Anda di halaman 1dari 10

Tinjauan tentang Mata Pelajaran Pembuatan Pola

2.1.1 Mata Pelajaran Pembuatan Pola

2.2.8.1. Pengertian Mata Pelajaran Pembuatan Pola

Mata pelajaran pembuatan pola merupakan mata pelajaran produktif


yang wajib dikuasai oleh siswa Tata Busana. Dalam mata pelajaran ini siswa
akan belajar mengenai teori-teori pola dan praktik pembuatan pola dasar,
kompetensi dasar yang diajarkan pada pembuatan pola kelas X (Silabus SMK
Bina Nusantara Ungaran, 2021/2022) diantaranya :
a. Mengukur tubuh
b. Membuat pola dasar busana konstruksi
c. Membuat pola draping
d. Membuat pola busana anak
e. Membuat pola rok sesuai desain
f. Membuat pola blus sesuai desain
g. Membuat pola tunik sesuai desain
h. Membuat pola kemeja sesuai desain
i. Membuat pola celana santai sesuai desain
j. Membuat pola celana kerja sesuai desain
k. Membuat pola gamis sesuai desain
l. Membuat laporan hasil evaluasi pemeriksaan pembuatan pola
Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai
standar kompetensi yang telah diterapkan, oleh karena itu kompetensi dasar
merupakan penjabaran dari standar kompetensi (Martinis Yamin 2006:126).
Mata pelajaran pembuatan pola dengan 12 kompetensi dasar memiliki jam
pelajaran sebanyak 144 jam dengan alokasi waktu @45menit/jam pelajaran.
Keberhasilan dalam mencapai keseluruhan indikator artinya siswa berhasil
menguasai kompetensi dasar, maka indikator pencapaian kompetensi sekaligus
menjadi kriteria dalam mengambil penilaian.
Tabel 2.1 Silabus Pembuatan Pola SMK Bina Nusantara Ungaran
No Standar Kompetensi Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar
1. Pembuatan 3.2 Menganalisis a. Mengetahui macam-macam
pola blus prosedur alat dan bahan pembuatan
sesuai desain pembuatan pola blus sesuai desain
pola blus b. Mengetahui fungsi dan alat
4.2 Membuat pola bahan pembuatan pola blus
blus sesuai sesuai desain
desain c. Memahami langkah
pembuatan pola blus sesuai
desain
d. Mempraktikkan membuat pola
dasar blus dengan benar

(Sumber : Silabus SMK Bina Nusantara Ungaran)

2.2.8.2. Pembuatan Pola Blus

Materi pembuatan pola blus sesuai desain merupakan bagian dari mata
pelajaran Pembuatan Pola Kelas X di SMK Bina Nusantara Ungaran.
Pembuatan pola blus dilaksanakan dengan total waktu pembelajaran 12jam x
@45 menit, dalam proses pembelajaran siswa diharapkan mampu mencapai
indikator yang telah ditetapkan oleh sekolah. Indikator yang ditetapkan dalam
pembuatan pola blus sesuai desain antara lain: Mengetahui macam-macam alat
dan bahan pembuatan pola blus sesuai desain, Mengetahui fungsi dan alat
bahan pembuatan pola blus sesuai desain, Memahami langkah pembuatan pola
blus sesuai desain, Mempraktikkan membuat pola dasar blus dengan benar.

2.2.8.3. Pengertian Pola Blus


Pola sangatlah penting dalam pembuatan busana. Tanpa pola, memang
suatu pakaian dapat dibuat, tetapi hasilnya tidak sebagus yang diharapkan.
Dapat diartikan bahwa pola-pola pakaian yang berkualitas akan
menghasilkan busana yang enak dipakai, indah dipandang dan bernilai
tinggi, sehinggaa akan tercipta suatu kepuasan bagi pamakainya. Kualitas
pola pakaian akan ditentukan oleh beberapa hal (Ernawati dkk, 2008 :
245), diantaranya yaitu :
a) Ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh sipemakai, hal ini harus
didukung oleh kecermatan dan ketelitian dalam menentukan posisi titik
dan garis tubuh serta menganalisa posisi titik dan garis tubuh
sipemakai.
b) Kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola, seperti
garis lingkar kerung lengan, garis lekuk leher, bahu, sisi badan, sisi
rok, bentuk lengan, kerah dan sebagainya. Untuk mendapatkan garis
pola yang luwes harus memiliki sikap cermat dan teliti dalam
melakukan pengecekan ukuran.
c) Ketepatan memilih kertas untuk pola, seperti kertas dorslag, kertas
karton manila atau kertas koran.
d) Kemampuan dan ketelitian memberi tanda dna keterangan setiap
bagian-bagian pola, misalnya tanda pola bagian muka dan belakang,
tanda arah benang/serat kain, tanda kerutan atau lipit, tanda kampuh
dan tiras, tanda kelim dan sebagainya.
e) Kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola.
Agar pola tahan lama sebaiknya dilipat atau digulung kemudian
disimpan pada tempat khusus seperti rak dan dalam kantong plastik,
diarsipkan dengan memberi nomor, nama dan tanggal serta dilengkapi
dengan buku katalog

Pengertian pola dalam bidang jahit menjahit merupakan potongan kain


atau kertas yang dipakai sebagai contoh untuk membuat pakaian (Porrie
Muliawan, 1990 : 2). Pendapat lain menyebutkan pola merupakan jiplakan
bentuk badan yang biasa dibuat dari kertas, yang nantinya dipakai sebagai
contoh utuk menggunting pakaian seseorang, jiplakan bentuk badan ini
disebut pola dasar (Tamimi, 1982 : 133). Tanpa adanya pola, pembuatan
busana tidak akan terwujud dengan baik, maka dari itu pola memegang
peranan penting dalam pembuatan busana.
Berbusana merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, busana
berasal dari bahasa sangsekerta yaitu “bhusana” dalam bahasa Indonesia
diartikan “pakaian” namun pengertian busana dan pakaian ada sedikit
perbedaan. Busana mempunyai konotasi yaitu pakaian yang bagus atau
indah artinya pakaian yang serasi, harmoni, selaras, enak dipandang,
cocok dengan si pemakai serta sesuai dengan kesempatan. Sedangkan
pakaian merupakan bagian dari busana itu sendiri, dalam arti luas busana
merupakan segala sesuatu yang melekat pada diri seseorang mulai dari
ujung rambut sampai ujung kaki (fithrotul kamilah, 2013 : 1).
Menurut Ernawati, Izwerni, & Weni (2008 : 330) blus merupakan pakaian
yang dikenakan dari badan atas sampai batas pingang atau ke bawah
hingga panggul sesuai dengan yang diinginkan. Blus dapat dipasangkan
dengan rok atau celana. Secara garis besar blus dibedakan menjadi 2
yaitu :
1. Blus luar yaitu blus yang dipakai diluar rok atau celana, blus seperti ini
biasanya mempunyai model busana yang membentuk pinggang.
2. Blus dalam yaitu blus yang pemakaiannya dimasukkan ke dalam rok
atau celana. Biasanya blus seperti ini mempunyai model lurus sampai
batas panggul dan lebih longgar dibandingkan blus luar.

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan diatas, maka dapat


disimpulkan bahwa pola blus merupakan kutipan bentuk dasar badan
seseorang yang sudah dirubah, pola blus dibuat berdasarkan ukuran bentuk
badan yang dibuat pada kertas dan sudah dipecah pola sesuai desain yang
diinginkan.

2.2.8.4. Materi Mengubah Pola Blus


Blus merupakan busana wanita yang mempunyai desain beraneka ragam,
dimana dengan keaneka ragamannya sering kali menemui kesulitan pada saat
mengubah pola busananya. Menurut Panitia Sertifikasi Guru Rayon 115 (2013
: 31) konstruksi pola yang benar dan busananya enak dipakai di badan, dapat
diperoleh dengan melakukan langkah-langkah yang benar dalam setiap
mengubah pola. Langkah-langkah dalam mengubah pola disebut juga dengan
prinsip-prinsip analisis pola atau pecah pola yang meliputi :
1. Menyimak/menganalisis gambar atau desain
2. Memindah lipit bentuk
3. Mengubah lipit bentuk
4. Menggambar macam-macam garis hias
5. Menggambar macam-macam model kerah
6. Menggambar macam-macam model lengan
7. Menggambar macam-macam model rok
8. Mengonstruksi pola menurut desain

Langkah dalam mengubah pola blus disesuaikan dengan materi pembelajaran


yang ada di SMK Bina Nusnatara Ungaran, materi tersebut yaitu : 1) Pengertian
blus dan macam-macam blus, 2) Cara menganalisis desain blus, 3) Cara memilih
teknik pola blus sesuai desain, 4) Alat dan bahan yang diperlukan untuk
mrngubah pola blus skala ¼ , 5) Tanda-tanda pola, 6) Ukuran yang diperlukan
untuk mengubah blus, 7) Mengutip pola dasar badan wanita sistem praktis, 8)
Mengubah pola blus sesuai desain, 9) Menyelesaikan gambar pola blus sesuai
dengan tanda-tanda pola yang benar, 10) Mengutip bagian-bagian pola blus, 11)
Cara membuat rancangan bahan dan harga dengan efektif dan efisien.

Berikut ini akan dijabarkan materi-materi yang terkait pada pembelajaran


mengubah pola blus :

A. Pengertian Blus dan Macam-Macam Blus

Menurut Ernawati, Izwerni, & Weni (2008 : 330) blus merupakan pakaian yang
dikenakan dari badan atas sampai batas pingang atau ke bawah hingga panggul
sesuai dengan yang diinginkan. Blus dapat dipasangkan dengan rok atau celana.
Secara garis besar blus dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Blus luar yaitu blus yang dipakai diluar rok atau celana, blus seperti ini
biasanya mempunyai model busana yang membentuk pinggang.
2. Blus dalam yaitu blus yang pemakaiannya dimasukkan ke dalam rok atau
celana. Biasanya blus seperti ini mempunyai model lurus sampai batas
panggul dan lebih longgar dibandingkan blus luar.
B. Cara Menganalisis Desain Blus

Ketika akan membuat busana, telebih dahulu tentukanlah desain busana yang akan
dibuat. Desain dapat dirancang sendiri ataupun mengambil atau memilih desain
dari majalah. Sebagai seorang penata atau pengelola busana harus dapat
memahami dan membaca desain busana itu sendiri, untuk itu diperlukan
pengetahuan dasar dan latihan menganalisis desain dan mengontruksi pola sesuai
dengan desain.

Masalah yang sering tejadi di lapangan adalah tidak tepatnya hasil pakaian dengan
desain yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena tidak benarnya dalam proses
menganalisis desain dan mengubah pola tersebut, maka dalam menganalisis
desain perlu mengamati ciri-ciri desain itu sendiri (Ernawati, dkk, 2008 : 341).

Desain busana yang dianalisis pada umumnya berupa gambar busana yang
berwujud foto hitam putih atau berwarna, gambar yang lengkap ataupun sketsa
kasarnya saja. Penganalisis harus dapat membaca dan menafsirkan serta
mengubah atau memecah pola, berikut cara menganalisis desain busana (Panitia
Sertifikasi Guru Rayon 115, 2013 : 32) :

1. Memperhatikan desain secara keseluruhan dan mengamati ukuran yang


diperlukan untuk mengubah pola desain tersebut.
2. Memperhatikan dan mengetahui macam-macam bagian busana yang ada pada
desain.
3. Memahami variasi bagian-bagian busana yang ada pada desain tersebut.
4. Mengetahui bahan yang sebaiknya digunakan untuk desain tersebut, dengan
cara memperhatikan letak jatuhnya bahan busana, kilau dan tekstur yang
terlihat pada desain. Jatuhnya bahan busana dapat diamati bagian sisi atau
bagian bawah busana. Apabila dilihat pada bagian sisi maka bahan yang jatuh
lurus ke bawah atau agak kaku dapat diperkirakan bahannya tebal dan kaku,
sedangkan bahan yang mengikuti bentuk tubuh menandakan bahwa bahan
yang digunakan bahan yang tipis atau melangsai.

Desain blus ini merupakan desain blus yang akan dipraktikkan untuk diubah
polanya, berikut ini contoh cara menganalisis desain blus :
a) Blus ini termasuk dalam blus luar.

b) Garis leher yang digunakan merupakan garis leher bentuk hati yang
diselesaikan dengan teknik dilapis menurut bentuk atau depun.

c) Blus menggunakan lengan puff.

d) Lebar ban lengan puff 1,5 cm.

e) Menggunakan saku tempel dengan lebar 12 cm dan panjang 13 cm.

f) Blus memiliki panjang di bawah panggul

g) Menggunakan lubang kancing sengkelit

h) Kancing yang digunakan yaitu kancing bungkus kecil dengan ukuran 24.

i) Terdapat kup naat pada gambar blus tersebut.

j) Blus ini cocok digunakan pada saat kesempatan kerja.

k) Bahan blus yang digunakan polos dan berwarna pink muda, bahan yang
sebaiknya digunakan untuk blus ini bahan yang tidak terlalu tebal ataupun tipis
yaitu bahan katun.
Gambar 01. Desain Blus

(Sumber : 34 )

C. Cara memilih teknik pembuatan pola blus sesuai desain

Teknik pembuatan pola dibagi menjadi dua macam berdasarkan teknik


pembuatannya (Astuti, 2010 : 1) :

a) Pembuatan pola dengan teknik draping

Pembuatan pola dengan teknik draping adalah cara pembuatan pola dengan
menyampirkan bahan atau kertas baik pada boneka jahit maupun langsung pada
badan seseorang. Untuk membuat pakaian dengan teknik ini membutuhkan lebih
banyak bahan, maka membuat pakaian dengan cara ini sangat menguntungkan,
karena tidak perlu mengepas dan hasilnya lebih memuaskan.

b) Pembuatan pola dengan teknik konstruksi


pembuatan pola dengan teknik konstruksi adalah pembuatan pola yang dibuat
berdasarkan ukuran dari bagian-bagian yang diperhitungkan secara matematis dan
dikerjakan diatas tempat yang datar. Pola konstruksi dapat dibuat untuk semua
jenis bentuk badan dan perbandingan bagian-bagian dari model. Setiap system
pada pembuatan pola dengan teknik konstruksi mempunyai cara-cara sendiri dan
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu perlu
pengelaman khusus untuk mengetahui konstruksi pola yang cocok digunakan
untuk desain busana dan bentu badan seseorang.

Teknik pembuatan pola draping dan teknik pola konstruksi mempunyai


perbedaan. Berikut merupakan perbedaan dari kedua teknik tersebut :

Tabel 01. Perbedaan teknik pembuatan pola draping dan pola konstruksi

No. Perbedaan Teknik Draping Teknik Konstruksi


1. Bahan Kain blacu Kertas pola
Kertas tela
2. Tempat Boneka jahit Meja datar
(paspop, dummy, dress
form)
3. Bentuk Tiga dimensi Dua dimensi
4. Hasil pola  Pola dasar  Pola dasar
 Pola siap pakai sesuai  Untuk membuat pola
dengan desain sesuai desain harus
membuat pecah pola
berdasarkan pola dasar
(Sumber : Astuti, 2010 : 2)

A. Tanda-tanda Pola
1. Garis pensil hitam = garis pola asli
2. Garis merah (pensil merah) = garis pola menurut
badan depan
3. Garis biru (pensil biru) = garis pola menurut badan
belakang
4. Titik-titik = garis pertolongan
5. Strip titil strip titik = garis lipatan, dengan warna
pensil menurut bagiannya (depan = merah, belakang
= biru)
6. Tanda panah dua arah = tanda arah benang atau serat
kain
7. TM = Tengah Muka
8. TB = Tengah Belakang

Anda mungkin juga menyukai