Anda di halaman 1dari 14

JOB SHEET 1

PEMBUATAN BUSANA INDUSTRI

KD - K3 (Pengetahuan) KD - K4 (Ketrampilan)
3.1 Menganalisis pola busana rumah secara 4.1 Membuat pola busana rumah secara
manual dan digital dengan sistem grading manual dan digital dengan sistem grading

Judul : Pola Busana Rumah Secara Manual dengan sistem Grading


Tujuan Pembelajaran : Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran
berbasis projek, peserta didik diharapkan dengan benar
dapat :
1. Memiliki rasa ingin tahu dan berfikir kritis untuk
mengembangkan keahliannya secara berkelanjutan
2. Memiliki kemampuan, membuat pola busana rumah
dengan sistem grading berdasarkan model dan
prosedur kerja, mutu dan kualitas sesuai kebutuhan
dunia kerja serta mampu mengatasi masalah yang
terjadi saat melaksanakan pekerjaaan.
3. Memiliki kemampuan menjalankan tugas merancang
busana rumah dengan menerapkan prinsip
keselamatan, kesehatan, dan keamanan lingkungan

Waktu : 7 x 45 menit
Bahan dan alat yang digunakan : 1. Meteran kain
2. Pensil 2 B
3. Penggaris
4. Penghapus
5. Pensil merah biru
6. Kertas Pola
7. Gunting Kertas
8. Skala
Keselamatan kerja : 1. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya
2. Tidak boleh bercanda di saat jam praktek
3. Tidak boleh makan atau minum disaat jam praktek
4. Menjaga kebersihan tubuh dan bahan praktek

Teori Singkat :

1. Pengertian Pola Dasar dan Pecah Pola Busana


Pola dalam bidang jahit menjahit merupakan suatu potongan kain atau kertas yang dipakai
sebagai contoh untuk membuat baju, pada saat kain digunting. Potongan kain atau kertas
tersebut mengikuti ukuran adalah jiplakan bentuk model badan bentuk tubuh dan model
tertentu. Pola busana pada umumnya dibuat di atas kertas atau pada kain belacu.
a. Pola dasar busana
Pola dasar adalah kutipan bentuk badan manusia yang asli atau pola yang belum diubah.
Pola dasar terdiri dari pola dasar badan bagian atas, pola dasar badan bagian bawah, dan
pola dasar lengan.
b. Pecah pola busana
Pecah pola menyesuaikan model atau desain pada gambar pola dengan contoh yang
diinginkan, kemudian dipisahkan bagian-bagian modelnya menjadi pola-pola yang siap
dijadikan petunjuk untuk menggunting bahan.
2. Kualitas Pola Pakaian
Kualitas pola pakaian akan ditentukan oleh beberapa hal sebagai berikut.
a. Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh si pemakai.
b. Kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola.
c. Ketepatan memilih kertas untuk pola.
d. Kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap bagian-bagian pola.
e. Kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola.
3. Macam-Macam Pola Dasar Busana
Pola dasar dapat dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan teknik pembuatannya,
bagian-bagiannya, metodenya maupun jenisnya.
a. Pola busana berdasarkan teknik pembuatannya
Pola busana berdasarkan teknik pembuatannya dapat dibagi menjadi dua macam,yaitu
pola draperi dan pola konstruksi.
1) Pola draperi
Pola draperi yaitu pola yang dibuat berdasarkan bentuk tubuh seseorang kemudian
memberi lipatan-lipatan pada bagian yang menggelembung dan tidak diinginkan.
2) Pola konstruksi
Pola konstruksi adalah pola yang dibuat berdasarkan badan perorangan.
Pembuatannya lebih rumit dan memakan waktu yang lebih lama untuk membuat pola
konstruksi.
Berikut ciri-ciri pola konstruksi.
a) Ada ukuran-ukuran model.
b) Ada petunjuk pembuat.
c) Pola yang dihasilkan sesuai dengan model dan tidak lagi memerlukan
penyesuaian pola.

Keuntungan menggunakan pola konstruksi sebagai berikut.


a) Ukuran dapat disesuaikan dengan bentuk badan.
b) Umumnya kedudukan busana akan baik dan pas sesuai keinginan.
c) Dapat mengubah pola dasar sesuai dengan model yang diinginkan dan kedudukan
model sesuai dengan yang dimaksud.

Adapun kerugian menggunakan pola konstruksi sebagai berikut.


a) Lebih banyak memerlukan waktu dan tenaga.
b) Pola yang dibuat hanya dapat digunakan khusus orang-orang tertentu dalam arti
pola tersebut belum tentu pas apabila digunakan untuk membuat busana orang
lain yang mungkin sama ukuran lingkar badannya.
c) Pola harus dibuat berdasarkan ukuran setiap orang.

Kemudian, ada beberapa macam pola konstruksi sebagai berikut.

a) Pola sistem So’en.


b) Pola sistem Meyneke.
c) Pola sistem Dressmaking.
d) Pola sistem Danckaerts.
e) Pola dasar Charmant.
f) Pola sistem Cuppens Geurs.
g) Pola sistem Bunka.

b. Pola dasar berdasarkan bagiannya


Berdasarkan bagiannya pola dasar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pola dasar
badan, pola dasar rok, dan pola dasar lengan.
1) Pola dasar badan
Pola dasar badan, yaitu pola badan mulai dari bahu, leher batas sampai pinggang.
Pola dasar badan terbagi menjadi dua, yaitu pola badan muka dan pola badan
belakang.
2) Pola dasar rok
Pola dasar rok, yaitu pola dasar mulai dari pinggang ke bawah sampai lutut atau
sampai mata kaki.

3) Pola dasar lengan


Pola dasar lengan, yaitu pola bagian lengan atas sampai siku, pergelangan tangan atau
sampai batas panjang lengan yang diinginkan.
c. Pola dasar berdasarkan jenis
Berdasarkan jenisnya pola dasar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pola dasar
wanita, pola dasar pria, dan pola dasar anak.
1) Pola dasar wanita
Pola dasar wanita adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan wanita
dewasa.
2) Pola dasar pria
Pola dasar pria adalah pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan pria. Ukuran
yang diperlukan untuk menggambar pola dasar untuk pria, hanya membutuhkan
empat jenis ukuran, yaitu lingkar badan, lingkar leher, panjang bahu, dan panjang
punggung.
3) Pola dasar anak-anak
Pola dasar anak-anak, yaitu pola dasar yang dibuat berdasarkan ukuran badan anak.
Sewaktu dibuat, ukuran pola dasar anak-anak disesuaikan dengan ukuran badan
pemakai atau dipakai ukuran standar badan yang umum (S, M, dan L) untuk anak-
anak. Mengambil ukuran bagian tubuh anak harus dipelajari dan dilakukan dengan
penuh perhatian. Ukuran merupakan dasar dalam menggambar pola busana. Jika
ukuran salah, hasil pola tidak akan sesuai dengan bentuk tubuh si pemakai.
d. Pola dasar berdasarkan hasil jadi
Pola dasar berdasarkan hasil jadi dibagi menjadi tiga macam, yaitu pola standar, pola
cetak, dan pola rader.
1) Pola standar
Pola standar adalah pola yang menggunakan ukuran standar. Pola standar dapat
berbentuk pola dasar dari teknik draperi, konstruksi, atau pola pakaian. Pola standar
dapat juga berupa pola dasar, yaitu pola badan, pola rok, dan pola lengan
2) Pola cetak
Pola cetak merupakan satu stel pola dari satu model busana. Pola cetak ada yang
dimasukkan dalam amplop siap pakai, yang berisi lembaran-lembaran pola dari satu
model busana. Berikut ciri-ciri pola cetak.
a. Terdapat nomor/kode (kode seperti S (small), M (medium), L (large) dan nomor
seperti 1, 2, 3, 4, dan seterusnya).
b. Tersedia ukuran standar yang digunakan.
c. Tersedia langkah pengerjaannya.
d. Terdapat bentuk potongan pola dan jumlah/komponen pola.
e. Terdapat desain/mode busana.
f. Ada tabel ukurannya.
g. Terdapat keterangan model.
h. Tersedia penggunaan kain/bahan.

Keuntungan menggunakan pola cetak sebagai berikut.

a) Lebih praktis, karena tinggal menempelkan pada bahan atau mengubah pola dari
pola dasar standar.
b) Membantu bagi orang yang dapat menjahit tetapi belum dapat membuat
pola/mengubah pola.
c) Dapat membuat pakaian dalam jumlah banyak pada usaha konveksi.

Kerugian menggunakan pola cetak sebagai berikut.


a) Hasil pembuatan busana tidak selamanya pas di badan.
b) Modelnya terbatas karena harus disesuaikan dengan pola yang ada.
c) Supaya mendapatkan hasil yang sesuai dengan badan seseorang maka harus
dilakukan perubahan-perubahan pada bagian-bagian tertentu.

3) Pola rader
Pola rader terletak pada sehelai kertas yang lebar. Selembar kertas ini dicetak pola-
pola dari berbagai model. Tiap model dicetak menggunakan satu macam ukuran. Satu
stel pola rader menggunakan tanda garis tertentu untuk membedakan satu model
dengan model yang lain. Biasanya sebagai lembaran terpisah pada majalah mode.

Berikut ciri-ciri pola rader.


a) Tiap-tiap desain pakaian mempunyai warna garis yang berbeda.
b) Tiap-tiap ukuran mempunyai bentuk garis yang berbeda
c) Tiap-tiap desain pakaian mempunyai tanda berbeda.

4. Peralatan Membuat Pola Busana


Alat-alat yang dibutuhkan dalam menggambar pola busana di antaranya sebagai berikut.
a. Pita ukuran (cm)
Pita ukuran (cm) digunakan untuk mengambil ukuran badan seseorang yang akan
membuat busana atau ukuran model. Di samping itu, pita ukuran juga dipakai untuk
menggambar pola pakaian dan juga digunakan pada waktu penyesuaian pola.
b. Penggaris
Guna menggambar pola busana diperlukan penggaris/roll dressmaker dengan bentuk
yang berbeda-beda. Penggaris lurus digunakan untuk membuat garis lurus. Penggaris
lengkung digunakan untuk membuat garis-garis melengkung seperti garis lingkar leher,
lingkar kerung lengan, kerah, dan garis sisi rok. Adapun penggaris segitiga siku-siku
digunakan untuk membentuk garis sudut, seperti garis badan dan tengah muka, garis
badan dan tengah belakang serta garis lebar muka dan garis lebar punggung.
c. Kertas pola (buku pola atau buku kostum)
Kertas pola merupakan alat penting untuk menggambar pola. Kertas yang biasa
digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran sentimeter adalah kertas dorslag,
kertas karton manila atau kertas koran. Buku pola digunakan untuk menggambar pola
busana dengan ukuran skala. Buku pola yang baik berukuran folio kertasnya bewarna
putih, tebal, dan halaman terdiri dari kertas bergaris dan kertas polos dengan letak yang
berselang-seling. Lembar halaman bergaris diperlukan untuk mencatat ukuran dan
mencatat keterangan pola yang dibuat. Lembaran halaman tidak bergaris (polos)
digunakan untuk menggambar pola dengan ukuran skala.
d. Skala pola
Skala atau ukuran perbandingan adalah alat ukur yang digunakan untuk menggambar
pola di buku pola. Skala ada beberapa macam, yakni ada yang menggunakan ukuran satu
berbanding dua, satu berbanding empat, satu berbanding enam, dan satu berbanding
delapan.
e. Pensil
Pensil jahit digunakan untuk menggambar pola di buku pola atau di kertas pola. Pensil
yang baik digunakan untuk menggambar pola yakni pensil terbuat dari grafit, pensil ini
bagus digunakan dan mempunyai ukuran yang berbeda.
f. Penghapus
Penghapus perlu disediakan sewaktu menggambar pola, penghapus digunakan untuk
membersihkan goresan pola yang salah. Penghapus yang baik adalah yang berwarna
hitam terbuat dari karet yang lemas. Dengan menggunakan penghapus, goresan-goresan
yang salah akan menjadi hilang dan tidak meninggalkan bekas sampai mendapatkan hasil
yang memuaskan.
g. Jarum Pentul
Jarum pentul yang baik terbuat dari baja dan berukuran panjang 3 sampai dengan 4 cm.
Bentuk jarum pentul/jarum penyemat yang dipergunakan pada pembuatan pola adalah
jarum pentul yang baik, yaitu ujungnya runcing dan terdapat pegangan mutiara di
pangkalnya, sehingga mudah dalam menggunakannya.
h. Gunting
Gunting bisa dibedakan dengan melihat fungsinya, yaitu untuk menggunting kertas, kain
atau untuk benang (trimming). Guna memotong kertas sebaiknya digunakan gunting yg
khusus untuk menggunting kertas dan jangan digunakan untuk menggunting kain ataupun
menggunting yang lain. Jadi tingkat ketajaman gunting akan terjaga. Gunting untuk
kertas ini biasanya tidak terlalu mahal tetapi memang fungsinya hanya untuk
menggunting kertas. Apabila gunting digunakan untuk menggunting kain, ketajaman
akan cepat berkurang dan gunting akan lebih mudah menjadi rusak.

5. Pengertian Busana Rumah


Busana Rumah sering disebut dengan busana sehari-hari, yaitu busana yang dikenakan untuk
kegiatan sehari-hari didalam rumah atau sekitarnya. Busana sehari-hari biasanya digunakan
untuk membuat busa rumah antara lain : Katun, Lenen rayon, Vicose, Casmere, Spandex,
Foile dengan warna yang lembut dan netral ini membuat kita nyaman karena aktifitas di
rumah banyak dan juga sebagai tempat beristirahat setelah lelah bekerja.
a) Macam-macam Busana Rumah
1) Daster/Dress
Setiap wanita pasti ingin selalu tampil cantik dimanapun berada baik diluar maupun
didalam rumah. Untuk busana yang paling tepat digunakan saat santai adalah daster
mungkin bentuk dan jenisnya terlihat sederhana, namun model busana daster wanita
masa kini telah mengalami perkembangan yang pesat, sehingga mampu membuat
pemakaiannya tetap trendy dan anggun walau dalam keadaan santai. Banyak sekali
model yang bisa kita buat dalam pembuatan daster antara lain model daster Kimono
daster shantung, daster model baby doll, dster steeveless
2) Baby Doll
Model busana santai wanita yang sering dipilih oleh remaja putrid adalah baby doll
jenis baju tidur ini cenderung lebih siple dan terbuat dari bahan yang dingin seperti
kapas atau katun. Bentuknya juga sederhana karena hanya terdiri dari atasan dan
bawahan yang berupa celana kain yang pendek.
3) Kaos
Kaos sangat cocok dipakai saat udara panas kita tahu bahwa desain kaos sebagai
bahan dasarnya. Pada kaos untuk harganya adalah kualitas, merk dagang dan kain
sebagai bahan dasarnya. Pada kaos untuk wanita memiliki desain yang lebih banyak
ada yang di desain lebih ketat dan menonjolkan lekuk tubuh, ada juga yang dibuat
seperti model tank top.
4) Celana Pendek
Celana pendek yang ditujukan pada wanita desainya lebih beragam dari pada untuk
pria, mulai dari panjangnya dibawah lutut, sebatas lutut, dan diatas lutut. Celana ini
dibuat dari bergagai kain yang nyaman untuk dipakai seperti rayon, viscone, cashmere
dll. (dikutip dari : https://pendidikan-kita-semua.blogspot.com/2017/11/laporan-
pembuatan-busana-rumah.html

6. Grading Pola Busana Santai


Kata grading berasal dari bahasa Inggris, yaitu grade yang artinya tingkatan. Dari kata
tersebut dapat disimpulkan bahwa grading dalam busana itu artinya membuat tingkatan
ukuran pola busana yaitu ukuran S, M, L dan XL, baik secara manual ataupun dengan
komputer dan yang
dapat diproses grading, yaitu rok, celana, blus, dan sebagainya. Grading sering digunakan
dalam industri garmen atau konveksi yang membutuhkan waktu yang singkat untuk
mendapat hasil yang banyak.
a. Fungsi Grading
Fungsi grading yaitu untuk melihat bahwa pembesaran atau pengecilan pola ke
nomornomor yang akan dibuat tidak mengubah gaya model aslinya. Jika gaya yang asli
memberikan efek visualisasi meninggikan pemakainya, ukuran-ukuran lain yang diproses
secara grade harus tetap memberikan efek visualisasi yang sama dengan pola awal.
b. Manfaat Grading
Adapun manfaat grading bagi industri busana sebagai berikut.
1) Menyingkat waktu pembuatan pola.
2) Mendapatkan pola yang sesuai dengan keinginan dari pola baku yang ada.
3) Dapat memproduksi busana minimal tiga ukur (M, L, XL, dan lain-lain).

c. Teknik Grading Pola


Hal yang harus dilakukan adalah mempersiapkan ukuran standar/baku. Setelah itu
lakukan proses pembuatan pola badan dan pecah pola dengan ukuran M (medium).
Fungsi menggunakan ukuran tersebut untuk memudahkan proses grading pola. Setelah
itu lakukan proses grading pola sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Jenis grading pola
ada dua, yaitu grade 2 dimensi dan grade 3 dimensi. Setiap negara mempunyai cara
tersendiri dalam melakukan grading pola. Grading pola diperoleh melalui batasan tertentu
dengan membandingkan proporsi seseorang. Pembuatannya dapat dilakukan secara
manual maupun dengan komputer.
1) Manual grading
Proses menemukan rumus grading sebenarnya hanya membandingkan ukuranstandar,
yaitu membandingkan ukuran tertentu dari S, M, L, XL, LLL, dan seterusnya. Hasil
perbandingan berupa selisih dari ukuran dari S, M, L, XL, dan LLL. Selisih ukuran
ini dijadikan patokan menentukan besaran grading. Namun masih harus
memperhatikan apakah selisih itu harus digunakan seutuhnya atau harus dibagi dulu
dengan 2 atau 4, tergantung selisih ukuran itu diperoleh dari bagian badan yang mana.
Pembagi selisih ukuran S, M, L, XL, LLL ditentukan pada bagian ukuran mana yang
digunakan.
Contoh waktu membuat pola badan rumusnya adalah ¼ lingkar badan. Oleh karena
itu, penambahan atau pengurangan ukuran selisihnya adalah (4) ± 1 cm, karena pola
badan biasanya dibuat dalam ukuran ¼ badan. Pada panjang muka, panjang punggung
selisihnya langsung digunakan untuk menentukan perubahan ukuran, karena dalam
pembuatan pola tidak ada pembagian.
Khusus pada kerung lengan, selisih ukuran tidak diukur langsung dari selisih ukuran
S, M, L, XL, dan LLL, melainkan harus dijadikan rendah punggung (R. Punggung =
1/3 Kr. lengan+ 4 cm) karena pergeseran grading naik atau turun secara tegak lurus.
Membuat grading pola busana tidak bisa terlepas dari titik koordinat X da
Y (X,Y). Garis X adalah garis horizontal, garis Y adalah garis vertikal (pergeseran ke
atas = Y+, pergeseran ke bawah = Y-/pergeseran ke kanan= X+, pergeseran ke kiri
= X-). Titik koordinat (0,0) berada di titik pola yang diproses secara grading.
Perhatikan gambar di bawah ini.
7. Alat Grading Pola
Alat grading pola meliputi alat-alat tulis, pensil merah biru, bolpoin warna, rader pemberat,
pita ukuran, penggaris skala, penggaris pola, gunting kertas, dan lem.

8. Menggambar Pola Busana Rumah


Ukuran :
LEMBAR PRAKTEK

1. Soal :
Buatlah pola busana rumah dengan ukuran badan sendiri menggunakan skala 1:4

2. Langkah pengerjaan latihan dan tugas


a. Dikerjakan pada buku pola
b. Beri tanda jahitan, kampuh dan kelim dengan pensil merah dan biru
c. Beri tanda arah jahitan TM dan TB
d. Beri keterangan gambar sesuai handout seperti dibawah ini :

JUDUL GAMBAR

GAMBAR DAN KETERANGAN

Nama : Nilai :
No. Absen :
Tugas Ke :
Tgl. Mengumpulkan :
3. Alat dan Bahan
a. Meteran kain
b. Pensil 2 B
c. Penggaris
d. Penghapus
e. Pensil merah biru
f. Kertas Pola
g. Gunting Kertas

4. Penilaian
Pencapaian
No. Jenis Kegiatan Bobot Kompetensi Skor Ket.
1 2 3 4
1. Persiapan 10
a. Persiapan alat dan tempat kerja 5
b. Persiapan alat dan bahan 5
2. Proses 25
a. Membuat Pola Busana Rumah 20
b. Memelihara alat dan bahan.
5
3. Hasil 35
a. Pola Busana Rumah 15
b. Penyelesaian Pola Busana 10
Rumah 10
4. Waktu 10
5. Sikap kerja 20
a. Disiplin 7
b. Tanggung jawab 7
c. Konsentrasi 6

Anda mungkin juga menyukai