Anda di halaman 1dari 31

DASAR TEKNOLOGI MENJAHIT

Macam-macam Belahan dan


Pemasangan Vuring

Oleh :
Dr. Emy Budiastuti
Kusminarko Warno, M.Pd
Program Studi Pendidikan Teknik Busana
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
April, 2018
BELAHAN
Belahan adalah penutup pakaian yang berfungsi untuk
memudahkan memakai dan menanggalkan pakaian. Terdapat
bermacam-macam belahan, yaitu belahan satu lajur, belaha dua
lajur sama bentu, belahan passepoille, belahan manset, belahan
untuk celana yaitu golbi, dan belahan dengan tutup tarik atau
zipper.
Macam-Macam Belahan
1. Belahan Langsung (Setali)
• Belahan langsung yaitu belahan dan lapisan belahan dibuat sejalan
dengan pola bagian badan. Pola belahan ini umumnya dipakai untuk blus,
kemeja, gaun ditengah muka atau ditengah belakang.
• Langkah-langkah membuat belahan setali adalah sebagai berikut:
a. Belahan dibuat langsung pada pakaian tanpa sambungan.
b. Lebar lidah tergantung pada model dan besar kancing (minimal 2 cm).
Sedangkan lapisan lidah 2 kali lebar lidah.
c. Lapisan lidah untuk busana yang bagian atasnya terbuka maka lebar lidah
dibuat 3 cm melebihi garis bahu.
2. Belahan Berlapis
Belahan berlapis yaitu belahan yang dilapisi dengan kain.
Belahan yang dilapisi ini ada beberapa macam yaitu belahan satu
lajur belahan, dan belahan dua lajur, belahan kumai serong dan
belahan dilapis menurut bentuk. Belahan yang dilapisi dengan
lajur ada 2 bentuk yaitu dua lajur sama dan dua lajur beda
bentuk.
a. Belahan dua lajur beda bentuk
Belahan ini banyak dipakai untuk belahan blus, baju kaos laki-
laki, ujung lengan kemeja. Belahan dua lajur ini juga ada yang
sama bentuk dan ada pula yang tidak sama bentuk.
Cara kerja membuat belahan manset adalah sebagai berikut:
1) Tentukan tempat dan panjang belahan.
2) Tempat belahan digunting lurus dan berakhir dengan
bentuk segitiga
3) Lajur kecil untuk dalam dijahit dari bagian buruk, lalu
dibalik ke bagian baik dan disetik
4) Lajur lebar dijahit dari bagian buruk, lalu dibalik ke bagian
baik dan disetik di bagian luar
5) Bagian bentuk segitiga runcing pada akhir belahan disetik
terakhir diteruskan dengan garis melintang
a. Belahan dua lajur sama
Sediakan 2 lembar lajur dengan ukuran sama dengan panjang belahan,
ditambah 3,5 cm, untuk lajur belahan lebarnya 2 kali lebar belahan ditambah
kampuh 2 cm
– Langkah kerja membuat belahan ini adalah sebagai berikut:
1) Tentukan tempat belahan seperti gambar (a), panjang belahan 10cm,
lebar belahan setelah dijahit 2 cm.
2) Berilah tanda kampuh pada sekeliling lajur, ujung lajur ditipiskan, seperti
gambar (b)
3) Letak lajur kanan pada sisi kanan dan lajur kiri pada sisi kiri. Sematkan 1
cm ke kiri dan ke kanan dari tempat yang akan digunting kemudian
disetik dari a ke b
4) Gunting belahan 1 cm sebelum ujung belahan, buat guntingan menyudut
atau segitiga, seperti gambar (c)
5) Lipat lajur bagian buruk menurut tanda yang telah ditentukan. Tepi lajur
yang bertiras dibuat lipat kedalam. Semat dengan jahit kelim atau dijahit
dengan mesin, seperti gambar (d)
6) Setik ujung belahan dengan mesin dari bagian baik, selesaikan ujung
belahan bagian buruk dengan tusuk kelim
c. Belahan Dua Lajur Tidak Sama untuk Manset Kemeja
– Belahan dua lajur tidak sama biasa digunakan untuk belahan manset
kemeja. Lajur luar lebarnya 2 cm dan lajur dalam 1 cm. belahan dibuat
ditengah pola ujung lengan bagian belakang ± 8 cm.
– Cara menjahitnya:
1) Guntinglah tempat belahan sepanjang belahan, 1 cm sebelum ujung
belahan digunting menyudut (a)
2) Letakkan lajur yang jatuh dalam bagian baik berhadapan dengan
bagian buruk lengan, setiklah sepanjang belahan.
3) Goreslah lajur yang letaknya di dalam, balik lajur ke bagian baik. Sisi
yang masih bertiras diberi lipatan dalam ½ cm, lalu setiklah kedua
kalinya tepat pada jahitan pertama (b).
4) Letakkan lajur yang ukuran lebar pada bagian baik berhadapan
dengan bagian buruk lengan. Lalu setik sepanjang belahan dengan
kampuh ½ cm (c)
5) Balik lajur kebagian baik. Pada sisi yang masih bertiras dibuat lipat
dalam selebar ½ cm, lalu setik tepat pada jahitan pertama (d).
6) Penyelesaian pada ujung belahan yang berbentuk runcing disetik terakhir
dan diteruskan dengan garis batas panjang belahan.
7) Perhatikan guntingan segi tiga dan ujung lajur kecil turut dijahit.
8) Jahit ujung belahan dua kali dengan posisi melintang, jahitan ini berfungsi
sebagai penguat.
d. Belahan celah angin
• Celah angin berfungsi sebagai belahan variasi yang umum terdapat pada jas,
blazer dan kemeja semi jas.
• Langkah menjahitnya adalah sebagai berikut (posisi jas ada di belakang
badan):
1) Jahit sambungan tengah belakang sampai batas belahan. Setrika kampuhnya
secara terbuka
2) Klip miring kampuh jahit ke bagian tengah dari setikan terakhir
3) Setrika mengarah kiri belakang celah angin, dari garis jahit tengah belakang
ke tengah belakang diklip di bawah
4) Setrika 1,5cm dari kampuh jahit ke bawah, di atas celah angin sebelah kanan
5) Bagian atas celah angin potong bertingkat dilanjutkan dengan merapikan
0,5cm celah angin bagian kanannya. Tusuk menyilang (catch stitch) kedua
pinggiran atas di tempatnya pada lapisan bawah (underlining) atau memakai
jarum halus pada bahan busananya
Pembuatan Celah Angin
e. Belahan Golbi dengan Ritsluiting
• Belahan golbi adalah belahan yang ada pada celana pria yang diselesaikan
menggunakan lapisan untuk memasang tutup tarik (rit) atau kancingnya.
Teknik pemasangan tutup tarik celana berbeda dengan teknik
pemasangan tutup tarik lain nya. Untuk celana dengan gulby dan klep
yang terletak di tengah muka celana.
• Untuk celana panjang pria gulbinya sebelah kiri dan klep nya sebelah
kanan (bagian kiri di atas, bagian kanan di bawah). Sedangkan untuk
celana panjang wanita gulbinya sebelah kanan dan klepnya sebelah kiri
(bagian kanan diatas dan bagian kiri dibawah) atau kebalikan dari celana
pria.
• Cara kerja membuat belahan golbi dengan Rit adalah sebagai berikut :
1) Beri tanda panjang retsleiting, 1 cm dari pinggang pada celana
2) Dempetkan dengan bagian baik celana, kain menghadap keatas dengan
urutan; celana bahagian kanan, restleting tertelungkup (menghadap
celana) celana dan klep bagian yang baiknya berhadapan
3) Jahitlah 2 mm diluar garis. Hati-hati jarak retsleting dengan setikan yang
sama
4) Klep dikembangakan kekanan dan dilipatkan sampai batas, dan jahitlah
dari bagian baik sebagai tindihan ( tindihan dari klep ).
• Penyelesaian golbi
1) Jahitlah golbi rangkap dua pada bagian yang melengkung retak-retaklah
pada bagian yang melengkung dengan ujung gunting yang tajam
kemudian balikkan. Jahit tindas dari bagian baik, kemudian buatlah
jahitan sepenuh gulbi dengan jarak ½ s.d ¾ cm
2) Jahitlah gulbi pada celana kiri, dari pinggang 1 mm diluar garis pola
sampai keujungnya. Golbi diarahkan kekiri dan ditindihbi
• Penyelesaian akhir golbi
1) Hubungan badan kiri dan kanan jahit pada bagian buruk mulai dari pesak
sampai retsleiting
2) Jahitlah retsleiting yang sebelahnya lagi pada golbi dengan mengatur
jarak, supaya retsleiting terjahit dengan rapi
3) Lipatlah golbi pada celana dan dijahit dari bagian luar selebar 4 cm
dengan bentuk yang baik. Ingat jangan terjahit klepnya.
4) Pada bagian pesak dijahitkan sisa klep dengan dilipit kecil sebesar 1 c,
sebagai penguat pesak.
5) Hasil akhir
PEMASANGAN VURING
• Vuring adalah lining atau lapisan dalam, yaitu kain yang
dipasang pada bagian busana atau pakaian.

• Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih vuring:


1. Disesuaikan dengan bahan pokoknya, misal bahan pokoknya
kapas maka furingnya juga dari kapas. Bila bahan utama dari
bahan sintetis maka vuringnya juga dari bahan sintetis,
kecuali bila menginginkan efek dingin atau menyerap
keringat
2. Warna bahan vuring harus senada dengan bahan utama.
Fungsi vuring:
1. Untuk melapisi pakaian agar tidak terlihat tipis
2. Agar motif busana lebih terlihat jelas
3. Agar jatuhnya busana pada badan bagus
Teknik Pemasangan Vuring
1. Lepas, yaitu diterapkan pada busana dengan menggunakan
bahan tebal atau tidak tembus terang, misalnya pada rok
suai, rok span, rok lingkar, rok A-line, gaun dan sebagainya
2. Lekat, yaitu diterapkan pada busana dengan menggunakan
bahan tembus terang atau tipis, misalnya brokat, tile, sifon
dan sebagainya
3. Kombinasi, yaitu lepas dan lekat, misalnya pada jas, blazer
dan sebagainya
Prinsip dasar pemasangan vuring
a. Busana dengan disain bawah lebar ( gaun dengan layer, rok
lingkar), pemasangan vuring dengan kelim searah dan
kampuh searah namun untuk kampuh pada bagian agak
diatas dibalik agar lining yang melekat di badan licin atau rata
b. Busana dengan disain bawah sempit (rok suai, span),
pemasangan vuring dengan kelim dan kampuh berhadapan
PEMASANGAN VURING
• Langkah memasangnya adalah jika diterapkan pada busana sesungguhnya
adalahsebagai berikut:

1. Pada Rok
a. Rok suai dengan bahan tebal
Cara kerja:
1) Pemasangan vuring dengan teknik lepas
2) Bahan utama rok diselesaikan terlebih dahulu kecuali ban pinggang.
Begitu pula bagian vuringnya
3) Bahan utama dengan vuring disatukan
4) Bagian rit dan ban pinggang serta kelim bawah diselesaikan
5) Arah lipatan kelim menghadap ke bagian buruk bahan utama
b. Rok suai dengan bahan tembus terang
• Cara kerja:
1) Pemasangan furing dengan teknik lekat
2) Bahan utama dan bahan vuring dijahit secara bersama-sama dengan
disertai pemasangan rit
3) Bagian ban pinggang dan kelim bawah diselesaikan
c. Rok pias atau setengah lingkar
• Cara kerja:
1) Pemasangan vuring dengan teknik lepas searah. Arah kampuh pada
bagian vuring menghadap ke badan
2) Lebar bahan vuring harus disesuaikan dengan bahan utama, tidak
terlalu sempit. Dan untuk menghemat bahan vuring, lebarnya boleh
tidak selebar bahan utamanya.
3) Bagian ban pinggang dan kelim bawah diselesaikan
d. Rok suai dengan belahan
• Cara kerja:
1) Pemasangan vuring dengan teknik lekat. Kampuh pada vuring menghadap ke bagian
buruk bahan utama
2) Buatlah potongan belahan bahan utama selebar belahan yang diinginkan 3-5cm.
(Potongan 1,5 cm di atas tanda belahan, untuk kampuh)
3) Lakukan hal yang sama untuk bahan vuring
4) Jahitlah jarak antara batas ujung rit sampai pada batas belahan. Gunting vuring
menyudut ke atas batas rit 1,5cm untuk kampuh jahitan dalam antara vuring dengan
bahan utama dan menyelsaikan bagian rit.
5) Potonglah kelebihan vuring pada belahan bagian luar, sisakan selebar
kampuh bahan utama
6) Satukan vuring dan bahan utama dengan menjahit kampuh pada belahan.
Jahitlah kampuh belahan dari bagian dalam atau bagian buruk. Bagain
buruk vuring dan bahan utama saling berhadapan.

7) Membuat sudut serong pada kelim bagian bawah.


• Cara Kerja:
a. Menyiapkan bahan dan licinkan permukaan bahan dengan
menggunakan setrika
b. Melipat bagian bawah sudut kain dengan bagian baik saling
berhadapan
c. Bentuklah garis diagonal dari sudut ke ujung kampuh
d. Jahit garis diagonal menggunakan mesin jahit dari bagian dalam
e. Beri kampuh selebar 0,5 cm dari garis diagonal lalu gunting sisa
kampuh
f. Lakukan hal yang sama pada bahan vuring
g. Letakkan vuring diatas bahan utama, bagian buruk saling
berhadapan
h. Kelim sisa lipatan dengan som sembunyi
2. Pada Gaun
a. Gaun tanpa garis pinggang
Cara kerja:
1) Pemasangan furing dengan teknik lepas
2) Bahan utama diselesaikan terlebih dahulu dengan disertai
pemasangan rit
3) Bahan furing diselesaikan mengikuti bentuk gaun
4) Bahan utama dengan vuring disatukan
5) Menyelesaikan bagian rit dan kelim bawah menghadap ke badan
6) Menyelesaikan bagian kerung lengan dengan kerung leher dengan
rompok
b. Gaun dengan kerutan pada bagian pinggang
Cara kerja:
1) Pemasangan vuring dengan tehnik lepas
2) Bahan utama diselesaikan terlebih dahulu dan dilanjutkan menjahit
kerutan pada bagian pinggang dan memasang rit
3) Pemasangan furing pada bagian kerutan disatukan pada bagian
badan atas dengan bagian tiras berada di dalam sambungan vuring
pada bagian pinggang
4) Menyelesaikan rit dan kelim bawah dengan menghadap ke badan
5) Menyelesaikan bagian kerung lengan dan kerung leher dengan
rompok
3. Pada Jas
• Langkah kerja menyatukan vuring jas adalah sebagai berikut:
a. Jahitlah kupnat/garis princess dan sambungan belakang. Setrika ploinya
ke salah satu sisi dan kuatkan dengan tusuk silang di bawah garis leher
b. Setik semua sisi jahitan, setrika terbuka kampuhnya. Berikan setik
penahan 1,3cm. Kemudian setrika kampuh jahit bagian depan, pundak,
dan leher, lalu klip atau beri tanda-tanda lainnya di tempat-tempat yang
diperlukan
c. Jarumi kain pelapis ke bagian badan pakaian sampai ke sambungan
jahitan bawah lengan dan pundak
d. Tusuk selip/som depan, garis leher, dan pundak. Jelujur pinggir kerung
lengan bersamaan. Potong kain pelais yang sesuai dengan lubang lengan
e. Setik sambungan lengan, kampuh jahit di setrika terbuka. Jahit
longgar/setik kerut kepala lengan bajunya (cap). Beri setik penahan pada
area bawah lengan

f. Selipkan kain pelapis di atas kerung lengan, cocokkan tanda-tanda dan


titik atas pada lengan baju. Tarik benang (setikan kerut) di atas kerung
lengan sampai kain pelapisnya pas dengan lengan baju secara nyaman.
Klip atau potong area lengan bawah dimana diperlukan. Tusuk selip/som
bagian atas lengan kain pelapis pada tempatnya.
g. Som dengan tangan kain pelapis dari lengan baju serta bagian bawahnya
(keliman)
4. Pada Bustier atau Kamisol
• Bustier atau kamisol adalah bagian busana yang biasa digunakan untuk
pelengkap kebaya maupun busana pesta. Bustier ini memiliki ciri khusus
membentuk pres badan. Bustier dibuat dengan bahan pelapis dan
penegak untuk menghasilkan bentuk yang indah.
• Adapun langkah kerja menjahit bustier adalah:
a. Tempelkan bahan pelapis (mori gula) pada semua bahan utama yang
sudah dipotong sesuai tanda pola menggunakan setrika
b. Jahitlah bagian-bagian bahan utama yang terpisah sesuai tanda
kampuh. Press bagian kampuh secara terbuka hingga rapi. Lakukan
hal yang sama pada bahan vuring
c. Selesaikan pemasangan salah satu rit dengan meletakkan rit dan jahit
di antara bahan baik furing dan bahan utama saling berhadapan.
d. Buatlah tempat penegak pada sisi sambungan tiap bagian selebar
bahan penegak dilebihkan 1mm. Lalu pasangkan penegak pada
rumah penegak yang telah dibuat
e. Pasangkan busa kup bustie dengan som sembunyi
4. Pada Bustier atau Kamisol
f. Satukan bahan utama dan bahan vuring dengan menjahit bagian atas
bustie sesuai tanda pola. Dilanjutan dengan menjahit bagian bawah
sesuai tanda pola.
g. Jahitlah satu rit yang belum terpasang ke bahan utama kemudian
som bagian vuring untuk menutup rit yang telah dipasangkan pada
bahan utama.

Anda mungkin juga menyukai