PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Busana pria adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari ujung kepala hingga ujung
kaki yang terdiri dari busana pokok, pelengkap dan aksesoris. Busana pokok dapat berupa
baju kemeja, oblong, T-shirt, pantalon, hawai, training, piyama, semi jas, safari. Busana
pelengkap yaitu rompi, jaket, coat, dasi, sarung, sorban, topi/peci, sepatu, ikat pinggang,
dompet. Aksesoris yang bisa dipakai yaitu jepitan dasi, jepitan manset, saputangan, kaca
mata, pin.
Mata kuliah busana pria ini dipelajari pada semester IV yang bertujuan agar
mahasiswa mengerti tentang konsep dasar membuat busana pria dan tidak hanya terampil
dalam membuat busana wanita. Karena pembuatan busana pria dengan busana wanita sangat
jauh berbeda, mulai dari polanya sampai langkah menjahitnya.
Pada laporan ini, jenis busana pria yang akan dibuat adalah kemeja. Dalam laporan ini
akan dijelaskan mulai dari pola, perencanaan bahan, pemilihan bahan tekstil, sampai langkah-
langkah menjahitnya.
B. Tujuan
1. Memberikan pemahan tentang busana pria
2. Dapat menyebutkan pekerjaan dan perencanaan proses produksi suatu pakaian
3. Terampil dalam membuat busana pria sesuai prosedur yang baik dan benar
4. Pandai memilih bahan tekstil yang sesuai dengan busana yang akan dibuat
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan busana pria?
2. Apa saja jenis busana pria sesuai kesempatan?
1
3. Bagaimana cara membuat busana pria?
2
BAB II
KAJIAN TEORI
Busana pria adalah busana yang dipakai oleh pria mulai dari ujung kepala hingga
ujung kaki yang terdiri dari busana pokok, pelengkap, dan aksesoris. Busana pria dibagi 2,
yaitu:
5
BAB III
PROSES PEMBUATAN
A. Mengambil Ukuran
Ukuran akan menentukan baik tidaknya kemeja yang akan dibuat. Sebelum
mengambil ukuran perhatikan dan pahami disain kemeja yang akan dibuat, persiapkan
peralatan ukuran misalnya daftar ukuran dan pita ukuran, serta mengamati bentuk tubuh si
pemakai. Cara mengambil ukuran kemeja lengan panjang adalah sebagai berikut :
1. Panjang kemeja
Diukur dari puncak bagian depan kebawah sampai ruas bawah ibu jari.
2. Lingkar badan
Diukur pada badan yang terbesar dalam keadaan menghembuskan nafas.
3. Lingkar leher
Diukur sekeliling leher dengan posisi pita ukuran terletak tegak pada lekuk leher.
4. Lebar punggung
Diukur dari ujung bahu belakang kiri sampai ujung bahu kanan.
5. Rendah bahu
Diukur dari ruas tulang leher kebawah sampai perpotongan lebar punggung.
6. Lingkar lengan atas
Diukur keliling dari ujung bahu muka melalui ketiak keujung bahu belakang.
7. Panjang lengan
Diukur dari ujung bahu kebawah sampai pergelangan nadi.
8. Lingkar siku
Diukur keliling siku.
9. Lingkar pergelangan tangan
Diukur keliling pergelangan nadi.
B. Membuat Pola
1. Pola depan
6
2. Pola belakang
3. Pola lengan
7
C. Menggunting Bahan
Menggunting bahan harus diperhatikan serat bahan. Jika serat bahan dalam satu
bagian busana berbeda maka jatuhnya baju tidak akan bagus. Sebelum menggunting bahan,
letakkan pola dengan pengambilan bahan yang sehemat-hematnya. Jika bahan yang dipakai
adalah bahan yang bermotif, seperti batik maka pengambilannya harus sama. Seperti sisi kiri
sama dengan sisi kanan, lengan kiri harus sama dengan lengan kanan.
D. Menjahit
1. Pasang vliselin pada bagian depan dan belakang baju dengan menggunakan mesin
press.
2. Jahit saku model kantong vest pada bagian kiri baju.
3. Jahitkan lapisan belahan pada tengah muka baju, model belahan disini adalah
kancing tersembunyi.
4. Jahitkan furing pada belahan.
5. Jahit bahu depan dengan bahu belakang baju.
6. Pasang bantalan bahu menggunakan mesin press yang dilapisi dengan vliselin.
7. Jahit sisi baju dari bagian buruk kain.
8. Jahit bahu furing yang telah di beri tanda, terpisah dengan bahu bahan utama.
9. Jahit sisi furing sesuai tanda, juga terpisah dari sisi bahan utama.
8
10. Jelujur kerung lengan furing dengan kerung lengan bahan utama, tujuannya agar
saat memasang lengan hasilnya lebih rapi.
11. Jelujur leher furing dengan leher bahan utama, agar saat pemasangan kerah lebih
mudah.
12. Jahit belahan manset pada ujung lengan.
13. Jahit sisi lengan dari bagian buruk.
14. Pasang kain keras ke bahan manset menggunakan mesin press, lalu jahitkan ke
ujung lengan.
15. Satukan kerung lengan bagian ke kerung lengan bagian badan.
16. Jahitkan kerah pada leher, sebelumnya pasang kain keras pada bahan kerah
menggunakan mesin press.
17. Lakukan penyelesaian tusuk flanel pada bagian bawah baju.
18. Buat lubang kancing, kemudian pasang kancing.
19. Bersihkan sisa-sisa benang.
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Busana pria adalah busana yang dipakai oleh pria mulai dari ujung kepala hingga
ujung kaki yang terdiri dari busana pokok, pelengkap, dan aksesoris. Busana pria dipakai
sesuai kesempatannya, seperti kesempatan kerja, berpergian, rumah, pesta, dan panggung.
Syarat-syarat busana pria ada beberapa macam, yaitu mulai dari asal bahan, warna,
motif dan tekstur dari bahan tersebut. Jika pemilihan bahan pas dan sesuai dengan kesempatan
dan bentuk tubuh si pemakai maka hasil busana yang diperoleh akan terlihat lebih bagus.
Langkah pembuatan busana pria dapat dilakukan mulai dari mengambil ukuran,
pengadaan pola, rancangan bahan, pengguntingan bahan, menjahit, penyelesaian.
B. Saran
Sebagai seorang desainer kita harus lebih kreatif inovatif dalam menciptakan sebuah
produk, agar produk kita dapat diminati masyarakat, penulis berharap agar pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun, agar kedepannya penulis lebih baik dalam
membuat laporan
10