Anda di halaman 1dari 8

FFEJ 3 (1) (2014)

Fashion and Fashion Education Journal

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ffe

KOMPARASI HASIL PEMBUATAN KEMEJA MENGGUNAKAN POLA


SISTEM M.H.WANCIK DAN SISTEM SOEKARNO

Masruroh 

Jurusan Teknik Jasa Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Pola di atas kertas dan pola di atas bahan adalah cara yang dapat digunakan untuk membuat pola
Diterima April 2014 busana, namun yang membedakan adalah dari segi media dan waktu pembuatannya. Penelitian
Disetujui Mei 2014 ini menggunakan sistem M.H.Wancik dan sistem Soekarno, pembuatan pola menggunakan sistem
Dipublikasikan Juni 2014 pola dan teknik pembuatan pola yang berbeda kemungkinan akan mempengaruhi hasil dari suatu
________________ busana. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, objek dalam penelitian ini adalah pembuatan
Keywords: kemeja dengan pola di atas kertas dan pola di atas bahan menggunakan pola sistem M.H.Wancik
Result of making shirts, dan sistem Soekarno. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode observasi, dokumentasi,
M.H.Wancik’s system, dan eksperimen. Pengujian reliabilitas menggunakan judgment ratings yang dilakukan oleh panelis
Soekarno’s system. ahli pola. Metode analisis data menggunakan analisis varian (Anova) dua jalur. Disimpulkan
____________________ secara keseluruhan hasil kemeja yang dibuat dengan teknik pembuatan pola yang berbeda yaitu
pola di atas kertas dan pola di atas bahan tidak ada perbedaan, dan jika dilihat dari sistem pola
yaitu sistem M.H.Wancik dan sistem Soekarno ada perbedaan. Hasil kemeja yang baik digunakan
antara yang menggunakan pola sistem M.H.Wancik dan sistem Soekarno adalah hasil pembuatan
kemeja menggunakan sistem M.H.Wancik ukuran S (Small) dan sistem Soekarno ukuran L (Large).

Abstract
___________________________________________________________________
Pattern above the paper and pattern above the material are some available way to create clothes’ pattern, but
the things differentiate both are the media and the duration. This research applies M.H.Wancik’s system and
Soekarno’s system. Using different pattern making techniques may influence the result of the clothes itself. This
research is an experimental research, the object of this research is producing shirt with pattern above paper and
pattern above the material using M.H.Wancik’s system pattern and Soekarno’s system pattern. The methods
used in this research are observation, documentation, and experiment. Reliability test applies judgment rating
done by pattern expert panelist. The method of the data analysis is 2 way varian analysis (Anova). The
conclusion is that the shirts produced with both pattern above paper and pattern above material have no
differences, but using different system patterns cause several differences. From applying those system patterns, I
conclude that among the result, S-size shirt using M.H.Wancik’s system and L-size shirt using Soekarno’s
system are the best to wear.

© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6803
Gedung E10 Lantai 2 FT Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: mas_ruroh@rocketmail.com

40
Masruroh / FFEJ 3 (1) (2014)

PENDAHULUAN pendek yang dapat digunakan sesuai acara


tertentu sesuai kesempatan.
Indonesia merupakan salah satu negara Kemeja akan tampak semakin formal
berkembang yang sampai saat ini tengah ditentukan oleh kerah, semakin kaku atau tegak
melaksanakan pembangunan nasional. Untuk kerah, kemeja akan tanpak semakin formal dan
melaksanakan pembangunan khususnya pada kerah kemeja menentukan model sebuah
tenaga kerja memerlukan manusia-manusia kemeja apakah kemeja tersebut pantas
yang cakap, ahli dan profesional dalam dikenakan atau tidak dan kerah kemeja
bidangnya untuk memperoleh keterampilan dan hendaknya agak longgar (cukup dimasuki 2
keahlian. Keterampilan yang diperoleh akan jari), sehingga nyaman dipakai dan menjaga
meningkatkan kualitas seseorang sebagai bekal kemungkinan jika bahan atau kerah menyusut
agar mampu mengatasi tantangan-tantangan setelah pencucian atau menjadi sedikit gemuk
hidupnya, sehingga mampu sebagai masyarakat (Ratih Poeradisastra, 2002 : 25).
yang hidup mandiri dalam berbagai aspek Semakin berkembangnya teknologi,
kehidupan, memiliki etos kerja yang tinggi dari teknologi manual yang sangat sederhana
untuk mewujudkan pembangunan khususnya sampai teknologi yang paling canggih saat ini
dalam bidang busana. dapat dimanfaatkan dalam berbagai teknik
Busana adalah semua benda dan segala pembuatan pola yang dapat digunakan untuk
sesuatu yang kita pakai mulai dari kepala membuat busana, diantaranya ialah; pola
sampai dengan ujung kaki yang menampilkan standar, pola cetak, pola draping, pola
keindahan. Dalam pembuatan busana tidak konstruksi dan pola kombinasi, pola di atas
lepas dari perkembangan desain busana yang kertas dan pola di atas bahan.
menuntut perkembangan pola sesuai tuntutan Pola di atas kertas adalah pola dasar
desain yang beraneka ragam baik dari dalam yang dibuat berdasarkan ukuran badan
negeri sendiri. sipemakai, dan digambar dengan perhitungan
Pola atau Patern dalam menjahit adalah secara matematika sesuai dengan sistem pola
potongan kain atau kertas yang dipakai sebagai konstruksi masing-masing. Pembuatan pola di
contoh untuk membuat baju yang dikehendaki atas kertas memerlukan waktu yang lebih lama,
pada saat kain digunting. Potongan kain atau tetapi hasilnya lebih baik dan sesuai dengan
kertas tersebut mengikuti ukuran bentuk badan bentuk tubuh sipemakai (Ernawati, 2006 : 277).
dan model tertentu. Kunci keberhasilan pola Pola di atas kertas biasanya sebagai pedoman
dasar dalam menjahit baju terletak pada sebelum proses pemotongan kain dengan
ketepatan mengambil ukuran, dan cara memindahkan pola dari kertas ke bahan dengan
menggambar pola (Erna Setyowati, 2006 : 1). memperhitungkan jarak kampuh, jumlah pola,
Menurut Arifah A. Rianto, (2003 : 16) kemeja arah serat dan tanda pola.
adalah busana luar bagian atas untuk pria Pembuatan pola di atas bahan berarti
dengan berbagai macam bentuk kerah, menggambar pola tidak menggunakan pola
berlengan panjang bermanset dan ada pula yang digambar di atas kertas, tetapi pola di
berlengan pendek yang biasanya dikenakan gambar langsung di atas kain yang merupakan
untuk acara tertentu sesuai kesempatan. bahan dasar dari pakaian yang akan dibuat.
Sedangkan menurut Puspa Sekar Dewi (2012 : Pola digambar sesuai dengan desain yang telah
12) kemeja adalah busana luar atas untuk pria ditentukan, dan berpedoman pada ukuran
dengan kerah boord, berlengan panjang dengan model/ukuran sipemakai (Ernawati, 2006 :
manset ada pula dengan kerah sport berlengan 253). Langkah kerja yang dapat dilakukan
pendek disebut sporthem dan digunakan di adalah menggambar pola langsung dengan
dalam atau di luar celana panjang. Kemeja mengikuti desain, diperlukan ketelitian,
adalah busana luar atas yang dikenakan kaum kecermatan, ketelatenan dan kehati-hatian jika
pria dengan menggunakan berbagai macam terjadi kesalahan dalam pembuatan pola, akan
bentuk kerah, berlengan panjang atau berlengan berdampak langsung pada bahan dan untuk

41
Masruroh / FFEJ 3 (1) (2014)

menghasilkan pola yang baik sesuai dengan panjang dada, panjang lengan, panjang baju,
bentuk tubuh sipemakai. Sebelum menggambar punggung atas, dan punggung bawah.
pola, tentu telah memiliki desain pakaian dan Pola kemeja sistem Soekarno adalah
ukuran si pemakai, karena menggambar pola di sistem pembuatan pola yang diciptakan oleh
atas bahan akan berpedoman kepada kedua hal Soekarno dengan ciri dan khas yang berbeda
tersebut. Cara menggambar pola di atas bahan dengan sistem pola lain. pola Soekarno
untuk menghindari kotor pada kain, kain di mempunyai ciri yaitu menggambar pola bagian
lipat menjadi dua bagian dengan posisi bagian depan dahulu kemudian untuk membuat bagian
baik berhadapan dengan baik, dengan kata lain belakang berpedoman dari bagian depan. Pola
bagian buruk bahan terletak pada bagian atas, lengan sistem Soekarno berlipat dua untuk garis
menggambar pola di atas bahan sesuai arah lipatan dijadikan garis tengah pola lengan.
serat benang karena pada penempatan pola di Sistem soekarno menggunakan ukuran panjang
atas bahan memerlukan penempatan kain yang kemeja, lingkar badan, besar kemeja, panjang
baik, apabila menggambar pola tidak searah lengan, ½ lingkar lengan, lingkar leher, lebar
dengan arah serat maka hasilnya tidak baik punggung, rendah bahu, rendah punggung, dan
sehingga tidak nyaman dipakai (Ernawati, 2006 panjang punggung.
: 258). Pola M.H.Wancik dan pola Soekarno
Menurut pendapat Arifah A. Riyanto memiliki perbedaan sehingga ada kemungkinan
(2003 : 269) metode pembuatan busana dalam penggunaan sistem pola masing-masing
mencakup metode pembuatan pola dan metode akan mendapatkan hasil yang berbeda pula.
penjahitan busana. Metode pembuatan pola Dilihat dari perbedaan dua sistem tersebut
busana ada beberapa macam-macam, yaitu: adalah pembuatan pola dasar badan belakang
metode pembuatan pola sistem M.H.Wancik, dan lengan dengan ciri yang berbeda. Pola
Soekarno, Porri Muliawan, So-en, Edi M.H.Wancik adalah pola dasar badan belakang
Budiharjo dan lain sebagainya. Metode yang cara pembuatannya badan belakang
pembuatan pola yang datang dari berbagai menyesuaikan badan belakang (berpisah) dan
negara mempunyai cara atau kekhasan masing- untuk menggambar pola lengan satu lembar
masing mulai mengukur sampai membuat pola, bagian pola lengan, sedangkan pola Soekarno
pola merupakan faktor penting dalam adalah pola dasar belakang yang cara
pembuatan busana, karena busana dapat pembuatannya badan belakang berpedoman
dikatakan bagus jika letaknya pada badan tepat badan depan atau bersatu antara badan depan
dan nyaman apabila dikenakan dan pola yang dan belakang, dan untuk menggambar bagian
baik akan mempengaruhi hasil busana yang pola lengan berlipat dua (½ bagian lengan)
diinginkan. untuk garis lipatan dijadikan garis tengah pola
Pola kemeja sistem M.H.Wancik lengan. Berdasarkan permasalahan di atas
adalah sistem pembuatan pola yang diciptakan untuk mengetahui perbedaan hasil kemeja
oleh M.H.Wancik dengan ciri dan khas yang peneliti ingin membuat kemeja dengan
berbeda dengan sistem pola lain. Pola menggunakan sistem pola M.H.Wancik dan
M.H.Wancik mempunyai ciri menggambar sistem Soekarno dengan membandingkan cara
polanya pada bagian depan dahulu kemudian pembuatan pola dengan teknik yang berbeda
bagian belakang menyesuaikan, pola sistem yaitu pembuatan pola di atas kertas dengan
M.H.Wancik tidak menggunakan ukuran pembuatan pola di atas bahan kemungkinan
lingkar pinggang, jadi lingkar pinggang hasilnya akan berbeda pula.
diperoleh dari lingkar badan sehingga jatuhnya Berdasarkan uraian di atas, apakah ada
pinggang lurus. Pola sistem M.H.Wancik perbedaan terhadap hasil pembuatan kemeja,
menggunakan ukuran lingkar badan keliling, oleh karena itu peneliti tertarik untuk
lingkar pinggul keliling, lingkar leher keliling, mengadakan penelitian yang berjudul “
lingkar lengan keliling, dada atas, dada bawah, Komparasi Hasil Pembuatan Kemeja

42
Masruroh / FFEJ 3 (1) (2014)

Menggunakan Pola Sistem M.H.Wancik dan Variabel kontrol dalam penelitian ini
Sistem Soekarno”. adalah sistem pola dan bahan yang
Berdasarkan uraian di atas, apakah ada digunakan dalam penelitian adalah sama;
perbedaan terhadap hasil pembuatan kemeja, bahan yang digunakan dalam penelitian
oleh karena itu peneliti tertarik untuk adalah sama, pengukuran, pemotongan
mengadakan penelitian yang berjudul bahan, dan pejahitan dilakukan oleh orang
“Komparasi Hasil Pembuatan Kemeja yang sama.
Menggunakan Pola Sistem M.H.Wancik dan Desain Penelitian
Sistem Soekarno”. Penelitian ini menggunakan desain
Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut: penelitian eksperimen pre experimental design,
1. Mengetahui perbedaan hasil pembuatan yaitu one-shot case study karena ingin
kemeja dengan pola di atas kertas dan pola membandingkan hasil dari suatu perlakuan
diatas bahan menggunakan pola sistem berupa pola di atas kertas dan pola di atas
M.H.Wancik dan sistem Soekarno. bahan menggunakan pola sistem M.H.Wancik
2. Mengetahui hasil kemeja manakah yang dan sistem Soekarno dengan ukuran standar S
baik digunakan dengan pola di atas kertas (Small) dan L (Large), (Suharsimi Arikunto,
dan pola di atas bahan menggunakan pola 2006 : 84).
sistem M.H.Wancik dan sistem Soekarno. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah:
METODE PENELITIAN 1. Metode Observasi
Observasi adalah teknik
Berdasarkan jenis masalah yang diteliti pengumpulan data dengan mengadakan
dan tujuannya, penelitian ini termasuk jenis pengamatan secara langsung dan sistematis
penelitian eksperimen.Objek penelitian adalah (Suharsimi Arikunto, 2006 : 229).
faktor penting dari sebuah penelitian. Penelitian Pengamatan dilakukan secara
yang akan dilakukan ini menggunakan objek langsung oleh panelis, mengamati dan
penelitian pola di atas kertas dan pola di atas menilai hasil kemeja dengan pola di atas
bahan meggunakan pola sistem M.H.Wancik kertasdan pola di atas bahan menggunakan
dan pola sistem Soekarno. pola sistem M.H.Wancik dan pola sistem
Soekarno. Untuk mengamati hasil kemeja,
Variable Penelitian penelis menggunakan lembar pengamatan
Variabel adalah obyek penelitian atau yang sudah terdapat kisi-kisi pengamatan.
apa yang menjadi titik perhatian suatu 2. Metode Dokumentasi
penelitian(Suharsimi Arikunto,2006:118). Dokumentasi dalam penelitian
1. Variabel Bebas (Independent) ini berupa benda-benda tertulis seperti
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah buku-buku , majalah, buku mode, buku-
pola dalam pembuatan busana, yaitu buku pola dan sebagainya (Suharsimi
meliputi pola di atas kertas dan pola di atas Arikunto, 2006 : 231). Teknik
bahan menggunakan pola sistem pengumpulan data ini digunakan untuk
M.H.Wancik dan sistem Soekarno dengan memperoleh data-data tentang pola di atas
ukuran standar S (Small) dan L (Large). kertas dan pola di atas bahan menggunakan
2. Variabel Terikat (Dependent) pola sistem M.H.Wancik dan sistem
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Soekarno untuk mengetahui hasil dari
indikator hasil produk kemeja dengan pola pembuatan kemeja.
di atas kertas dan pola di atas bahan 3. Metode Eksperimen
menggunakan pola sistem M.H.Wancik Eksperimen yang dilakukan
dan pola sistem Soekarno. dalam penelitian ini adalah untuk
3. Variabel Kontrol mengetahui bagaimana hasil kemeja dari
suatu pola, yaitu pola di atas kertas dan

43
Masruroh / FFEJ 3 (1) (2014)

pola di atas bahan dengan menggunakan tertentu yang dilakukan melalui


sistem pola yang berbeda yaitu pola sistem pengamatan sistematik baik secara
M.H.Wancik dan sistem Soekarno dengan langsung maupun tidak langsung. Hal ini
ukuran S (Small) dan L (Large). bertujuan untuk meminimalkan pengaruh
subjektivitas pemberian antar beberapa
Validitas dan Realibilitas Instrumen rater. Uji reabilitas dalam penelitian ini
1. Validitas berbantuan SPSS 16 dengan uji statistik
Validitas instrumen adalah suatu Cronbach Alpha. Instrumen dikatakan
ukuran yang menunjukkan tingkat reliabel jika nilai Cronbach Alpha>
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. 0,70.Hasil perhitungan uji coba kuesioner
Suatu instrumen dikatakan valid jika pada 10 panelis yang kemudian dianalisis
mampu mengukur apa yang diinginkan dan dengan bantuan program SPSS diperoleh
dapat mengungkap data dari variabel yang nilai Cronbach Alpha sebesar 0,974. Hasil
diteliti secara tepat (Suharsimi Arikunto, Cronbach Alpha nilainya lebih besar dari
2006: 168). Validitas ada 2 macam, yaitu 0,70 sehingga instrument yang digunakan
validitas internal dan validitas eksternal. dalam penelitian ini dinyatakan reliable.
Validitas internal dalam penelitian ini
adalah apabila instrumen secara rasional Metode Analisis Data
mencerminkan apa yang diukur, sedangkan Metode analisis data adalah cara
validitas eksternal dalam penelitian ini mengevaluasi data atau menganalisis data yang
adalah apabila dalam instrumen disusun diperoleh dari hasil pengujian. Analisis data ini
berdasarkan data dari luar atau faktor- digunakan untuk menjawab permasalahan yang
faktor empiris yang ada. Penelitian ini ada dalam penelitian, yaitu perbedaan hasil
menggunakan validitas internal yang pembuatan kemeja dengan pola di atas kertas
digunakan untuk membatasi atau dan pola di atas bahan menggunakan pola
mengendalikan hasil percobaan yang sistem M.H.Wancik dan sistem Soekarno.
sedang diteliti dan menggunakan judsment Hipotesis statistik Anova dua jalur
oleh ahli pola untuk mengetahui ke-valid- yang diajukan untuk mengetahui ada tidaknya
an dari penelitian ini. perbedaan adalah sebagai berikut: Ho diterima
2. Reliabilitas jika taraf signifikan 0,05 yang menyatakan
Suatu instrumen dikatakan reliabel bahwa tidak ada perbedaan hasil pembuatan
apabila instrumen tersebut dapat memberi pola kemeja menggunakan pola di atas kertas
hasil yang tepat, artinya apabila instrumen dan pola di atas bahan menggunakan pola
tersebut digunakan pada sejumlah objek M.H.Wancik dan sistem Soekarno. Ha diterima
yang sama pada lain waktu maka hasilnya jika taraf signifikan 0,05 yang menyatakan
relatif sama. Reliabilitas pada penelitian ini bahwa ada perbedaan hasil pembuatan pola
menggunakan reliabilitas ratings. kemeja menggunakan pola di atas kertas dan
Menurut Saifuddin Azwar (2011:105) pola di atas bahan menggunakan pola sistem
menyatakan ratings adalah prosedur M.H.Wancik dan sistem Soekarno.
pemberian skor berdasarkan judgment
subjektif terhadap aspek atau atribut HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

44
Masruroh / FFEJ 3 (1) (2014)

Tabel 4.9 Hasil Penilaian Teknik Pembuatan Kemeja dengan Pola di Atas Kertas dan Pola di Atas
Bahan Menggunakan Sistem M.H.Wancik dan Soekarno

Hasil Rata-rata
No Kemeja Sistem Pola Ukuran Di atas Di atas Hasil Rata-rata
kertas kertas
1 Badan Depan M.H.Wancik S 3,46 3,45 Tidak ada perbedaan
L 3,28 3,26 Tidak ada perbedaan
Soekarno S 3,36 3,23 Tidak ada perbedaan
L 3,47 3,40 Tidak ada perbedaan
2 Badan M.H.Wancik S 3,51 3,46 Tidak ada perbedaan
Belakang L 3,40 3,26 Ada perbedaan
Soekarno S 3,11 3,20 Tidak ada perbedaan
L 3,55 3,28 Ada perbedaan
3 Kerah dan M.H.Wancik S 3,43 3,40 Tidak ada perbedaan
Bord L 3,00 3,00 Tidak ada perbedaan
Soekarno S 3,26 3,05 Ada perbedaan
L 3,15 3,28 Tidak ada perbedaan
4 Pinggang M.H.Wancik S 3,23 3,16 Tidak ada perbedaan
L 3,30 3,46 Tidak ada perbedaan
Soekarno S 3,26 3,20 Tidak ada perbedaan
L 3,63 3,53 Tidak ada perbedaan
5 Lengan M.H.Wancik S 3,40 3,28 Ada perbedaan
L 3,43 3,03 Ada perbedaan
Soekarno S 3,02 2,96 Tidak ada perbedaan
L 3,26 3,30 Tidak ada perbedaan
6 Tampak M.H.Wancik S 3,40 3,33 Tidak ada perbedaan
Keseluruhan L 3,26 3,20 Tidak ada perbedaan
Soekarno S 3,30 3,33 Tidak ada perbedaan
L 3,86 3,53 Ada perbedaan
Sumber : Data Penelitian 2014

Tabel 4.10 Hasil Penilaian Sistem Pembuatan Kemeja dengan Pola di Atas Kertas dan Pola di Atas
Bahan Menggunakan Sistem M.H.Wancik dan Soekarno

Hasil Rata-rata
No Kemeja Teknik Pola Ukuran Keterangan
M.H Soekarno
Wancik
1 Badan Depan Di atas kertas S 3,46 3,36 Tidak ada
perbedaan
L 3,28 3,47 Ada

46
Masruroh / FFEJ 3 (1) (2014)

perbedaan
Di atas bahan S 3,45 3,23 Ada
perbedaan
L 3,26 3,40 Ada
perbedaan
2 Badan Di atas kertas S 3,51 3,11 ada
Belakang perbedaan
L 3,40 3,55 Tidak ada
perbedaan
Di atas bahan S 3,46 3,20 Tidak ada
perbedaan
L 3,26 3,28 Tidak ada
perbedaan
3 Kerah dan Di atas kertas S 3,43 3,26 ada
Bord perbedaan
L 3,00 3,15 Tidak ada
perbedaan
Di atas bahan S 3,40 3,05 ada
perbedaan
L 3,00 3,28 ada
perbedaan
4 Pinggang Di atas kertas S 3,23 3,26 Tidak ada
perbedaan
L 3,30 3,63 Tidak ada
perbedaan
Di atas bahan S 3,16 3,20 Tidak ada
perbedaan
L 3,46 3,53 Tidak ada
perbedaan
5 Lengan Di atas kertas S 3,40 3,02 Ada
perbedaan
L 3,43 3,26 Ada
perbedaan
Di atas bahan S 3,28 2,96 ada
perbedaan
L 3,03 3,30 ada
perbedaan
6 Tampak Di atas kertas S 3,40 3,30 Tidak ada
Keseluruhan perbedaan
L 3,26 3,86 ada
perbedaan
Di atas bahan S 3,33 3,33 Tidak ada
perbedaan
L 3,20 3,53 Ada
perbedaan
Sumber : Data Penelitian 2014

47
Masruroh / FFEJ 3 (1) (2014)

Hasil keseluruhan ditunjukkan dari hasil uji M.H.Wancik ukuran S (Small) dan sistem
Anova dua jalur bahwa tidak ada perbedaan Soekarno ukuran L (Large).
hasil pembuatan kemeja dilihat dari teknik Saran kepada mahasiswa Teknologi
pembuatan pola yaitu pola di atas kertas dan Jasa dan Produksi Konsentrasi Tata busana
pola di atas bahan ukuran S (Small) dan L Universitas Negeri Semarang, mengingat
(Large), sedangkan jika dilihat nilai rata-rata pola pembuatan pola menggunakan pola di atas
sistem M.H.Wancik dan sistem Soekarno kertas dengan pola di atas bahan berbeda media,
menyatakan ada perbedaan, bahwa ukuran S maka harus diperlukan ketelitian dan kehati-
(Small) lebih baik menggunakan pola hatian dalam meletakkan pola terutama dalam
M.H.Wancik sedangkan untuk ukuran L (Large) meletakkan pola di atas bahan yang harus
lebih baik menggunakan sistem pola Soekarno memperhatikan sisa kampuh, arah serat dan
motif kain.
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang ada di bab 4 maka dapat Arifah A. Riyanto. 2003. Teori Busana. Bandung :
diambil kesimpulan sebagai berikut: Yapendo
1. Tidak ada perbedaan hasil pembuatan Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
kemeja dilihat dari teknik pembuatan pola
Ernawati,dkk. 2006. Tata Busana Jilid 2. Jakarta:
yaitu pola di atas kertas dan pola di atas
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
bahan ukuran S (Small) dan L (Large), Kejuruan.
sedangkan jika dilihat dari sistem polanya Erna, Setyowati. 2006. Konstruksi pola busana wanita.
ada perbedaan antara menggunakan pola Semarang: Percetakan UNNES
sistem M.H.Wancik dengan sistem Poeradisastra, Ratih. 2002. Busana Pria Eksklusif
Soekarno. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
2. Hasil kemeja yang baik digunakan antara Puspa, Sekar Sari. 2012. Teknik Praktik Mendesain Baju
yang menggunakan pola sistem Sendiri.Jakarta: Dunia Kreasi
Wiyanto,dkk. 2011. Panduan penulisan skripsi dan
M.H.Wancik dengan sistem Soekarno
artikel ilmiah 2011. Semarang: Fakultas Ilmu
adalah, jika dilihat dari rata-rata hasil
pengetahuan dan matematika UNNES
pembuatan kemeja dengan sistem

48

Anda mungkin juga menyukai