Anda di halaman 1dari 41

PEMBUATAN BUSANA INDUSTRI

(C3) KELAS XI
Daftar Isi

Prakata ........................................................................................................................... v
Bab 1 Pola Busana Anak ........................................................................................... 1
A. Mengenal Pola Busana............................................................2
B. Macam-Macam Busana Anak.....................................................8
C. Grading Pola Busana Anak.......................................................9
D. Membuat Pola Dasar Gaun Anak (Bebe) secara Digital Menggunakan
Sistem Grading...................................................................17
Uji Kompetensi.......................................................................25

ii
Pernahkah Anda membuat pola busana anak? Bagaimanakah cara Anda membuatnya?
Pola busana anak dapat dibuat dengan sistem grading. Apakah Anda pernah mendengar
pembuatan pola menggunakan sistem grading? Grading pola adalah proses memperbesar
atau memperkecil suatu pola menjadi pola-pola dengan ukuran di luar pola asal. Proses
grading dilakukan untuk memperbanyak pola dengan berbagai ukuran, grading pola
dilakukan agar efisien dalam waktu, tenaga, dan biaya dalam membuat serangkaian pola
yang diperlukan dalam industri garmen. Proses grading dapat dilakukan secara manual
maupun menggunakan komputer dengan sistem CAD (Computer Aided Design).
Pelaksanaan proses grading pola diawali dengan mempersiapkan ukuran
baku/standar. Setelah itu, proses selanjutnya adalah pembuatan pola dasar badan
dan pecah pola dengan ukuran M. Fungsi menggunakan ukuran M adalah untuk
mempermudah proses grading pola baik untuk diubah ke ukuran kecil maupun
keukuran yang lebih besar. Setelah itu, langkah selanjutnya adlaha melakukan grading
sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Hasil grading pola dapat berupa kumpulan pola
mulai dari pola dasar, pola blus, pola celana, pola rok beserta grading polanya. Grading
pola harus sesuai dengan standar kualitas grading pola. Kualitas hasil grading pola
menunjukkan serangkaian karakteristik yang melekat dan memenuhi ukuran tertentu.
Apakah sistem yang digunakan untuk membuat pola busana anak? Bagaimanakah cara
membuat pola busana anak secara manual dan digital dengan sistem grading yang benar?
Simaklah materi pada bab ini!

Gambar 1.1 Contoh pola busana bermain anak


wanita Sumber: Seokecil, 2017

A. Mengenal Pola Busana


Busana merupakan kebutuhan yang selalu mengalami perkembangan dan selau mengikuti
tren mode. Busana yang bermacam-macam modenya dibuat dengan menggunakan
pola busana. Pola sangat penting artinya dalam membuat busana. Baik tidaknya
busana yang dikenakan di badan seseorang sangat dipengaruhi oleh kebenaran pola itu
sendiri. Tanpa pola, pakaian yang dihasilkan tidaklah sebagus yang diharapkan.
1. Pengertian Pola Dasar dan Pecah Pola Busana
Pola dalam bidang jahit menjahit merupakan suatu potongan kain atau kertas yang
dipakai sebagai contoh untuk membuat baju, pada saat kain digunting. Potongan kain
atau kertas tersebut mengikuti ukuran adalah jiplakan bentuk model badan bentuk
tubuh dan model tertentu. Pola busana pada umumnya dibuat di atas kertas atau
pada kain belacu.
a. Pola dasar busana
Pola dasar adalah kutipan bentuk badan manusia yang asli atau pola yang
belum diubah. Pola dasar terdiri dari pola dasar badan bagian atas, pola
dasar badan bagian bawah, dan pola dasar lengan.
b. Pecah pola busana
Pecah pola menyesuaikan model atau desain pada gambar pola dengan
contoh yang diinginkan, kemudian dipisahkan bagian-bagian modelnya menjadi
pola-pola yang siap dijadikan petunjuk untuk menggunting bahan.
2. Kualitas Pola Pakaian
Kualitas pola pakaian akan ditentukan oleh beberapa hal sebagai berikut.
a. Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh si pemakai.
b. Kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola.
c. Ketepatan memilih kertas untuk pola.
d. Kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap bagian-
bagian pola.
e. Kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola.
3. Macam-Macam Pola Dasar Busana
Pola dasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan teknik
pembuatannya, bagian-bagiannya, metodenya maupun jenisnya.
a. Pola busana berdasarkan teknik pembuatannya
Pola busana berdasarkan teknik pembuatannya dapat dibagi menjadi dua
macam, yaitu pola draperi dan pola konstruksi.
1) Pola draperi
Pola draperi yaitu pola yang dibuat berdasarkan bentuk tubuh
seseorang kemudian memberi lipatan-lipatan pada bagian yang
menggelembung dan tidak diinginkan.
2) Pola konstruksi
Pola konstruksi adalah pola yang dibuat berdasarkan badan
perorangan. Pembuatannya lebih rumit dan memakan waktu yang
lebih lama untuk membuat pola konstruksi.

Pola Busana
Anak 3
Gambar 1.2 Pola konstruksi
Sumber: Fesyendesign, 2020

Berikut ciri-ciri pola konstruksi.


a) Ada ukuran-ukuran model.
b) Ada petunjuk pembuat.
c) Pola yang dihasilkan sesuai dengan model dan tidak lagi
memerlukan penyesuaian pola.
Keuntungan menggunakan pola konstruksi sebagai berikut.
a) Ukuran dapat disesuaikan dengan bentuk badan.
b) Umumnya kedudukan busana akan baik dan pas sesuai
keinginan.
c) Dapat mengubah pola dasar sesuai dengan model yang
diinginkan dan kedudukan model sesuai dengan yang
dimaksud.
Adapun kerugian menggunakan pola konstruksi sebagai berikut.
a) Lebih banyak memerlukan waktu dan tenaga.
b) Pola yang dibuat hanya dapat digunakan khusus orang-orang
tertentu dalam arti pola tersebut belum tentu pas apabila
digunakan untuk membuat busana orang lain yang mungkin
sama ukuran lingkar badannya.
c) Pola harus dibuat berdasarkan ukuran setiap orang.
Kemudian, ada beberapa macam pola konstruksi sebagai
berikut.
a) Pola sistem So’en.
b) Pola sistem Meyneke.
c) Pola sistem Dressmaking.
d) Pola sistem Danckaerts.
e) Pola dasar Charmant.
f) ) Pola sistem Cuppens Geurs.
g) Pola sistem Bunka.
b. Pola dasar berdasarkan bagiannya
Berdasarkan bagiannya pola dasar dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu pola dasar badan, pola dasar rok, dan pola dasar lengan.
1) Pola dasar badan
Pola dasar badan, yaitu pola badan mulai dari bahu, leher batas
sampai pinggang. Pola dasar badan terbagi menjadi dua, yaitu pola
badan muka dan pola badan belakang.
2) Pola dasar rok
Pola dasar rok, yaitu pola dasar mulai dari pinggang ke bawah
sampai lutut atau sampai mata kaki.
3) Pola dasar lengan
Pola dasar lengan, yaitu pola bagian lengan atas sampai siku,
pergelangan tangan atau sampai batas panjang lengan yang
diinginkan.
c. Pola dasar berdasarkan jenis
Berdasarkan jenisnya pola dasar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
pola dasar wanita, pola dasar pria, dan pola dasar anak.
1) Pola dasar wanita
Pola dasar wanita adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran
badan wanita dewasa.
2) Pola dasar pria
Pola dasar pria adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran
badan pria. Ukuran yang diperlukan untuk menggambar pola dasar
untuk pria, hanya membutuhkan empat jenis ukuran, yaitu lingkar
badan, lingkar leher, panjang bahu, dan panjang punggung.
3) Pola dasar anak-anak
Pola dasar anak-anak, yaitu pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran
badan anak. Sewaktu dibuat, ukuran pola dasar anak-anak
disesuaikan dengan ukuran badan pemakai atau dipakai ukuran
standar badan yang umum (S, M, dan L) untuk anak-anak.
Mengambil ukuran bagian tubuh anak harus dipelajari dan dilakukan
dengan penuh perhatian. Ukuran merupakan dasar dalam menggambar
pola busana. Jika ukuran salah, hasil pola tidak akan sesuai dengan
bentuk tubuh si pemakai.
d. Pola dasar berdasarkan hasil jadi
Pola dasar berdasarkan hasil jadi dibagi menjadi tiga macam, yaitu pola
standar, pola cetak, dan pola rader.
1) Pola standar
Pola standar adalah pola yang menggunakan ukuran standar. Pola
standar dapat berbentuk pola dasar dari teknik draperi, konstruksi, atau
pola pakaian. Pola standar dapat juga berupa pola dasar, yaitu pola
badan, pola rok, dan pola lengan.
2) Pola cetak
Pola cetak merupakan satu stel pola dari satu model busana. Pola cetak
ada yang dimasukkan dalam amplop siap pakai, yang berisi lembaran-
lembaran pola dari satu model busana. Berikut ciri-ciri pola cetak.
a) Terdapat nomor/kode (kode seperti S (small), M (medium), L
(large) dan nomor seperti 1, 2, 3, 4, dan seterusnya).
b) Tersedia ukuran standar yang digunakan.
c) Tersedia langkah pengerjaannya.
d) Terdapat bentuk potongan pola dan jumlah/komponen pola.
e) Terdapat desain/mode
busana. f ) Ada tabel
ukurannya.
g) Terdapat keterangan model.
h) Tersedia penggunaan kain/bahan.
Keuntungan menggunakan pola cetak sebagai berikut.
a) Lebih praktis, karena tinggal menempelkan pada bahan atau
mengubah pola dari pola dasar standar.
b) Membantu bagi orang yang dapat menjahit tetapi belum
dapat membuat pola/mengubah pola.
c) Dapat membuat pakaian dalam jumlah banyak pada usaha
konveksi.
Kerugian menggunakan pola cetak sebagai berikut.
a) Hasil pembuatan busana tidak selamanya pas di badan.
b) Modelnya terbatas karena harus disesuaikan dengan pola yang
ada.
c) Supaya mendapatkan hasil yang sesuai dengan badan
seseorang maka harus dilakukan perubahan-perubahan pada
bagian-bagian tertentu.
3) Pola rader
Pola rader terletak pada sehelai kertas yang lebar. Selembar
kertas ini dicetak pola-pola dari berbagai model. Tiap model dicetak
menggunakan satu macam ukuran. Satu stel pola rader menggunakan
tanda garis tertentu untuk membedakan satu model dengan model yang
lain. Biasanya sebagai lembaran terpisah pada majalah mode.
Berikut ciri-ciri pola rader.
a) Tiap-tiap desain pakaian mempunyai warna garis yang berbeda.
b) Tiap-tiap ukuran mempunyai bentuk garis yang berbeda.
c) Tiap-tiap desain pakaian mempunyai tanda berbeda.
4. Peralatan Membuat Pola Busana
Alat-alat yang dibutuhkan dalam menggambar pola busana di antaranya sebagai
berikut.
a. Pita ukuran (cm)
Pita ukuran ( cm) digunakan
untuk mengambil ukuran badan
seseorang yang akan membuat busana
atau ukuran model. Di samping itu, pita
ukuran juga dipakai untuk
menggambar pola pakaian dan juga
digunakan pada waktu penyesuaian
pola. Gambar 1.3 Pita ukuran (cm)
Sumber: Alibaba, 2020
b. Penggaris
Guna menggambar pola busana
diperlukan
penggaris/roll dressmaker dengan bentuk yang berbeda-beda. Penggaris lurus
digunakan untuk membuat garis lurus. Penggaris lengkung digunakan
untuk membuat garis-garis melengkung seperti garis lingkar leher, lingkar
kerung lengan, kerah, dan garis sisi rok. Adapun penggaris segitiga siku-
siku digunakan untuk membentuk garis sudut, seperti garis badan dan
tengah muka, garis badan dan tengah belakang serta garis lebar muka dan
garis lebar punggung.
c. Kertas pola (buku pola atau buku kostum)
Kertas pola merupakan alat penting untuk menggambar pola. Kertas yang
biasa digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran sentimeter
adalah kertas dorslag, kertas karton manila atau kertas koran. Buku pola
digunakan untuk menggambar pola busana dengan ukuran skala. Buku
pola yang baik berukuran folio kertasnya bewarna putih, tebal, dan
halaman terdiri dari kertas bergaris dan kertas polos dengan letak yang
berselang-seling. Lembar halaman bergaris diperlukan untuk mencatat
ukuran dan mencatat keterangan pola yang dibuat. Lembaran halaman tidak
bergaris (polos) digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran skala.
d. Skala pola
Skala atau ukuran perbandingan adalah alat ukur yang digunakan untuk
menggambar pola di buku pola. Skala ada beberapa macam, yakni ada yang
menggunakan ukuran satu berbanding dua, satu berbanding empat, satu
berbanding enam, dan satu berbanding delapan.
Gambar 1.4 Penggaris pola jahit
Sumber: Dokumen Penulis, 2020
e. Pensil
Pensil jahit digunakan untuk menggambar pola di buku pola atau di kertas
pola. Pensil yang baik digunakan untuk menggambar pola yakni pensil
terbuat dari grafit, pensil ini bagus digunakan dan mempunyai ukuran
yang berbeda.
f. Penghapus
Penghapus perlu disediakan sewaktu menggambar pola, penghapus
digunakan untuk membersihkan goresan pola yang salah. Penghapus yang
baik adalah yang berwarna hitam terbuat dari karet yang lemas. Dengan
menggunakan penghapus, goresan-goresan yang salah akan menjadi hilang
dan tidak meninggalkan bekas sampai mendapatkan hasil yang
memuaskan.
g. Jarum
Jarum pentul yang baik terbuat dari baja dan berukuran panjang 3 sampai
dengan 4 cm. Bentuk jarum pentul/jarum penyemat yang dipergunakan pada
pembuatan pola adalah jarum pentul yang baik, yaitu ujungnya runcing dan
terdapat pegangan mutiara di pangkalnya, sehingga mudah dalam
menggunakannya.
h. Gunting
Gunting bisa dibedakan dengan melihat fungsinya, yaitu untuk
menggunting kertas, kain atau untuk benang (trimming). Guna memotong
kertas sebaiknya digunakan gunting yg khusus untuk menggunting kertas
dan jangan digunakan untuk menggunting kain ataupun menggunting yang
lain. Jadi tingkat ketajaman gunting akan terjaga.
Gunting untuk kertas ini biasanya tidak terlalu mahal tetapi memang
fungsinya hanya untuk menggunting kertas. Apabila gunting digunakan untuk
menggunting kain, ketajaman akan cepat berkurang dan gunting akan lebih
mudah menjadi rusak.

B. Macam-Macam Busana Anak


Busana anak adalah segala sesuatu yang dipakai anak-anak mulai dari ujung kepala sampai
ujung kaki. Pada dasarnya, pemilihan busana anak adalah busana yang sederhana, dan
longgar sehingga memberi kenyamanan pada anak dalam pemakaiannya. Busana anak
sangat banyak macamnya secara umum dapat digolongkan berdasarkan kesempatan,
usia, dan jenis kelamin.
1. Busana Anak Berdasarkan Kesempatan
Berdasarkan kesempatannya busana anak dikelompokkan menjadi enam sebagai
berikut.
a. Busana bermain.
b. Busana sekolah.
c. Busana olahraga.
d. Busana pesta.
e. Busana tidur.
f. Busana rekreasi.
2. Busana Anak Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia busana anak dikelompokkan menjadi tiga sebagai berikut.
a. Busana anak batita.
b. Busana anak balita.
c. Busana anak usia sekolah.
3. Busana Anak Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelaminnya busana anak dikelompokkan menjadi dua sebagai
berikut.
a. Busana anak laki-laki
Busana anak laki-laki menggunakan model yang
sederhana seperti kaos, kemeja dan lain-lain.
Salah satu busana anak laki-laki yang
paling sering digunakan adalah kemeja
karena kemeja dapat digunakan untuk
kesempatan formal maupun nonformal.
b. Busana anak perempuan
Busana anak perempuan adalah pakaian-
pakaian dengan menggunakan bahan yang
menggunakan bahan yang menyerap keringat.
Gambar 1.5 Busana anak laki-laki
Sumber: Dokumen Penulis, 2020

C. Grading Pola Busana Anak


Kata grading berasal dari bahasa Inggris, yaitu grade yang artinya tingkatan. Dari kata
tersebut dapat disimpulkan bahwa grading dalam busana itu artinya membuat
tingkatan ukuran pola busana yaitu ukuran S, M, L dan XL, baik secara manual
ataupun dengan komputer dan yang dapat diproses grading, yaitu rok, celana, blus, dan
sebagainya. Grading sering digunakan dalam industri garmen atau konveksi yang
membutuhkan waktu yang singkat untuk mendapat hasil yang banyak.
1. Fungsi Grading
Fungsi grading yaitu untuk melihat bahwa pembesaran atau pengecilan pola ke
nomor- nomor yang akan dibuat tidak mengubah gaya model aslinya. Jika gaya
yang asli memberikan efek visualisasi meninggikan pemakainya, ukuran-ukuran lain
yang diproses secara grade harus tetap memberikan efek visualisasi yang sama
dengan pola awal.
2. Manfaat Grading
Adapun manfaat grading bagi industri busana sebagai berikut.
a. Menyingkat waktu pembuatan pola.
b. Mendapatkan pola yang sesuai dengan keinginan dari pola baku yang ada.
c. Dapat memproduksi busana minimal tiga ukur (M, L, XL, dan lain-lain).
3. Teknik Grading Pola
Hal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan ukuran standar/baku.
Setelah itu lakukan proses pembuatan pola badan dan pecah pola dengan
ukuran M (medium). Fungsi menggunakan ukuran tersebut untuk memudahkan
proses grading pola. Setelah itu lakukan proses grading pola sesuai dengan
ukuran yang diperlukan. Jenis grading pola ada dua, yaitu grade 2 dimensi dan
grade 3 dimensi. Setiap negara mempunyai cara tersendiri dalam melakukan
grading pola. Grading pola diperoleh melalui batasan tertentu dengan
membandingkan proporsi seseorang. Pembuatannya dapat dilakukan secara manual
maupun dengan komputer.
a. Manual grading
Proses menemukan rumus grading sebenarnya hanya membandingkan
ukuran standar, yaitu membandingkan ukuran tertentu dari S, M, L, XL, LLL,
dan seterusnya. Hasil perbandingan berupa selisih dari ukuran dari S, M, L,
XL, dan LLL.
Selisih ukuran ini dijadikan patokan menentukan besaran grading.
Namun masih harus memperhatikan apakah selisih itu harus digunakan
seutuhnya atau harus dibagi dulu dengan 2 atau 4, tergantung selisih
ukuran itu diperoleh dari bagian badan yang mana.
Pembagi selisih ukuran S, M, L, XL, LLL ditentukan pada bagian ukuran
mana yang digunakan. Contoh waktu membuat pola badan rumusnya adalah ¼
lingkar badan. Oleh karena itu, penambahan atau pengurangan ukuran
selisihnya adalah
(4) ± 1 cm, karena pola badan biasanya dibuat dalam ukuran ¼ badan.
Pada panjang muka, panjang punggung selisihnya langsung
digunakan untuk menentukan perubahan ukuran, karena dalam pembuatan
pola tidak ada pembagian.
Khusus pada kerung lengan, selisih ukuran tidak diukur langsung
dari selisih ukuran S, M, L, XL, dan LLL, melainkan harus dijadikan rendah
punggung (R. Punggung = 1/3 Kr. lengan+ 4 cm) karena pergeseran
grading naik atau turun secara tegak lurus.
Membuat grading pola busana tidak bisa terlepas dari titik koordinat
X da Y (X,Y). Garis X adalah garis horizontal, garis Y adalah garis vertikal
(pergeseran ke atas = Y+, pergeseran ke bawah = Y-/pergeseran ke kanan=
X+, pergeseran ke kiri
= X-). Titik koordinat (0,0) berada di titik pola yang diproses secara
grading.
Perhatikan gambar di bawah ini.

Gambar 1.6 Rumus grading


Sumber: Dokumen penulis, 2020

b. Digital grading
Selain secara manual grading pola busana dapat dikerjakan pula melalui
aplikasi komputer yang memang dirancang khusus untuk grading. Sebagai
contohnya adalah Optitex, Accumax Gerber, Lectra Kaledo, Pad System, Style
CAD dan Gemini CAD.
CAD (Computer Aided Design) adalah teknologi komputer baik
hardware maupun software yang digunakan untuk proses pembuatan
desain beserta dokumentasi.
CAD memungkinkan desainer untuk melihat desain pakaian secara
virtual baik dalam 2D maupun 3D pada model virtual dan dalam berbagai
warna, motif, draperi bahan pada tubuh model. Teknologi CAD untuk
industri fesyen/busana dapat digunakan dari menentukan jenis, motif
bahan, ukuran, dan membuat pola hingga presentasi produk sehingga
komputer merupakan komponen penting dari industri fesyen.
Fungsi CAD untuk fesyendi antaranya sebagai berikut.
1) Sebagai media untuk mendesain busana
CAD dilengkapi dengan tampilan visual 2D, 3D hingga animasi. Fitur
yang tersedia dapat digunakan untuk mengembangkan desain,
megujicoba beberapa alternatif desain, motif, warna, hingga
animasi peletakan busana pada tubuh dengan cepat dan untuk
memodifikasi desain dengan mudah.
2) Sebagai media untuk mengambil ukuran dan membuat pola busana
Aplikasi 3D pemindai tubuh dapat mengambil titik-titik ukuran tubuh
secara cepat dan akurat. Hasilnya kemudian diolah untuk pembuatan
pola yang dengan CAD sehingga dapat menghasilkan komponen-
komponen pola. Menyediakan representasi visual nyata tentang pola
yang akan dibentuk;
dan memvisualisasi motif pada pola hingga tampak nyata. Saat
merancang kebutuhan kain. Hal tersebut memungkinkan desainer
memilih dan memodifikasi peletakan pola yang berbeda, sebelum
memilih yang terakhir.
Proses tersebut dapat menghemat waktu, bahan, dan biaya
dibandingkan cara manual. CAD memungkinkan seorang desainer
memodifikasi dan menduplikasi warna, motif, dan pose dari
desain untuk membantu mendapatkan model yang benar-benar
akan diproduksi.
3) Sebagai media untuk membuat prototipe busana
CAD memungkinkan Anda melihat hasil jadi busana secara virtual
sehingga tidak perlu lagi dibuat dengan dijahit untuk melihat hasil
akhirnya. Penggunaan CAD dapat membuat animasi model busana seperti
dalam kehidupan nyata seperti spesifikasi yang tepat yang ditetapkan
oleh pengguna aplikasi.
Manfaat penggunaan teknologi CAD di industri fesyen dapat
dijabarkan sebagai berikut.
1) Menghemat waktu.
2) File digital lebih tahan lama, hemat tempat penyimpanan, menghemat
kertas, clipboard dan album berbeda jika disimpan dalam bentuk fisik
semua rentan terhadap kerugian dan kerusakan dan membutuhkan
ruang yang cukup luas.
3) Penyajian gambar dan prototipe virtual lebih menarik sehingga
dalam mengomunikasikan dan mempresentasikan karya akan lebih
memikat.
4) Lebih meningkatkan kepercayaan konsumen karena mampu melihat
hasil akhir di awal secara akurat sebelum diproduksi secara nyata.
5) Dengan menguasai teknologi CAD, lulusan sekolah mode/fesyen akan
menjadi unggul dan berdaya saing tinggi sehingga siap berperan dan
berkompetisi pada bisnis fesyen global.
Penggunaan CAD memberikan beberapa keuntungan sebagai berikut.
1) Meningkatkan kecepatan produksi.
2) Meningkatkan akurasi dan presisi dalam produksi.
3) Meningkatkan ergonomik.
4) Memudahkan manajemen daur ulang produk.
4. Tanda-Tanda Pola Busana
Tanda-tanda pola busana adalah tanda-tanda yang dipakai untuk membuat
pola busana. Tanda-tanda pola busana digunakan untuk mempermudah pemahaman
dalam mempelajari pola dan untuk memahami pola yang sudah disimpan lama
apabila mau digunakan lagi. Tanda-tanda pola memiliki peran yang sangat
penting bagi pengguna atau pemakai pola tersebut. Tanda-tanda pola juga
berguna bagi pembaca pola sebagai petunjuk dalam menggunakan pola. Macam-
macam tanda pola ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Tanda Pola Busana
No. Tanda Pola Keterangan
1. ............... Titik-titik Garis penolong, dapat juga dibuat garis biasa.
2. Garis tipis Garis hitam tipis sebagai garis pola dasar
asli. Garis biru sebagai tanda pola bagian
belakang.
Garis merah sebagai tanda pola bagian depan.
3. Garis hitam tebal Garis pola dasar yang sudah diubah.
4. Setrip titik, Garis tanda lipatan, tetapi tidak untuk
setrip dirangkap
jadi satu.
5. Setrip Garis tanda lipatan untuk dirangkap jadi
satu.
6. Garis kembar Garis tanda untuk paralel dipotong/dipisah.
7. Garis yang harus dibuat menggunakan garis
Tanda siku siku.
8. Arah panah Tanda untuk menandai tegak berdirinya
pola
(arah serat kain).
9. Tanda untuk menandai tegak berdirinya
Corak titik-titik pola
(arah serat kain).
10. TM / TB Singkatan tengah muka/tengah belakang.
11. Tanda tarik.

12. Jelulur.

13. Dalam lipit.

14. Pembagian yang sama.

15. Tanda buka dan tutup.

16. Tanda pasangan (digabungkan).

17. Tanda untuk bagian yang dikembangkan.

18. Tanda untuk bagian yang dipendekkan.

Pola Busana
Anak 13
Pembuatan Busana Industri
14
5. Alat Grading Pola
Alat grading pola meliputi alat-alat tulis, pensil merah biru, bolpoin warna, rader
pemberat, pita ukuran, penggaris skala, penggaris pola, gunting kertas, dan
lem.
6. Menggambar Pola Dasar Busana Anak-Anak
Pola dasar digunakan untuk berbagai jenis busana dapat dijadikan contoh untuk
menjahit. Guna memperkecil kesalahan, ambillah ukuran dengan tepat dan benar
dengan urutan sebagai berikut.
a. Ukuran pola busana anak
Ukuran yang diperlukan untuk membuat pola anak-anak sebagai berikut.
1) Lingkar badan = 72 cm. 5) Lebar muka = 28 cm.
2) Lingkar pinggang = 64 cm. 6) Panjang bahu = 10 cm.
3) Panjang punggung = 29 cm. 7) Lingkar kerung lengan = 30 cm.
4) Lebar punggung = 30 cm. 8) Lingkar leher = 30 cm.
b. Cara mengambil ukuran
Cara mengambil ukuran untuk membuat pola anak-anak sebagai berikut.
1) Lingkar badan diukur sekeliling badan melalui ketiak ditambah 4
sentimeter
2) Lingkar pinggang diukur sekeliling pinggang ditambah dua sentimeter.
3) Panjang punggung diukur dari ruas tulang leher belakang yang
paling menonjol, sampai ke batas pinggang.
4) Lebar punggung diukur melebar di punggung dari batas lingkar
kerung lengan kiri sampai batas lingkar kerung lengan kanan.
5) Lebar muka diukur melebar di dada dari batas lingkar kerung kiri
sampai batas lingkar kerung lengan kanan.
6) Panjang muka diukur dari lekuk leher sampai batas pinggang.
7) Panjang bahu diukur dari batas leher sampai ujung bahu.
8) Lingkar kerung lengan diukur sekeliling lubang lengan ditambah
satu sentimeter.
9) Lingkar leher diukur sekeliling leher.
c. Cara menggambar pola dasar busana anak
Pola dasar anak bagian badan dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1.7 Menggambar pola dasar anak bagian
badan Sumber : Mikirbae, 2016
Berikut keterangan pola bagian badan.
1
1) A–B= lingkar badan. B – B1 = 1,5 cm. B1 – D = ukuran
2
panjang

punggung.
2) Buat garis empat persegi dari A ke B, B ke D dan dari A ke C, terus
dari B ke C dan dari D ke C dengan garis bantu.
1
3) A – E = D – F = lingkar badan, hubungkan E dan F dengan garis
4
bantu
(garis putus-putus).
1 1
4) A – A2 = lingkar leher ditambah 0,5 cm, A – A1 = lingkar leher
ditambah
6 6
1 cm.
5) Hubungkan A1 dengan A2 seperti gambar tersebut (garis leher
bagian muka).
1
6) E – E1 = panjang bahu, buat garis mendatar pada titik E1.
3
7) a2 – A3 = panjang bahu, garis bahu harus menyentuh garis E1.
1
8) A – e1 = panjang punggung.
2
1
9) C1 – C2 = lebar muka, buat garis vertikal sampai garis bahu.
2
10) Hubungkan A3 dengan K seperti gambar.
1
11) C – C1 = lingkar pinggang.
10
12) C1 ke C2 dibagi dua, hubungkan dengan garis bahu titik A4.
13) Bentuk lipit kup dari C1 dan C2 seperti gambar tersebut.
1
14) B – B2 = 1,5 cm. B – b2 = lingkar leher ditambah 0,5 cm.
6
Hubungkan

B1 dengan B2 seperti gambar. B2 – B3 = panjang bahu, garis bahu


harus menyentuh
1 garis E1. 1
15) B – D1 = panjang punggung, D1 – D2 = lebar punggung, buat
garis
2 2
vertikal sampai garis bahu.
16) Hubungkan titik B3 dengan K seperti gambar tersebut (lingkar kerung
lengan bagian belakang).
1
17) D – D1 = lingkar pinggang, D1 ke D2 dibagi dua, hubungkan dengan
10
titik

B4.
18) Hubungkan D1 dengan D2 membentuk lipit kup seperti gambar
tersebut.
Ukuran yang diperlukan untuk membuat pola dasar anak bagian
lengan sebagai berikut.
1) Lingkar kerung lengan = 30 cm.
2) Tinggi puncak lengan = 9 cm.
3) Panjang lengan = 14 cm.
Pola dasar lengan dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1.8 Menggambar pola dasar anak bagian


lengan Sumber: Mikirbae, 2016

Berikut keterangan pola lengannya.


1) A – B = panjang lengan. A – E = ukuran panjang bahu.
1
2) A – C = A – D = lingkar kerung lengan (titik C dan D menyentuh garis
2
bantu).
3) Buat garis vertikal dari titik A ke B.
4) D - D1 = C – C1. D - A dan A – C dibagi
tiga. 5) C2 = ? C – A A1 = ? A – D
6) C dengan C2 diturunkan 0,5 cm.
7) A1 – A2 = 1,5 cm, hubungkan titik A dengan C dan A dengan D seperti
gambar (lingkar kerung lengan bagian muka dan lingkar kerung
lengan belakang).
8) C – F = D – G = 1 cm.
9) Hubungkan titik C dengan E (sisi lengan bagian muka), dan titik D
dengan G seperti gambar (sisi lengan bagian belakang).
Ukuran yang diperlukan untuk membuat pola dasar rok anak sebagai
berikut.
1) Lingkar pinggang = 60 cm.
2) Tinggi panggul = 14 cm.
3) Lingkar panggul = 68 cm.
4) Panjang rok = 30 cm.
Pola dasar rok anak dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1.9 Menggambar pola dasar rok


anak Sumber : Mikirbae, 2016
Berikut keterangan pola dasar rok
anak. 1) A – A1 = 1 cm.
1
2) A1 – B = lingkar pinggang ditambah 2 cm (besar kup).
4
3) Hubungkan A1 dengan B seperti gambar (garis pinggang pola
bagian muka).
1
4) A1 – A2 = lingkar pinggang, A2 – A3 = 2 cm (besar kup). A2 – A4 = 8
10
cm

(panjang kup).
5) Hubungkan titik A2 dengan A4 dan A3 dengan A4 seperti gambar
(lipit kup).
1
6) A1 – C = tinggi panggul. C – D = lingkar panggul ditambah 2
4
cm,

dihubungkan dengan garis putus-putus.


7) A1 – F = panjang rok, buat garis horizontal ke titik D sama dengan
ukuran C dengan D.
8) F – F1 = C - D.
9) Hubungkan B dengan D membentuk garis sisi panggul, terus ke F1. F1
– F2
= 1 cm, hubungkan E dengan F2 seperti gambar.
10) Pola rok bagian belakang untuk anak-anak sama dengan pola rok
bagian muka. Oleh karena itu, pola rok bagian belakang tidak perlu
digambar lagi. Dengan demikian, pola rok untuk anak-anak cukup
satu pola saja, di muka dan tengah belakang dibuat garis pola dengan
warna merah dan warna biru. Hal ini merupakan pertanda bahwa pola
rok bagian muka sama dengan pola rok bagian belakang.

D. Membuat Pola Dasar Gaun Anak (Bebe) secara


Digital Menggunakan Sistem Grading
Sistem pola komputer adalah proses pembuatan pola menggunakan aplikas-aplikasi
yang telah diprogramkan di komputer melalui berbagai cara yang telah ditentukan.
Perangkat lunak yang dapat digunakan pada proses pendesainan busana sangatlah
luas dan beragam. Alasannya komputer desain menyediakan berbagai macam program
pengolahan gambar dan tata letak.
Aplikasi-aplikasi tersebut mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dalam
hitungan bulan, terjadi peningkatan versi dari seri yang telah ada ataupun muncul
seri yang baru.
Langkah-langkah pembuatan pola dasar gaun anak secara digital menggunakan
sistem grading sebagai berikut.

Pola Busana
Anak 17
1. Mempersiapkan Ukuran Standar Busana Anak
Berikut sajian tabel mengenai ukuran standar busana anak 7 tahun.
Tabel 1.2 Ukuran Standar Busana Anak 7 Tahun
Umur (dalam Tahun)
No. Jenis Ukuran
1 3 5 7 9 11 13
1. Lingkar badan 54 58 62 64 66 70 76
2. Panjang punggung 20 22 25 27 29 31 35
3. Lebar punggung 19 21 25 26 28 29 31
4. Panjang muka 17 18 21 23 25 27 30
5. Lebar muka 19 21 23 25 26 28 30
6. Lingkar lebar 25 26 27 28 29 30 33
7. Lingkar pinggang 52 54 55 56 58 60 64
8. Lingkar lubang lengan 22 24 26 27 30 33 36
9. Panjang bahu 5,5 6,5 8 9 10 11 11,5
10. Panjang lengan 19 22 28 29 33 36 42
11. Lingkar pergelangan 13 13 13,5 14 15 16 17
12. Tinggi puncak lengan 6 6,5 7,5 8,5 9 9,5 10,5

2. Menyiapkan Model dan Menganalisis Desain Model Gaun Anak


Model disiapkan dan dianalisis untuk dibuatkan pola beserta ukurannya.
Grs. Leher bulat, diselesaikan dg. Lap. Bentuk

Kerung lengan, diselesaikan dg. Rompok

Pita disematkan pada sisi depan

Bagian bawah gaun anak

Gambar 1.10 Analisis desain gaun anak


Sumber: Apkpure, 2020

3. Membuat Desain Pola Depan Bebe Anak Bagian Atas


Adapun untuk membuat desain pola depan bebe anak bagian atas dilakukan
langkah- langkah sebagai berikut.
a. Menyiapkan ukuran bebe anak dan buka aplikasi RP-GMS
Berikut ukuran-ukuran yang harus diperhatikan untuk mendesain pola depan
bebe anak.
1) Lingkar badan : 64 cm. 7) Lingkar kerung lengan : 27 cm.
2) Panjang punggung : 27 cm. 8) Panjang bahu : 9 cm.
3) Lebar punggung : 26 cm. 9) Rendah bahu : 2,5 cm.
4) Panjang muka : 23 cm. 10) Lingkar leher : 30 cm.
5) Lebar muka : 25 cm. 11) Panjang rok : 35 cm.
6) Lingkar pinggang : 56 cm.
b. Membuat kotak dengan tool rectangle
Setelah muncul kotak dan dialognya, isikan sesuai dengan ukuran badan
dan panjang muka.
c. Membuat garis punggung
Tekan huruf Q di keyboard dan buat haris dengan mengeklik kiri tombol
mouse sambil menariknya ke bawah. Selanjutnya, lepas dan klik kiri satu kali
lagi sehingga muncul dialog yang menunjukkan berapa sentimeter jaraknya
dari garis yang disalin.
d. Membuat garis badan
Langkahnya sama dengan membuat garis punggung, hanya saja yang
disalin adalah garis bahu.
e. Membuat kerung
Kerung leher dapat dibuat dengan menggunakan Tool Intelligent Pen (F).
Kerung leher dapat juga dibuat dengan mengaktifkan Tool Modify (A).
Kerung lengan dapat dibuat dengan mengaktifkan Tool Intelligent Pen (F).
f. Membuat garis bahu
Garis bahu dapat dibuat dengan mengaktifkan Tool Compasses (C).
g. Membuat garis sisi
Garis sisi dibuat dengan mengaktifkan Tool Intelligent pen (F).
h. Menyalin pola bebe atas bagian depan
Adapun untuk menyalin pola bebe atas bagian depan dapat dilakukan
dengan mengaktifkan Tool Forfex (W).
4. Membuat Pola Bebe Atas Bagian Belakang
Adapun untuk membuat desain pola bebe atas bagian belakang dilakukan
langkah- langkah sebagai berikut.
a. Desainlah pola bebe atas bagian belakang. Salin desain pola depan dan ubah
garis leher dan kerung lengan. Selanjutnya, aktifkan Tool Intelligent Pen.
b. Bentuklah kerung leher belakang dengan cara mengaktifkan Tool Modify
(A).
c. Buatlah garis lebar punggung dengan cara mengaktifkan Tool Intelligent
Pen
d. Buatlah kerung lengan dengan cara mengaktifkan Tool Intelligent Pen.
e. Salinlah pola badan belakang dengan cara mengaktifkan Tool Forfex (W). Klik
semua garis yang membatasi desain pola belakang. Setelah muncul pola
dengan warna abu-abu tua, selanjutnya klik kanan. Dengan demikian, pola
menjadi berwarna merah jambu.
5. Membuat Pola Bebe Bagian Bawah
Adapun untuk membuat desain pola bebe bagian bawah dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut.
a. Buatlah kotak untuk membuat desain pola bebe bagian bawah aktifkan
1
Tool Rectangle (S), buat kotak dengan ukuran lebar 15 cm ( lingkar
pinggang) dan 4

panjang 35 cm (panjang rok).


b. Kembangkan desain pola bebe bagian bawah dengan cara mengaktifkan
Tool Plate lalu isi kotak dialog.
c. Salin pola bebe bagian bawah dengan cara mengaktifkan Tool Forfex (W),
Klik semua garis yang membatasi pola, sehingga warnanya berubah menjadi
abu-abu. Selanjutnya klik kanan, warna pola berubah menjadi merah
jambu.
6. Memberi Identitas Pola
Adapun untuk memberi identitas pola, lakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Munculkan pola yang akan diolah, pola lainnya akan disembunyikan.
b. Beri identitas pola begitu juga pada pola yang lainnya.
c. Salin pola belakang.
d. Selanjutnya beri keterangan pola lalu beri identitas pola jumlah pola yang
harus dipotong dengan pola tersebut.
7. Memberi Kampuh pada Pola
Adapun untuk memberi kampuh pada pola, lakukan langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Beri kampuh pada pola badan depan dengan cara klik Tool Add Seam.
b. Hilangkan kampuh tengah muka.
c. Beri kampuh pada pola bebe atas bagian belakang. Masih menggunakan
Tool Add Seam, aktifkan pola belakang.
d. Tambah lebar kampuh tengah belakang dapat dilakukan dengan memberi
kampuh pada pola rok depan dan rok belakang sama seperti pemberian
kampuh pada pola badan.
8. Melakukan Grading Pola
Adapun untuk melakukan grading pola, lakukan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Atur size grading
Mengatur grading dapat dilakukan dengan cara klik Tombol Size, klik
Edit & Meassurement seperti gambar berikut.
Gambar 1.11 Pengaturan ukuran grading
Sumber: 123dok, 2020
b. Grading pola bebe atas bagian depan
Grading pola bebe atas bagian depan di antaranya sebagai berikut.
1) Grading kerung leher depan seperti gambar berikut.

Gambar 1.12 Grading kerung leher depan


Sumber: 123dok, 2020

2) Grading kerung leher atas seperti gambar berikut.

Gambar 1.13 Grading kerung leher atas.


Sumber: 123dok, 2020

3) Grading ujung bahu seperti gambar berikut.

Gambar 1.14 Grading ujung bahu.


Sumber:123dok, 2020

4) grading badan seperti gambar berikut.

Gambar 1.15 Grading pola badan


Sumber: 123dok, 2020
5) Grading pinggang bagian samping seperti gambar berikut.

Gambar 1.16 Grading pola rok


Sumber: 123dok, 2020

6) Grading pinggang (tengah muka) seperti gambar berikut.

Gambar 1.17 Grading pola rok


Sumber:123dok, 2020

c. Grading pola bebe atas bagian belakang


Cara grading pola bebe atas bagian belakang sama dengan cara grading bebe
atas bagian depan.
d. Grading pola bagian bawah (depan dan belakang)
1) Grading panjang pola bebe bagian bawah seperti gambar berikut.

Gambar 1.18 Grading pola rok


Sumber: 123dok, 2020
2) Grading sisi pola bebe bawah seperti gambar berikut.
Grading sisi pola bebe bawah (bagian bawah) seperti gambar berikut.

Gambar 1.19 Grading bebe bawah (bagian


bawah) Sumber:123dok, 2020

Grading sisi pola bebe bawah (bagian atas) seperti gambar berikut.

Gambar 1.20 Grading pola bebe bawah (bagian


atas) Sumber:123dok, 2020

9. Membuat Inter Linning (Lapisan Bentuk)


Membuat lapisan bentuk kerung leher depan dilakukan dengan mengaktifkan Tool
Make Inter Linning, aktifkan pola depan. Lakukan juga pada lapisan kerung leher
belakang, kerung lengan depan, dan belakang.
10. Membuka Pola
Berikut langkah-langkahnya.
a. Buka pola bebe atas bagian depan dilakukan dengan mengaktifkan pola
badan depan, klik kiri Tool Pattern Symmetry.
b. Buka pola bebe bawah bagian depan dilakukan dengan mengaktifkan pola
rok depan, klik Tool Pattern Symmetry. Lakukan seperti pada waktu membuka
pola bebe atas bagian depan.
c. Lakukan juga pada lapisan leher depan (karena leher depan perlu juga
dibuka).
11. Membuat Marker Bebe Anak
Berikut langkah-langkahnya.
a. Aktifkan RP-GMS di layar monitor. Klik File-New lalu Klik OK dan selanjutnya
keluar jendela load untuk mencari file pola yang akan kita marker.
b. Cari lokasi penyimpanan file DGS.
c. Cek kelengkapan pola yang akan ditandai.
d. Lakukan finishing persiapan marker.
e. Eksekusi marker.
f. Lihatlah hasil marker.
g. Cek kelengkapan pola setelah marker.
h. Lakukan pengecekan, apakah hasil marker sudah optimal, kelengkapan pola
sudah komplit atau belum? Jika masih belum optimal, silakan lakukan
penyesuaian secara manual.

Tugas Individu

Kerjakan tugas berikut secara mandiri!


1. Carilah informasi atau penjelasan tentang langkah-langkah pembuatan pola
busana anak secara manual dan digital dengan sistem grading! Anda dapat
menemukannya pada buku, internet, bertanya kepada pelaku usaha, atau
lain sebagainya.
2. Analisislah teknik grading pola yang paling mudah dan yang paling sulit
dilakukan! Kerjakan pada buku tugas Anda! Lalu kumpulkan hasilnya pada
Tugas Kelompok

Kerjakan tugas berikut secara kelompok!


1. Bersama teman satu kelompok, lakukan observasi pembuatan pola busana anak
laki- laki dengan sistem manual grading!
2. Siapkanlah daftar pertanyaan mengenai tahap-tahap pembuatan pola busana
anak laki-laki dengan sistem manual grading!
3. Berdasarkan informasi dan kajian data tentang pelaksanaan yang
dilaksanakan di lapangan, bandingkan dengan teori yang ada!
4. Susunlah menjadi sebuah laporan secara berkelompok! Presentasikan hasilnya di
depan kelas!

Rangkuman

Pola adalah suatu potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat
baju, pada saat kain digunting. Busana anak adalah segala sesuatu yang dipakai anak-
anak mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Grading adalah membuat tingkatan
ukuran pola busana,
yaitu ukuran S, M, L dan XL baik secara manual ataupun dengan komputer dan yang
dapat dilakukan grading yaitu rok, celana, blus dan sebagainya. Fungsi grading adalah
untuk melihat bahwa pembesaran atau pengecilan pola ke nomor-nomor yang akan
dibuat tidak mengubah gaya model aslinya. Jika gaya yang asli memberikan efek
visualisasi meninggikan pemakainya, ukuran-ukuran lain yang dilakukan grade harus
tetap memberikan efek visualisasi yang sama dengan pola awal. Teknik grading
dilakukan secara manual dan secara digital. Teknik grading pola secara manual
dilakukan dengan tangan menggunakan kertas pola. Teknik grading pola secara digital
dilakukan dengan bantuan peranti lunak dan keras.

Uji Kompetensi
A. Soal Pilihan Ganda

Pilihlah jawaban yang paling tepat.


1. Perhatikan gambar berikut!

Perintah yang diaktifkan untuk membuat garis bahu pada gambar di atas adalah
....
a. Tool Compasses (C)
b. Tool Intelligent Pen (F)
c. Tool Forfex (W)
d. Tool Modify (A)
e. Tool Plate
2. Mia memperbesar atau memperkecil suatu pola menjadi pola-pola dengan
ukuran di luar pola asal. Kegiatan yang dilakukan Mia adalah ….
a. memasang CAD d. grading pola
b. grading desain e. mengukur pola
c. grading model
3. Perhatikan beberapa pernyataan berikut!
(1) Lebih praktis, karena tinggal menempelkan pada bahan atau mengubah pola
dari pola dasar standar.
(2) Modelnya terbatas karena harus disesuaikan dengan pola yang ada.
(3) Membantu bagi orang yang dapat menjahit tetapi belum dapat membuat
pola/ mengubah pola.
(4) Dapat membuat pakaian dalam jumlah banyak pada usaha konveksi.
(5) Hasil pembuatan busana tidak selamanya pas di badan.
Dari pernyataan-pernyataan di atas, keuntungan menggunakan pola cetak
ditunjukkan oleh nomor ....
a. (1) dan (2) d. (3) dan (5)
b. (2) dan (3) e. (4) dan (5)
c. (3) dan (4)
4. Pola yang dibuat mengikuti ukuran adalah jiplakan bentuk model badan bentuk
tubuh dan model tertentu. Bahan yang digunakan untuk membuat pola adalah
….
a. kain dan kertas
b. kain dan plastik
c. plastik dan kertas
d. kain dan styrofoam
e. styrofoam dan kertas
5. Perhatikan gambar berikut!

Alat yang digunakan untuk membuat pola pada gambar di atas adalah ….
a. rader d. obras
b. sepatu mesin e. kampuh
c. sekoci
6. Pola dasar yang diukur dari bahu sampai pinggang adalah ….
a. pola dasar samping
b. pola dasar rok
c. pola dasar lengan
d. pola dasar badan bagian atas
e. pola dasar badan bagian bawah
7. Pola draperi yang dibuat berdasarkan bentuk tubuh seseorang kemudian
memberi lipatan-lipatan pada bagian yang menggelembung dan tidak diinginkan
adalah ….
a. pola rader d. pola jadi
b. pola draperi e. pola konstruksi
c. pola cetak
8. Berikut tanda yang digunakan untuk menandai tegak berdirinya pola (arah serat
kain) adalah ....
a. ..............
b.
c.
d.
e.
9. Perhatikan beberapa pernyataan berikut!
(1) Busana anak batita.
(2) Busana anak balita.
(3) Busana laki-laki.
(4) Busana rekreasi.
(5) Busana anak usia sekolah.
(6) Busana perempuan.
Jenis-jenis busana anak berdasarkan usia ditunjukkan oleh nomor ....
a. (1), (2), dan (3) d. (2), (3), dan (5)
b. (1), (2), dan (5) e. (3), (4), dan (6)
c. (1), (3), dan (4)
10. Perhatikan gambar berikut!

Kegiatan yang ditunjukkan pada gambar tersebut adalah ….


a. membuat inter linning (lapisan bentuk)
b. melakukan grading pola bagian bawah (depan dan belakang)
c. melakukan grading pola bebe atas bagian belakang
d. melakukan grading pola bebe atas bagian depan
e. mengatur size grading

B. Soal Esai

Jawablah dengan tepat dan benar.


1. Suatu potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju
pada saat kain digunting dinamakan ....
2. Pola yang dimasukkan dalam amplop siap pakai yang berisi lembaran-lembaran
pola dari satu model busana disebut ....
3. Pola dasar badan atas yang akan menjadi satu dengan pola dasar badan bawah
biasa disebut ....
4. Buku yang digunakan untuk menggambar pola busana dengan ukuran skala
adalah ....
5. Pensil yang baik digunakan untuk menggambar pola terbuat dari bahan ....
6. Bahan yang cocok digunakan untuk membuat busana bermain adalah bahan yang
terbuat dari serat kapas yang disebut ....
7. Memberi kampuh pada pola badan depan dengan cara klik Tool ....
8. Kerung leher dapat dibuat dengan mengaktifkan Tool ....
9. Ukuran yang diambil dengan cara mengukur sekeliling badan melalui ketiak
ditambah 4 cm adalah ....
10. Tanda pola pada gambar di samping digunakan untuk ....

C. Soal Esai Uraian

Jawablah dengan ringkas dan benar.


1. Sebutkan ciri-ciri pola rader!
2. Sebutkan contoh aplikasi yang digunakan untuk membuat pola dengan sistem
digital grading!
3. Apakah yang dimaksud sistem pola komputer?
4. Bagaimanakah langkah-langkah memberi kampuh pada pola?
5. Bagaimanakah cara mengambil ukuran untuk membuat pola anak-anak?

D. Uji Praktik

Perhatikan gambar berikut!

1. Amatilah bentuk dan pola kerah rebah busana anak pada gambar di atas!
2. Buatlah gambar pola di atas pada kertas pola yang sebenarnya!
3. Jika mengalami kesulitan, mintalah bimbingan dari guru!
4. Kumpulkan hasilnya kepada guru Anda!

Anda mungkin juga menyukai