Anda di halaman 1dari 6

BAB 6

Menggambar Mode

Deskripsi Pembelajaran

Lingkup pembelajaran meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam menggambar mode
Memahami anatomi tubuh dan dasar ilustrasi, mencampur wama untuk diterapkan dalam implementasi
desain dan detail dengan kreatif dan mandiri ke anatomi tubuh serta membuat desain teknis secara
digital.

Capaian Pembelajaran

Pada akhir fase E, peserta didik mampu

A. membuat gambar anatomi tubuh dan dasar ilustrasi


B. mencampur warna untuk diterapkan dalam implementasi desain dan detail dengan kreatif dan
mandiri ke anatomi tubuh; serta
C. membuat desain teknis secara digital.

Menggambar mode pakaian didukung dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan seseorang dalam
menggambar anatomi tubuh manusia. Sangat penting bagi seorang fashion designer terutama bagi
pemula karena ilmu ini merupakan landasan atau keterampilan basic yang perlu dipelajari dan dilatihkan
agar menghasilkan desain y baik Selain kemampuan menggambar anatomi tubuh sebagai dasarnya,
diperlukan pula memadukan warna agar sebuah desain busana menjadi enak dipandang mata yang

A. Anatomi Tubuh dan Dasar Ilustrasi

Dalam pengertian harfiah, anatomi adalah ilmu yang melukiskan letak dan hubungas bagian-bagian
tubuh manusia, binatang, atau tumbuh-tumbuhan. Dalam bidang desain busana, anatomi dipelajari
terbatas pada bentuk dan gerakan tubuh dengan bagian bagiannya, seperti persendian, otot, dan syaraf.
Dengan adanya persendian, otot, dan syaraf pada tubuh, arah gambar tangan, kaki, leher, dan wajah
harus diperhatikan agar Jangan salah arah dan gambar ini harus sesuai dengan gerakan tubuh yang
sebenarnya.

Dari berbagai macam bentuk tubuh, Sicilia Sawitri (2004) mengelompokkan menjadi lima, yaitu
ideal, pendek kurus, tinggi kurus, pendek gemuk, dan tinggi gemuk. Dengan kondisi tubuh yang berbeda,
tentu model yang tepat juga akan berbeda. Bentuk tubuh ini sangat penting diketahui untuk dapat
menggambar proporsi yang sesuai sehingga dalam membuat desain akan tepat dan sesuai dengan
tujuan berbusana yaitu meningkatkan kualitas penampilan.
Berdasarkan lima bentuk tubuh tersebut, secara spesifik dapat dibedakan sesuai dengan kondisi
lekuk tubuh atau siluetnya sebagal berikut.

1. Pir, bentuk tubuh ini adalah bentuk tubuh yang lebih dikenal dengan tubuh pir Proporsi tubuh
secara ilustrasi dimaksudkan bahwa proporsi tidak sama dengan ukuran manusia sebenarnya
melainkan dengan menggunakan perbandingan 9-12 kali tinggi kepala.
2. Segitiga terbalik, bentuk tubuh mirip segitiga terbalik. Dapat diperhatikan bahunya lebih lebar
dibanding dengan pinggang sehingga bahu ini terlihat lebih kuat dan besar mirip seperti seorang
atlet. Tubuh ini nyaris tidak memiliki lekuk tubuh.
3. Persegi panjang, bentuk tubuh ini memiliki karakteristik bagian payudara dan pinggul memiliki
ukuran yang sama, tidak memiliki garis pinggang yang jelas, dan tidak memiliki lekuk tubuh.
4. Jam pasir, ciri khas dari bentuk tubuh ini antara lain ukuran antara pundak dan garis pinggang
adalah sama. Selain itu, bentuk tubuh ini juga ditandai dengan bentuk payudara yang penuh,
garis pinggang atau lekuk tubuh yang tajam, bokong, serta paha dan pinggul yang penuh.
5. Apel, tubuh memiliki bentuk seperti buah apel karena membesar di bagian pinggang.
6. Tubuh besar, bentuk tubuh ini disebut sebagai bentuk tubuh yang besar terutama di bagian
perut dan tanpa lekuk tubuh yang jelas.

Dalam menggambar anatomi tubuh dengan ukuran yang ideal ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, yaitu

1. perbandingan tinggi dan lebar tubuh;


2. letak bagian-bagian tubuh;
3. sikap, gaya, dan gerak tubuh; serta
4. jatuhnya pakaian pada tubuh.

Demi memperoleh gambar anatomi tubuh yang sesuai dengan perbandingan dan letak bagian-
bagian tubuh, pada saat menggambar harus menggunakan garis-garis dengan perbandingan tertentu.
Perbandingan ini harus dibuat untuk seluruh bagian-bagian tubuh mulai dari ubun-ubun sampai dengan
ujung kaki. Dengan demikian, yang dipelajari pada anatomi tubuh manusia adalah ukuran panjang
tubuh, lebar tubuh, bentuk, dan posisi tubuh atau pose. Bagian lipatan persendian harus diperhatikan
dengan baik agar pada saat menggambar anatomi tubuh tidak terbalik atau berbalik arah.

Seorang desainer busana sangat dituntut untuk menguasai gambar proporsi tubuh. Gambar anatomi
dapat membantu dalam mewujudkan desain yang diminta konsumen. Setiap orang memiliki tubuh yang
tidak sama, tetapi ingin tampil sempurna dan menarik saat dipandang. Hal Ini adalah sebuah tantangan
bagi desainer untuk membuat desain yang dapat menjadikan tipe tubuh yang tidak ideal menjadi
berkesan ideal, inilah tugas utama seorang desainer. Dengan mempelajan proporsi tubuh maka akan
diketahui perbandingan yang logis di mana letak leher dan bahu, berapa panjang dan bentuk lengan,
letak pinggang, dan lebar yang proporsional. Hal ini agar model busana tampak jelas dan Indah.

Selain itu perbandingan masing-masing ukuran model pakalan pada anatomi tubuh lebih mudah
dibaca orang yang melihatnya, seperti
1. ukuran garis leher dan kerah;
2. bentuk lengan dan panjang lengan;
3. bagian badan, pinggang, dan panggul;
4. garis hias, saku, dan hiasan pada pakaian;
5. siluet blus atau model secara keseluruhan;
6. pemilihan bahan dan perlengkapan pakaian:

Berdasarkan penjelasan di atas, gambar anatomi tubuh mempunyai tujuan, di antaranya

1. dapat membawa pesan dan citra dari penciptanya;


2. sebagai media perwujudan bentuk dan model pakaian:
3. dapat menentukan perbandingan makna dari model pakaian:
4. membantu penyajian gambar dari beberapa arah; dan
5. sebagai alat komunikasi kepada orang lain.

B. Ilustrasi Ukuran Tubuh

Postur tubuh manusia tidak kaku seperti patung. Anda perlu mengamati lingkungan dengan melakukan
analisis terhadap bentuk tubuh manusia, seperti bentuk kepala, badan tangan lengan, kaki, dan
sebagainya. Macam-macam gambar perbandingan tubuh dalam desain busana, antara lain
perbandingan menurut ukuran tubuh sesungguhnya yaitu 8 1/2 kali tinggi kepala dan perbandingan
menurut gambar desain busana 9 kali tinggi kepala atau lebih.

Konsep anatomi tubuh merupakan dasar untuk mengembangkan gambar proporsi tubuh.
Keseimbangan tubuh saat berdiri bagaimana posisi kaki, tangan, kepala, dan detail lainnya. Jangan
sampai terjadi besar kepala melebihi besar badan, lebar panggul lebih kecil daripada lebar pinggang,
panjang tangan melebihi panggul, dan kejanggalan lainnya. Agar menghindari kesalahan tersebut, Anda
perlu memahami konsep anatomi tubuh manusia dengan perbandingan yang logis.

1. Gambar Proporsi Tubuh Wanita Proporsi tubuh secara ilustrasi artinya bahwa proporsi tidak
sama dengan ukuran manusia sebenarnya melainkan dengan perpanjangan menggunakan
perbandingan 9-12 kali tinggi kepala. Berikut akan dipelajari proporsi tubuh wanita dengan
perbandingan 9x TK, 10x TK, dan 11 xTK.
2. Gambar Proporsi Tubuh Pria
Ukuran gambar ilustrasi tubuh pria juga sama dengan gambar lustrasi tubuh wanita Ukuran
proporsi tubuh pria dengan perbandingan 9x TK, 10xTK. dan 11 TK Berikut tabel
perbandingannya. Tabel 6.2 Hustrasi Perbandingan Tubuh Pria
3. Gambar Proporsi Tubuh Anak Wanita dan Pria Tabel 6.3 Perbandingan Tubuh Anak
C. Gambar dan Warna Desain Busana

Desain busana hendaklah digambar dengan baik sesuai dengan ide atau gagasan yang dituangkan pada
desain tersebut. Desain yang dibuat hendaknya mudah dibaca dan dapat menjadi pedoman dalam
pembuatan suatu pakaian. Oleh karena itu, sebuah desain busana dan bagian-bagian busana harus
digambar secara jelas, seperti garis leher, bentuk atau siluet pakaian, bentuk rok, dan bentuk celana.

1. Gambar Bagian Busana


a. Garis leher (neck lines)
Garis leher merupakan bagian pakaian yang terletak paling atas. Bentuk garis leher
banyak variasinya, tetapi variasi yang umum dipakai yaitu bentuk leher bulat. Selain
bentuk bulat, ada juga bentuk perahu, bentuk hati, bentuk segitiga bentuk U, maupun
bentuk V. Bentuk leher ini dapat divariasikan sesuai dengan yang diinginkan.
Faktor-faktor yang penting diperhatikan dalam menggambar garis leher adalah
menentukan garis tengah muka pakalan, garis pangkal leher muka dan belakang, serta
batas antara bahu dan leher. Menggambar garis leher disesuaikan dengan arah anatomi,
misalnya arah lurus menghadap ke depan, menyamping, atau miring ¾. Arah berdiri ini
menentukan letak garis leher yang akan digambar. Dalam desain yang menonjolkan
garis leher hendaklah dibuat menghadap ke depan atau miring ¾.
b. Kerah
Kerah adalah bagian dari sebuah desain pakaian yang terletak pada bagian atas pakaian.
Dalam menggambar busana perlu mempertimbangkan bentuk wajah dan leher. Bentuk
leher tinggi sebaiknya menggunakan kerah tinggi atau menutupi sebagian leher, seperti
kerah kemeja, kerah mandarin, dan lain-lain. Sebaliknya leher yang pendek/rendah, pilih
kerah yang agak rebah, seperti kerah rebah, berdiri, cape/palerin, dan variasi kerah-
kerah yang terletak.
Selain berfungsi memperindah, kerah juga berfungsi memberi kenyamanan
pada pemakai seperti mempertimbangkan iklim pada suatu daerah. Kerah terdiri atas
beberapa ukuran mulai dari yang kecil seperti kerah rebah hingga lebar seperti kerah
cape. Kerah juga bermacam-macam bentuknya yaitu kerah yang terletak, ½ berdiri, dan
berdiri.
c. Lengan
Lengan adalah bagian pakaian yang menutupi puncak lengan, bahkan hingga ke ujung
lengan sesuai dengan keinginan. Hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar lengan
adalah garis batas lingkar kerung lengan. Hal ini akan memudahkan dalam
menggambarkan desain lengan sesuai dengan model yang diinginkan. Lengan ada yang
modelnya suai, berkerut, dan lengan setali.
d. Blus
Blus merupakan bagian pakaian yang menutupi badan bagian atas. Blus ada yang
mempunyai belahan di depan maupun tanpa belahan. Model blus setiap tahun
mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan selera masyarakat yang disebut
dengan tren mode. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggambar blus, yaitu
1) garis bahu dan lingkar kerung lengan;
2) blus dipakai di luar atau di dalam rok atau celana;
3) detail-detail blus, seperti kerah, kantong, atau hiasan;
4) model lengan secara keseluruhan; dan
5) siluet blus, pas atau longgar (oversize).
e. Rok
Rok adalah bagian pakaian yang berada pada bagian bawah badan. Umumnya, rok
dibuat mulai dari pinggang hingga ke bawah sesuai dengan model yang diinginkan.
Berdasarkan ukuran rok, rok dapat dikelompokkan atas rok mini, rok kini, rok midi, rok
maksi, dan long dress. Berdasarkan desain rok, rok juga dapat dikelompokkan atas rok
sual/lurus (straight), rok kerut (gathered), , rok lipit (pleated), rok lingkaran atau
setengah lingkaran (flared), rok bias (seam). dan rok draperi. Selain model-model yang
disebutkan tadi, masih ada model rok lain yang merupakan kombinasi model-model
tersebut yang ditambahkan detail-detailnya, seperti godet, rimpel, maupun kantong.
Dalam menggambar rok ini, perlu diperhatikan jatuh rok pada badan. Butuh banyak
latihan agar dapat menggambarkannya sesuai dengan ukuran asli pada tubuh.
f. Celana
Celana hampir sama dengan rok, tetapi celana mempunyai pipa yang membungkus
kedua kaki. Panjang celana biasanya bervariasi mulai dari yang pendek (short) hingga
panjang. Celana juga dapat dibuat pas pada tubuh (fit) atau longgar (oversize). Celana
yang pas biasanya dibuat dari bahan yang elastis (stretch). Biasanya, celana dipakai
untuk busana olahraga seperti senam atau renang. Jenis celana yang longgar seperti
pantalon pria, perlu diperhatikan detail celana yaitu garis patahan celana maupun
kantong. Selain itu, juga perlu diperhatikan model celana yang diinginkan. Saat ini
banyak bermunculan model celana dengan detail yang rumit seperti banyak kantong
dan model yang unik.
2. Warna Bagian Busana
Desain yang sudah dibuat dilakukan penyempurnaan yang disebut dengan finishing. Mewarnai
merupakan salah satu teknik penyempurnaan desain sehingga desain terlihat lebih menarik.
Dalam mewarnai sebuah desain perlu dipahami bagaimana cara mengarsir. Mewarnai desain
atau gambar dapat dilakukan dengan pensil warna atau pensil biasa dengan kode 28 atau 38.
Selain itu, desain juga dapat diwarnai dengan cat air atau cat minyak. Tentunya mewarnai
dengan cat air atau cat minyak berbeda dengan mewarnai dengan pensil biasa. a Pewarnaan
dengan pensil biasa
a. Mewarnai dengan pensil biasa
disebut dengan teknik mengarsir. Dalam mengarsir perlu memperhatikan daerah gelap
atau terang dari gambar atau area yang banyak terkena cahaya dengan yang kurang
terkena cahaya, Daerah yang banyak terkena cahaya terlihat lebih terang dan arsirannya
lebih lembut, sedangkan yang kurang terkena cahaya akan diarsir lebih tebal. Agar
diperoleh gambar dengan arsiran yang bagus perlu juga diperhatikan jenis pensil yang
digunakan. Pensil untuk mengarsir berbeda dengan pensil yang digunakan untuk
membuat sketsa. Dalam mengarsir gunakan pensil yang lebih lunak atau khusus untuk
arsiran seperti 28 dan 38.
b. Pewarnaan dengan pensil warna
Teknik mewarnai dengan pensil warna tidak jauh berbeda dengan mewarnai dengan
pensil biasa. Dalam mewarnai dengan pensil warna perlu memahami warna-warna dan
kombinasi warna yang akan digunakan. Apabila desain pakaian dibuat dengan corak
bahan tertentu, perlu menyesuaikan motif dan warnanya dengan letak jatuh pakaian
pada badan. Hal ini perlu dilatihkan secara berulang-ulang agar diperoleh sebuah desain
dengan teknik mewarnai yang baik dan benar.
c. Pewarnaan dengan cat air dan cat minyak
Mewarnai dengan cat minyak atau cat air butuh keterampilan khusus. Warna-warna
yang digunakan terlebih dahulu dicampur atau diaduk untuk mendapat warna yang
diinginkan. Dalam mewarnai desain perlu memperhatikan gelap terang dari desain
busana yang diwarnai. Kertas gambar yang sudah diwarnai dengan cat minyak atau cat
air terlebih dahulu dikeringkan agar warna tidak rusak.

Anda mungkin juga menyukai