Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia busanapun


mengalami berbagai kemajuan. Selain sebagai penutup tubuh, busana juga berfungsi untuk
memperindah penampilan seseorang serta sebagai bentuk komunikasi. Apa yang
dikomunikasikan busana adalah identitas sosial pemakainya. Ketika seseorang mengadopsi
sebuah gaya berbusana yang berhubungan dengan peran khusus, status atau kelompok, ia
bukan saja menyatakan suatu identitas khusus tetapi juga keterlibatan dan komitmenya pada
status atau kelompoknya.

Busana pria adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari ujung kepala hingga ujung
kaki yang terdiri dari busana pokok, pelengkap dan aksesoris. Busana pokok dapat berupa
baju kemeja, oblong, T-shirt, pantalon, hawai, training, piyama, semi jas, safari. Busana
pelengkap yaitu rompi, jaket, coat, dasi, sarung, sorban, topi/peci, sepatu, ikat pinggang,
dompet. Aksesoris yang bisa dipakai yaitu jepitan dasi, jepitan manset, saputangan, kaca
mata, pin.

Mata kuliah busana pria ini dipelajari pada semester IV yang bertujuan agar
mahasiswa mengerti tentang konsep dasar membuat busana pria dan tidak hanya terampil
dalam membuat busana wanita. Karena pembuatan busana pria dengan busana wanita sangat
jauh berbeda, mulai dari polanya sampai langkah menjahitnya.

Pada laporan ini, jenis busana pria yang akan dibuat adalah kemeja. Dalam laporan ini
akan dijelaskan mulai dari pola, perencanaan bahan, pemilihan bahan tekstil, sampai langkah-
langkah menjahitnya.

B. Tujuan
1. Memberikan pemahan tentang busana pria
2. Dapat menyebutkan pekerjaan dan perencanaan proses produksi suatu pakaian
3. Terampil dalam membuat busana pria sesuai prosedur yang baik dan benar
4. Pandai memilih bahan tekstil yang sesuai dengan busana yang akan dibuat
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan busana pria?
2. Apa saja jenis busana pria sesuai kesempatan?

1
3. Bagaimana cara membuat busana pria?

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Busana Pria

Busana pria adalah busana yang dipakai oleh pria mulai dari ujung kepala hingga
ujung kaki yang terdiri dari busana pokok, pelengkap, dan aksesoris. Busana pria dibagi 2,
yaitu:

1. Busana atau Clothing


Busana atau clothing merupakan busana sebagai penutup badan. Busana dibagi
menjadi dua bagian penggunaannya yaitu busana luar dan busana dalam. Busana luar
dapat dibagi dalam beberapa tujuan yaitu :
a. busana kerja atau bepergian (business or street wear)
b. busana sport dan santai (sport wear and casual wear)
Busana resmi, di waktu siang, malam, undangan upacara makan dan lain-lain
tujuan dalam pergaulan yang diatur (protocolair, formal). Ditinjau dari busana luar,
maka busana pria pada umumnya dibagi menjadi :
a. setelan jas dan celana (suits)
b. baju kemeja (shirts)
c. celana (slacks)
d. jaket (jacket)
e. rompi
Busana dalam merupakan busana yang digunakan untuk penutup sebagian
badan sebelum memakai busana luar dengan tujuan utama dapat langsung menampung
keringat atau kotoran lainnya yang menempel pada badan sipemakai. Ditinjau dari
busana dalam, maka busana dalam untuk pria pada umumnya terbagi menjadi :
a. kaos oblong (T.Shirt)
b. kaos singlet (undershirt)
c. celana pendek (short)
d. celana dalam (briefs)
e. union suits (satu baju lengan panjang terusan dengan celananya banyak
dipakai di daerah dingin)
Selain busana luar dan busana dalam seperti yang dimaksudkan diatas, juga
terdapat busana-busana khusus yang dipakai sebagai busana luar tetapi hanya di dalam
rumah saja, misalnya kimono, piyama untuk dalam rumah dan lain-lainnya. Terdapat
3
juga busana khusus karena fungsi dan tugas pemakainya, misalnya busana
dokter/perawat, juru selam, penolong kebakaran, montir mesin dan sebagainya.
Busana-busana tersebut memerlukan pembuatan dengan pola dari mesin-mesin jahit
yang khusus.
2. Pelengkap (Furnishing)
Pelengkap (furnishing) merupakan asesoris yang digunakan untuk melengkapi
busana pria, terdiri dari krah (collars), dasi (ties), sapu tangan (handkerchiefs), sabuk
(belt), penggantung celana berupa sabuk ke bahu (suspender)kaos kaki (hosiery),
pengikat kaos kaki (garters), selendang tebal untuk menutupi leher (mufflers/scrafs),
topi. Di dalam diklat ini busana-busana khusus dan pelengkap tidak dibicarakan, disini
hanya akan mengemukakan hel-hal yang penting-penting tentang busana luar dan
dalam yang sehari-harinya dipakai oleh kaum pria dewasa, misal kemeja, celana
panjang, celana olah raga, safari, (semi jas), jaket, piyama, surjan.

B. Pengelompokkan Busana Pria Menurut Kesempatan


1. Busana Rumah
Busana yang dipakai saat berada di rumah. Busana ini lebih santai dan tidak
formal, seperti oblong, T-shirt, piyama, kimono, hawai.
2. Busana Berpergian
Busana yang dipakai saat akan pergi atau bersantai di luar, seperti T-shirt, kemeja,
celana pensil, jeans, pantalon.
3. Busana Kerja
Busana yang dipakai saat kerja atau lebih formal, seperti kemeja, pantalon, safari,
semijas, jas.
4. Busana Pesta
Busana yang dipakai pada saat menghadiri pesta, seperti kemeja, pantalon, jas,
semijas, kemeja batik.
5. Busana Panggung
Busana yang dipakai saat akan menaiki panggung, seperti jubrai, begi.

C. Syarat-Syarat Busana Pria


1. Asal bahan
Bahan yang bisa digunakan untuk membuat busana pria yaitu bahan yang
berasal dari serat kapas, katun, sellulosa, rayon (sellulosa + zat kimia).
2. Warna
4
Untuk memperoleh keserasian warna dalam busana ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan yaitu
a) tujuan dan kesempatan pemakaian,
b) kesesuaian dengan bentuk tubuh,
c) kesesuaian warna kulit dan warna rambut,
d) kesesuaian dengan usia,
e) kesesuaian dengan kepribadian,
f) kesesuaian dengan warna yang sedang populer.
Pemilihan warna disesuaikan dengan tujuan dan kesempatan pemakaian,
terlebih dahulu harus mengetahui busana akan dipakai untuk kesempatan pesta,
kerja, tempat berkabung atau untuk kesempatan rekreasi.
3. Motif
Motif yang digunakan pada busana pria biasanya tidak serumit motif pada
busana wanita. Pemilihan motif diambil sesuai dengan bentuk tubuh si pemakai
agar hasil baju ketika dipakai lebih bagus. Contoh motif yang biasa digunakan
yaitu motif garis-garis, kotak-kotak, batik, motif simetris.
4. Tekstur
Tekstur atau permukaan bahan busana ikut berperan dalam penampilan suatu
busana baik disainnya maupun untuk si pemakainya. Untuk mendapatkan
keselarasan dalam memilih bahan busana terutama teksturnya, perlu mengetahui
beberapa tekstur bahan yakni, :
a) teksturnya licin atau berkilau dan kusam seperti satin,
b) tekstur halus dan kasar,
c) berbulu seperti beledu dan flanel,
d) berbintik seperti cordoray,
e) bergelombang seperti kain tibul.
Dari masing-masing tekstur tersebut memberi pengaruh yang berbeda-beda
terhadap penampilan suatu busana. Tekstur bahan busana yang berkilauakan
memberi kesan membesarkan permukaan bahan busana, sehingga ini tidak cocok
untuk orang yang memiliki bentuk tubuh besar. Bahan busana yang sering
digunakan untuk pembuatan busana pria pada umumnya memilih bahan busana
yang memiliki tekstur berbintik untuk celana panjang, safari maupun jaket.

5
BAB III
PROSES PEMBUATAN
A. Mengambil Ukuran
Ukuran akan menentukan baik tidaknya kemeja yang akan dibuat. Sebelum
mengambil ukuran perhatikan dan pahami disain kemeja yang akan dibuat, persiapkan
peralatan ukuran misalnya daftar ukuran dan pita ukuran, serta mengamati bentuk tubuh si
pemakai. Cara mengambil ukuran kemeja lengan panjang adalah sebagai berikut :
1. Panjang kemeja
Diukur dari puncak bagian depan kebawah sampai ruas bawah ibu jari.
2. Lingkar badan
Diukur pada badan yang terbesar dalam keadaan menghembuskan nafas.
3. Lingkar leher
Diukur sekeliling leher dengan posisi pita ukuran terletak tegak pada lekuk leher.
4. Lebar punggung
Diukur dari ujung bahu belakang kiri sampai ujung bahu kanan.
5. Rendah bahu
Diukur dari ruas tulang leher kebawah sampai perpotongan lebar punggung.
6. Lingkar lengan atas
Diukur keliling dari ujung bahu muka melalui ketiak keujung bahu belakang.
7. Panjang lengan
Diukur dari ujung bahu kebawah sampai pergelangan nadi.
8. Lingkar siku
Diukur keliling siku.
9. Lingkar pergelangan tangan
Diukur keliling pergelangan nadi.
B. Membuat Pola
1. Pola depan

6
2. Pola belakang

3. Pola lengan

7
C. Menggunting Bahan
Menggunting bahan harus diperhatikan serat bahan. Jika serat bahan dalam satu
bagian busana berbeda maka jatuhnya baju tidak akan bagus. Sebelum menggunting bahan,
letakkan pola dengan pengambilan bahan yang sehemat-hematnya. Jika bahan yang dipakai
adalah bahan yang bermotif, seperti batik maka pengambilannya harus sama. Seperti sisi kiri
sama dengan sisi kanan, lengan kiri harus sama dengan lengan kanan.

D. Menjahit
1. Pasang vliselin pada bagian depan dan belakang baju dengan menggunakan mesin
press.
2. Jahit saku model kantong vest pada bagian kiri baju.
3. Jahitkan lapisan belahan pada tengah muka baju, model belahan disini adalah
kancing tersembunyi.
4. Jahitkan furing pada belahan.
5. Jahit bahu depan dengan bahu belakang baju.
6. Pasang bantalan bahu menggunakan mesin press yang dilapisi dengan vliselin.
7. Jahit sisi baju dari bagian buruk kain.
8. Jahit bahu furing yang telah di beri tanda, terpisah dengan bahu bahan utama.
9. Jahit sisi furing sesuai tanda, juga terpisah dari sisi bahan utama.

8
10. Jelujur kerung lengan furing dengan kerung lengan bahan utama, tujuannya agar
saat memasang lengan hasilnya lebih rapi.
11. Jelujur leher furing dengan leher bahan utama, agar saat pemasangan kerah lebih
mudah.
12. Jahit belahan manset pada ujung lengan.
13. Jahit sisi lengan dari bagian buruk.
14. Pasang kain keras ke bahan manset menggunakan mesin press, lalu jahitkan ke
ujung lengan.
15. Satukan kerung lengan bagian ke kerung lengan bagian badan.
16. Jahitkan kerah pada leher, sebelumnya pasang kain keras pada bahan kerah
menggunakan mesin press.
17. Lakukan penyelesaian tusuk flanel pada bagian bawah baju.
18. Buat lubang kancing, kemudian pasang kancing.
19. Bersihkan sisa-sisa benang.

9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Busana pria adalah busana yang dipakai oleh pria mulai dari ujung kepala hingga
ujung kaki yang terdiri dari busana pokok, pelengkap, dan aksesoris. Busana pria dipakai
sesuai kesempatannya, seperti kesempatan kerja, berpergian, rumah, pesta, dan panggung.
Syarat-syarat busana pria ada beberapa macam, yaitu mulai dari asal bahan, warna,
motif dan tekstur dari bahan tersebut. Jika pemilihan bahan pas dan sesuai dengan kesempatan
dan bentuk tubuh si pemakai maka hasil busana yang diperoleh akan terlihat lebih bagus.
Langkah pembuatan busana pria dapat dilakukan mulai dari mengambil ukuran,
pengadaan pola, rancangan bahan, pengguntingan bahan, menjahit, penyelesaian.

B. Saran
Sebagai seorang desainer kita harus lebih kreatif inovatif dalam menciptakan sebuah
produk, agar produk kita dapat diminati masyarakat, penulis berharap agar pembaca dapat
memberikan kritik dan saran yang membangun, agar kedepannya penulis lebih baik dalam
membuat laporan

10

Anda mungkin juga menyukai