Materi Ajar :
1. Pengertian busana pria
Busana pria adalah bahan tekstil dan sejenisnya yang dikenakan kaum pria sebagai
penutup tubuh, baik secara langsung melekat pada tubuh maupun tidak.
Busana pria pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama yaitu :
a. Bagian Atas : Busana yang dikenakan pada bagian atas badan atas berupa singlet,
kemeja/shirt, hem, vest, jas, jacket, piyama, kimono, bathrobe (baju mandi), dsb.
b. Bagian bawah : Busana yang dikenakan pada bagian pinggang ke bawah berupa celana
panjang / pantalon, celana pendek, celana piyama, dsb.
1. Panjang kemeja
Diukur dari puncak bagian depan kebawah
sampai ruas bawah ibu jari.
2. Lingkar badan
Diukur pada badan yang terbesar dalam
keadaan menghembuskan nafas.
3. Lingkar leher
Diukur sekeliling leher dengan posisi pita
ukuran terletak tegak pada lekuk leher.
4. Lebar punggang
Diukur dari ujung bahu belakang kiri sampai
ujung bahu kanan.
5. Rendah bahu
Diukur dari ruas tulang leher kebawah sampai
perpotongan lebar punggung.
6. Lingkar lengan atas
Diukur keliling dari ujung bahu muka melalui
ketiak keujung bahu belakang.
7. Panjang lengan
Diukur dari ujung bahu kebawah sampai
pergelangan nadi.
8. Lingkar siku
Diukur keliling siku
9. Lingkar pergelangan tangan
Diukur keliling pergelangan nadi
1. Panjang celana
Diukur dari ban panjang sebelah kanan
ke bawah sampai akhir lipatan celana
2. Lingkar pinggang
Diukur keliling ban pinggan celana,
diambil angka pertemuan pita meter
3. Lingkar pesak
Diukur dari ban depan kebawah melalui
selakang sampai pada akhir ban
belakang
4. Lingkar panggul
Diukur bagian panggul terbesar diambil
angka pertemuan pita meter
5. Lingkar paha
Diukur keliling paha terbesar, diambil
½ lingkar paha ditambah 1,5 cm
6. Lingkar lutut
Diukur keliling lutut, dibagi dua
ditambah 3 – 4 cm
7. Lingkar kaki
Diukur lipatan celana depan sampai
belakang
8. Panjang lutut
Diukur dari ban pingggang kanan
kebawah sampai batas lutut
A. Evaluasi
1. Jelaskan pengertian busana pria ?
2. Sebutkan jenis model busana pria clothing dan pelengkap ?
3. Bagaimanakan ciri-ciri busana pria ?
4. Jelaskan bagaimana cara pemilihan warna, corak, tekstur, tekstil dan jatuh bahan pada
busana pria ?
B. Penutup
1. Kesimpulan
Busana pria adalah bahan tekstil dan sejenisnya yang dikenakan kaum pria
sebagai penutup tubuh, baik secara langsung melekat pada tubuh maupun tidak. Busana
pria pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama yaitu : 1) Bagian Atas : Busana yang
dikenakan pada bagian atas badan atas berupa singlet, kemeja/shirt, hem, vest, jas,
jacket, piyama, kimono, bathrobe (baju mandi), dsb. 2) Bagian bawah : Busana yang
dikenakan pada bagian pinggang ke bawah berupa celana panjang / pantalon, celana
pendek, celana piyama, dsb.
Keberhasilan terhadap sebuah rancangan busana pria tergantung pada pemilihan
bahan busana yang tepat. Agar dapat memilih bahan busana dengan tepat, maka perlu
memperhatikan faktor-faktor berikut ini : 1) warna bahan, 2) corak bahan, 3) jatuhnya
bahan, 4) rupa bahan, 5) permukaan bahan atau tekstur.
2. Daftar pustaka
Modul
JOB SHEET
Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Kota Sungai Penuh
Kelas/Semester : XI/4
Mata Pelajaran : Membuat Busana Pria
Jumlah Pertemuan : 1 x Pertemuan
Standar Kompetensi : Membuat Kemeja dan Pantalon Pria
Kompetensi Dasar : Mengelompokkan macam-macam busana pria
Indikator : 1. Mengetahui pengertian busana
2. Mengetahui macam-macam busana pria sesuai dengan
kesempatan
3. Mengetahui ciri-ciri desain busana pria
4. Mengetahui cara mengukur untuk membuat pola kemeja dan
pantalon pria
5. Terampil dalam membuat pola kemeja dan pantalon pria
6. Teliti dalam mengukur busana pria
7. Peserta didik dapat menyebutkan macam-macam busana pria
8. Peserta didik dapat kreatif membuat desain busana pria
9. Peserta didik dapat mengukur untuk membuat pola kemeja dan
pantalon
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan belajar mengajar, peserta didik terampil dalam membuat pola
kemeja dan pantalon pria dan dapat membuat pola tersebut sesuai ukuran dengan tepat.
B. Teori Singkat
Kemeja merupakan dasar klasik dari segala model kemeja untuk pria mempunyai
bentuk krah standar yaitu krah dengan penegaknya, lengan panjang dengan manset.
Tingkat kesulitan kemeja lengan panjang terletak pada hasil krah dan manset. Kemeja yang
mempunyai kwalitas baik akan ditentukan oleh penjahitan krah dan manset.
Celana panjang adalah busana luar bagian bawah yang dipakai oleh pria, yang
biasanya secara resmi dikenakan dengan kemeja. Tingkat kesulitan pembuatan celana
panjang terletak pada belahan golbi dan pembuatan saku dalam
C. Alat dan bahan
1. Alat yang diperlukan : penggaris serba guna, sentimeter, pensil mekanik, pena hitam,
merah dan biru, penghapus dan skala.
2. Bahan yang diperlukan : kertas hvs putih, merah, biru dan hijau.
D. Keselamatan kerja
1. Letakkan alat dan bahan pada tempatnya.
2. Hati-hati pada waktu mengutip pola pada kertas, jangan sampai berubah bentuk.
3. Bekerjalah dengan teliti dan sesuai langkah kerja
E. Langkah Kerja
1. Desain Kemeja Dan Pantalon Pria
Kerah Kemeja
Belahan Depan
Saku Tempel
Lengan Panjang
Belahan Manset
Gulbi
Saku Sisi dan Kleep
Celana Panjang
Keterangan Pola Kemeja Bagian Muka : A - a = 1/6 lingkar leher ditambah 2 cm.
Ambil satu titik pada garis tersebut yang Hubungkan a dengan a 1 dengan garis bantu, a
diberi nama titik A, untuk langkah berikutnya - a 1 dibagi dua dinamakan titik g
ikuti keterangan berikut : g - g1 = 1,5 cm,
A - B = 2 cm, Hubungkan a dengan a1 melalui titik g1
A - C = ukuran rendah bahu, seperti gambar.
B - D = ukuran rendah punggung, C - I = ½ lebar punggung ditambah 1 cm.
B - E = ukuran panjang punggung, Hubungkan titik a ke I menjadi garis bahu.
A - F = panjang kemeja, setiap titik buat garis I-x=C-D,
bantu ( garis putus - putus).
A - a1 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm,
Buat garis vertikal dari x ke I, Garis I dan x sepanjang garis tengah muka dikurangi satu
dibagi tiga, sepertiga bagian dari x dinamakan centimeter, pada gambar dapat dilihat
titik i, pengurangan pola bagian muka dengan
i - i 2 = 1 s.d 2 cm. keterangan sbb :
D - L = ¼ lingkar badan ditambah 1 cm.
E - K = ¼ lingkar badan dikurangi 1 cm. Titik a1, D, E dan F adalah pindahan dari pola
F - O = D - L yaitu ¼ lingkar badan ditambah bagian muka. Dari titik a ke m diukur sama
1 cm. dengan titik F ke u yaitu 1 cm.
Hubungkan titik I dengan L melalui titik i2
Sisi badan pola bagian belakang disamakan
seperti gambar (lingkar kerung lengan pola
dengan pola bagian muka. Garis bahu pola
bagian muka).
bagian belakang dibuat berdasarkan pola
O - O1 = 1 cm,
bagian muka sbb:
Hubungkan L dengan K dan dengan O1
I - H = 7 cm,
seperti gambar (sisi badan).
a1 - Q = 6 cm.
Hubungkan a1 ke F dengan garis strip dan titik
Sambungkan garis dari titik m keatas sampai
berselang seling (tanda tengah muka),
sejajar dengan titik H, beri nama titik S.
Hubungkan dari F terus ke O1 seperti gambar
S - H1 = ½ lebar punggung ditambah 1 cm.
(bawah baju)
Q1 - Q = 1/10 lebar punggung.
a1 - n = F - F1 yaitu 1,5 cm,
Hubungkan S ke Q dengan garis bantu.
Hubungkan titik n dengan F1 dengan garis
S - Q dibagi dua diberi nama titik t.
lurus. Jarak rumah kancing lebih kurang 8 cm.
t - t1 = 1,5 cm,
Keterangan pola kemeja bagian belakang Hubungkan S dengan Q melalui titik t1,
Untuk menggambar pola kemeja bagian seperti gambar (lingkar lrher pola bagian
belakang yang dipedomani adalah pola kemeja belakang),
bagian muka. Letakkan pola badan bagian Q - H1 = garis bahu.
muka diatas kain yang sudah dilipat untuk Hubungkan titik H1 dengan L seperti gambar
tengah belakang kemeja, dengan posisi tengah (lingkar kerung lengan bagian belakang).
muka pola bagian muka dikurangi 1 cm, hal F - U = 1 cm, bentuk garis dari titik U ke garis
ini disebabkan karena pola kemeja bagian sisi badan.
belakang lebih kecil dua centimeter dari pada Hubungkan titik U dengan titik S dengan garis
pola bagian muka. Karena pola bagian muka strip dan titik berselang seling ini adalah tanda
dibuat setengah dari badan bagian muka, maka garis tengah belakang pola badan.
Pola Lengan
Pola Manset
Pola Belahan
Belahan Bagian Bawah
Pola Krah
Daun Krah
A – B = C – D = ½ lingkar leher
A – C = B – D = 6 cm
A turun 1 cm C naik 1 cm Daun Krah B
keluar 1 cm Hubungkan titik-titik A1 – C1
– D – B1 – B – A1, sehingga membentuk
Keterangan Pola Daun Krah daun krah
Kaki Krah
c. Celana Pantalon
Bagian Tubuh Ukuran Bagian Tubuh Ukuran
Panjang celana 95 cm Lingkar panggul 92 cm
Lingkar pinggang 72 cm Lingkar paha 62 cm
Tinggi duduk 24 cm Lingkar lutut 52 cm
Lingkar pesak 66 cm Lingkar kaki 40 cm
Pol a Pantalon
Keterangan Pola Celana
Panjang Bagian Depan :
Buat garis sumbu AB
A – B : Panjang celana – ban pinggang ( 3
cm)
A – A1 : tinggi duduk = ½ Lingkar pesak – 6
cm
A1 – A2 : ½ A1 - B dikurangi 3 cm
A – E1 : 1/3 ( ¼ lingkar pinggang )
E1 – E : ¼ lingkar pinggang
C – C1 : ½ lingkar paha – 4 cm
F – F1 : ½ lingkar lutut – 2 ½ cm
D – D1 : ½ lingkar kaki – 2 cm
C1 – C2 : 3 ½ cm
C2 – C3 : 6 cm. Lebar golbi 3 ½ cm
Keterangan Pola Celana
Panjang Bagian Belakang :
E1 – H2 : 2 cm
H2 – H1 : 2 ½ cm
H1 – H : ¼ lingkar pinggang + 3 cm
Titik H menyentuh garis g
C4 – C5 : ½ lingkar paha + 4 cm
F3 – F2 : ½ lingkar lutut + 2 ½ cm
D3 – D2 : ½ lingkar kaki + 2 cm
Letak klep saku belakang 6 cm dari garis H
H1, kupnat 3 cm tepat ditengah H H1
A. Evaluasi
Aspek-aspek yang dievaluasi sebagai berikut :
1. Ketepatan dalam membaca model
2. Ketepatan dalam mengambil ukuran
3. Hasil pola
4. Analisis hasil kerja (kelemahan dan tindak lanjut)
HANDOUT
Mata Pelajaran : Membuat Busana Pria
Kelas / Semester : XI / IV
Pertemuan ke :2
Alokasi waktu : 7 x 45 menit
Standar Kompetensi : Membuat Kemeja dan Pantalon Pria
Kompetensi Dasar : Memotong bahan
Indikator : 1. Mengetahui macam-macam alat potong
2. Mengetahui teknik peletakan pola di atas bahan
3. Mengetahui teknik memotong
4. Mengetahui cara memberi tanda pola pada bahan
5. Peserta didik terampil dan teliti dalam memotong bahan dan memberi
tanda pola
6. Dapat menggunakan macam-macam alat memotong
7. Peserta didik terampil dan teliti dalam pembuatan rancangan bahan dan
peletakan poladi atas bahan
8. Peserta didik teliti dalam memberi tanda pola
Materi Ajar :
1. Macam-macam alat memotong
Pemotongan (Cutting) adalah proses potong kain atau bahan tekstil sesuai pola
yang terdapat pada kertas marker, atau pada kain sehingga diperoleh hasil potongan
sesuai ukuran busana yang telah direncanakan.
Untuk mendapatkan hasil potongan yang maksimal diperlukan maka siapkan
gunting / mesin potong (Cutting Machine) sesuai dengan spesifikasi tumpukan kain dan
gunakan pisau potong yang tajam antara lain :
a) Gunting manual digunakan untuk menggunting kain dalam skala kecil, biasanya
digunakan pada industri rumahan seperti modiste, tailoring dll.
b) Gunting listrik
Gunting listrik berfungsi untuk memotong kain dengan skala besar, setiap jenis
gunting memiliki spesifikasi yang berbeda tergantung dari kapasitas jamlah yang
dipotong. Mesin yang besar tentu mempunyai kapasitas besar dalam pemotongan,
sebaliknya gunting listrik yang kecil mungkin hanya memiliki kapisitas kecil.
Gunting ini biasanya dipakai oleh industri garmen, konveksi dll.
2. Membuat rancangan bahan
Merancang bahan adalah memperkirakan banyaknya bahan yang dibutuhkan pada
proses pemotongan. Rancangan bahan diperlukan sebagai pedoman ketika memotong
bahan. Membuat rancangan bahan bertujuan yakni, sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui banyak bahan yang dibutuhkan sesuai desain busana yang akan
dibuat.
b) Untuk menghindari kekurangan dan kelebihan bahan.
c) Sebagai pedoman waktu menggunting agar tidak terjadi kesalahan.
d) Untuk mengetahui jumlah biaya yang diperlukan.
Cara membuat rancangan bahan yaitu:
a) Buat semua bagian-bagian pola yang telah dirobah menurut desain serta bagian-
bagian yang digunakan sebagai lapisan dalam ukuran tertentu seperti ukuran skala
1:4.
b) Sediakan kertas yang lebarnya sama dengan lebar kain yang akan digunakan dalam
pembuatan pakaian tersebut dalam ukuran skala yang sama dengan skala pola yaitu
1:4.
c) Kertas pengganti kain dilipat dua menurut arah panjang kain dan bagianbagian pola
disusun di atas kertas tersebut. Terlebih dahulu susunlah bagianbagian pola yang
besar baru kemudian pola-pola yang kecil agar lebih efektif dan efisien.
d) Hitung berapa banyak kain yang terpakai setelah pola diberi tanda-tanda pola dan
kampuh.
Rancangan bahan diperlukan sebagai pedoman ketika memotong bahan. Bila
rancangan bahan berbentuk marker yang dipakai untuk memotong bahan dalam jumlah
banyak maka, sebelum diletakkan di atas bahan, panjang marker dijadikan ukuran untuk
menggelar bahan sebanyak jumlah yang akan diproduksi, atau disesuaikan dengan
kemampuan alat potong yang digunakan. Metoda didalam perencanaan marker ini dapat
dibedakan sebagai berikut:
a) Menggunakan pola dengan ukuran sebenarnya langsung diatas marker dengan jalan
mengatur letak pola-pola agar didapat efisiensi marker yang terbaik.
b) Menggunakan pola yang diperkecil. Untuk memperkecil pola ini, digunakan
peralatan antara lain, pantograph, meja skala dan kamera.
c) Menggunakan computer yang terintegrasi, yang terdiri dari:
1) Digitizer, keyboard, mouse sebagai pemasok data.
2) CPU sebagai pengolah data dan media penyimpanan.
3) Monitor sebagai media pemantau
4) Printer, plotter sebagai media pencetak.
3. Teknik memotong bahan
Tujuan pemotongan kain adalah untuk memisahkan bagian-bagian lapisan kain
sesuai dengan pola pada rancangan bahan/marker. Hasil potongan kain yang baik adalah
yang hasil potongannya bersih, pinggiran kain hasil potongan tidak saling menempel,
tetapi terputus satu dengan yang lainnya. Proses dalam memotong (cutting) adalah
sebagai berikut:
a. Menyiapkan tempat dan alat-alat yang diperlukan
Alat-alat yang diperlukan yaitu berupa meja potong dengan ukuruan sekitar 2m
x 0,8m; gunting / alat potong; alat untuk memberi tanda seperti kapur jahit, rader,
karbon jahit, pensil merah biru, alat bantu jarum pentul, sentimeter dan alat pemberat
b. Menyiapkan bahan
1) Memilih bahan
Keserasian antara bahan dengan desain perlu diperhatikan sebelum memilih
bahan serta perlu diuji daya lansainya, apakah sesuai untuk model pakaian
berkerut, lipit atau mengembang. Caranya, bahan digantungkan memanjang
dengan dilipit-lipit untuk memperhatikan jatuhnya bahan, serta untuk
memperhatikan kasar halusnya bahan bisa dengan diraba apakah syarat-syarat
pada desain terpenuhi. Jika desain memerlukan efek mengembang sebaiknya pilih
bahan yang dapat membentuk gelembung dengan wajar. Sebaliknya jika desain
memperlihatkan tekstur lembut maka jangan memakai bahan yang kaku.
2) Memeriksa bahan
Sebelum bahan dipotong atau digunting perlu dilakukan pemeriksaan bahan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
Kesesuaian bahan dengan desain.
Ukuran lebar kain agar bisa dibuat rancangan bahan.
Pemeriksaan cacat kain seperti cacat bahan, cacat warna, ataupun cacat printing
sehingga bisa ditandai dan dihindari saat menyusun pola
Apakah bahannya menyusut. Jika menyusut sebaiknya bahan direndam agar
setelah dipakai dan dicuci ukuran baju tidak mengalami perubahan.
3) Teknik menggunting
Bahan dilipat dua di atas meja potong.
Pola-pola disusun dengan pedoman rancangan bahan dengan bantuan jarum
pentul.
Menggunting bahan. Jika menggunting dengan tangan kanan maka tangan kiri
diletakkan di atas kain yang akan digunting.
Bahan tidak boleh diangkat pada saat menggunting. Pola yang terlebih dahulu
digunting adalah pola-pola yang besar seperti pola badan dan pola lengan.
Setelah itu baru menggunting pola-pola yang kecil seperti kerah dan lapisan
leher.
Sebelum pola dilepaskan dari bahan, beri tanda-tanda pola dan batas-batas
kampuh terlebih dahulu. Caranya dengan menggunakan kapur jahit, rader dan
karbon jahit, pensil kapur dan sebagainya. Cara pemakaian rader yaitu jika
bahan baik keluar maka karbon dilipat dua dan bagian yang memberikan efek
bekas dibagian luar diletakkan diantara dua bahan atau bagian buruk bahan.
Lalu dirader pada batas kampuh atau garis kupnat. Setelah itu baru pola
dilepaskan dari kain.
Satu lipit
TM Tengah muka
TB Tengah belakang
Siku-siku 90 derajat
JOB SHEET
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung peserta siswa dapat menjahit kemeja pantalon pria
sesuai dengan langkah kerja
B. Teori Singkat
Menjahit merupakan proses dalam menyatukan bagian-bagian kain yang telah
digunting berdasarkan pola. Teknik jahit yang digunakan harus sesuai dengan desain dan
bahan karena jika tekniknya tidak tepat maka hasil yang diperoleh pun tidak akan
berkualitas. Untuk kelancaran proses manjahit terlebih dahulu dilakukan persiapan yang
matang antara lain adalah : Siapkan alat jahit yang diperlukan seperti :
1. Mesin jahit lengkap dengan komponen-komponen siap pakai, sudah diberi minyak
mesin dan dibersihkan dengan lap agar tidak menumpuk minyaknya
2. Periksa jarak antara setikan sudah sesuai dengan yang diinginkan
3. Alat-alat jahit tangan dan alat penunjang seperti: jarum tangan, jarum pentul, pendedel,
setrika dan sebagainya
4. Bahan yang sudah dipotong beserta bahan pelengkap sesuai dengan desain/ sesuai
dengan kebutuhan.
C. Alat dan bahan
1. Alat yang diperlukan : mesin jahit dan komponennya, sentimeter, kapur jahit, gunting,
pendedel, pentul, jarum mesin, jarum jelujur dan setrika.
2. Bahan yang diperlukan : kain, benang, fliselin dan tribunes lem.
F. Keselamatan kerja
1. Menggunakan pakaian kerja
2. Pada saat menjahit perhatikan keselamatan dalam menggunakan alat jahit
3. Menyiapkan alat dan bahan
4. Mengikuti prosedur kerja yang benar dan tepat disesuaikan dengan desain.
5. Tempat duduk untuk menjahit pilihlah kursi dengan sandaran yang lurus dan tanpa
tangan agar siswa dapat duduk dengan sempurna dan tidak cepat lelah.
G. Langkah Kerja
Membuat fragmen kerah dan belahan manset kemeja
1. Pembuatan kerah (Collars)
a. Meletakkan kain keras pada daun kerah bawah pada cetakan kerah
b. Menjahit daun kerah bagian atas kerah dengan bagian bawah sehingga merupakan
kantong dengan menggunakan cetakan
c. Membalik daun kerah dan membentuk ujungnya dengan menggunakan alat khusus
untuk sudut kerah agar runcing dan rapi.
d. Menyeterika daun kerah dengan seterika uap agar hasilnya lebih mantap
e. Membuat jahitan tepi kerah (top stitch). Setelah kerah diseterika maka buatlah
jahitan sekeliling tepi kerah kurang lebih 0,5 cm dari tepi kerah