PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pakaian merupakan kebutuhan manusia yang bersifat primer yang karenanya
harus dapat terpenuhi demi kelangsungan hidup. Pakaian memliki fungsi yaitu
untuk melindungi tubuh dari serangga atau pun cuaca buruk, selain itu pakaian
dapat memberi keindahan bagi si pemakai dan menjadi identitas si pemakai.
Pemilihan pakaian dapat disesuaikan dengan kesempatan, jenis, usia, dll.
Untuk wanita, berbagai jenis pakaian dapat dipilih dengan sesuka hati. Sedangkan
untuk pria biasanya lebih sering mengenakan kemeja dan juga pantalon.
Pemilihan untuk busana pria tidak semudah busana wanita. Teknik menjahit
busana pria pun memiliki aturannya sendiri dan lebih rumit dari teknik
penyelesaian busana wanita pada umumnya, terutama pada kemeja pria.
Setiap bagian kemeja pria memiliki teknik khusus sendiri yang
menjadikannya berrbeda dengan busana pria lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan busana?
2. Apa yang dimaksud dengan kemeja?
3. Bagaimana pola kemeja pria?
4. Bagaimana teknik menjahit busana pria?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan busana dan kemeja pria.
2. Untuk mengetahui apa yang membedakan kemeja pria dengan jenis busana
lain.
3. Untuk mengetahui teknik penyelesaian kemeja pria.
1
2
BAB II
DASAR TEORI
A. Busana Pria
1. Pengertian Busana Pria
Busana dalam pengertian sempit dapat diartikan bahan tekstil yang
disampirkan atau dipakai untuk menutupi tubuh seseorang yang langsung
menutupi kulit seseorang ataupun yang tidak langsung menutupi kulit (Arifah
A. Riyanto 2003).
Pengertian busana tersebut dijadikan acuan dalam mengartikan busana
pria, sehingga yang dimaksud dengan busana pria adalah busana yang
digunakan oleh pria untuk menutupi tubuhnya yang terbuat dari bahan tekstil
baik yang langsung menutupi kulit seseorang ataupun yang tidak langsung
menutupi kulit.
Menurut jenisnya busana pria dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Busana yang langsung menutupi kulit, seperti: singlet, celana dalam, dsb.
b. Busana yang tidak langsung menutupi kulit, seperti: kemeja, pantalon,
kamar jas, kimono, jaket, jas, dsb.
2. Model Busana Pria
Busana pria memiliki ciri model sebagai berikut :
a. Sederhana baik dilihat dari model, penggunaan warna, corak, tekstur,
maupun hiasannya.
b. Praktis, dalam arti mudah untuk dipakai dan dibuka
c. Memiliki garis yang tegas, artinya bahwa garis-garis yang digunakan
dalam model busana pria pada umumnya menggunakan garis-garis yang
lurus.
2
3
B. Kemeja
Kemeja atau dalam bahasa Portugis dikenal dengan nama “camisa”
merupakan jenis pakaian berkerah yang memiliki kancing pada bagian depan
mulai atas hingga bagian bawah. Selain berfungsi untuk menutupi tubuh bagian
atas seperti tangan, bahu, dada dan perut, penggunaan kemeja yang identik
dengan busana pria ini juga merangkap sebagai item fashion yang menampilkan
status sosial seseorang, rasa gaya dan formalitas. Bahkan setiap kemeja
mempunyai karakter masing-masing, tergantung jenis kerah yang melekat pada
setiap kemeja.
Yang harus diperhatikan dalam memilih kemeja :
1. Model kerah
2. Motif/ corak
3. Warna
Yang paling menarik perhatian orang pada kemeja adalah pada bagian kerah
sampai ke dada. Desain kerah adalah hal yang utama yang membedakan model
kemeja. Sebuah kemeja tampak formal atau tidak antara lain ditentukan oleh
kerahnya. Semakin kaku kerahnya kemeja akan tampak semakin formal. Kerah
harus seimbang dengan bentuk muka, sehingga bentuk kerah harus bisa
melembutkan bentuk muka yang persegi atau mengurangi bulatnya bentuk muka.
khas dari gaya pekerja kantoran. Bentuk kerah semacam ini juga dapat
dijumpai pada model kemeja kasual.
Sumber : http://www.kohls.com/
Sumber :
http://www.modarepublic.com/public/images/shirt/Button%20Down%20Collar
c. Spread Collar
Kerah spread colllar merupakan jenis kerah yang biasa digunakan
untuk acara formal dan memiliki bentuk lebih lebar jika di bandingkan
5
dengan kerah regular. Jenis kerah ini didesain untuk dipadukan dengan
jas atau blazer, serta dasi dengan simpul besar.
Sumber : http://www.gq.com/
d. Pinned Collar
Kerah pinned collar merupakan jenis kancing yang memiliki lubang
kecil pada masing-masing sisinya sebagai tempat untuk menyisipkan pin
yang berguna untuk merapatkan kerah ketika memakai dasi. Pemakaian
kemeja ini hendaknya disertai dengan dasi, karena akan terlihat aneh jika
kedua lubangnya tidak di sisipkan pin dan tanpa dasi.
Sumber:
http://www.modarepublic.com/public/images/shirt/Pinned%20collar%20320px.gif
e. Wing Collar
6
Sumber : http://www.clermontdirect.com/
f. Rounded Collar
Sesuai namanya, rounded collar merupakan jenis kerah berbentuk
bulat yang dapat dikenakan dengan atau tanpa dasi. Bentuk kerah ini
sangat cocok dikenakan oleh orang yang memiliki bentuk wajah tirus,
karena kelembutan pada ujungnya yang bulat mampu membuat wajah
anda tampak lebih berisi.
Sumber : https://svpply.com/
g. Tab Collar
7
Sumber : https://www.classicwardrobe.co.uk/Images/Products/1636/Side/full.jpg
h. Mandarin Collar
Mandarin collar merupakan jenis kerah yang paling berbeda
dibandingkan dengan kerah model lainnya. Jenis kerah ini memiliki ciri
khas berbentuk bulat dan tidak dan tidak dapat diturunkan. Pemakaian
kemeja dengan model kerah mandarin ini dapat dipadukan dengan blazer
atau jas.
Sumber : http://www.tomsawyerwaistcoats.co.uk/
8
KEMEJA PRIA
10
11
POLA DASAR
12
RANCANGAN BAHAN
RANCANGAN HARGA
Jumlah 161.500
19
TERTIB KERJA
TERTIB MENJAHIT
b. Jahit daun kerah yang melekat pada kain kerasnya, bersama kain lapisan di
bawahnya (bertumpuk dua). Padukan permukaan bagusnya, jahit persis di
pinggir jika kain kerasnya tebal, atau di atas jika kain kerasnya tipis.
c. Gunting tipis pinggir kerah hingga tinggal ½ cm. Balik kerah, tusuk kedua
ujungnya dengan gunting supaya runcing.
d. Cara lain melancipkan ujung kerah :
1) Jahit dua lembar kain kerah mulai dari ujung sampai di ujung lancip,
hentikan dalam keadaan jarum menancap.
2) Masukkan dua helai benang diantara dua lembar kain, tepat menyentuh
jarum yang sedang menancap. Majukan jarum satu langkah hingga benang
tersebut terkena jahitan. Tancapkan jarum kembali, tarik kedua benang ke
luar. Lakukan untuk ujung yang sebelah lagi.
3) Balik kain kerah yang sudah ada benang di ujungnya, tarik benang yang
ada sehingga menghasilkan bentuk runcing yang sempurna.
e. Ratakan dengan kuku supaya sepanjang tepinya pipih, rata dan tidak berlipat-
lipat. Jelujur lalu tindas dengan mesin, lebar tindasan 1-1/2 cm dari pinggir
atau tindas tepat di pinggirnya.
f. Lipat pinggir bawah kaki kerah dan tindas 7 mm dari pinggir kemudian lipat
ujungnya menjadi 2, beri tanda di tengahnya dengan pensil atau digunting
sedikit. Lipat juga daun kerah dan beri tanda tengah.
g. Jahit kaki kerah pada daun kerah. Letakkan kerah di tengan, kain kaki kerah
di atas dan kain lapisan kaki kerah di bawah. Tanda tengah kaki kerah,
lapisannya, dan daun kerah harus berpadu (1-m).
h. Jelujur pinggir ujung daun kerah yang melengkung sambil ditarik ke
atas,hingga pinggirnya sama rata dengan pinggir kaki kerah.
i. Jahit kerah yang sudah dijelujur dengan mesin di pinggir bawah kain
keras,mulai dari tengah ke kanan dan dari tengah ke kiri, supaya tanda
tengahnya tidak tergeser.
22
j. Balik kaki kerah yang sudah dijahit pada daun kerah ke bawah. Jahit mulai 3
mm dari ujung pinggir kerah. Gunting tiras yang lebih lalu atur kain lapisan
kaki kerah supaya rata, 0.5 atau 1 cm dari pinggir kaki kerah.
9. Memasang kerah.
a. Lipat badan belakang dan kaki kerah menjadi 2, beri tanda tengah dengan
pensil atau digunting sedikit.
b. Pasang lapisan kerah pada leher badan, tanda tengah harus terpadu. Jahit dari
tengah ke kanan dan kiri. Pada ujung kanan dan kiri kaki kerah, harus
dilebihkan ½ cm untuk jahitan.
c. Balik ujung kerah yang dilebihkan. padukan dengan kain lapisan ujung yang
sudah terjahit, tindas tepat pada ujung lebihan tersebut.
d. Balik kaki kerah yang sudah tejahit ujungnya, jelujur lalu tindas dengan mesin
pada bagian pinggir, sehingga pada jahitan pinggir kerah terlihat ada 2
tindasan.
10. Satukan bagian sisi badan (bahan utama dan lining dijahit terpisah).Sisakan ±
13cm untuk belahan sisi.
11. Obras bagian sisi badan (obras terbuka), lalu setrika kampuh sisi badan.
12. Jahit sisi lengan.
13. Obras sisi lengan, lalu setrika setrika sisi lengan.
14. Menjahit belahan manset.
a. Gunting ujung kain lengan bagian belakang sepanjang 10 cm, letaknya
seperempat dari lebar ujung lengan . Pada ujung guntingan, gunting ½ cm ke
kiri dan ke kanan (berbentuk segitiga seperti pada saku).
b. Buat keliman kecil 0.5 cm dibelahan dan jahit di pinggirnya dari atas sampai
bawah.
c. Letakkan kain pelat belahan di bagian dalam, padukan permukaan bagusnya
dengan permukaan kain lengan yang jelek. Jahit dengan mesin dari atas
23
hingga bawah. Matikan pada ujung jahitan atas dan bawah dengan maju
mundur sedikit
d. Balik kain pelat belahan dari dalam sampai terbentang keluar. Pecah bagian
pinggir yang sudah terjahit, dan setrika hingga terbelah.
e. Lipat kain pelat satu kali dan jahit pinggimya dengan mesin, kemudian lipat
sekali lagi. Lipat bagian atas berbentuk runcing.
f. Tindas pinggirnya (keliling) hingga bagian yang runcing dengan mesin
supaya melekat pada kain lengan.
15. Menjahit bagian manset.
a. Lipat pinggir kain manset 1/2 cm, selipkan kain keras dalam lipatan. Tindas
selebar 1 cm dengan mesin.
b. Lipat kain untuk lapisan kap selebar 1 cm dan tindas dengan mesin.
c. Padukan permukaan bagus kain manset yang sudah berlapis kain keras dengan
kain pelapisnya. Atur supaya pinggir kain lapisan lebih menonjol kurang lebih
l mm.
d. Tindas kain manset, sesuai bentuk yang diingkan. Gunting dan buang tirasnya
hingga hanya tersisa ½ cm,
e. Balik kain manset, tindas selebar 7 mm mulai dari jahitan di ujung kanan ke
ujung kiri.
f. Ukur lebar ujung lengan agar sama besar dengan panjang manset. Jika ujung
lengan lebih besar dari panjang manset, maka kelebihannya dapat dibuat
lipatan sebanyak 2-3 lipit.
g. Masukkan pinggir ujung lengan 1 cm ke dalam manset, jelujur lalu tindas
pinggirnya dengan mesin.
16. Jahit kerung lengan dengan lengan bahan utama dan juga lining.
17. Obras kerung lengan menjadi satu (obras tutup).
18. Jahit bagian belahan sisi.
a. Gunting ujung atas belahan sisi membentuk segitiga.
24
b. Masukkan segitiga ke dalam lalu jahit segitiga dengan kampuh sisi dan tidak
menembus pada bagian luar kemeja.
19. Selesaikan kelim bawah.
20. Jahit lubang kancing sesuai dengan jarak yang telah ditentukan.
21. Pasang kancing sesuai dengan lubang kancing secara manual. Karena kancing
yang dipakai tidak berkaki, maka saat pemasangan kita membuat kaki kancing
sendiri.
22. Bersihkan kemeja dari benang-benang tak terpakai.
23. Press agar kemeja terlihat lebih rapih
24. Beri identitas diri.
25. Masukan ke dalam box kemasan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kemeja atau dalam bahasa Portugis dikenal dengan nama “camisa”
merupakan jenis pakaian berkerah yang memiliki kancing pada bagian depan
mulai atas hingga bagian bawah. Setiap kemeja memiliki karakternya masing-
masing tergantung model kerah yang melekat pada kemeja tersebut.
Teknik penyelesaian kemeja pria memiliki teknik khusus pada setiap
bagiannya yang menjadikan busana ini memiliki ciri khasnya tersendiri.
B. Saran
Apabila bahan yang digunakan adalah bahan bermotif seperti batik, maka saat
meletakkan pola diatas kain pola harus diposisikan sedemikian rupa sehingga
pada bagian-bagian tertentu motif terlihat menyambung (adu manis).
24
DAFTAR PUSTAKA