itu
kain direbus selama 1-2 jam.

3. Teknik Mengkukus (Steaming)


Teknik mengkukus pada ecoprint hampir sama dengan teknik merebus, hanya saja kain
tidak direbus namun dikukus, sehingga posisi kain tidak terendam air secara langsung. Teknik
mengkukus memanfaatkan uap dan panas untuk mentransfer warna dan bentuk dari tumbuhan
pada kain.

2.3 Tawas
Tawas merupakan kelompok garam alum (AI) berbentuk kristal yang mudah larut dalam air,
serta sangat larut dalam air panas [11]. Tawas merupakan mordan yang paling baik untuk
pengubaran sebab tidak berbahaya melainkan termakan dalam dosis yang besar [12]. Pengaruh
penggunaan tawas terhadap warna biasanya kecil[12]. Fiksasi dengan memanfaatkan mordan
tawas memunculkan warna dengan nuansa coklat muda[9]. Mordan tawas dapat menghasilkan
warna yang cenderung lebih terang, hal ini berdasarkan pada struktur kimia tawas yang mampu
menjernihkan air[13]. Untuk penggunaannya

dalam proses mordanting, mordan tawas menggunakan perbandingan 1:50 (1 liter air = 50
gram tawas) [15
2.4 Pohon pepaya
Pepaya merupakan tanaman berbatang tunggal dan tumbuh tegak. Batang tidak berkayu,
silindris, berongga dan berwarna putih kehijauan. Tinggi tanaman berkisar antara 5 sampai10
meter, dengan perakaran yang kuat. Tanaman pepaya tidak mmpunyai percabangan.11 Agu 2022
https://kedungpane.semarangkota.go.id › ...

2.5 Daun pepaya

Daun pepaya adalah daun yang berasal dari tumbuhan pepaya (Carica papaya). Daun pepaya
muda kerap diolah menjadi sayuran di beberapa daerah di Indonesia. Disamping dapat diolah
menjadi makanan, daun pepaya dapat pula dijadikan obat untuk beberapa jenis penyakit Helaian
daun pepaya berbentuk menyerupai tangan manusia. Apabila daur pepaya dilipat tepat di tengah,
maka akan tampak bahwa daun pepaya berbentuk simetris (21

2.5.1 Manfaat daun pepaya

Di berbagai tempat di tanah air kita banyak yang memakan daun papaya (Carica papaya L)
sebagai lalab atau disayur, dengan terlebih dahulu direbus untuk mengurangi rasa pahitnya.
Kandungan zat yang terdapat pada daun papaya (Carica papaya L) yaitu alkaloida karpin,
glukosida karpasida, sedikit damar, enzim proteolitik papain. Daun papaya (Carica papaya Li
berkhasiat sebagai obat demam, obat disentri dan amara (Nuraini 2014),Dalam daun pepaya
(Carica papaya L) terdapat kandungan vitamin B, C karbohidrat, protein, lemak, mineral,
kalsium, fosfor, beta karoten, zat besi, alkaloid karpain, enzim papain, chymopapain.pseudo-
karpaina, glikosid, karposid, sakarosa, lisozim, fenolik tocophenol, dekstrosa levulosa, air,
niasin, serat. Daun pepaya (Carica papaya L) mampu menghasilkan molekul Th1 tipe sitokin
yang dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh, termasuk dalam mempertahankan diri dari
serangan sel-sel kanker Daun pepaya (Carica papaya L) muda dapat dijadikan lalap mentah Daun
pepaya (Carica papaya L) muda dapat diperas dan diambil sarinya. Kegunaannya untuk obat
malaria, kejang perut dan sakit panas. Daun pepaya (Carica papaya L) dapat digunakan sebagai
pengendali vector nyamuk secara hayati (Nuraini.2014) Daun pepaya (Carica papaya di ujung
batang dan ujung percabangan, ringkatnya bulat silindris, berongga, panjang 25-100 cm..garis
tengah daun 25-75cm, menjari, ujung runcing, pangkal berbentuk jantung, wama permukaan atas
daun hijau tua, permukaan bawah warnanya hijau muda, tulang daun menonjol dipermukaan
bawah (Nuraini 2014).Kelebihan daun pepaya (Carica papaya L) adalah sangat populer, mudah
diperoleh masyarakat, harganya relatif murah dan sering diolah menjadi jamu tradisional salah
satunya masyarakat percaya rebusan air daun pepaya (Carica papaya L) sebagai obat penyakit
DBD dan Malaria, serta sebagai keperluan dapur lainnya. Penggunaan larva-sida alami dapat
dilakukan untuk mengurangi resistensi larvasida kimiawi yang masih banyak digunakan
masyarakat (Astuti, 2013)

2.6 kain jilbab

Pembuatan Eco prin berbahan kain katun dengan teknik ecoprint merupakan alternatif ramah
lingkungan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. Teknik ini melibatkan pencetakan
alami menggunakan tanaman atau bahan-bahan organik pada permukaan kain.

BAB.3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat


Penelitian dimulai dari bulan agustus 2023 sampai dengan Desember 2023 di SMK BRANTAS
KARANGKATES.

3.2 Jadwal kegiatan

NO JADWAL KEGIATAN
1 9 Agustus – 15 Agustus Pembuatan bab 1 obseversi daun /
bahan
2 21 Agustus – 22 Agustus Pembuatan Bab 2 Dasar teori dan
BAB 3 Metode penelitian
4 29 Agustus – 30 Agustus Presentasi proposal
5 Oktober Praktek
6 November Presentasi

3.3 Prosedur pelaksanaan pembuatan ecoprint menggunakan teknik


pounding

Teknik pounding disebut teknik pukul.Prosesnya hampir sama yaitu memberi mardan pada
kain dan menyiapkan tumbuhan menjadi bahan utama ecoprint.Teknik mentransfer bentuk dan
warna tumbuhan pada kain jilbab.Dilakukan dengan cara memukul – mukul tumbuhan kain yang
diletakkan di tempat datar.

3.3.1 Langkah – langkah

 Siapakan semua bahan yang dibutuhkan


 Cuci kain jilbab sampai bersih lalu keringkan
 Siapkan ember yang berisi air secukupnya
 Rendam tawas dalam air
 Letakkan daun di atas jilbab sesuai dengan desain
 Lapisi bagian bawah,dalam jilbab dan atas daun dengan plastic
 Pukul – pukul dengan palu sampai warnanya keluar dan usahakan tidak menggeser
plastik/bentuk
 Setelah selesai,buka lapisan plastik dan lepaskan daun dari kain jilbab
 Keringkan dibawah sinar matahari
 Rendam kain jilbab dengan laruta air tawas tadi selama kurang lebih 15 menit
 Selanjutnya keringkan lagi di bawah sinar matahari
3.4 Alat dan bahan

1. Palu
2. Daun jati dan pepaya
3. Alas plastik
4. Ember / wadah
5. Air secukupnya
6. Tawas
7. kain jilbab

3.5 Sketsa / desain


BAB 4. PENGAYAAN
4.1 ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang saya gunakan pada proyek ini adalah:

1.daun akan digunakan singkong dan pepaya


2. dua lembar plastik sesuai dengan lebar atau besar kain
3. kain yang digunakan/kain jilbab
4.ember
5.tawas
6. alat pemukul atau palu dan ulek ulek
7.air
4.2 PELAKSANAAN PEMBUATAN ECOPRINT
Berikut adalah langkah-langkah proses pembuatan ecoprint :
1.Siapkan semua bahan yang dibutuhkan.
2.Cuci kain jilbab yang akan dipakai,lalu keringkan.
3.Siapkan plastik sebagai alas di bawah kain dan di atas kain.
4.Taruh daun diatas kain jilbab .
5.Lapisi atasnya lagi dengan plastik.
6.Pukul daun menggunakan palu atau ulek ulek sampai warnanya keluar.
7.Setelah selesai , lepas plastik lalu keringkan sebentar.
8.Siapkan ember berisi air lalu rendam tawas.
9.Setelah dikeringkan, rendam kain jilbab pada air tawas selama 10 menit.
10.Lalu keringkan lagi sampai benar-benar ker

4.3 HASIL

Hasil dari kegiatan projek ecoprint saya.saya menggunakan daun singkong dan pepaya,daun
pepaya saya taruh di pinggir-pingir nya dan untuk disekelilingnya saya memnaruh daun
singkong.Daun pepaya yang menghasilkan warna hijau dan daun singkong menghasilkan warna
hitam juga tapi bentuk nya yang berbeda.Dan untuk tulang daun walaupun yang masih muda itu
tidak bisa mengeluarkan warna.

Gambar 4.3 Hasil proses kegiatan ecoprint


4.4 KENDALA
Saya tidak banyak memiliki kendala,hanya saja di beberapa bagian daun tidak
mengeluarkan warna secara sempurna.Dan untuk teknik memukul nya dan alat pemukul nya
harus rata,kalau alat pemukul nya tidak rata maka warna daun yang di keluarkan juga akan tidak
merata.Dan juga cara memukulnya harus dilakukan secara perlahan dengan kekuatan pukul yang
sama.kalau di pukul dengan keras keras maka kain jilbabnya akan berlubang.
BAB.5 Kesimpulan dan saran

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil kegiatan ecoprint yang telah kita buat dari daun singkong yang
menghasilkann warna hijau dan daun pepaya yang menghasilkan warna hijau sekirarnya
memang warnnya sama tapi bentuknya yang berbeda.Dan setelah kain jilbab dicuci
warnanya tidak luntur sama sekali.Kegiatan ecoprint adalah kegiatan yang bermanfaat
dan bisa menglatih kreatifitas.

5.2 Saran

Jika ingin melakukan kegiatan ecoprint sebaiknya menggunakan dedaunan yang


masih muda.Karena jika kita menggunakan daun yang masih muda,di dalam daun
tersebut masih memiliki banyak kadar air banyak dan akan menimbulkan warna yg pekat.

Anda mungkin juga menyukai