Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP DASAR FLAT PATTERN DESIGN

Dosen Pengampu:

Sri Zulfia Novrita S.Pd M.Si

Disusun Oleh Kelompok:

1. Mutia Salma (22075034)


2. Tri Wahyuni (22075116)
3. Elsa fitria (22075138)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

JURUSAN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PARIWISATA & PERHOTELAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Flat
Pattern Design” Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari ibu Sri Zulfia
Novrita S.Pd M.Si ini diharapkan dapat menjadi penambahan wawasan bagi
pembaca serta bagi penulis sendiri

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
karena terbatasnya pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu saya
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan dari makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi semua. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Padang, 7 Februari 2023

Kelompok 3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan Penulis..........................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................5
A. Konsep Dasar Flat Pattern Design..........................................................................5
B. Syarat – Syarat Flat Pattern Design.......................................................................6
C. Teknik Jahit..............................................................................................................7
BAB III.......................................................................................................................13
PENUTUP..................................................................................................................13
I. KESIMPULAN...................................................................................................13
II. SARAN....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak metode pembuatan pola yang kita kenal dalam dunia
Fashion, manusia menciptakan Pola Dasar, sebelum dibuat menjadi
busana, sehingga dengan adanya pola dasar, busana dapat dibuat dengan
berbagai jenis desain, sesuai dengan keinginan. Dalam sejarah pembuatan
busana sudah banyak sekali jenis pola dasar yang sudah diciptakan oleh
para pemikir di bidang pembuatan busana.
Masing-masing cara dan sistem pembuatan pola dasar tersebut
menggunakan cara-cara yang berbeda pula, namun apapun dan bagaimana
pun caranya, hasilnya tetap dinamakan Pola Dasar. Masing-masing cara
pembuatan pola dasar tersebut mempunyai kekuatan dan kelemahan yang
berbeda pula, tergantung pada kecocokan atau kebiasaan para pengguna
pola dasar tersebut. Pada makalah ini berikut akan dijelaskan salah satu
metode konstruksi pola, yaitu flat pattern design.

B. Rumusan Masalah
1. Konsep Dasar Flat Pattern Design
2. Syarat-Syarat Flat Pattern Design
3. Teknik Jahit

C. Tujuan Penulis
1. Memahami apa itu flat pattern design
2. Mengetahui tujuan & manfaat flat pattern design
3. Mengetahui syarat-syarat pembuatan flat pattern design
4. Mengetahui macam – macam teknik jahit
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Flat Pattern Design


1. Pengertian Flat Pattern
Menurut Norma. R. Hollen (1993:2) Flat Pattern Design yaitu pola
datar yang dibuat sesuai model, terdiri dari mengubah pola dasar untuk
mendapatkan pola baru sesuai desain, yang pekerjaannya dilakukan pada
permukaan bidang datar misalnya sebuah desain busana dengan model
kerutan pada garis bahu, maka dilakukan perubahan pola dasar yang
memiliki kup pada pinggang dan sisi dengan cara menyalurkan kup
pinggang dan sisi ke garis bahu sehingga pola akhir sesuai dengan desain.

Flat pattern design juga berarti menggambar pola di atas kertas


dengan memakai pengukuran-pengukuran yang akurat. Penggambar pola
harus dapat membayangkan hasil akhir bila pola telah dipindahkan ke atas
kain, dan selesai dijahit sebagai pakaian. Menggambar pola dengan teknik
konstruksi datar dikenal metode-metode yang diberi nama berdasarkan
nama penciptanya, misalnya Danckaerts, Cuppens Geurs, Meyneke,
Dressmaking, dan SoEn.ckaerts, Cuppens Geurs, Meyneke, Dressmaking,
dan So-En.

2. Tujuan & Manfaat Flat Pattern Design


Tujuan dari flat pattern design adalah dapat membuat pecah pola
bidang datar untuk bermacam-macam model pakaian. Manfaat atau
keuntungan membuat pola secara flat pattern design secara umum adalah
dapat membuat bermacam-macam model pakaian hanya dengan
menggunakan pola dasar sesuai prosedur atau langkah kerja pecah pola
berdasarkan desain yang diinginkan.
B. Syarat – Syarat Flat Pattern Design
1. Pemilihan Model / Design
Sebelum membuat pola tentunya hal pertama yang harus kita
lakukan adalah menentukan model dan membuat design. Hal ini perlu
dilakukan agar kita tau seperti apaa pola yang akan dibuat, juga
memudahkan kita dalam menganalisis pola seperti apa yang lebih
mudah dan cepat dalam membuat busana seperti model yang telah
ditentukan.

2. Bahan Dasar Utama & Penunjang


Bahan tambahan/penunjang sama pentingnya dengan bahan utama
pada pembuatan busana. Bahan penunjang meliputi:
a.) Pelapis/pengeras
- Bahan pelapis (underlying) adalah bahan yang terletak
di bawah bahan utama (garment fabric)
- Underlining (bahan pelapis utama)
- Interfacing (bahan pengeras atau pembentuk)
- Interlining (bahan untuk penghangat)
- Lining (pelapis yang tersentuh dengan kulit atau
voering)
b.) Bahan pengisi/pembentuk
Bahan pengisi yaitu bahan untuk memberi bentuk tertentu
pada busana, sehingga kekurangan bentuk bahan dapat
dikurangi misalnya penggunaan bentuk bahan, pembentuk
panggul dan sebagainya.
c.) Bahan Pelengkap/garnitur
Bahan pelengkap/garnitur busana yang tepat juga sangatlah
penting untuk membuat busana itu indah dan baik
penempatannya. Contohnya: renda, pita hias, kancing,
benang dll.
3. Pecah pola
Pecah pola (pecah model atau pattern drafting) adalah proses
mengubah pola dasar menjadipola yang sesuai dengan model busana.
Caranya antara lain dengan memindahkan lipit,memotong,
menyambung, atau memanjangkan dan memendekkan (menambahkan
ataumengurangi ukuran) pada bagian-bagian tertentu pada pola dasar.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat pecah pola bidang
datar adalah :
 Pola dasar yang digunakan harus yang telah benar atau
diujicobakan.
 Letak kupnad harus tepat yaitu menuju titik buste dengan
memberi jarak 2 cm dari titik buste.
 Bentuk lekukan pada pola dasar harus luwes dan tepat.
 Menjaga tanda arah benang (serat kain)
 Bisa membaca model atau memahami model yang akan
dibuat pecah polanya.

C. Teknik Jahit
1. Teknik Jahit Khusus
 Tusuk Jelujur
Teknik dasar menjahit tusuk jelujur merupakan teknik yang
polanya bergerak dari kanak ke kiri. Tekniktusukan ini berguna
untuk membuat jahita menjadi lebih rapi bahkan sempurna. Pola
tusuk jelujurmempunyai 3 fungsi, yaitu menjahit sisi kain,
menutup sisi ujung dari suatu bentuk, dan membuat
kainmempunayi efek kerutan. Teknik jelujur dibagi mejadi 3,
yaitu : Tusuk jelujur biasa, Tusuk jelujur jarak tertentu dan
tusuk jelujur renggang.
 Tusuk Tikam Jejak / Balik
Teknik dasar menjahit selanjutnya adalah teknik tusuk tikam
jejak atau nama lainnya tusuk tikam balik.Tusuk tikam jejak ini
mempunyai alur yang sama seperti mesin jahit. Cara membuat
pola tusuk tikamjejak adalah melakukan jahitan secara dua kali
dari tusukan bagian atas. Fungsi tikam jejak adalahmembuat
dekorasi hiasan garis yang berbentuk lurus, melingkar, atau
bentuk lainnya sesuai desaindiinginkan. Contoh dari hasilnya
adalah motif pada sarung yang berbentuk kotak - kotak,
membuat garisyang beraksen, tulisan, dan lainnya. Fungsi
lainnya adalah untuk menyambungkan kain dengan kain lainnya
dan penyambung risleting dengan bahan kain
 Tusuk Flanel
Teknik dasar menjahit tusuk flanel umumnya digunakan sebagai
metode menjahit pinggiran dari busanayang diobras. Pada
dasarnya tusuk flanel digunakan pada kain yang mempunyai
nilai jual yang mahal.Teknik tusuk flanel mempunyai 3
kegunaan yaitu sebagai hiasan, tusukan dasar, dan sulaman
banyangandengan jarak rapat yang dapat mengikuti motif.
 Tusuk Batang / Tangkai
Berguna secara khusus sebagai hiasan pada suatu bahan. Hasil
yang bisa didapatkan dari tusuk batangadalah sesuai dengan
hasilnya yaitu bentuk batang. Tidak menutup kemungkinan
untuk membuat kreasiyang lain juga dengan tusuk batang, tapi
pada umumnya dibuat untuk membuat batang.
 Tusuk Rantai
Sesuai dengan namanya, teknik dasar menjahit tusuk rantai
mempunyai pola yang membentuk rantai.Pola ini berguna untuk
membuat dekorasi pada bahan dengan bentuk rantai, contohnya
adalah ranting-ranting pohon serta dahan pohon.
2. Pemasangan Pelapis
Bahan pelapis yang biasa digunakan pada busana terbagi dibagi
atas 4 kelompok, yaitu lapisan bawah(underlining), lapisan dalam
(interfacing), lapisan antara (interlining), dan bahan pelapis (lining/
furing).
o Lapisan Bawah (Underlining)
- Dipasang pada bagian-bagian tertentu pada busana
misalnya bahan organdi/ organza bisa digunakan
sebagai bahan penegak kerah, pada kebaya tanpa harus
merusak motif bahan utama.
- Untuk menyelesaikan lapisan menurut bentuk dan
belahan tengah muka juga untuk memperkuat badan
yang akan dihias (dibordir, dipayet).
- Di pasang diseluruh bagian busana.

o Lapisan Dalam (Interfacing)


- Lapisan Leher dan lengan
- Belahan tengah, muka dan ban pinggang
- Manset
- Kerah  dan saku

o Lapisan Antara (Interlining)


- Pada bagian badan jaket, jas atau mantel
- Pada bagian tertentu pada busana, misalnya bagian
badan atas, kerah & sebagainya

o Bahan Pelapis (Lining/Furing)


- Seluruh bagian dalam dari busana seperti jas, jaket,
mantel, bebe, rok, blus
- Pada bagian busana tertentu, misalnya pada bagian
badan atas pada kebaya, lapisan dalam ban pinggang
celana.

3. Pemasangan Vuring
Bahan yang digunakan untuk melapisi kain utama, baik sebagian
maupun seluruhnya dinamakan liningatau furing. Untuk menghasilkan
kualitas busana yang bagus sebaiknya gunakan lining.
Selainmemberikan kenyamanan, lining juga membuat busana terlihat
lebih rapi. Lining juga bisa menambahberat kain, jika dipsangkan
dengan kain yang tipis. Manfaat lining yang lain yaitu melapisi
busanaberbahan tipis dan tembus pandang.
Pemasangan lining pada busana dengan cara dijahit dengan bahan
atau kain utama. Berikut langkah – langkah pemasangan vuring pada
bahan utama :
 Pola dipotong sesuai ukuran bahan utamanya yang sudah
ditambah kampuh. Usahakan potongan atau ukuran
pola lining tidak lebih besar dari pada ukuran kain utama.
Jika ukuran lining lebih besar, maka akan membuat busana
yang dijahit terlihat tidak rapi.
 Setelah pola dipotong, sambungkan beberapa potongan
pola dengan cara dijahit mesin.
 Sebelum dijahit, sebaiknya lining dirapikan dulu dengan
cara disetrika.
 Setelah itu, jahit lining dengan kain utama
4. Penyelesaian / Finishing
Finishing merupakan proses akhir dari produksi pakaian , proses
finishing diantaranya :
a.) Lubang kancing (button hole)
Membuat lubang kancing pada bagian yang telah diberi tanda ,
dengan menggunakan mesin button hole.
b.) Memasang kancing (Buttoning)
Merupakan tahap memasang kancing pada bagian yang telah
diberi tanda untuk memasang kancing
c.) Pembersihan benang (Triming)
d.) Pada bagian ini , merupakan tahap perbersihan sisa- sisa
benang yang belumbersih dari bagian sewing
e.) Inspection/QC
Tugas pokok pada bagian ini yaitu memeriksa cacat atau
kesalahan yangmungkin ditemukan pada setiap produk
pakaian, disamping itu juga mengecek standar ukuran, pada
setiap cacat/kesalahan diberi tanda sehingga memudahkan
untuk memperbaiki atau mengelompokkan setiap jenis
kesalahan , lalu dibawa ke bagian repairing. Apabila pakaian
tersebut tidak cacat, langsung dibawa ke bagian pressing dan
ironing.
f.) Repairing
Pada bagian repairing disediakan beberapa mesin jahit dan
peralatanmenjahit lainnya seperti gunting, jarum, sikat, alat
pembersih minyak/kotorandan sebagainya. Peralatan tersebut
digunakan untuk memperbaiki pakaianyang cacat dari bagian
inspection .
g.) Pressing and ironing
Pada bagian ini pakaian disetrika dengan rapih dan cepat. Pada
umumnyasetrika yang digunakan adalah setrika uap.
h.) Size sorting
Memilih pakaian sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan ,
misalnyalingkar pinggang, lingkar panggul sesuai atau tidak
dengan ukuran standar.
i.) Inserting polibag
Memasang atau menyisipkan macam-macam asesoris,
label ,merk danlainnya. Pemasangan label sesuai dengan
pesanan buyer atau perusahaan itusendiri.
j.) Assorting Sz/Carton
Memilih/ mengelompokkan pakaian berdasarkan model,
ukuran serta labelatau merk .
k.) Packing
Setelah dari bagian assorting size pakaian dikemas , bentuk
kemasan dapatditentukan oleh perusahaan itu sendiri atau
berdasarkan permintaan buyer.
BAB III

PENUTUP

I. KESIMPULAN

Flat Pattern Design yaitu pola datar yang dibuat sesuai model,
terdiri dari mengubah pola dasar untuk mendapatkan pola baru sesuai
desain, yang pekerjaannya dilakukan pada permukaan bidang datar
misalnya sebuah desain busana dengan model kerutan pada garis bahu,
maka dilakukan perubahan pola dasar yang memiliki kup pada
pinggang dan sisi dengan cara menyalurkan kup pinggang dan sisi ke
garis bahu sehingga pola akhir sesuai dengan desain.

II. SARAN

Saat membuat flat pattern design ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, contohnya seperti menyesuaikan pola dengan desain
busana agar tidak terjadi kekeliruan saat membuat pecah pola.
DAFTAR PUSTAKA

https://kursusjahityogya.blogspot.com/2013/08/pelapis.html

http://staffnew.uny.ac.id/upload/132256206/pengabdian/memilih-
busana-yang-tepat-dan-beretika.pdf

https://www.mikirbae.com/2016/08/macam-macam-konstruksi-
pola.html#:~:text=Pola%20yang%20digambar%20pada
%20kertas,model%20yang%20sudah%20disiapkan%20sebelumnya.

https://text-id.123dok.com/document/ky6557nnz-pengertian-pola-
menggambar-pola-datar-dan-konstruksi-tiga-dimensi.html

Anda mungkin juga menyukai