Warna-Warna Dingin
Warna-Warna Pana
Warna-Warna Netral
Warna tidak hanya memiliki sifat, namun warna juga memiliki dimensi warna yaitu hue,
value dan intensitas. Hue adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama suatu warna,
seperti merah, biru , hijau, dan sebagainya. Value adalah tingkat kecerahan suatu warna, seperti
merah tua, merah muda, sedangkan intensitas atau chroma adalah dimensi yang menjelaskan
cerah atau kusamnya suatu warna. Intensitas dapat diperoleh dari mencampurkan hue dengan
warna-warna netral seperti putih, abu-abu atau hitam.
Warna-warna yang dipilih untuk pembuatan busana pria lebih mengarah pada warna
kebiruan tau warna kecoklatan
Corak Natural
Corak Abstrak
a. Indikasi perabaan
1) Kasar: Cocok digunakan untuk kesempatan rekreasi/petualangan.
2) Lembut: Nyaman digunakan, cocok untuk berbagai busana wanita.
3) Bergelombang: Cocok digunakan untuk baju hangat, seperti jaket atau sweater.
b. Indikasi visual
1) Kusam: Kain dengan indikasi visual kusam memberi kesan figur menjadi lebih kuat, cocok
untuk busana kerja/seragam ataupun busana santai.
2) Tembus terang: Tidak dapat menutupi kekurangan-kekurangan pada bentuk badan, cocok
untuk busana pesta.
3) Berkilau: Tekstur kain dengan indikasi visual berkilau akan memberi kesan mewah,
sehingga tekstur ini tidak cocok diterapkan untuk busana kuliah.
c. Indikasi dimensi kain
1) Tebal: Tekstur tebal memiliki kemampuan untuk menutupi bentuk tubuh, cocok
digunakan pada busana yang dipakai untuk aktifitas dengan dinamika tinggi, seperti celana
panjang.
2) Tipis: Tekstur tipis sering dianalogikan sebagai tekstur yang transparan, namun
sesungguhnya kenampakan transparan tersebut hanya sebagai efek dari jalinan serat
yang tipis, dan tidak terjadi pada semua jenis kain yang bertekstur tipis. Tekstur ini sering
dimanfaatkan untuk blus, kemeja, dan kadang-kadang untuk rok, namun harus ditambah
dengan kain furing.
d. Indikasi jatuhnya kain
1) Kaku: Suatu bahan diindikasikan memiliki tekstur kaku adalah dari cara jatuhnya yang
tidak sempurna. Tekstur ini cocok diterapkan untuk busana-busana resmi seperti jas,
blazer, dan pantalon.
2) Melangsai/lemas: Kain dengan tekstur ini dapat diamati dari jatuhnya bahan yang
sempurna. Cocok diterapkan pada model rok kerut, setengah lingkaran dan rok pias.
6. Kain Busana Pria
Kain merupakan hasil proses dari benang-benang yang ditenun atau dirajut. Kain
terdiri dari berbagai macam dan jenisnya, penggunaannya juga tidak terbatas untuk keperluan
sandang saja, oleh karena itu menurut Jumaeri ( 1977: 151-164) kain dapat digolongkan
menurut fungsi atau kegunaanya, proses pembuatannya, dan beratnya.
Kain menurut beratnya dibagi menjadi empat, yaitu kain ringan, kain medium, kain
setengah berat dan kain berat. Berat kain ini diperlukan untuk keperluan industri pembuatan
tekstil dan perdagangan tekstil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Klasifikasi Kain Berdasarkan Berat Kain