Anda di halaman 1dari 20

MODUL

MEMBUAT ECOPRINT PADA KAIN


DENGAN ZAT WARNA ALAM

Oleh:
Ir. Sri Herlina, M.Si.
& Tim IKATSI

PELATIHAN ECOPRINT
IKATSI PUSAT SEKTOR BATIK, IKATSI JAWA TENGAH,
PRODI REKAYASA TEKSTIL FTI UII, PRODI PENDIDIKAN TATA BUSANA FT UNY,
PRODI TEKNIK KIMIA TEKSTIL STTW SURAKARTA, DAN AK-TEKSTIL SOLO
JAWA TENGAH
2023
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga modul atau panduan kegiatan pelatihan ecoprint yang
diselenggarakan oleh IKATSI Pusat Sektor Batik bekerja sama dengan IKATSI Jawa
Tengah, Prodi Rekayasa Tekstil FTI UII, Prodi Pendidikan Tata Busana UNY, Prodi Teknik
Kimia Tekstil STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo selesai disusun.

Modul ini berisi tujuan umum, tujuan khusus, pokok bahasan, dan uraian materi praktik
membuat karya tekstil menggunakan zat warna alam untuk mencelup kain dan bahan
alami seperti daun dan bunga yang ada di lingkungan kita untuk menghias kain dengan
teknik ecoprint menggunakan system steam.

Tujuan pembuatan modul ini adalah sebagai bahan informasi dan pedoman bagi
narasumber, panitia, dan peserta pelatihan ecoprint yang diselenggarakan di Akademi
Komunitas Industri Tekstil dan Produk Tekstil Surakarta (AK-Tekstil Solo), sehingga
hasilnya sesuai dengan program yang telah direncanakan. Adapun kegiatan pelatihan ini
dilaksanakan tanggal 25 Februari 2023.

Selama kegiatan, kontribusi dan peran aktif panitia dan peserta sangat diperlukan,
sehingga hasilnya tercapai secara maksimal. Kami siap menerima kritik dan saran atas
kekurangan penulisan modul ini sehingga ke depan lebih baik.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Penulis dan Tim IKATSI

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 2 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

DAFTAR ISI
K KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………… 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….. 3
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………….. 4
A. TUJUAN UMUM ……………………………………………………………......... 4
B. TUJUAN KHUSUS ………………………………………………………………… 4
C. POKOK BAHASAN .................................................................. 4
D. WAKTU .................................................................................. 4
BAB II. MELAKSANAKAN PERSIAPAN MEMBUAT ECOPRINT DENGAN ZAT
WARNA ALAM.............................................................................. 5
A. POKOK BAHASAN ............................................................... 5
B. URAIAN MATERI ................................................................. 5
1. Pengertian Ecoprint ........................................................ 5
2. Pengertian bahan warna alam ........................................ 5
3. Mordanting kain katun dan sutera ................................... 6
4. Ekstrak zat warna alam .................................................. 8
5. Pewarnaan dengan zat warna alam ................................. 9
BAB III MEMBUAT ECOPRINT DENGAN ZAT WARNA ALAM DAN BAHAN
ALAM …………………………………………………………………………………….. 13
A. POKOK BAHASAN ............................................................... 13
B. URAIAN MATERI ................................................................. 13
1. Alat dan bahan ecoprint ……………………………………………… 13
2. Cara ecoprint …………………………………………………………….. 13
3. Steam/ kukus ……………………………………………………………. 14
4. Fiksasi ecoprint dengan bahan alam ……………………………. 15
BAB IV HASIL ECOPRINT DAN PERAWATANNYA ………………………………….. 17
A. KETERAMPILAN DALAM MEMBUAT ECOPRINT
1. Sikap kerja membuat ecoprint …………………………………… 17
2. Membersihkan tempat kerja………………………………………… 17
3. Merawat kain hasil ecoprint………………………………………… 18
B. CONTOH PRODUK ECOPRINT…………………………………………… 18
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU REFERENSI ………………………………………………………….. 20
B. REFERENSI LAIN …………………………………………………………….. 20

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 3 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

BAB I
PENDAHULUAN

A. TUJUAN UMUM
Setelah mempelajari lembar informasi ini peserta diharapkan mampu membuat
ecoprint dengan zat warna alam sesuai prosedur.

B. TUJUAN KHUSUS
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui lembar informasi membuat
ecoprint dengan zat warna alam ini, guna memfasilitasi peserta pelatihan sehingga
pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami arti ecoprint dengan bahan alam
2. Melaksanakan persiapan membuat ecoprint dengan zat warna alam
3. Membuat ecoprint pada kain dengan zat warna alam
4. Finishing/ fiksasi.

C. POKOK BAHASAN
1. Pengertian Ecoprint
2. Pengertian bahan warna alam
3. Mordanting kain katun
4. Ekstrak zat warna alam
5. Pewarnaan dengan zat warna alam
6. Alat ecoprint
7. Cara ecoprint
8. Steam/ kukus hasil
9. Fiksasi Ecoprint

D. WAKTU
Alokasi waktu 5 sampai 7 Jam

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 4 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

BAB II
MELAKSANAKAN PERSIAPAN MEMBUAT ECOPRINT
DENGAN ZAT WARNA ALAM

A. POKOK BAHASAN
Setelah mempelajari lembar informasi ini, diharapkan peserta mempunyai
kemampuan tentang:
1. Pengertian Ecoprint
2. Bahan warna alam
3. Mordanting kain katun dan sutera
4. Ekstrak zat warna alam
5. Pewarnaan dengan zat warna alam

B. URAIAN MATERI
1. Pengertian Ecoprint
Dalam Ensiklopedi online tentang pengetahuan ekoprint atau disebut teknik
motif kain dengan bahan alam. Ecoprint adalah teknik memberi warna dan
corak (motif) pada kain, kulit atau bahan lainnya dengan menggunakan bahan
alami. Bahan alami yang umum digunakan dalam ecoprint. Ecoprint
menghasilkan warna dan corak pada kain yang mempunyai keunikan dan
keistimewaan tersendiri. Warna dan corak sesuai dengan bahan alam yang
digunakan. Ecoprint berbeda dengan batik namun produk ecoprint menjadi
eklusif dan memiliki nilai economi yang tinggi, (Yudi Setiyadi, 2020). Dalam
pembuatan ecoprint kain yang digunakan harus dimordant agar supaya zat
warna mudah masuk atau menempel ke dalam serat. Kain yang digunakan kain
katun, sutera atau tenunan serat alam. Kain putih yang sudah dicelup fiksasi
atau kain yang diwarna dengan zat warna alam. Pengertian ecoprint yang lain
dapat dilihat diinternet atau Yutube.

2. Bahan warna alam


Ada dua hal dalam pengertian bahan alam dalam ecoprint dan bahan alam
untuk zat warna alam.
a. Bahan alam yang digunakan dalam ecoprint yaitu daun atau bunga dan
ranting yang digunakan untuk corak dan atau corak dan warna dalam
ecoprint. Seperti dicontohkan ecoprint banyak menggunakan daun jati yang
muda karena bahan tersebut mempunyai corak yang baik dan
memunculkan waarna yang menarik seperti warna ungu atau orange
tergantung daerah mana tanaman itu diambil, daun lanang, daun jarak,
daun kalpataru, daun talok dan bunga yang meninggalkan warna yang baik.
Tetapi ada bahan ecoprint yang hanya meninggalkan corak /motif yang baik
seperti daun paku-pakuan dan daun daunan yang bentuknya cantik. Dalam

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 5 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

pembuatan ecoprint menggunakan daun atau bunga yang masih segar, dan
tidak terlalu tua, agar mudah ditata dan muncul warna lebih kuat.

b. Bahan zat warna alam


Pengertian zat warna alam sendiri adalah zat warna yang diperoleh dari
alam / tumbuh – tumbuhan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Setiap tanaman dapat merupakan sumber zat pewarna alam karena
mengandung pigmen alam. Zat pewarna alam terdapat pada bagian
tumbuh – tumbuhan seperti daun, batang, bunga, buah, akar, getah dsb.
Potensi zat warna alam ditentukan oleh intensitas warna yang dihasilkan
yang sangat bergantung pada jenis coloring metter yang ada.
Coloring metter adalah substansi yang menentukan arah warna zat warna
alam, merupakan senyawa kimia organik yang terkandung dalam sumber
zat warna alam tersebut. Dalam satu jenis tumbuh-tumbuhan dapat
terkandung lebih dari satu jenis coloring metter.

Berdasarkan jenis coloring metter tersebut, Zat Pewarna Alam dibagi


menjadi 4 golongan yaitu :
• Zat warna Mordan (alam): kebanyakan zat pewarna alam tergolong
zat warna mordan alam sehingga agar zat pewarna alam dapat
menempel lebih baik, proses pewarnaannya harus melalui
penggabungan dengan kompleks oksida logam membentuk zat warna
yang tidak larut. Zat Pewarna alam golongan ini dapat menjadi sangat
tahan. Misalnya Zat Pewarna Alam yang berasal dari kulit akar pace
(Morinda).
• Zat Warna Direk: zat warna ini melekat diserat berdasarkan ikatan
hydrogen sehingga ketahanannya rendah, misal zat pewarna yang
berasal dari kunyit (curcuma).
• Zat warna asam/ basa: zat warna jenis ini mempunyai gugus
kombinasi asam dan basa, tepat untuk digunakan pada pewarnaan serat
sutera dan wol, tetapi tidak memberikan warna yang permanen pada
katun, missal flavonoid pigmens.
• Zat warna bejana: zat warna alam mewarnai serat melalui proses
reduksi – oksidasi dikenal sebagai zat warna yang paling tua di dunia,
dengan ketahanan yang paling unggul dibandingkan ketiga jenis zat
pewarna lainnya, misalnya zat pewarna yang berasal dari daun tom
(indigo) dan familinya.

3. Mordanting kain katun dan sutera


Sebelum melaksanakan proses ecoprint dengan bahan alam dan pewarnaan
dengan zat warna alam, agar zat pewarna alam tidak pudar dan menempel ke
serat dengan baik, pada proses pewarnaannya harus didahului dengan

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 6 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

mordanting yaitu memasukkan unsur logam (Tawas / Al) agar supaya hasil
pewarnaan alami tidak mudah pudar dan warna dapat menempel ke serat kain
dengan baik. Resep standar mordanting untuk 500 garam kain sutera dan katun
sebagai berikut:
a. Mordanting untuk kain Sutera
Resep :
▪ 500 gram kain sutera
▪ 100 gram tawas
▪ 12 – 15 liter air

Cara kerja mordanting kain sutera:


1) Kain sutera ditimbang (misal beratnya 500 gram)
2) Tawas dilarutkan dalam 15 liter air sambil terus diaduk-aduk sampai
larut sempurna sambil dipanaskan sampai suhu 600 C. Apabila tawas
masih gumpalan besar besar kita tumbuk terlebih dahulu.
3) Kain sutera dibasahi dengan air biasa - tiriskan/ peras kemudian
dimasukkan ke dalam larutan mordan sambil diaduk - aduk, suhu
dipertahankan stabil  600 C.
4) Pemanasan dilanjukkan dengan api kecil sampai 1 jam.
5) Api dimatikan dan didiamkan dalam larutan hingga 24 jam.

b. Mordanting untuk kain katun


Resep :
▪ 500 gram kain katun
▪ 100 gram tawas
▪ 30 gram soda abu
▪ 12 – 15 liter air
Cara kerja mordant kain katun:
1) Kain yang akan dimordant ditimbang terlebih dahulu, misalnya berat 500
gram.
2) Tawas dan soda abu ditimbang sesuai resep, larutkan dalam 15 liter air,
panaskan sampai mendidih.
3) Kain dibasahi dengan air- tiriskan / peras kemudian dimasukkan ke dalam
larutan mordan sambil diaduk - aduk, perebusan selama 1 jam suhu 1000C
/ mendidih.
4) Api dimatikan dan kain direndam dalam larutan hingga 24 jam.
5) Setelah 24 jam (semalam) diangkat dan cuci bersih (tanpa sabun atau
tambahan lainnya) keringkan dengan dijemur dan seterika.

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 7 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

4. Ekstrak zat warna alam


Ekstraksi zat warna adalah proses pengambilan zat warna yang terdapat pada
tumbuh-tumbuhan, yaitu pada bagian buah, biji buah, kulit buah, kayu, kulit
kayu, daun, bunga, akar, batang dan sebagainya. Supaya proses ekstraksi
mendapat hasil yang maksimal maka peralatanpun harus diperhatikan agar
bebas dari pengaruh unsur-unsur kimia. Ekstraksi dapat dilakukan dengan
perebusan dan air ekstraknya/sarinya langsung digunakan ataupun diproduksi
menjadi powder maupun dalam bentuk pasta. Bentuk pasta hanya untuk
tanaman indigofera atau indigo strabilanthes (penghasil warna biru) dengan
cara fermentasi.
Adapun cara ektraksi bahan pewarna, sebagai berikut:
➢ Bahan dari biji Bixa Orellana (somba) sebanyak 250 gram ditambah air 5
liter dan soda abu 5 gram hingga PH 7,5 – 9. Direbus bersama – sama
selama 1 jam, kemudian disaring dengan penyaring kasa dan kain sehingga
ekstrak zat warnanya bersih dan siap digunakan untuk mewarna.
➢ Bahan dari kayu: contohnya kayu secang, tingi, tegeran atau kayu yang
lainnya yaitu : 1 kg kayu/ bahan pewarna ditambah 5 – 6 liter air, direbus
selama 1 jam, saring dengan penyaring yang sama dan siap digunakan
untuk mewarnai.
➢ Bahan dari daun: 1 kg daun (alpukat, jambu biji , puring, daun lanang, daun
mangga, dsb.) ditambah 6 liter dan direbus selama 1 jam atau sampai air
menjadi 4,5 liter, saring dan siap digunakan untuk mewarna.

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 8 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

5. Pewarnaan dengan zat warna alam


Dalam pewarnaan menggunakan zat warna alam, peralatannya hampir sama
dengan menggunakan zat warna sintetis.

a. Alat yang digunakan dalam pewarnaan alam

1) Panci email stainleess steel Panci email


atau
Digunakan untuk proses
mordanting atau merebus kain
dengan menggunakan tawas
dan untuk ekstrak bahan warna
alam.

2) Bak celup Bak celup


Digunakan untuk mencelup,
ukuran lebih lebar dari lebar
kain, terbuat dari stainliss atau
keramik dilengkapi dengan kran
untuk buangan sisa pewarnan.

3) Ember Ember plastik


Digunakan untuk merendam
kain dengan larutan TRO atau
untuk mencelup kain dengan
ukuran kecil/ atau yang
memungkinkan untuk dicelup
dengan ember.

4) Pengaduk Pengaduk kayu


Pengaduk menggunakan kayu,
digunakan untuk mengaduk kain
waktu mordant, atau mengaduk
bahan warna alam waktu
ekstraksi.

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 9 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

5) Gelas ukur Gelas ukur


Digunakan untuk mengukur air
yang akan digunakan untuk
mordant, ekstrak warna dan
larutan fiksasi, ada yang
berukuran 0,5 Liter, 1 Liter dan
2 Liter.

6) Kompor gas Kompor gas 1 tungku


Kompor untuk memanaskan air
waktu mordant atau ekstrak
warna, bisa menggunakan satu
tungku atau 2 tungku.

7) Tabung gas elpiji


Tabung gas elpiji berisi bahan Tabung gas

bakar gas untuk kompor gas

8) Saringan kasa
Saringan kasa atau saringan Saringan kasa

plastik digunakan untuk


menyaring ekstrak warna
supaya larutan bersih dari sisa
serbuk kayu atau daun yang
direbus.

9) Clemek
Clemek atau baju kerja Clemek

digunakan pada saat praktik


mewarna, sebagai alat
pelindung diri dari pakaian dan
tubuh kita.

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 10 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

10) Masker masker


Masker terbuat dari kain yang
berfungsi untuk melindungi
hidung dan mulut pada waktu
proses pewarnaan.

11) Sarung tangan


Sarung tangan untuk melindungi Sarung tangan

tangan pada waktu menyaring


ekstrak warna dan proses
pewarnaan.

12) Sepatu Boot


Sepatu boot karet, digunakan Sepatu boot

waktu praktik pewarnaan.

13) Dingklik Dingklik


Dingklik digunakan sebagai
tempat duduk waktu mewarna,
menyaring ekstrak warna atau
waktu fiksasi.

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 11 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

14) Rak jemuran dan atau tali


rafia Rak jemuran dan rafia

Digunakan waktu menjemur


kain dengan diangin-anginkan,
atau dibuatkan jemuran dengan
tali rafia yang dibentangkan
dengan kain dijepit dengan
penjepit jemuran.

15) Timbangan
Digunakan untuk menimbang Timbangan

kain, bahan pewarna dan obat


bantu dan bahan fiksasi.

16) Pemjepit jemuran penjepit kain


Digunakan untuk menjepit kain
pada saat menjemur dengan
diangin-anginkan

b. Cara pewarnaan dengan zat warna alam


Dalam pembuatan ecoprint teknik steam ada beberapa teknik, antara lain:
ada yang kedua kain tidak diwarna dasar ada yang salah satunya diwarna
alam terlebih dahulu, dengan cara sebagai berikut:

➢ Kain yang akan diwarna sudah dimordant, terlebih dahulu dibasahi


dengan larutan TRO/ Turkish Red Oil yaitu serbuk berwarna putih
seperti diterjen yang berguna untuk membuka serat/ kain supaya
warna mudah masuk kedalam serat. Perendaman ke dalam larutan TRO
± 5-15 menit dan tiriskan.
➢ Masukkan kain kedalam larutan ekstrak zat warna alam yang sudah
disaring, sambil dibolak-balik sampai rata dan direndam selama 15
menit, kemudian dikeringkan pada tempat yang teduh dengan
dibentangkan pada raffia /jemuran dengan dijepit menggunakan
penjepit jemuran sampai kering. Untuk ecoprint cukup diwarna dua kali
dan digunakan dalam keadaan lembab atau setengah kering.

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 12 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

BAB III
MEMBUAT ECOPRINT DENGAN BAHAN ALAM
DAN ZAT WARNA ALAM

A. Pokok Bahasan dalam Pembelajaran ini yaitu:


Setelah mempelajari ini, diharapkan peserta mempunyai kemampuan tentang:
1. Alat dan bahan ecoprint
2. Cara ecoprint
3. Steam/ kukus hasil
4. Fiksasi Ecoprint

B. Uraian materi
1. Alat dan bahan ecoprint
a. Peralatan membuat ecoprint
Peralatan untuk membuat ecoprint, selain peralatan celup, kita gunakan
peralatan yang digunakan untuk menata kain dengan tumbuhan /daun/
bunga seperti:
➢ Alas plastik (2 lembar)
➢ Koran bekas
➢ Tali raffia
➢ Gunting
➢ Rak jemuran
➢ Dandang
b. Bahan ecoprint
➢ Kain yang sudah dimordant 2 potong
➢ Larutan ekstrak warna alam
➢ Tanaman untuk ecoprint (daun atau bunga segar)
➢ Larutan fiksasi (tawas, kapur dan tunjung)

2. Cara ecoprint
Dalam pembuatan ecoprint ada beberapa cara, dengan cara dipukul
(pounding), teknik steam dan teknik fermentasi daun. Untuk kali ini akan
menggunakan teknik steam yang mana menggunakan dua kain, sebagai
berikut:
a. Kain pertama dicelup dengan larutan/ ekstrak zat warn alama (pewarnaan
dilakukan pengulangan 2 kali)
b. Kain kedua dicelup dengan larutan fiksasi untuk warna muda menggunaan
tawas, warna sedang dengan larutan kapur dan untuk warna tua
menggunakan larutan tunjung. Waktu fiksasi seperti yang sudah saya teliti
sebelumnya waktunya 7,5 menit untuk (tawas dan kapur), untuk fiksasi
menggunakan larutan tunjung cukup 3 menit dan ditiriskan.

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 13 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

c. Kemudian kain putih yang masih agak lembab setelah dicelup larutan fiksasi
dibentangkan dilantai atau meja yang sudah dialasi plastik dengan ukuran
sama dengan kain atau lebih lebar 10 -20 cm.
d. Daun segar yang sudah disiapkan (daun jati, daun paku-pakuan, daun jarak
atau bunga basah), disusun secara acak atau teratur pada kain dengan
selang seling sampai penuh.

e. Kain pertama yang sudah dicelup larutan ekstrak warna (kondisi lembab),
apabila sudah kering dicelup ulang kedalam larutan ekstrak zat warna, dan
tiriskan, selanjutnya dipasang di atas kain yang sudah ditata daun.
f. Diatasnya ditutup dengan plastik bening dengan ukuran sama dengan kain
sebelumnya, dan diratakan dengan tangan agar supaya menempel dan
udara didalamnya keluar.
g. Di atas plastik ditutup koran, agar supaya lipatan pertama dan berikutnya
tidak saling ketemu langsung karena motif daun setelah ditumpuk akan
membias ke lipatan berikutnya.
h. Dilipat atau digulung sampai membentuk ukuran yang diperkirakan cukup
tidak menempel pada dinding dandang waktu dikukus, dan diikat dengan tali
rafia.

3. Steam / kukus
a. Siapkan kompor dan dandang yang sudah diisi air secukupnya.
b. Panaskan air sampai mendidih dan kain yang sudah digulung dikukus
sampai ±1 sampai 2 jam.

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 14 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

c. Setelah waktu selesai angkat dan buka ikatan, plastik dan bentangkan kain
sambil semua daun yang menempel dilepas dari kain, kemudian keringkan
dengan diangin-anginkan sampai kering.

4. Fiksasi Ecoprint dengan bahan alam


Fiksasi bertujuan sebagai penguat warna, dan menentukan arah warna atau
tua muda warna tergantung bahan fiksasi yang digunakan. Kain setelah
diwarna alam dan kering dilanjutkan pencelupan ke dalam larutan fiksasi.
a. Macam macam bahan fiksasi
1) Tawas, sering disebut juga Alum merupakan salah satu senyawa kimia
yang dibuat dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya
Al2(SO4)3, dapat digunakan sebagai fiksasi dengan perbandingan= 50
gram tawas: air 1 Liter, sebagai contoh untuk fiksasi kain 2 meter
diperlukan air larutan fiksasi 4 liter. Dengan melarutkan tawas 200 gram
yang dilarutkan kedalam air 4 Liter diaduk sampai larut kemudian
diendapkan, air jernih di atasnya yang digunakan sebagai larutan fiksasi.
2) Kapur/ batu gamping adalah batuan sedimen yang utamanya
tersusun oleh kalsium karbonat (CaCO3) dalam bentuk mineral kalsit,
dapat digunakan sebagai bahan fiksasi dengan cara melarutkan ke dalam
air dengan perbandingan = 50 gram Kapur gamping : air 1 liter, untuk
membuat 4 Liter menggunakan 200 gram yang dilarutkan dalam air 4
Liter diaduk sampai larut kemudian diendapkan biarkan mengendap dan
ambil air yang jernih digunakan sebagai larutan fiksasi.
3) Tunjung atau ferosulfat (FeSO4) atau lebih dikenal dengan sebutan
tunjung merupakan senyawa besi (Fe) yang ada di alam. Merupakan jenis
garam yang bersifat higroskopis artinya mudah menyerap uap air dari
udara, dapat digunakan sebagai bahan fiksasi dengan cara melarutkan ke
dalam air dengan perbandingan= 10 gram tunjung : air 1 liter, untuk
membuat 4 Liter menggunakan 40 gram yang dilarutkan dalam air 4 Liter
diaduk sampai larut kemudian diendapkan biarkan mengendap dan ambil
air yang bening untuk fiksasi.

b. Adapun Resep fiksasi sebagai berikut :


1) Tawas : 50 gram / liter air
2) Kapur : 50 gram / liter air
3) Tunjung : 10 gram / liter air

c. Proses fiksasi
➢ Ambil larutan fiksasi bagian atasnya, saring dan masukkan kedalam
bak/ ember plastik, mialnya 3 Liter untuk satu potong kain, sesuai
warna yang diinginkan tawas/ kapur/ tunjung.

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 15 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

➢ Kain yang sudah diwarna dan sudah dikeringkan, masukkan kedalam


larutan tawas atau kapur atau tunjung kurang lebih 7,5 menit untuk
tawas dan kapur, dan untuk tunjung 3 menit.
➢ Setelah waktu yang ditentukan selesai, cuci sampai bersih dan
keringkan.
➢ Untuk pencucian lebih bersih bisa direbus dengan air suhu 60 0 C
dengan ditambah sabun Attack atau TRO selama 10 menit, cuci lagi
dengan air dingin.
➢ Keringkan ditempat teduh dan seterika.

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 16 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

BAB IV
HASIL ECOPRINT DAN PERAWATANNYA

A. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN DALAM MEMBUAT ECOPRINT

1. Sikap kerja membuat ecoprint


Harus bersikap secara:
a. Patuhi protocol kesehatan selalu memakai masker dan sering cuci tangan.
b. Kedisiplinan dalam menyiapkan dan menyelesaiakan membersihkan ruang
kerja
c. Ketelitian dalam bekerja dan membersihkan tempat kerja.
d. Kemandirian dan tidak tergantung orang lain
e. Mempunyai tanggung jawab terhadap kebersihan tempat ecoprint
f. Kepedulian terhadap masalah pencemaran lingkungan dan K3
g. Ketaatan dalam mematuhi insruksi kerja dan prosedur K-3.

2. Membersihkan tempat kerja


Setelah selesai melakukan aktifitas ecoprint mulai dari pewarnaan dengan zat
warna alam dengan teknik celup, tempat kerja ecoprint harus dibersihkan
dan di tata kembali dengan cara:
a. Bersihkan alat yang telah digunakan untuk pewarnaan dan ecoprint
b. Rapikan bahan yang digunakan untuk pewarnaan dan ecoprint
c. Kembalikan alat dan bahan pewarnaan pada tempat penyimpanan dengan
rapi pada tempatnya.
d. Bersihkan tetesan warna di lantai dengan alat kebersihan sesuai fungsinya
e. Aturlah kembali ruang kerja pewarnaan dn ecoprint
f. Sapulah ruang kerja ecoprint sampai bersih
g. Buanglah sampah atau kotoran pada tempatnya
h. Sisa larutan pewarnaan dimasukkan pada tempat pengolahan limbah cair
untuk diolah lebih lanjut.
i. Sisa warna yang telah digunakan apabila kondisinya masih bagus dapat
disimpan pada jeligen dan tertutup rapat.

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 17 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

3. Merawat kain hasil ecoprint


Karena proses ecoprint menggunakan bahan alam, yang mana bahan alam
tidak tahan alkali, supaya ketahanan lebih baik, perlu perawatan:
a. Pencucian kain tidak menggunakan sabun yang menggunakan soda, dapat
menggunakan lerak atau TRO.
b. Pengeringan tidak menggunakan mesin cuci, dan tidak terkena matahari
langsung, cukup diangin anginkan.

B. CONTOH PRODUK ECOPRINT


a. Cara mengeringkan kain dengan dibentangkan menggunakan penjepit
kain.

b. Contoh hasil ecoprint tanpa blanket dicelup fiksasi tunjung

c. Contoh hasil ekoprint dengan warna dasar Tegeran

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 18 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

d. Contoh hasil ekoprint dengan warna dasar Tingi

e. Contoh hasil ecoprint dengan warna dasar kulit kayu mahoni

”Selamat mencoba mberkarya seni dari bahan alam”

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 19 dari 24
Lembar Informasi Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam IKATSI, Rekayasa Tekstil FTI UII, Pendidikan
Tata Busana FT UNY, Teknik Kimia Tekstil
STTW Surakarta, dan AK-Tekstil Solo

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU REFERENSI
a. Ardley, Neil .1996. 82 Percobaan Ilmu Pengetahuan, CV. Elang Santika,
Semarang
b. Burnie, David. 1997. Jendela Iptek Cahaya, Balai Pustaka, Jakarta.
c. Christie, R. M. 2001. Colour Chemistry, Galashiels UK,I Jonkoping, RS.C.
d. Herlina, 2008, Pemanfaatan zat warna alam dari daun Indigofera Untuk Tekstil
dalam Pembelajaran Seni dan Budaya, Yogyakarta PPPPTK Seni dan Budaya.
e. Herlina & Parjiyah, 2017.Modul diklat PKB Kriya Tekstil Grade 7, Pewarnaan
alam dan batik cap kombinasi tulis, Didjen GTK Kemdikbud.
f. Herlina, 2019, Modul Mewarnai Kain Batik Dengan Cara Mencelup, Didjen GTK
Kemdikbud.

B. REFERENSI LAINNYA

a. https://id.wikipedia.org/wiki/Tawas, 4 Oktober 2018


b. https://www.geologinesia.com/2016/05/pengertian-jenis-dan-kegunaan-batu-
gamping-batu-kapur.html, 4 Oktober 2018
c. Yudi Setiyadi, 2020, Ecoprint : Teknik motif kain dengn bahan alam

Judul Modul: : Membuat Ecoprint pada Kain dengan Zat Warna Alam
Lembar Informasi – Versi 4 Tahun 2023 Halaman: 20 dari 24

Anda mungkin juga menyukai