Grading adalah kata yg berasal dari serapan bahasa Inggris “grade” yang
artinya tingkatan. Grading dalam dunia fashion dapat diterjemahkan sebagai teknik
mencontoh desain pola baju yang sudah ada, kemudian menyesuaikannya kembali
sesuai tingkat ukuran tertentu. Grading pola hanya diterapkan pada pola standar.
Grading pola adalah memperingkatkan pola ke dalam satu atau beberapa size/
ukuran di atasnya atau dibawahnya Pola yang telah sesuai dengan sample akan
digrade dengan berbagai macam ukuran sesuai dengan pesanan buyer. Proses
grading pada perusahaan skala kecil dan menengah biasanya dikerjakan secara
manual, tetapi pada perusahaan besar biasanya dibantu dengan menggunakan
komputer, dengan tujuan untuk diperbanyak, untuk merancang bahanserta sebagai
arsip perusahaan.
Pola manual yang sudah lengkap dengan asesorisnya (misalnya saku), diletakan di
atas sebuah papan putih (lecra system), kemudian dengan menggunakan remote
control pola tersebut dimasukan dalam komputer, sehingga teknisi grading hanya
membentuk bagian -bagian yang dirasa kurang sempurna. Di dalam sistem
komputer sudah terdapat patokan/ standar ukuran besar kecil pola yang dibuat,
teknisi grading hanya mengisi berapa selisihnya setiap ukuran, sehingga sekali clik,
pola tersebut membentuk layer-layer sendiri (grading) lengkap dengan ukurannya.
Setelah pola digrading pembuat marker tinggal menentukan/ mengambil ukuran/size
yang dipesan oleh buyer, kemudian membuat rancangan bahan. Membuat
rancangan bahan dengan sistem komputer lebih mudah karena di dalamnya tersedia
fasilitas bentuk panjang kain yang digunakan, sehingga pola terkesan diletakan di
atas kain/ bahan, pada menu size dalam komputer bisa diatur panjang pendeknya
bahan yang diperlukan.
Teknik grading pola ini lebih sering digunakan oleh pabrik konveksi atau
garment yang memproduksi pakaian secara masal dengan berbagai ukuran
1
sekaligus. Satu pola dan satu model baju bisa digunakan untuk banyak size
sehingga memudahkan dan mempercepat pekerjaan. Tingkatan ukuran pola busana
yang telah melalui tahap grading baik secara manual ataupun dengan komputer
dinyatakan dalam ukuran S, M, L dan XL. Adapun jenis pakaian yang biasa dibuat
dengan pola sistem grading ini diantaranya berupa rok, celana, blouse, blazer dan
sebagainya.
2
Keterampilan menggrading pola jarang dimiliki kecuali oleh mereka yang
berkecimpung di bidang pattern making untuk industry. Untuk menggrading sebuah
pola blazer misalnya sahabat blog mula-mula harus menjiplak pola blazer yang
sudah ada, kemudian memperbesar atau memperkecil ukuran sesuai ukuran
pemesan atau konsumen.
3
Selain secara manual grading pola busana dapat dikerjakan pula melalui software
komputer yang memang dirancang khusus untuk grading. Sebagai contoh software
Optitex, Accumax Gerber, Lectra Kaledo, Pad System, Style CAD dan Gemini CAD.
4
5
Menjahit rompi sangatlah mudah, karena kita tinggal melapis bagian pinggir dari
kerung lengan dan kerung leher, juga bagian depannya. Saat dulu saya kursus
menjahit, praktek menjahit baju yang pertama saya dapat adalah menjahit rompi.
fungsi rompi selain menunjang penampilan bisa juga sebagai penahan rasa
dingin, tergantung dari jenis bahan yang di gunakan untuk membuatnya, pada
rompi setelan jas resmi di buat dengan menggunakan pelapis lining di bagaian
dalamnya menggunakan kain satin sehingga tampak elegan, sementara untuk
pekerja lapangan seperti di pertambangan atau bangunan proyek di buat dari
bahan khusus yang tebal dengan banyak saku, di karenakan banyak juga jenis
pekerjaan yang orang-orangnya harus menggunakan baju rompi maka pada
postingan kali ini saya akan memberikan gambar pola rompi dengan model
sederhana, khusus bagi anda yang kebetulan ingin membuatnya namun belum
tahu pola nya. dan untuk pola depan rompi sederhana dan tidak banyak
menggunakan variasi tersebut adalah sebagai berikut
6
Sedangkan untuk pola belakang dari rompi ini adalah seperti ini
Cara membuat pola nya sendiri adalah pertama kita buat dahulu pola dasar
badan, baik itu pola dasar badan pria maupun wanita yang sudah di tambahi
untuk kelonggaran, lalu dari pola dasar itu silahkan di rubah garisnya sesuai
dengan gambar di atas.
Untuk bagian belakang biasanya terdapat belahan, dan batas belahan ini
tingginya sampai bagian pinggang.
Bagian depan dari rompi ini menggunakan kancing, untuk rompi seragam
sekolah dasar, yang bagus menggunakan kancing bungkus, namun terkadang
kancing bungkus ini suka terkelupas kain nya,
7 maka boleh di ganti menggunakan
kancing celana, jangan menggunakan kancing jas karena terlalu besar.
Untuk rompi yang menggunakan resleting adalah rompi untuk pekerja lapangan
seperti wartawan, juru parkir, loper Koran, pekerja proyek, pertambangan dan
lain sebagainya, Jika ingin menggunakan resleting, maka pola bagian depan
tidak perlu di tambahi 2 cm, karena penambahan 2 cm ini khusus untuk yang
menggunakan kancing dengan model di tumpuk.
Untuk cara menjahit lapisan ini sudah banyak saya buat artikelnya, silahkan di
baca-baca jika belum tahu caranya, ada di daftar isi blog ini.
saya sendiri banyak mendapat jahitan rompi ini ketika masuk tahun ajaran baru,
yaitu dari para orang tua yang meminta agar di buatkan seragam untuk anak-
anaknya yang bersekolah dasar, biasanya satu paket dengan celana atau rok
dan juga dasi nya.
nantinya dari pola di atas bisa anda kembangkan sendiri pola nya sesuai dengan
model dan kebutuhan, untuk bagian leher depan tidak mutlak harus seperti itu,
namun memang standar dari bentuk rompi yang di gunakan untuk setelan jas
adalah seperti itu, karena di buat agar dasi yang di gunakan dan juga kemeja
bisa terlihat.
8
POLA BOLERO SEDERHANA
POLA BOLERO SEDERHANA ini adalah pola yang sering saya pakai sehari-
hari, untuk keterangan lebih lanjutnya sobat semua bisa simak keterangannya
dibawah ini;
KETERANGAN DEPAN;
A1-A5 = 1/5 panjang punggung + 1,5 cm
A5-A7 = 9cm garis siku
A-A4 = 1/5 panjang punggung
A4-R = 5cm
R-R1 = 7-8 cm
D-M = 2cm
C-M1 = 2cm
F-F2 = 2cm
A5-A6 = 4cm
9
KETERANGAN BELAKANG;
A-C = panjang bolero
C-F = 3 cm ( buat lipatan)
A-B = 1/4 lingkar badan + 3 cm
A-D = tinggi pinggang
A-A1 = 1/5 panjang punggung
A-A2 = 1/2 panjang punggung
A2-A3 = 3 cm
B-B1 = 1/4 lingkar badan + 2 cm
D-D1 = 1/4 lingkar pinggang + 3,5 cm
C-C1 = 1/4 lingkar pinggul + 3 cm
C1-F1 = C-F = 3cm
D-D2 = setengah D-D1
X-X1 = 14 sd 20 cm buat sekingan
1
0
KETERANGAN LENGAN;
A-B = 1/5 lingkar badan + 2 cm
A-A1 = panjang siku
A-A2 = panjang lengan + 1 cm
A2-A3 = 4 cm (lipatan)
B-B1 = 1/8 lingkar badan
A1-C = lingkar siku + 1 cm
A2-C1 = lingar lengan + 1 cm
C1-C2 = A2-A3 = 4 cm
1
1
Vektor
Pengertian Vektor
Vektor merupakan sebuah besaran yang memiliki arah. Vektor digambarkan sebagai
panah dengan yang menunjukan arah vektor dan panjang garisnya disebut besar vektor.
Dalam penulisannya, jika vektor berawal dari titik A dan berakhir di titik B bisa ditulis
dengan sebuah huruf kecil yang diatasnya ada tanda garis/ panah seperti atau atau
juga:
Komponen vektor dapat ditulis untuk menyatakan vektor secara aljabar yaitu:
atau
Jenis-jenis Vektor
Ada beberapa jenis vektor khusus yaitu:
Vektor Posisi
Suatu vektor yang posisi titik awalnya di titik 0 (0,0) dan titik ujungnya di A
Vektor Nol
Suatu vektor yang panjangnya nol dan dinotasikan . Vektor nol tidak memiliki arah
vektor yang jelas.
Vektor satuan
1
Suatu vektor yang panjangnya satu satuan. 2Vektor satuan dari adalah:
Vektor basis
Vektor basis merupakan vektor satuan yang saling tegak lurus. Dalam vektor ruang
dua dimensi memiliki dua vektor basis yaitu dan .
Sedangkan dalam tiga dimensi memiliki tiga vektor basis yaitu
, , dan .
Vektor di R^2
Panjang segmen garis yang menyatakan vektor atau dinotasikan sebagai Panjang
vektor sebagai:
Panjang vektor tersebut dapat dikaitkan dengan sudut yang dibentuk oleh vektor dan
sumbu x. positif.
1
3
Operasi Vektor di R^2
Penjumlahan dan pengurangan vektor di R^2
Dua vektor atau lebih dapat dijumlahkan dan hasilnya disebut resultan. Penjumlahan
vektor secara aljabar dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan komponen yang
Perkalian vektor di R^2 dengan skalar
Suatu vektor dapat dikalikan dengan suatu skalar (bilangan real) dan akan
menghasilkan suatu vektor baru. Jika adalah vektor dan k adalah skalar. Maka
perkalian vektor:
Dengan ketentuan:
1
4
Secara aljabar perkalian vektor dengan skalar k dapat dirumuskan:
(dibaca : a dot b)
Perkalaian skalar vektor dan dilakukan dengan mengalikan panjang vektor dan
panjang vektor dengan cosinus . Sudut yang merupakan sudut antara vektor dan
vektor .
Sehingga:
Dimana:
Perhatikan bahwa:
Dan
Diketahui:
Sehingga:
atau
Pembahasan 1:
Jika titik-titik A, B, dan C segaris maka vektor dan vektor bisa searah atau
berlainan arah. Sehingga akan ada bilangan m yang merupakan sebuah kelipatan dan
membentuk persamaan 1
7
Jika B berada diantara titik A dan C, diperoleh:
sehingga:
Diperoleh:
disimpulkan:
p+q=10+14=24
Contoh Soal 2
Jika diketahui vektor pada titik A dan titik B dan vektor pada titik C yang berada diantara
garis Ab seperti gambar dibawah. Tentukan persamaan vektor C.
1
8
Pembahasan 2:
Dari gambar dapat diketahui bahwa:
sehingga
Sehingga:
Contoh Soal 3
Pembahasan 3:
Diketahui:
Maka:
12=8+2y
y=2
1
9
Fungsi Komposisi dan Fungsi Invers - Pada artikel kali ini materi yang akan dipelajari adalah
tentang fungsi komposisi dan fungsi invers. Materi ini termasuk ke dalam salah satu pokok bahasan
yang ada di dalam mata pelajaran matematika di Sekolah Menengah Atas (SMA). Ada baiknya
sebelum mempelajari materi ini kalian terlebih dahulu memahami Teori, Konsep dan Jenis
Himpunan Matematika. Fungsi atau pemetaan termasuk ke dalam relasi karena di dalam sebah
fungsi dari himpunan A ke himpunan B terdapat relasi khusus yang memasangkan tiaptiap anggota
yang ada pada himpunan A dengan tiap-tiap anggota pada himpunan B. Untuk bisa menyelesaikan
soal-soal mengenai fungsi komosisi dan invers tentu kita harus memahami dengan baik konsep
ataupun prinsip dasar dari fungsi komposisi dan fungsi invers.
Rumus Matematika Dasar mencoba merangkum materi ini dari berbagai sumber seperti bisa kalian
simak di bawah ini:
Fungsi Komposisi
Dari dua jenis fungsi f(x) dan g(x) kita dapat membentuk sebuah fungsi baru dengan menggunakan
sistem operasi komposisi. operasi komposisi biasa dilambangkan dengan "o" (komposisi/bundaran).
fungsi baru yang dapat kita bentuk dari f(x) dan g(x) adalah:
Jawab:
(f o g)(x) = g dimasukkan ke f menggantikan x
(f o g)(x) = 3(2x)-4
(f o g)(x) = 6x - 4
Jawab :
Pasangan terurut dari fungsi f dan g dapat digambarkan dengan diagram panah berikut ini
a. (f o g) = {(4,5), (5,6), (6,4), (7,3)}
b. (g o f) = {(-1,5), (1,-1), (3,3), (5,1)}
c. (f o g) (4) = 5
d. (f o g) (2) tidak didefinisikan
e. (g o f) (1) = -1
Tidak Komutatif
(g o f)(x) = (f o g)(x)
Asosiatif
(f o (g o h))(x) = ((f o g) o h)(x)]
Cara Menentukan fungsi bila fungsi komposisi dan fungsi yang lain diketahui
Misalkan jika fungsi f dan fungsi komposisi (f o g) atau (g o f) telah diketahui maka kita dapat
menentukan fungsi g. demikian juga sebaliknya.
Contoh Soal 3
Misal fungsi komposisi (f o g) (x) = -4x + 4 dan f (x) = 2x + 2.
Tentukan fungsi g (x).
Jawab :
(f o g) (x) = -4x + 4
f (g (x)) = -4x + 4
2 (g (x)) + 2 = -4x + 4
2 g (x) = -4x + 2
g (x) = -4x + 2
2
g (x) = -2x + 1
Jadi fungsi g (x) = -2x + 1
Fungsi Invers
Apabila fungsi dari himpunan A ke B dinyatakan dengan f,
2 maka invers dari fungsi f merupakan
1
sebuah relasi dari himpunan A ke B. Sehingga, fungsi invers dari f : A -> B adalah f-1: B -> A. dapat
disimpulkan bahwa daerah hasil dari f (x) merupakan daerah asal bagi f(x) begitupun sebaliknya.
-1
Cara menenukan fungsi invers bila fungsi f(x) telah diketahui:
Pertama
Ubah persamaan y = f (x) menjadi bentuk x sebagai fungsi dari y
Kedua
Hasil perubahan bentuk x sebagai fungsi y itu dinamakan sebagai f-1(y)
Ketiga
Ubah y menjadi x [f-1(y) menjadi f-1(x)]
Contoh Soal:
2
2
Persamaan Lingkaran
Terdapat beberapa macam persamaan lingkaran, yaitu persamaan yang dibentuk dari
titik pusat dan jari-jari serta suatu persamaan yang bisa dicari titik pusat dan jari-jarinya.
Dari persamaan diatas, dapat ditentukan titik pusat serta jari-jari lingkarannya, yaitu:
jika diketahui titik pusat dan jari-jari lingkaran dimana (a,b) adalah titik pusat dan r
adalah jari-jari dari lingkaran tersebut.
Dari persamaan yang diperoleh, kita dapat menentukan apakah suatu titik terletak pada
lingkaran, di dalam lingkaran atau diluar lingkaran. Untuk menentukan letak titik
tersebut, yaitu dengan subtitusi titik pada variabel x dan y kemudian dibandingkan
hasilnya dengan kuadrat dari jari-jari.
2
3
Suatu titik terletak:
Pada lingkaran:
Di dalam lingkaran:
Di luar lingkaran:
Dari persamaan diatas, juga dapat ditentukan letak suatu titik terhadap lingkaran
tersebut.
Pada lingkaran:
Di dalam lingkaran:
Diluar lingkaran:
2
4
LOGIKA MATEMATIKA
Dalam logika matematika, kita belajar untuk mementukan nilai dari suatu pernyataan,
baik bernilai benar atau salah. Pernyataan sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Pernyataan tertutup (kalimat tertutup)
Pernyataan tertutup atau kalimat tertutup adalah suatu pernyataan yang sudah memiliki
nilai benar atau salah.
Contoh:
“5 adalah bilangan genap”, kalimat tersebut bernilai salah karena yang benar adalah “5
adalah bilangan ganjil”.
Pernyataan Kuantor
Pernyataan kuantor adalah bentuk logika matematika berupa pernyataan yang memiliki
kuantitas. Dalam pernyataan kuantor, pada umumnya terdapat kata semua, seluruh,
setiap, beberapa, ada, dan sebagian.
Kata-kata yang senilai dengan seluruh, semua, setiap termasuk dalam kuantor universal
dan kata-kata yang senilai dengan sebagian, beberapa, ada termasuk dalam kuantor
eksistensial. Kuantor universal dan kuantor eksistensial saling beringkaran.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sifat dari konjungsi adalah bernilai benar jika
kedua pernyataan penyusun dari peryataan majemuk keduanya bernilai benar.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa sifat dari disjungsi adalah bernilai salah jika
kedua pernyataan penyusun dari peryataan majemuk keduanya bernilai salah.
Pada sifat implikasi ini, , p disebut sebagai hipotesa dan q sebagai konklusi. Pada
implikasi ini akan bernilai salah ketika konklusi salah dan hipotesa benar.
2
6
Tabel Kebenaran Biimplikasi
Pada sifat biimplikasi, penyataan majemuk akan bernilai benar jika kedua pernyataan
penyusunnya bernilai sama, keduanya benar atau keduanya salah.
Ingkaran Konjungsi:
Ingkaran Disjungsi:
Ingkaran Implikasi:
Ingkaran Biimplikasi:
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 : p
Kesimpulan : q (modus ponens)
Jadi kesimpulannya adalah Andi juara kelas.
Soal 2:
Premis 1 : Jika hari hujan, maka sekolah libur
Premis 2 : sekolah tidak libur
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah ….
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 :
Kesimpulan : (modus tollens)
Jadi kesimpulannya adalah hari tidak hujan. 2
8
Soal logika matematika 3:
Premis 1 : Jika Ani nakal, maka Ibu marah
Premis 2 : Jika Ibu marah, maka Ani tidak dapat uang saku
Kesimpulan dari kedua premis diatas adalah …
Jawab:
Premis 1 :
Premis 2 :
Kesimpulan : (silogisme)
Jadi kesimpulannya adalah Jika Ani nakal, maka Ani tidak dapat uang saku.
2
9