secara masal dengan berbagai ukuran sekaligus. Karena satu pola dan satu model baju bisa
untuk banyak size jadi cara ini akan memudahkan dan mempercepat pekerjaan. Tingkatan
ukuran pola busana yang telah melalui tahap grading baik secara manual ataupun dengan
komputer biasanya dinyatakan dalam ukuran S, M, L dan XL. Adapun jenis pakaian yang biasa
dibuat dengan pola sistem grading ini diantaranya berupa rok, celana, blouse, blazer dan
sebagainya.
* Fully Automatic Grading : Sesuai dengan masukan dari spec dan potongan jahit, semua ini
dapat di lakukan secara otomatis oleh griding system.
* Grading By Group : dapat membuat grading untuk banyak ukuran dan banyak pola potong
sekaligus.
* Shape & Heigt Grading : Terkait dengan beberapa pola satuan yang terdiri dari lengkung lebar
atau bentuk busur, Shape and Height Grading dapat di gunakan untuk menghindari bentuk
lengkung yang berubah setelah grading, ini bisa terjadi pada konvensional.
* Various Grading Metrod : Propotional Grading, asisstent Line Greading dll, seluruhnya dapat
mnyederhanakan pekerjaan pombuat pola yang rumit dengan arah kerja yang efisien.
Cutting adalah proses pemotongan kain atau bahan sesuai pola yang terdapat pada kertas
marka, atau pada kain sehingga di peroleh hasil potongan sesuai ukuran busana yang telah
direncanakan.
Marking
Spreading
Cutting
Bundling
Numbering
Marker adalah proses mengkopi pola setelah proses grading, di susun sesuai kebutuhan
sehingga dapat ditentukan panjang marker.
Tujuan marker adalah untuk memperlancar proses cutting atau pemotongan bahan dan hasilnya
sesuai dengan pola sample.
Pembuatan pola master (pola asli) setiap size oleh bagian sample.
Memberi tanda bagian komponen yang akan di grading pada Pola master (pola asli) , agar mudah
untuk digit.
Memasang pola master yang sudah diberi tanda pada papan digittaiser untuk digit agar semua
data komponen masuk pada computer.
Data komponen tersebut di grading. Grading diawali dari size yang terkecil dan diperbesar sesuai
dengan speac.
Hasil pola grading di susun dalam hamparan marker sesuai dengan rencana (lay plan).
Marker di susun pada computer, agar bisa di ketahui berapa size yang masuk marker I (pertama)
dan jumlah kain yang diperlukan, selebihnya di susun pada marker berikutnya (II, III, IV, V, VI
dsb).
Hasil marker yang sudah aktual di print pada kertas marka untuk proses cutting.
Hal yang perlu diperhatikan dalam peletakkan setiap komponen pada marker khususnya untuk
kain motif/bercorak, adalah:
Orientasi dan arah pola tergantung pada konstruksi kain, di antaranya ada tiga
type orientasi penempatan pola pada kain
Penempatan pola yang seharusnya mengikuti arah kain, tetapi polanya harus terbalik mengikuti
arah kain, misalnya pada kain lapisan atau linning
Penempatan pola kain yang harus mengikuti arah kain dan peletakannyapun harus searah,
misalnya pada kain salur/corduroy.
Kesesuaian jalur supaya bisa serasi, baik ke arah vertical maupun arah horizontal
ada 2 cara yang dapat dilakukan pada proses spreading yaitu secara manual atau secara
otomatis.
Perhatikan gelaran kain lembar demi lembar secara teliti dan cermat.
Pastikan antara gelaran pertama sampai gelaran terakhir tepi kain harus sama baik memanjang
maupun melebar.
Pastikan tidak ada kain yang melipat, kendor, menggelembung, renggang satu sama lain, dan
kain harus rata
Tinggi tumpukan kain atau jumlah lembar kain harus lebih rendah, dibandingkan dengan tinggi
efektif pisau potong
Kerapatan atau kepadatan kain dibagian atas, tengah, bawah, harus sama.
Pasang kertas marker yang sudah di cek, dan siap untuk di pasang pada gelaran kain.
Siapkan mesin potong (Cutting Machine) sesuai dengan spesifikasi tumpukan kain dan gunakan
pisau potong yang tajam’
Cutting adalah proses pemotongan kain mengikuti pola yang terdapat pada kertas marka, atau
memotong kain dengan mengikuti pola yang terdapat pada kain sehingga di peroleh potongan
sesuai pola ukuran garmen/pakaian yang direncanakan.
Cek dan cocokan komponen pola dengan komponen pola yang terdapat pada kertas marka
apakah komponen pola sudah lengkap atau belum.
Periksa lembar kain bagian atas sampai pada lembar kain bagian bawah dengan posisi kertas
marka.
Pasang pisau cutting pada kain dan di-set sesuai dengan ketebalan kain
Pemotongan kain diawali dari bagian tepi dan pastikan memotong sesuai dengan kertas marker
atau sample.
4. TEHNIK BUNDLING
Bundling adalah proses pemberian keterangan atau data pada komponen-komponen pakaian
sesuai dengan bagiannya sesudah dilakukan pemotongan (cutting)
Tujuan bundling adalah untuk mempermudah membedakan bagian-bagian potongan komponen
pakaian maupun size.
Setelah selesai pemotongan, Bundel tersebut langsung untuk menyatukan komponen tersebut
agar tidak campur dengan yang lainnya.
Style : Kemeja
Size :L
Tahap : 1
Bendel : 1
No seri : 1 – 150
Jumlah :150
Warna : Blue
Sistem bundling dilakukan pada proses garmen, karena proses garmen tidak hanya membuat 1
potong pakaian tetapi membuat lebih banyak sesuai dengan pesanan buyer, tetapi jika hanya
membuat 1 potong tidak perlu dilakukan bundling. Jika proses bundling selesai, selanjutnya
diakukan pemotongan (cutting)
5. TEHNIK NUMBERING
Numbering adalah pemberian nomer secara urut pada komponen-komponen pakaian/ garmen
yang telah dipotong.
Siapkan nomer
Komponen pakaian/garmen lembar demi lembar diberi nomer secara urut sesuai dengan
bagiannya.
Kalau sudah selesai langsung bendel kembali dan dikelompokan sesuai dengan size/ukurannya.
Sistem numbering perlu dilakukan pada proses garmen, karena pada proses garmen membuat
pakaian dengan jumlah banyak dan dengan jangka waktu yang telah ditentukan sehingga proses
produksi akan lebih lancar.FUNGSI GRADING POLA