Pertemuan ke 1
Belahan dapat dipahami sebagai guntingan pada busana yang diselesaikan dengan
teknik menjahit. Secara garis besar, belahan memiliki dua fungsi yaitu dekoratif dan
fungsional. Fungsi utama belahan adalah memudahkan dalam membuka atau menutup
pakaian. Selain itu, belahan juga berfungsi agar pakaian nyaman dikenakan dan
memudahkan dalam bergerak. Fungsi dekoratif dari belahan adalah sebagai hiasan
atau aksen pada busana. Salah satu ide variasi model busana adalah dengan adanya
penambahan belahan.
Pada umumnya, belahan terletak pada bagian tengah muka, tengah belakang,
ujung lengan dan bagian samping. Posisi belahan macam-macam, bergantung pada
model atau desain busana. Letak belahan juga yang akan menentukan teknik
penyelesaian yang digunakan.
Belahan pada busana terdiri dari beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan
teknik pengerjaannya. Berikut adalah jenis-jenis belahan:
a) Belahan langsung adalah belahan dan lapisannya dibuat mengikuti pola bagian
badan baik bagian depan maupun muka. Jenis belahan langsung sering diterapkan
pada blus, kemeja, dan bagian tengah muka atau tengah belakang gaun. Pada proses
pembuatan belahan, lebar lapisan belahan yang diguanakan sudah ditentukan
terlebih dahulu saat pembuatan pola. Belahan langsung sering disertai dengan
penggunaan kancing sebagai variasi tambahan.
b) Belahan berlapis, berbeda dengan belahan langsung, belahan berlapis memiliki
belahan yang dilapisi dengan kain lain yang dibentuk terpisah.
a) Belahan 1 lajur: jenis belahan 1 lajur memiliki bentuk 1 lajur yang berada
pada bagian baik kain. Hasil guntingan dilapisi dengan kain lain dan
dibentuk secara terpisah. Selain itu, bentuk belahan ini tidak terlalu terlihat.
Penggunaannya banyak diterapkan pada belahan lengan kemeja dan baju
anak.
b) Belahan 2 lajur: berbeda dengan belahan 1 lajur, belahan 2 lajur banyak
diterapkan pada kampuh yang kurang lebar dan dikerjakan secara terpisah.
Dalam hal ini, belahan dua lajur dapat dibagi menjadi dua macamsebagai
berikut:
1) Belahan 2 lajur sama, fungsi utama dari belahan dua lajur sama adalah
sebagai pembuka di leher, yaitu bagian depan muka. Karakteristik utama dari
jenis belahan ini adalah lebar (bagian atas dan bawah) yang sama dan sudut
runcing atau kotak di bagian bawah.
2) Belahan 2 lajur berbeda, jika lebar kampuh busana tidak cukup lebar,
penggunaan belahan dua lajur berbeda dapat menjadi solusi. Pada jenis
belahan ini, bagian atas dan bagian bawah belahan memiliki lebar yang
berbeda. Belahan jenis ini dapat diterapkan pada bagian sisi gaun, sisi rok,
pakaian anak, maupun lengan (manset) kemeja.
c) Belahan dengan kumai serong: jenis belahan ini sering diterapkan pada
bagian tengah muka pakaian.
Berikut adalah beberapa teknik yang dilakukan untuk menjahit belahan, sebagai
berikut:
Belahan tutup tarik sering dikenal sebagai belahan yang dipasangkan tutup tarik
(risleting). belahan tutup tarik digunakan pada tengah belakang rok, gaun, baju kurung,
celana dan sebagainya. Belahan tutp tarik memiliki fungsi utama untuk memudahkan
dalam membuka dan memakai pakaian, sekaligus menambah keindahan busana.
Dalam pemasangannya, belahan tutup tarik menggunakan sepatu khusus. Belahan
tutup tarik terdiri dari 4 macam, sebagai berikut:
Belahan pada busana terdiri dari beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan
teknik pengerjaannya. Berikut adalah jenis-jenis belahan:
a. Belahan langsung
b. Belahan berlapis
Berbeda dengan belahan langsung, belahan berlapis memiliki belahan yang dilapisi
dengan kain lain yang dibentuk terpisah.
a) Belahan 1 lajur
Jenis belahan 1 lajur memiliki bentuk 1 lajur yang berada pada bagian baik
kain. Hasil guntingan dilapisi dengan kain lain dan dibentuk secara terpisah.
Selain itu, bentuk belahan ini tidak terlalu terlihat. Penggunaannya banyak
diterapkan pada belahan lengan kemeja dan baju anak.
b) Belahan 2 lajur
Adapun cara membuat belahan dua lajur sama adalah sebagai berikut:
(a) Tentukan tempat belahan pada busana dengan panjang belahan sebesar
10 cm dan lebar belahan setelah dijahit adalah 2 cm.
(b) Beri tanda kampuh pada sekeliling lajur.
(c) Tipiskan ujung lajur.
(d) Pastikan posisi lajur kanan pada sisi kanan dan lajur kiri pada sisi kiri
(e) Sematkan 1 cm ke kiri dan ke kanan dari tempat yang akan digunting,
lalu dijahit menggunakan mesin.
(f) Gunting belahan sepanjang 1 cm sebelum ujung belahan. Buat guntingan
berbentuk menyudut atau segitiga.
(g) Lipat lajur bagian buruk mengikuti tanda yang telah dibuat. Lipat tepi
lajur yang bertiras ke ara dalam.
(h) Sematkan dengan jahitan kelim atau setikan mesin
(i) Jahit ujung belahan dengan mesin dari bagian baik kain.
(j) Selesaikan ujung bagian buruk kain dengan tusuk kelim.
c) Belahan dengan kumai serong: jenis belahan ini sering diterapkan pada
bagian tengah muka pakaian.
Berikut adalah beberapa teknik yang dilakukan untuk menjahit belahan, sebagai
berikut:
Belahan tutup tarik sering dikenal sebagai belahan yang dipasangkan tutup tarik
(risleting). belahan tutup tarik digunakan pada tengah belakang rok, gaun, baju kurung,
celana dan sebagainya. Belahan tutp tarik memiliki fungsi utama untuk memudahkan
dalam membuka dan memakai pakaian, sekaligus menambah keindahan busana.
Dalam pemasangannya, belahan tutup tarik menggunakan sepatu khusus. Belahan
tutup tarik terdiri dari 3 macam, sebagai berikut:
Jika lebar kampuh busana tidak cukup lebar, penggunaan belahan dua lajur berbeda
dapat menjadi solusi. Pada jenis belahan ini, bagian atas dan bagian bawah belahan
memiliki lebar yang berbeda. Belahan jenis ini dapat diterapkan pada bagian sisi gaun,
sisi rok, pakaian anak, maupun lengan (manset) kemeja. Sebagai contoh, berikut
adalah cara pembuatan belahan dua lajur berbeda pada lengan kemeja
j) Buat kuku belalang atau trens pada ujung belahan sebagai penguat.
menghadap ke atas
2) Penyelesaian golbi
Berikut adalah langkah pennyelesaian golbi.
a) Jahit golbi rangkap dua pada bagian yang melengkung.
b) Retakkan pada bagian yang melengkung menggunakan ujung
gunting yang tajam kemudian balikkan.
c) Jahit tindas dari bagian baik, kemudian buat jahitan sepenuh gulbi
dengan jarak 0,5-0,75 cm.
d) Jahit gulbi pada celana kiri dengan jarak dari pinggang 1 mm di luar
garis pola sampai ke ujungnya. Arahkan golbi ke kiri dan ditindih.
3) Penyelesaian akhir
Berikut adalah langkah dari penyelesaian akhir.
a) Hubungkan badan kiri dan kanan dengan menjahit pada bagian
buruk mulai dari pesak sampai risleting.
b) Jahit risleting sebelahnya pada golbi dengan mengatur jarak agar
risleting terjahit dengan rapi
c) Lipat golbi pada celana dan jahit dari bagian luar selebar 4 cm.
Pastikan klep tidak terjahit.
d) Jahit sisa klep dengan dilipit kecil sebesar 1 cm sebagai penguat
pesak.