Anda di halaman 1dari 38

Elemen 4 Menggambar Mode (MM)

1. Menjelaskan anatomi tubuh


2. Memahami perbandingan tubuh dalam anatomi desain busana
3. Mengidentifikasi bagian dan bentuk anatomi
4. Menjelaskan bagian dan bentuk anatomi
5. Memahami dasar ilustrasi
6. Membuat gambar anatomi tubuh dan dasar ilustrasi
7. Memahami percampuran warna
8. Membuat percampuran warna untuk diterapkan dalam anatomi tubuh
9. Membuat desain teknis secara digital

Menjelaskan Anatomi Tubuh


Pengertian Gambar Anatomi Tubuh Manusia
Menggambar anatomi tubuh manusia dalam ilmu seni rupa / desain adalah
menggambar anatomi plastis yaitu tentang fenomena permukaan bentuk tubuh manusia
jadi berbeda dengan gambar anatomi tubuh manusia pada Ilmu Pengetahuan Alam /
Biologi dimana penggambaran anatomi lebih kepada organ tubuh.
Untuk dapat menggambarkan manusia dengan baik kita harus mengetahui apa yang
ada dibalik kulit manusia utamanya unsur pembentuknya yaitu tulang dan otot, ketika
tulang dan otot bergerak bentuk permukaan tubuh berubah sehingga orang yang diam
anatomi plastisnya berbeda dengan orang dalam keadaan bergerak. Menggambar anatomi
tidak harus selalu utuh seluruh tubuh, dapat dilakukan dengan menggambar setiap bagian
tubuh, seperti bagian kepala dari segala arah, bagian tangan dengan berbagai gerakan
begitu pula bagian kaki.
Seluruh bagian tubuh manusia memiliki bentuk dan karakternya masing-masing dan
setiap bentuk memiliki kerumitan dalam menggambarnya untuk itu diperlukan
pengetahuan tentang anatomi plastis agar memudahkan dalam menggambar bentuk
manusia secara keseluruhan.

berikut ini adalah sketaa anatomi tubuh manusia mulai dari bagian kepala hingga
kaki.
Anatomi Tubuh untuk Desain
Pengetahuan dan keterampilan menggambar anatomi tubuh sangat penting bagi
seorang fashion designer terutama bagi pemula karena ilmu ini merupakan landasan atau
keterampilan basic yang perlu dipelajari dan dilatihkan agar menghasilkan desain yang
baik.
Perbandingan tubuh merupakan ketentuan yang dipakai untuk menggambar ukuran
tubuh manusia. Perbandingan ini diperoleh dari gambar dua dimensi/foto orang yang
sesungguhnya dalam keadaaan berdiri lurus dan menghadap ke depan.

A. Pengertian Anatomi Tubuh


Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh manusia secara
keseluruhan mulai dari kepala sampai ujung kaki. Dalam bidang desain busana,
anatomi dipelajari terbatas pada bentuk dan gerakan tubuh dengan bagian-bagiannya
seperti persendian, otot dan syaraf. Dengan adanya persendian, otot dan syaraf pada
tubuh, arah gambar tangan, kaki, leher dan wajah harus diperhatikan agar jangan salah
arah dan gambar ini harus sesuai dengan gerakan tubuh yang sebenarnya.
Untuk menggambar anatomi tubuh dengan ukuran yang ideal ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan :
a. Perbandingan tinggi dan lebar tubuh
b. Letak bagian-bagian tubuh
c. Sikap, gaya dan gerak tubuh
d. Jatuhnya pakaian pada tubuh.
Untuk memperoleh gambar anatomi tubuh yang sesuai dengan perbandingan
dan letak bagian-bagian tubuh, pada saat menggambar harus dibantu dengan
pertolongan garis-garis dengan perbandingan tertentu. Perbandingan ini harus dibuat
untuk seluruh bagian-bagian tubuh mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki.

B. Tujuan Mempelajari Anatomi Tubuh


Anatomi tubuh sangat penting sekali terutama bagi seorang desainer dalam
menuangkan ide dan gagasannya kepada orang lain. Desain busana pada anatomi
tubuh sangat besar pengaruhnya pada model pakaian yang disajikan. Desain yang
dituangkan pada anatomi tubuh akan terlihat semakin jelas dan menarik dibandingkan
tanpa anatomi tubuh. Selain itu perbandingan masing-masing ukuran model pakaian
pada anatomi tubuh lebih mudah dibaca orang yang melihatnya seperti :
a. Ukuran garis leher dan krah
b. Bentuk lengan dan panjang lengan
c. Bagian badan, pinggang dan panggul
d. Garis hias, saku dan hiasan pada pakaian
e. Siluet blus atau model secara keseluruhan
f. Pemilihan bahan dan perlengkapan pakaian

Berdasarkan penjelasan di atas, anatomi tubuh mempunyai tujuan di antaranya :


a. Dapat membawa pesan dan citra dari penciptanya
b. Sebagai media perwujudan bentuk dan model pakaian
c. Dapat menentukan perbandingan makna dari model pakaian
d. Membantu penyajian gambar dari beberapa arah
e. Sebagai alat komunikasi kepada orang lain.

Perbandingan Tubuh dan Anatomi Desain Busana


Jenis–jenis Perbandingan Tubuh
Salah satu hal yang penting diperhatikan dalam menggambar anatomi tubuh
untuk desain adalah memahami konsep untuk menentukan ukuran perbandingan
tubuh seperti ukuran kepala, ukuran badan, ukuran tangan dan kaki. Dalam
menggambar perbandingan tubuh untuk desain pakaian kita dapat memilih beberapa
jenis perbandingan yang biasa dipakai yaitu :
a. Perbandingan menurut anatomi sesungguhnya yaitu tinggi tubuh 7½ kali tinggi
kepala
b. Perbandingan menurut desain busana ialah tinggi tubuh 8 kali tinggi kepala dan ada
pula yang memakai 8 ½ tinggi kepala, ini biasanya disebut dengan anatomi model.
c. Perbadingan tubuh secara ilustrasi yang biasanya digunakan untuk desain yang
dipublikasikan atau gaya tertentu yaitu perbandingan 9 kali tinggi kepala bahkan
mencapai 12 kali tinggi kepala atau disebut juga perbandingan secara ilustrasi.
d. Perbandingan tubuh ini mengacu pada bentuk tubuh yang ideal, sehat jasmani dan
rohani, dengan kata lain ukuran yang ideal haruslah memenuhi ketentuan dan syarat
sebagai berikut :
e. Tubuh yang sehat tidak mempunyai cacat fisik dan mengidap suatu penyakit seperti
penyakit beri-beri yang dapat menyebabkan badan gemuk atau berat tidak seimbang.
f. Lengan dan kaki padat, tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kurus atau kecil.
g. Perbandingan ukuran bagian-bagian tubuh normal seperti besar mata, hidung dan
telinga.

Menggambar Perbandingan Tubuh


Perbandingan tubuh menurut desain busana dibuat dengan ukuran tinggi tubuh
8 kali tinggi kepala atau 8 ½ tinggi kepala, ini biasanya disebut dengan anatomi
model. Namun untuk keperluan desain ilustrasi proporsi tubuh dibuat lebih tinggi, 10
x tinggi kepala dan bahkan ada yang membuat 11 x tinggi kepala. Perbandingan tubuh
menurut desain busana ini dapat di lihat pada tabel berikut :
Perbandingan tinggi dan lebar tubuh biasanya diukur berdasarkan tinggi kepala,
misalnya tinggi tubuh 8 ½ kali tinggi kepala. Jika tinggi kepala 3 cm maka tinggi tubuh
adalah 8 ½ x 3 cm = 25 ½ cm. Ukuran tersebut merupakan ukuran yang digunakan untuk
menggambar bagian-bagian tubuh mulai dari ubun-ubun sampai ujung kaki. Untuk
menggambar anatomi tubuh untuk desain busana ini, ukuran dan perbandingan yang
dipakai ialah tinggi kepala 3 cm, namun bisa juga kita ambil ukuran lain seperti 2 ½ cm
atau 2 cm dan dapat pula lebih dari 3 cm tergantung pada gambar yang kita inginkan. Ikuti
langkah-langkah berikut ini :
1) Buat garis pertolongan tegak lurus dan beri nama titik O dan X. Titik O terletak pada
bagian ubun-ubun dan X terletak pada ujung kaki. Panjang garis O-X adalah tinggi tubuh
berdasarkan tinggi kepala. Misalnya tinggi kepala yang diinginkan 3 cm maka panjang
O-X = 8 ½ x 3 cm = 25 ½ cm. Jadi panjang O-X = 25 ½ cm dan jarak 0 – 1 = 3 cm. Bagi
titik O-X menjadi 8 ½ bagian.
2) Tandai titik 0, 1, 1 ½ , 2, 3, 4, 4 ¾ , 5 3/4, 7, 8, 8 1/6, 8 ½ seperti letak-letak bagian tubuh
pada tabel 2 di atas. Hubungkan garis-garis tersebut menggunakan garis lurus untuk
garis pertolongan seperti gambar di bawah, sehingga terbentuk sketsa tubuh yang belum
sempurna atau belum berdaging.
3) 0-1 = tinggi kepala dan lebar kepala adalah 2/3 x tinggi kepala = 2 cm
4) 1-1 ½ = tinggi leher dan lebar leher = ½ lebar kepala lebar bahu = 2 x lebar kepala
5) 2 = batas ketiak / dada
6) 3 = batas pinggang dan siku, lebar pinggang = lebar kepala
7) 4 = batas pinggul dan pergelangan tangan, lebar panggul = 2 x lebar kepala
8) 4 ¾ = Ujung jari tangan
9) 5 3/4 = lutut dan jarak lutut = lebar kepala
10) 7 = betis
11) 8 = pergelangan kaki
12) 8 1/6 = tumit dan jarak tumit = lebar kepala
13) 8 ½ = ujung jari kaki dan jarak ujung jari kaki = lebar kepala
1) Bentuk bagian tubuh sehingga terlihat seperti sudah ada dagingnya dengan
bantuan garis di atas.
2) Hapus garis bantu dan rapikan gambar anatomi yang dibuat sehingga diperoleh
sebuah anatomi tubuh yang utuh yang dapat divariasikan gerak dan gayanya.
3) Sempurnakan gambar dengan melengkapi bagian-bagian di wajah
dan menyempurnakan bentuk bagian-bagian tubuh seperti bentuk badan,
pinggang, panggul, paha, betis, tangan, dan kaki seperti pada gambar di bawah ini. Letak
bagian-bagian wajah, yaitu:

0 = ubun-ubun
¼ = batas dahi
½ = letak mata
¾ = letak hidung
½ - ¾ = letak telinga
7/8 = letak bibir
1 = dagu

4) Anatomi ini dapat diubah gerak dan gayanya dengan cara membuat rangka
benang atau rangka balok. Anatomi tubuh sudah dapat digunakan sebagai pedoman
dalam menggambar bermacam-macam busana. Lihat gambar di bawah ini.
Sebelum menggambar proporsi tubuh, hendaknya mengenal dan
mengindentifikasi terlebih dulu tentang anatomi tubuh. Pengetahuan tentang anatomi
tubuh manusia adalah belajar tentang bagian-bagian dari tubuh manusia yang terdiri
atas kerangka, tulang dan otot.
Kerangka manusia adalah serangkaian macam tulang manusia yang tersusun
sebagaimana mestinya dan berfungsi diantaranya sebagai penyangga tubuh.
Orang dewasa dikatakan mempunyai tubuh normal apabila memenuhi hal-hal
berikut :
1) Tinggi tubuh yang ideal adalah 7,5 kali tinggi kepala, ditambah untuk telapak kaki 0,5
kali tinggi kepala. Ukuran tinggi tubuh diambil dari foto manusia yang berdiri lurus
dengan pandangan menghadap ke depan. Ukuran di ambil dari ubun-ubun sampai ke
lantai di antara dua tumit.
2) Berat tubuh/badan ideal adalah tinggi tubuh dalam ukuran centimeter (cm) dikurangi
110. Contoh: tinggi badan =165 cm, jadi berat idealnya adalah 165–110 =55. Ada
toleransi 10%, jadi masih dapat dikatakan ideal bila lebih atau kurang dari 10 %. Jadi
berat ideal untuk tinggi 165 cm adalah berkisar antara 49,5 kg sampai 60,5 kg.
3) Lengan dan kaki padat, berisi, tidak terlalu besar maupun kecil, ukuran bagian-bagian
tubuh, normal.
Ukuran standar bagian tubuh manusia adalah :

 Dari dagu ke garis dada = 1 x tinggi kepala

 Dari dagu ke garis pinggang = 2 x tinggi kepala

 Dari dagu ke garis kelangkang = 3 x tinggi kepala

 Dari dagu ke garis lutut = 4½ x tinggi kepala

Gambar perbandingan bagian tubuh

Analisa Bentuk Tubuh

Analisa bentuk tubuh maksudnya adalah menganalisa secara detail bentuk dan posisi
garis tubuh model yang diperlukan dalam pembuatan desain busana disamping juga
mengetahui kelebihan dan kekurangannya, sehingga bentuk desain yang dibuat sesuai
dengan yang diharapkan.

Analisa bentuk tubuh dapat dilakukan sendiri dengan melihat ke cermin besar yang
dapat memantulkan keseluruhan tubuh kita dari kepala ke kaki. Akan lebih bagus apabila
menggunakan dua cermin yang ada di depan dan belakang.
Macam-macam Bentuk Tubuh

a. Ideal

b. Pendek kurus

c. Pendek gemuk

d. Tinggi kurus

e. Tinggi gemuk

Seseorang dengan bentuk tubuh ideal dapat memilih hampir setiap model
busana. Desain busana baik itu yang sederhana maupun yang ekstrim tetap akan
memperhatikan bentuk tubuh yang baik. Hal paling baik dilakukan adalah dengan
mengeksploitir bagian tubuh yang indah serta menyamarkan bagian yang kurang sempurna.
Macam-macam Bentuk Punggung

Gambar macam-macam bentuk punggung

Keterangan gambar :

a. Bentuk punggung sedikit menonjol keluar (Round)

b. Bentuk punggung melandai (Ideal)


c. Bentuk punggung datar/rata (Flat)

a) Bentuk punggung sedikit menonjol keluar (Round)


Desain yang sesuai untuk bentuk punggung ini adalah dengan memberikan
kupnat/lipit pantas pada bagian bahu belakang. Tujuannya membuat busana sesuai
dengan bentuk tubuh model, nyaman dan enak dipakai.

b) Bentuk punggung melandai (Ideal)


Bentuk punggung melandai adalah bentuk punggung yang ideal sehingga tidak
begitu diperlukan adanya penambahan atau pengurangan pada desainnya.

c) Bentuk punggung datar/rata (Flat)


Untuk bentuk punggung datar maka kupnat atau lipit pantas pada garis bahu
sebaiknya dihindari.

Tipe tubuh

Pemilihan busana bagi masing-masing individu akan sangat berkaitan dengan


sifat dan kepribadian masing-masing. Dengan busana yang dikenakan orang dapat
menduga sifat atau kepribadiannya.

Menurut Sri Ardiyati Kamil (1986) ada 3 type yang dominan pada sifat-sifat wanita,
yaitu:

1. tipe dramatic
2. tipe ingenue
3. tipe intermediate

Tipe dramatic (maskulin)


Wanita yang termasuk golongan ini, pada umumnya mempunyai perangai yang
terbuka, kuat, dominan dan agresif. Lembut, tenang dan percaya diri, kesan postur tinggi,
bertulang besar dan tegap. Rambut lurus dan licin . Wanita dengan type biasanya memilih
busana, tata rambut dan asesories sebagai berikut :
 Tekstur garis dan warna yang mempunyai titik persamaan dengan kepribadiannya,
tekstur yang berat, tebal dan bermotif, permukaan licin.
 Motif besar bentuk geometris.
 Pemilihan warna dingin
 Garis desain selaras bentuk badan yang tinggi, garis memanjang dan lurus.

Tipe ingenue (feminin)


Wanita dengan type ini mempunyai kepribadian feminin sangat bertolak belakang
dengan golongan dramatic. Sifatnya lemah lembut, agak pemalu (suka menyendiri dan
menghindar dari perhatian umum). Ia melihat dunia dari perspetifnya sendiri. Wanita
dengan type ini biasanya memilih busana, tata rambut dan aksesoreis sebagai berikut :

 Busana dengan warna lembut


 Rambut sedikit berombak
 Tekstur lembut, halus, menerawang dan ringan, misalnya lame chiffon voile
 Menghindari brokrat yang tebal dan satin
 Motif bahan kecil-kecil
 Warna dengan kombinasi abu-abu
 Trimming berupa ruffler, lipit jarum, bidang kecil-kecil.

Tipe intermediate
Wanita golongan ini memiliki kepribadian antara dramatic dan ingenue. Wanita
ini harus mempelajari titik-titik kuat yang ada padanya dengan jalan memberi tekanan
pada bagian –bagian tertentu. Desain yang dipilih biasanya sebagai berikut:

 Bila warna kulit cerah, pilih warna cerah misalnya merah, jingga
 Bahan dengan berat sedang
 Menghindari desain yang ekstrim
 Garis dapat memilih vertikal, horisontal atau diagonal.
Mengurangi Kekurangan Bentuk Tubuh

Pada dasarnya membuat desain busana untuk orang dengan proporsi ideal
tidaklah sulit, tetapi bagi sebagian orang yang bentuk tubuhnya kurang ideal maka perlu
memikirkan lebih serius dalam membuat desainnya. Pemilihan desain yang tepat
diharapkan dapat menutupi kekurangan pada tubuh untuk dapat terlihat lebih cocok dan
ideal.

Kekurangan tubuh tidak ideal diantaranya adalah ketidak-seimbangan bentuk


atau posturnya, diantaranya adalah :

 Ketidak-seimbangan tinggi badan

 Ketidak-seimbangan berat badan (terlalu kurus / gemuk)

 Ketidak-seimbangan ukuran bahu, dada, pinggang, pinggul, bentuk leher, perut,


punggung, dan kaki.

Ketidak-seimbangan Tinggi Badan.


Tubuh yang kurang tinggi dapat memilih busana dengan garis-garis vertikal
sehingga akan berkesan lebih tinggi. Garis atau aksen vertikal dapat diletakkan pada
“tengah muka”, “garis prinses” dan sebagainya.

Tubuh yang terlalu tinggi dapat memilih garis horisontal untuk mengurangi
kesan terlalu tinggi. Desain dengan potongan yang melintang dapat berkesan
memendekkan, misalnya dengan model yang menggunakan pas bahu, yoke, pemakaian
ikat pinggang, dan lain-lain.

Ketidak-seimbangan Berat Badan.


Seseorang yang tubuhnya gemuk akan terkesan lebih lebar. Pemilihan garis
vertikal akan lebih tepat untuk mengurangi kesan lebar. Hindari pemilihan garis
horisontal dan garis lengkung karena bisa menambah kesan gemuk.

Sebaliknya untuk tubuh yang kerempeng bisa ditutupi kekurangannya dengan


memilih desain busana dengan garis horisontal, atau desain dengan kerut-kerut.
Bahu Terlalu Panjang / Pendek
Bahu yang terlalu panjang akan memberi kesan terlalu lebar. Dapat disiasati
dengan cara menggeser garis kerung lengan, atau memilih desain tanpa garis kerung
lengan, misalnya lengan reglan. Bisa juga dengan mengurangi panjang bahu dan
hindari pemakaian bantalan bahu yang terlalu tinggi.

Sedangkan pada bahu yang pendek badan akan berkesan sempit, dapat
disamarkan dengan menambahkan panjang bahu ke bagian lengan dan diberikan
bantalan bahu sehingga terkesan lebih gagah.

Dada Terlalu Besar / Kecil


Seseorang yang memiliki dada besar dapat disembunyikan dengan memilih
model tertutup bagian depan, aksen dibahu berupa kerut atau pita, bahan yang cocok
dengan tekstur lemas. Hal yang perlu dihindari adalah model kamisol dengan kerutan
penuh di muka, bahan ketat, dan aksen pada bagian dada.

Dada yang terlalu kecil dapat ditutupi dengan blus berkerut atau draperi.
Desain blus yang longgar dapat digunakan, hindari model blus ketat.

Pinggul Besar dan Kaki Besar


Desain busana yang cocok adalah rok span/ suai, panjang rok menutupi paha.
Hindari penggunaan kerut-kerut pada pinggang dan rok mini.

Leher Pendek dan Gemuk


Desain yang dapat dipilih orang yang mempunyai leher pendek dan gemuk
agar kelihatan lebih langsing dan mempunyai leher yang jenjang adalah dengan
memilih model tanpa collar. Hindari model collar tinggi/ tegak, potongan rambut
menyentuh bahu.

Badan Atas Pendek Kaki Panjang


Seseorang yang memiliki tubuh kurang seimbang, antara perbandingan
“pinggang ke atas” dengan “pinggang ke bagian bawah” lebih panjang ke bagian bawah
(kaki) sehingga bagian badan kelihatan lebih pendek (pinggang tinggi). Hal ini dapat
diatasi dengan model busana turun pinggang.
Kaki Pendek Badan Atas Lebih Panjang
Perbandingan antara badan atas dan bawah tidak proporsional, kaki yang pendek
dapat disamarkan dengan bentuk busana dengan garis pinggang yang dinaikkan,
sehingga terkesan dapat memanjangkan kaki.

Proporsi tubuh adalah perbandingan yang digunakan untuk menggambar tubuh


dengan menggunakan tinggi kepala sebagai patokan sehingga didapat gambar tubuh
yang proporsional.
Proporsi tubuh dalam menggambar sketsa busana sangat
diperlukan untuk menggambar desain busana karena dalam proporsi tubuh terdapat
perbandingan ukuran dan bentuk oleh karena itu, dalam membuat desain busana terdapat
panduan menggambar tubuh yang dikenal dengan proporsi tubuh.
Dalam menggambar busana terdapat 3 jenis proporsi tubuh, yaitu:

1) Proporsi tubuh menurut anatomi tubuh sebenarnya.


Proporsi ini dibuat menyerupai proporsi tubuh manusia sebenanrnya secara
umum, dimana memiliki tinggi dan berat tubuh ideal. Tinggi proporsi ini adalah 7
1/2 x tinggi kepala (TK).

2) Proporsi tubuh desain busana


Proporsi tubuh ini dibuat lebih tinggi dari pada proporsi sebelumnya. Ini
dimaksudkan untuk keindahan sehingga desain busana terlihat lebih langsing. Seperti
hal model dalam peragaan busana yang tinggi kurus, maka pada proporsi yang
diperuntukkan menggabar desain dibuat lebih tinggi juga. Tinggi proporsi ini adalah 8
1/2 TK.

3) Proporsi tubuh illustrasi


Proporsi tubuh ilustrasi dimaksudkan untuk membuat sketsa yang ditujuakn
untuk dipamerkan, seperti iklan, logo. Dimana gambar tersebut bukan untuk di
analisis busananya tetapi lebih untuk keindahan semata., sehingga gambar ini dibuat
tinggi langsing. Tinggi proporsi tubuh untuk desain ilustrasi ini adalah 9 TK namun
dapat juga dibuat lebih tinggi yaitu 10 TK atau 11 TK. Perhatikan gambar di bawah
ini.
Bagian dan Bentuk Anatomi Tubuh

Anatomi adalah ilmu yang mempelajari susunan tubuh manusia secara keseluruhan mulai
dari kepala sampai ujung kaki. Dalam bidang desain busana, anatomi dipelajari terbatas pada
bentuk dan gerakan tubuh dengan bagian-bagiannya seperti persendian, otot dan syaraf.
Dengan adanya persendian, otot dan syaraf pada tubuh, arah gambar tangan, kaki, leher dan
wajah harus diperhatikan agar jangan salah arah dan gambar ini harus sesuai dengan gerakan
tubuh yang sebenarnya.

Anatomi tubuh sangat penting sekali terutama bagi seorang desainer dalam menuangkan ide
dan gagasannya kepada orang lain. Desain busana pada anatomi tubuh sangat besar
pengaruhnya pada model pakaian yang disajikan. Desain yang dituangkan pada anatomi
tubuh akan terlihat semakin jelas dan menarik dibandingkan tanpa anatomi tubuh. Berikut ini
beberapa contoh gambar bagian-bagian tubuh manusia.
A. Wajah
Pada umumnya wajah digambar dengan bentuk oval karena bentuk ini dianggap lebih
menarik dibandingkan wajah dengan bentuk bulat, persegi empat, segi tiga dan lainnya.
Wajah terdiri atas bagian-bagian yaitu mata, hidung, mulut, telinga, alis dan dilengkapi
dengan rambut pada kepala.

Ekspresi wajah biasanya disesuaikan dengan tema desain misalnya desain pakaian remaja
ditampilkan dengan ekspresi wajah yang ceria, untuk pakaian pesta ditampilkan dengan
ekspresi yang anggun seperti tersenyum.

Berikut ini akan dibahas dan digambarkan bagian-bagian wajah yang meliputi mata dan alis,
hidung, Bibir, telinga dan rambut.

1) Mata dan alis


Mata diperkirakan letaknya di tengah antara puncak kepala/ubun-ubun dan dagu. Bentuk
mata seperti buah kenari, lebar mata diperkirakan lebih kurang 1/5 bagian jarak antara telinga
kanan dan kiri. Mata yang dilihat dari arah depan terlihat seluruhnya dan alis dibuat di atas
mata dengan ujung alis runcing. Berikut digambarkan bentuk mata dilihat dari beberapa arah.
2) Hidung
Hidung terletak antara mata dan bibir. Bentuk hidung disesuaikan dengan arah wajah. Berikut
gambar hidung jika dilihat dari beberapa arah.

3) Bibir
Bibir terletak dibawah hidung atau antara hidung dan dagu. Bentuk bibir digambarkan sesuai
ekspresi yang diinginkan seperti sedang tersenyum dan lain-lain. Berikut ini gambar bibir jika
dilihat dari beberapa arah.
4) Telinga
Posisi telinga adakalanya tertutup oleh gaya rambut, namun ada juga yang
menggambarkannya terlihat seluruhnya. Berikut beberapa gambar telinga pada wajah yang
dilihat dari beberapa arah :.

5) Rambut
Batas rambut adalah pertengahan antara puncak kepala dan alis mata. Gaya atau model
rambut dapat digambar sesuai gaya atau mode yang sedang berkembang.

B. Tangan
Tangan terdiri atas lengan, siku, pergelangan tangan, telapak tangan dan jari-jari tangan.
Dalam menggambar lengan kita perlu memperhatikan arah lengan yang digambar, tentunya
disesuaikan dengan posisi tubuh/gaya berdiri. Gambar bahu atau pangkal lengan dibuat agak
membulat, gambar lengan dari siku ke ujung tangan dibuat agak melengkung, pergelangan
tangan dibuat ramping atau mengecil dan gambar telapak tangan dan jari disesuaikan dengan
arah telapak tangan.

C. Kaki dan Telapak Kaki


Kaki merupakan bagian penopang tubuh yang terdiri atas paha, lutut, betis dan telapak kaki.
Besar kaki tergantung pada perbandingan tubuh yang akan dibuat. Besar kaki ukuran anatomi
sesungguhnya berbeda dengan anatomi untuk model atau ilustrasi. Secara umum ukuran kaki
dapat diperkirakan sebagai berikut :
1. Paha terbesar terletak pada bagian atas, ukurannya lebih kurang setengah lebar panggul,
paha akan mengecil ke bawah sampai mendekati lutut.
2. Lutut agak kecil dibanding paha
3. Betis digambar agak melengkung dan sedikit lebih besar dari lutut dan akan mengecil
akan mengecil pertengahan antara lutut dan mata kaki. Menggambar telapak kaki
disesuaikan dengan alas kaki atau sepatu yang dipakai. Untuk desain adakalanya
menggunakan sepatu yang memakai hak tinggi seperti sepatu untuk pesta, untuk kerja
dan sebagainya serta sepatu hak rendah untuk pakaian santai, pakaian rumah, dll

Pencampuran Warna

Warna adalah suatu fenomena alam yang terjadi karena adanya unsur cahaya, objek, dan
observer (mata atau alat ukur) yang kemudian menjadi kesan dari cahaya yang dipantulkan
oleh benda-benda sehingga menampilkan spektrum warna berdasarkan pengalaman dari indra
penglihatan.
Warna merupakan unsur cahaya yang dipantulkan oleh sebuah benda dan selanjutnya
diinterpretasikan oleh mata berdasarkan cahaya yang mengenai benda tersebut. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya
yang dipantulkan oleh benda-benda yg dikenainya. Definisi warna secara obyektif atau fisik
adalah sifat cahaya yang dipancarkan. Sedangkan definisi secara subyektif atau psikologis
merupakan bagian dari pengalaman indra penglihatan. Warna juga diasumsikan sebagai
reaksi otak terhadap rangsangan visual khusus.

Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda, dan
benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga terlihatlah warna. Benda
berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan
menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut
menyerap semua warna. Sebaliknya suatu benda berwarna putih karena sifat pigmen benda
tersebut memantulkan semua warna.

Berikut definisi dan pengertian warna dari beberapa sumber buku:

 Menurut Dameria (2007), warna adalah fenomena yang yang terjadi karena adanya
tiga unsur yaitu cahaya, objek, dan observer (dapat berupa mata ataupun alat ukur).
 Menurut Sanyoto (2005), warna memiliki definisi secara fisik dan psikologis. Warna
secara fisik adalah sifat cahaya yang dipancarkan, sedangkan secara psikologis
sebagai bagian dari pengalaman indra penglihatan.
 Menurut Nugraha (2008), warna adalah kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang
dipantulkan oleh benda-benda yang dikenai cahaya tersebut.
 Menurut Prawira (2002), warna adalah suatu fenomena alam yang berupa cahaya dan
mengandung warna spektrum atau pelangi dan pigmen.
Unsur-unsur Warna

Menurut Dameria (2007), warna terdiri dari tiga unsur yaitu cahaya, objek, dan observer.
Adapun penjelasan unsur-unsur warna tersebut adalah sebagai berikut:

a. Cahaya

Cahaya yang dilihat melalui mata sebenarnya merupakan bagian dari spectrum gelombang
elektromagnetik. Seberapa terangnya cahaya dinyatakan dalam color temperature dengan
satuan derajat Kelvin. Semakin tinggi nilai color temperature warna akan menghasilkan
warna bluish (kebiruan) dan semakin rendah nilai color temperaturenya akan menghasilkan
warna yellowish (kekuningan). Sumber cahaya yang berbeda tentu akan memberikan warna
yang berbeda pula terhadap objek yang dilihat. Beberapa sumber cahaya yang ada antara lain
matahari, lampu bohlam, lampu TL, atau lampu khusus lainnya.

b. Objek/Benda

Objek hanya memantulkan, meneruskan atau menyerap cahaya yang datang mengenainya.
Objek dipengaruhi oleh bahan pembentuknya maupun permukaan objek tersebut seperti
mengkilap, doft, plastic, metal, textile, cat metalik dan sebagainya. Sebagai contoh, sebuah
cahaya yang mengenai sebuah mobil berwarna merah, maka seluruh warna akan diserap oleh
mobil kecuali warna merah yang akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata sebagai warna
merah.

c. Pengamat (observer)

Untuk melihat suatu warna, tentu harus ada mata. Mata sebagai panca indra mempunyai
struktur yang begitu unik dan kompleks di dalamnya antara lain retina, pupil dan reseptor
serta komponen lainnya. Panjang gelombang yang diterima oleh mata selanjutnya diteruskan
ke otak manusia sebagai memori dan diberi deskripsi.

Jenis-jenis Warna

Menurut teori yang dikemukakan oleh Brewster (1831), bahwa warna–warna yang ada di
alam terdiri dari empat kelompok warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier, dan netral.
Menurut Nugraha (2008), penjelasan mengenai klasifikasi warna tersebut adalah sebagai
berikut:

a. Warna Primer

Warna primer atau warna dasar adalah warna yang tidak berasal dari campuran dari warna-
warna lain. Warna primer terdiri dari warna merah, kuning, dan hijau. Sedangkan warna-
warna lain terbentuk dari kombinasi warna-warna primer. Secara teknis, warna merah,
kuning, dan biru bukan warna pigmen primer. Tiga warna pigmen primer adalah magenta,
kuning, dan cyan. Oleh karena itu, apabila menyebut merah, kuning, biru sebagai warna
pigmen primer, maka merah adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan magenta,
sedangkan biru adalah cara yang kurang akurat untuk menyebutkan cyan.

Berdasarkan campuran yang dihasilkan, warna primer dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Campuran warna additif. Yang termasuk di dalam warna primer additif yaitu
merah, hijau dan biru. Campuran warna merah dan hijau, menghasilkan warna kuning
atau oranye. Campuran hijau dan biru menghasilkan nuansa biru kehijau-hijauan,
sedangkan campuran merah dan biru menghasilkan nuansa ungu. Campuran dengan
proporsi seimbang dari warna additif primer menghasilkan nuansa warna kelabu. Jika
ketiga warna ini di satu penuh, maka hasilnya adalah warna putih. Ruang
warna/model warna yang dihasilkan disebut dengan RGB (red, green, blue/merah,
hijau, biru).
2. Campuran warna subtraktif. Campuran kuning dan biru kehijau-hijauan (cyan)
menghasilkan warna hijau, campuran kuning dengan ungu kemerah-merahan
(magenta) menghasilkan warna merah, sedangkan campuran ungu kemerah-merahan
dengan biru kehijau-hijauan menghasilkan warna biru. Dalam teori, campuran tiga
pigmen ini dalam ukuran yang seimbang akan menghasilkan warna kelabu, dan akan
menjadi hitam jika ketiganya dicampur secara penuh. Namun, jika dipraktikkan
hasilnya cenderung menjadi warna kotor kecokelatan. Oleh karena itu, sering kali
dipakai warna keempat, yaitu hitam, sebagai tambahan dari biru kehijau-hijauan, ungu
kemerah-merahan, dan kuning. Ruang warna yang dihasilkan kemudian disebut
dengan CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black).

b. Warna Sekunder

Warna sekunder adalah pencampuran warna-warna primer dengan perbandingan 1:1,


misalnya warna jingga adalah hasil pencampuran warna merah dengan kuning, warna hijau
adalah campuran warna biru dengan kuning, warna ungu adalah campuran warna merah
dengan biru.

Pada prinsipnya teori untuk pigmen seharusnya bisa diterapkan untuk warna cat juga. Tetapi
cat yang mula-mula dipakai, pencampurannya dilakukan jauh sebelum adanya ilmu
pengetahuan warna modern, dan karena pigmen yang tersedia pada masa itu juga terbatas.
Khususnya warna pigmen cyan dan magenta alami sulit didapat, oleh karena itu dipakai
warna biru dan merah. Dengan demikian sampai saat ini secara luas diajarkan bahwa merah,
kuning dan biru adalah warna primer sedangkan jingga/oranye, hijau dan ungu adalah warna
sekunder.

c. Warna Tersier

Warna tersier merupakan campuran satu warna primer dengan satu warna sekunder. Misal
warna hijau kekuning-kuningan campuran dari kuning dengan hijau, biru kehijau-hijauan
campuran dari warna biru dan hijau, biru violet campuran dari warna biru dengan violet,
violet kemerah-merahan campuran dari merah dengan violet, merah jingga campuran dari
warna merah dengan jingga, kuning jingga campuran dari warna kuning dengan jingga.

Istilah warna tersier pada awalnya dicetusnya merujuk pada warna-warna netral yang dibuat
dengan mencampur tiga warna primer dalam sebuah ruang warna. Ini akan menghasilkan
warna putih atau kelabu, dalam sistem warna cahaya adiktif, sedangkan dalam sistem warna
subtraktif pada pigmen atau cat akan menghasilkan warna coklat, kelabu dan hitam.

d. Warna Netral

Warna netral adalah hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Campuran
menghasilkan warna putih atau kelabu dalam sistem warna cahaya aditif, sedangkan dalam
sistem warna subtraktif pada pigmen atau cat akan menghasilkan coklat, kelabu, atau hitam.
Warna netral sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam.

Menurut teori Munsell, bahwa tiga warna utama sebagai dasar dan disebut warna primer,
yaitu merah (M), kuning (K), dan biru (B). Apabila warna dua warna primer masing-masing
dicampur, maka akan menghasilkan warna kedua atau warna sekunder. Bila warna primer
dicampur dengan warna sekunder akan dihasilkan warna ketiga atau warna tersier. Bila antara
warna tersier dicampur lagi dengan warna primer dan sekunder akan dihasilkan warna netral.
Teori Warna

Terdapat beberapa teori yang dijelaskan oleh para ahli, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Teori Newton

Pembahasan mengenai keberadaan warna secara ilmiah dimulai dari hasil temuan Sir Isaac
Newton yang dimuat dalam bukunya berjudul Optics pada tahun 1704. Newton
mengungkapkan bahwa warna itu ada dalam cahaya. Hanya cahaya satu- satunya sumber
warna bagi setiap benda. Asumsi yang dikemukakan oleh Newton didasarkan pada
penemuannya dalam sebuah eksperimen. Di dalam sebuah ruangan gelap, seberkas cahaya
putih matahari diloloskan lewat lubang kecil dan menerpa sebuah prisma. Ternyata cahaya
putih matahari yang bagi kita tidak tampak berwarna, oleh prisma tersebut dipecahkan
menjadi susunan cahaya berwarna yang tampak di mata sebagai cahaya merah, jingga,
kuning, hijau, biru, nila, dan ungu, yang kemudian dikenal sebagai susunan spektrum dalam
cahaya. Jika spektrum cahaya tersebut dikumpulkan dan diloloskan kembali melalui sebuah
prisma, cahaya tersebut kembali menjadi cahaya putih. Jadi, cahaya putih (seperti cahaya
matahari) sesungguhnya merupakan gabungan cahaya berwarna dalam spektrum.

b. Teori Young dan Helmholtz

Thomas Young seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris adalah orang pertama kali memberi
dukungan yang masuk akal terhadap pernyataan Newton tentang penglihatan warna. Asumsi
Newton tentang penglihatan, cahaya dan keberadaan warna- warna benda diuji kembali.
Young membenarkan beberapa asumsi-asumsi Newton, tapi Young menolak pernyataan
Newton yang menyatakan bahwa mata memiliki banyak reseptor untuk menerima bermacam
warna. Pada tahun 1801 Thomas Young mengemukakan hipotesis bahwa mata manusia
hanya memiliki tiga buah reseptor penerima cahaya, yaitu reseptor yang peka terhadap
cahaya biru, merah dan hijau. Seluruh penglihatan warna didasarkan pada ketiga reseptor
tersebut. Tetapi Young hampir tidak melakukan eksperimen apa pun untuk mendukung
pernyataannya.

Seorang ahli penglihatan Jerman Hermann von Helmholtz menghidupkan dan menjelaskan
kebenaran teori Young. Hasil usaha bersama ini kemudian terkenal dengan Teori Young-
Helmholtz atau Teori Penglihatan Tiga Warna atau Teori Tiga Reseptor. Melalui ketiga
reseptor pada retina mata kita dapat melihat semua warna serta membeda- bedakannya. Jika
cahaya menimpa benda, maka benda tersebut akan memantulkan satu atau lebih cahaya
dalam spektrum. Jika cahaya yang dipantulkan tersebut menimpa mata, maka reseptor-
reseptor di retina akan terangsang salah satunya, dua, atau ketiganya sekaligus. Jika cahaya
biru sampai ke mata, reseptor yang peka birulah yang terangsang, dan warna yang tampak
adalah biru. Jika reseptor hijau yang terangsang, maka warna yang tampak adalah hijau, dan
kalau reseptor merah yang terangsang warna yang tampak adalah merah.

c. Teori Maxwell

James Clerck Maxwell membuat serangkaian percobaan dengan menggunakan proyektor


cahaya dan penapis (filter) berwarna. 3 buah proyektor yang telah diberi penapis (filter)
warna yang berbeda disorotkan ke layar putih di ruang gelap. Penumpukan dua atau tiga
cahaya berwarna ternyata menghasilkan warna cahaya yang lain (tidak dikenal) dalam
pencampuran warna dengan menggunakan tinta/cat/bahan pewarna. Penumpukan
(pencampuran) cahaya hijau dan cahaya merah, misalnya menghasilkan warna kuning. Hasil
eksperimen Maxwell menyimpulkan bahwa warna hijau, merah dan biru merupakan warna-
warna primer (utama) dalam pencampuran warna cahaya. Warna primer adalah warna-warna
yang tidak dapat dihasilkan lewat pencampuran warna apa pun. Melalui warna-warna primer
cahaya ini (biru, hijau, dan merah) semua warna cahaya dapat dibentuk dan diciptakan.

Psikologi Warna

Psikologi warna adalah sebuah sensasi cahaya yang disalurkan ke otak melalui penglihatan.
Secara psikologi, penampilan yang paling indah adalah penampilan yang mempunyai warna.
Secara mendasar setiap warna memiliki potensi untuk memberikan efek pada seseorang
secara mental dan emosional. Penggunaan warna berkaitan dengan kondisi psikologis
seseorang yang akan mempengaruhi tubuh, pikiran, emosi dan keseimbangan dari ketiganya.
Membayangkan warna akan menghasilkan getaran dengan frekuensi tertentu jika diarahkan
ke pusat-pusat energi tubuh, hal ini dapat menghasilkan berbagai efek psikologis dan fisik.

Berikut ini adalah beberapa warna dan pengaruhnya terhadap sifat dan psikologi manusia:

1. Biru. Warna yang selalu dihubungkan dengan langit dan air seperti kehidupan dan
kekuatan. Warna ini mempunyai sifat yang dingin, pasif dan tenang. Oleh karena itu,
warna ini sangat cocok untuk area yang membutuhkan konsentrasi atau suasana
meditasi.
2. Kuning. Sebagai salah satu warna primer, warna kuning merupakan warna yang
sangat positif, memiliki efek yang kuat dan dikaitkan dengan kecerdasan serta
kepercayaan. Warna ini juga dapat mempengaruhi seseorang dalam mengeliminasi
pemikiran negatif dan memberi semangat, sehingga sangat membantu dalam
menghadapi rasa takut dan depresi.
3. Merah. Warna merah mempunyai sifat sebagai pelambang keberanian dan
kebahagiaan. Warna ini merupakan warna paling panas dan memiliki gelombang
warna paling panjang sehingga cepat tertangkap mata. Itu sebabnya warna merah
banyak disenangi anak-anak dan wanita.
4. Oranye. Oranye merupakan warna yang melambangkan persahabatan juga warna
yang paling hangat karena memiliki dua energi warna yaitu merah yang panas dan
kuning yang lembut. Pada otak manusia, warna ini juga mampu merangsang
kreativitas dan daya cipta.
5. Hijau. Hijau adalah warna yang langsung mengasosiasikan pengamatnya akan
pemandangan alam. Warna ini mempunyai sifat yang menyejukkan, kesan segar,
ringan, dan menyenangkan. Oleh karena itu, hijau sangat tepat untuk merefleksikan
kesegaran dan relaksasi.
6. Ungu. Merupakan warna yang unik karena karakternya berubah-ubah tergantung
intensitas yang dimilikinya. Warna ungu tua berkarakter misterius, mistis dan angkuh.
Sebaliknya, warna ungu muda pastel justru memiliki karakter yang lembut, ringan,
dan menyenangkan.

Pengertian campuran warna Menurut Soekarno dan Lanawati Basuki dalam buku Panduan
Membuat Desain Ilustrasi Busana (2004), campuran warna adalah warna yang dihasilkan
dengan mencampur banyak warna, seperti kombinasi dua warna primer, dan kombinasi
warna primer dengan sekunder. Apabila dua warna primer (pokok) dicampur akan
menghasilkan warna sekunder. Sedangkan perpaduan warna primer dan sekunder bisa
menghasilkan warna tersier. Jenis dan contoh campuran warna Warna primer atau warna
pokok adalah warna dasar yang tidak dihasilkan dari campuran warna lain. Hanya ada tiga
jenis warna primer, yakni merah, biru, dan kuning. Baca juga: Mengenal Seni Mural dan Cara
Membuatnya Dikutip dari buku A-Z Warna Interior Rumah Tinggal (2010), ada tiga jenis
campuran warna, yakni warna sekunder, warna tersier, dan warna netral. Berikut
penjelasaanya: Warna sekunder Adalah warna yang dihasilkan dari kombinasi dua warna
primer dengan perbandingan 1:1. Berikut beberapa contoh warna sekunder: Warna jingga
adalah campuran warna merah dan kuning. Warna hijau merupakan campuran warna biru dan
kuning. Warna ungu dihasilkan dari campuran warna merah dan biru. Warna tersier Dalam
buku Computer Graphic Design (2017) karya Hendi Hendratman, dituliskan bahwa warna
tersier adalah campuran salah satu warna primer dengan salah satu warna sekunder. Berikut
contohnya: Warna coklat merupakan perpaduan antara warna merah, kuning, dan biru. Warna
jingga kekuningan adalah perpaduan warna kuning serta jingga. Warna indigo (biru
keunguan) didapat dari paduan warna biru dan ungu. Baca juga: Eksistensi Seni Rupa dalam
Kehidupan Manusia Warna netral Adalah campuran ketiga warna, yaitu warna primer,
sekunder, dan tersier, dengan perbandingan 1:1:1. Percampuran ketiga jenis warna tersebut
akan menghasilkan warna gelap kecoklatan. Biasanya warna netral sering muncul sebagai
penyeimbang warna kontras di alam. Contoh warna netral adalah hitam dan putih.
Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

Ernawati, Dkk. 2008. Tata Busana Jilid 1, Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen
Pendidikan Nasional
https://fitriasketchart.wordpress.com/2016/11/24/menggambar-anatomi-tubuh/
http://anaarisanti.blogspot.com/2010/12/anatomi-tubuh-untuk-desain.html

http://okrek.blogspot.com/2009/12/alat-dan-bahan-untuk-mendesain-busana.html
https://www.mikirbae.com/2016/08/menggambar-bagian-bagian-tubuh.html\
https://www.kompas.com/skola/read/2021/11/15/140000069/pengertian-campuran-warna-
jenis-dan-contohnya
Riadi, Muchlisin. (2020). Warna (Definisi, Unsur, Jenis dan Psikologi). Diakses
pada 9/21/2022, dari https://www.kajianpustaka.com/2020/10/warna-definisi-unsur-
jenis-dan-psikologi.html
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dameria, Anne. 2007. Basic Printing Panduan Dasar Cetak untuk Designer dan Industri
Grafika. Jakarta: Link Match Grafik.

Sanyoto, Abdi. 2005. Dasar-dasar Tata Rupa dan Desain. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran.

Nugraha, Ali. 2008. Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini. Bandung:
JILSI foundation.

Prawira, Darma. 2002. Warna dan Krativitas Penggunaannya. Bandung: ITB.

https://www.kajianpustaka.com/2020/10/warna-definisi-unsur-jenis-dan-psikologi.html

Anda mungkin juga menyukai