BU 210
Disusun Oleh :
NIM. 1601282
Desember 2016
Rancangan Bahan dan Harga
Jumlah : 63.500
Teori Blus
Blus adalah busana luar wanita bagian atas, yang panjang umumnya sampai panggul atau
lebih pendek, baik di pakai dimasukan ke dalam rok ataupun tidak. Sedangkan blus yang
panjangnya melewati batas oanggul disebut tunik. Blus dikenakan untuk pasangan rok atau
celana.
Di dalam blus terdapat Garis leher merupakan bentuk busana yang terletak disekitar leher
atau biasanya di sebut sebagai tanda garis leher. Bentuk dasar garis leher dapat di kelompokkan
menjadi : garis leher bulat (round neck line), garis leher persegi (square neck line), garis leher
V (V – neck line). Berikut ini adalah penjelasan tentang jenis-jenis garis leher yang terdapat
pada busana.
1.Garis leher bulat
garis leher bulat dapat divariasikan menjadi beberapa macam sebagai berikut :
a b c
d e f
gambar a merupakan garis leher Henley. Garis leher ini merupakan variasi dari garis leher bulat
dengan penambahan belahan pada bagian depan.
gambar b merupakan garis leher Bateau yang merupakan variasi dari garis leher bulat dengan
penambahan ukuran pada lingkar leher sehingga garis lehernya lebih lebar.
gambar c merupakan garis leher Decolatte yang memiliki bentuk bulat dan rendah pada bagian
dada.
gambar d merupakan garis leher Norse- shoe yang memiliki bentuk bentuk rendah pada bagian
dada tapi tidak terlalu melebar.
gambar e adalah garis leher u yang merupakan variasi dari garis leher bulat tetapi dibentuk
menyerupai bentuk huruf U.
gambar f merupakan garis leher gretchen. garis leher ini terbentuk karena ada kerutan
disekelilingnya.
2. Garis leher persegi
Garis leher persegi dapat di variasikan menjadi beberapa macam, yaitu :
a b c
gambar a merupakan garis leher scoped.Bentuk garis leher ini dapat ditemui pada blus maupun
baju kurung modifikasi.
gambar b merupakan garis leher diamond yang nerupakan variasi dari garis leher persegi yang
memiliki belahan didepan. biasanya terdapat pada kebaya.
gambar c merupakan garis leher Sweet-Heart. Bentuk garis leher ini rendah pada bagian dada
sehingga memperlihatkan bentuk dada oleh karena itu dinamai dengan bentuk garis
leher Sweet-Heart.
3. Garis leher V
Garis leher V juga terbagi menjadi beberapa bentuk, antara lain:
a b c
d e f
gambar a merupakan garis leher dickie garis leher ini merupakan bentuk dasar dari garis leher
bulat.
gambar b merupakan garis leher Slot. Pada garis leher slot ini diberiakan penambahan belahan.
gambar c merupakan garis leher Plunging. Biasanya terdapat pada busana jenis Mantel.
gambar d merupakan garis leher Slurplice.Model nusana seperti ini dapat dilihat pada baju tidur
maupun Piyama.
gambar e merupakan garis leher Halter. garis leher ini divariasikan dengan belahan pada
tengah muka.
gambar f merupakan garis leher Off the shoulder. Dinamakan Off the shoulder karena
bnetuknya yang terbuka pada bagian bahu. Biasanya garis leher seperti ini hanya menyisakan
sekitar 3-2cm untuk bagian bahu.
1. Kerah Rebah (Flat Collar), adalah kerah yang letaknya merebah sekeliling badan dan
bahu tanpa penegak, ciri-ciri yang dapat dijadikan patokan untuk menentukan bentuk
dan model kerah rebah yaitu dari penegaknya. Bila di bagian belakang tidak ada
penegaknya dapat dikatakan termasuk kerah rebah.
2. Kerah Setengah Tegak atau Setengah Berdiri atau Kerah Roll (Roll Collar), adalah
kerah yang memiliki penegak di bagian belakang sehingga bentuknya tegak di
belakang dan merebah di muka, cirinya bagian belakang nampak lebih tinggi karena
ada penegaknya. Variasi bentuk kerah setengah tegak adalah, kerah lapel, eton,
notched, dan kelasi.
3. Kerah Tegak atau Berdiri (Stand Collar), adalah kerah yang letaknya tegak di
sekeliling leher dan hampir menutupi setengah panjang leher, jika dilihat dibagian
belakang tampak tegak dan tinggi. Variasi bentuk kerah berdiri adalah kerah model
chinese dan turtleneck.
Tahapan dalam pembuatan busana :
A. Pembuatan Desain
Desain berasal dari bahasa Inggris (design) yang berarti ”rancangan, rencana atau reka
rupa”. Dari kata design muncullah kata desain yang berarti mencipta, memikir atau
merancang. Dilihat dari kata benda, ”desain” dapat diartikan sebagai rancangan yang
merupakan susunan dari garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan value dari suatu
benda yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip desain. Selanjutnya, dilihat dari kata
kerja, desain dapat diartikan sebagai proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya
benda yang dirancang mempunyai fungsi atau berguna serta mempunyai nilai
keindahan.
Desain merupakan bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, pertimbangan, dan
perhitungan dari desainer yang dituangkan dalam wujud gambar. Gambar tersebut
merupakan pengalihan gagasan atau pola pikir konkret dari perancang kepada orang
lain. Setiap busana adalah hasil pengungkapan dari sebuah proses desain.
Dalam mempelajari pemilihan bahan kita dapat mengetahui asal bahan, sifat-sifat
bahan dan pemeliharaannya, perbedaan bahan tiruan dengan bahan yang asli,
penyesuaian atau memilih bahan sesuai dengan waktu, tempat, kegunaan dan
kesempatan pemakaiannya
Dalam pembuatan busana, bahan busana dapat dibedakan menjadi 3 antara lain :
Bahan utama busana adalah bahan tekstil berupa kain yang menjadi bahan pokok
pembuatan busana.Bahan atau kain yang diperdagangkan beragam jenis dan
kualitasnya, ada yang tipis, sedang dan ada yang tebal.
Agar dapat memilih dan membeli bahan yang tepat sesuai dengan yang diharapkan
ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan diantaranya yaitu :
2. Bahan Pelapis
a. Lining (bahan pelapis yang letaknya paling dalam yang langsung bersentuhan
dengan kulit dan digunakan untuk menutupi bagian dalam pada pakaian)
b. Interlining( bahan pelapis yang bersifat lembut dan ringan yagn terletak antara
interpacing dan linning, lapisan ini juga memberi rasa hangat pada saat pemakaian)
c. Interpacing (bahan pelapis yang terletak diseluruh bagian dari pakaian tetapi pada
umumnya hanya dipergunakan pada bagian – bagian tertentu saja seperti pada kerah,
manset, saku dan lain sebagiannya).
d. Underlinning (bahan pelapis yang terletak atau bagian buruk bahan utama pakaian.
Bahan pelapis ini juga disebut lapisan pertama).
3. Bahan Pelengkap
Bahan pelengkap merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan busana yang akan
di buat. Bahan pelengkap dapat berupa benang jahit dan benang hias, zipper atau
ritsluiting, kancing, pita, renda, hak atau kancing kait dan lain-lain :
a. benang
c. kancing
d. retsluiting
C. Mengambil Ukuran
1. Lingkar Badan
Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak, letak
sentimeter pada badan belakang harus datar dari ketiak sampai ketiak diukur pas.
2. Lingkar Pinggang
3. Panjang Punggung
Diukur dari tulang leher yang menonjol ditengah belakang lurus ke bawah sampai
di bawah pinggang.
Diukur dari puncak lengan terus ke bawah lengan sampai melampaui tulang
pergelangan lengan yang nonjol.
D. Pembuatan Pola
Pattern atau pola dalam bidang menjahit adalah suatu potongan kain atau kertas yang dipakai
sebagai contoh untuk membuat baju pada saat kain digunting.
metode – metode pembuatan pola yang sering digunakan dalam pembuatan Busana yaitu :
1. Metode Dressmaking
2. Metode So- En
4. Metode Meyneke
5. Metode Chartmant
6. Metode Danckerts
E. Proses Pemotongan
Setelah pola selesai di buat, kemudian melanjutkan ke proses pemotongan bahan, namun
sebelum itu ada beberapa tahap yang harus dilakukan, antara lain :
1. Merancang bahan
5. Perhatikan motif pada bahan apabila bahan bermotif dan perhatikan arah serat.
6. letakan bahan diatas meja potong lalu ketemukan tepi kain dengan bagian baik diatas
7. Meletakan pola diatas bahan , letakan dari pola terbesar dan pola terkecil dengan
memperhatiakan arah seratnya.
F. Menjahit
Menjahit adalah proses penggabungan dua helai bahan atau lebih dengan bantuan tangan
maupun mesin jahit.
1. Mengepres atau menyetrika bahan pelapis pada bahan utama yang perlu disi bahan
pelapis
2. Menjelujur masing-masing bahan sesuai dengan model busana yang akan dibuat
3. Mengepas
4. Jika tidak ada masalah, maka jelujuran tersebut dijahit mesin dengan teknik menjahit.
5. Mengepres hasil jahitan, setiap selesai menjahit bagian perbagian dilakukan proses
pengepresan
6. Mengepas
G. Penyelesaian
Penyelesaian adalah tahap penyempurnaan pada suatu busana agar terlihat lebih rapi dan
indah. Tahap-tahap penyelesaian antara lain :
1. Mengesom pada bagian-bagian tertentu misalnya pada tepi lengan (lengan bawah), tepi
bawah blus, dan lain-lain
4. Pengepresan akhir.
Ukuran
Lingkar Badan : 83
Lingkar Pinggang : 69
Panjang punggung : 36
Panjang Lengan : 55
Skala 1:4
Pola Perubahan Blus Kerah Pita
Skala 1:4