Tujuan Pembelajaran
A. PENGERTIAN DRAPING
secara morpologis kata “Draping” ialah berasal dari bahasa Inggris
a. Drape,Draped,Draping (verb) = kata kerja
b. Draper,Drapery (Noun) = kata benda
Kata kerja (verb) = Drape,Draped,Draping artinya ialah sebagai berikut :
- To cover or adorn withg or as if with folds of cloth ,
- To cover to hang or strech out loosely or carelessly ,
- To arrange or become arranged in following lines or folds .
(Merriam Webster, p. 222)
Artinya :
- Untuk menutupi atau memperindah dengan memberi lipatan pada kain
(Pakaian)
- Menggantung atau merentang secara terurai bebas dan melangsai serta
lentur.
- Mengatur dengan garis lipatan-lipatan yang lembut dan lentur.
Gambar 1: Draping pada dress form
Sumber: Koleksi pribadi
2
Gambar 2 Draping untuk lenan rumah tangga
Sumber:https://www.google.co.id
Draping atau dalam bahasa Perancis disebut Moulage adalah suatu teknik
pembuatan pola yang menghasilkan pola sempurna, karena pola draping adalah
pola tiga dimensi dibuat langsung pada tubuh manusia atau dummy tidak dengan
cara melangsaikan bahan (Wening. 2014).
Draping sendiri dalam bahasa jawa juga disebut dengan seutan “memulir”.
Memulir ini berasal dari bahasa jawa kuno yakni kata “pulir” yang memilliki arti
memutar, memilin, menjalin, meremas, memeras, mengayunkan, serta juga
memintal yang dilakukan diatas dress form untuk dapat mewujudkan sebuah pola
busana yang pas di badan dan juga sesuai dengan model yang diminati dan
diinginkan.
Drape menurut kamus berarti berarti membentangkan sehelai kain pada boneka
atau boneka jahit dari atas sampai ke bawah dari depan hingga ke belakang, sesuai
3
yang dikehendaki perancang. Pembuatan pola dengan teknik draping dapat
memunculkan seni atau kreasi untuk mewujudkan ide, seperti pemakai tampak
tinggi, tampak lebih anggun, lebih muda, dalam berbusana.
B. SEJARAH DRAPING
4
Cara yang paling mudah dilakukan adalah dengan membentuk kain menjadi
3 dimensi yang ditemukan dalam peradaban manusia masa lalu yaitu dengan
menggantungkan atau menyampirkan (to drape) kain berbentuk segi empat panjang
d atas bahu atau pinggang, agar kain tersebut tidak lepas maka bahan itu diselipkan
atau diikat dengan tali atau disemat dengan peniti (febula).
Contohnya pakaian Yunani Kuno dan Romawi dari tahun 1200 S.M. Pakaian
laki-laki namanya “Chiton” sedang pakaian wanita disebut “Peplos” atau “Eanos”
Pakaian ini dibuat dari bahan segi empat panjang, kain ini dilipat dua panjangnya
diletakkan pada badan dengan lipatan sebelah kiri dibawah ketiak. Seperti contoh
gambar
5
Contoh lain dari proses penggunaan bahan 2 dimensi yang langsung
digunakan hingga saat ini adalah pakaian sari dari India, biasa disebut pakaian
bungkus. Teknik penggunaan kain ini adalah dengan menggunakan bahan
sepanjang ± 6 yard yang langsung dililitkan pada badan dan ujung kain diselip
pada pinggang.
6
Gambar 6, Kutang atau tunica, stola dan sari
Sumber: https://www.slideshare.net/
7
Jika dikehendaki model yang sama untuk orang lain bentuk bentuk potongan tersebut
dipelajari untuk dibesarkan atau dikecilkan.
Draping atau mauleren yang disebutkan diatas ialah merupakan salah satu
rangkain proses dari pembuatan pakaian atau busana. Sebagai tahap pertama ialah
dengan membuat pola secara langsung diatas badan atau form tanpa pengukuran badan.
Ukuran badan diperoleh setelah badan selesai didraping, kemudian diteliti ukurannya.
Selanjutnya dikemukakan oleh Kartini Rusli dkk dalam Norma N.Hollen. 1981
bahwa membuat pakain dengan cara moulern (bahasa belanda) yaitu meletakkan kain
singkong atau kain blacu tipis sedemikian rupa diatas badan seseorang yang akan
dibuatkan pakaian mulai dari tengah muka mengarah kesisi dengan pertolomgam jarum
pentul. Untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan bentuk badan maka pada
beberapa tempat diperlukan adanya lipatan misalnya lipatan dibawah bauah dada, sisi
ataupun badan bahu. Lipatan lipatan ini terjadi karena adanya perbedaan ukuran antara
lingkaran yang besar dan kecil. Misalnya lipatan dibawah buah dada, terjadi karena
perbedaan ukuran lingkar badan yang lebih besar dengan lingkar pinggang yang lebih
kecil. Karena sipat dari lipatan ini memberi bentuk pada badan, maka disebut lipit
bentuk. Lipit bentuk ini tidak saja terdapat pada badan bagian muka, juga disebut pada
bagian belakang atau punggung.
Pengertian draping menurut encyclopedia American the new glorier inter state,
Sherman turnpike dunbury, conecticut 06816 USA, rapid ready reports 4837 adalah
sebagai berikut: Draping dalam penggunaan secara modern merupakan suatu metode
dari pembuatanpola dimana perncang menggunakan bantalan (padded) pada dress form
yang distel sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Kain dibentuk langsung diatas
8
paspop sesuai dengan bentuk yang diinginkan. dari draping desain dihasilkan suatu
pola. Dalam kegiatan draping, perancang menggunakan kain atau bahan yamg umum,
sifatnya sama dengan muslin baik dari segi tebal tipisnya, lemas dan lenturnya bahan
itu. Teknik bahan muslin draping memiliki kemungkinan untuk lebih leluasa
memberivariasi yang diinginkan sehingga metode ini lebih kreatif. Namun perlu
diperhatikan bahwa metode ini memerlukan banyak bahan muslin, kain maupun kertas
copy yang terbuan atau dihabiskan dalam metode draping, perancang menggunakan
lebih banyak kain untuk satu pakain yang sama atau sejenis baik bahan, bentuk atau
modelnya, apabila dibandingkan dengan metode lain seperti drafting dan flat pattern.
9
membentuk lipit dan lipatan sebgai satu model baru diatas bentuk badan menggunakan
sejumlah bahan atau materi yang tepat tidak berlebihan dan warna harmonis atau serasi
dan berhasil dalam suatu usaha desain.
Nampaknya bahwa busana lebih menarik, tetapi konstruksinya dimana banyak
teknik yang tidak sesuai yang menyebabkan pembuat pola banyak kesulitan dengan
membuat ulang pakain draping kedalam suatu pola untuk diproduksi secara massal.
Bahwa dalam mempelajari draping harus di ikuti degan kursus pattern drafting dan flat
desain metode yang memberikan kepada siswa suatu pegalaman yang di perlukan
menangani kain secara tepat di atas bentuk badan. Dalam pelajaran draping ini, efek
bahan akan kelihatan langsung dalam keadaan terpasang keuntungannya ialah diperoleh
suatu pengetahuan yang sangat bermanfat dalam mengepas, dan pada akhirnya,
diperoleh suatu kemampuan atau keterampilan menciptakan atau menggambarkan
secara tepat efek keserasian antara model bahan dan warna.
Prinsip kerja draping yang dikemukakan oleh M. Rohar 1980 yaitu sebagai
berikut: Bahwa bagi mereka yang lebih suka atau lebih menyenangi untuk bekerja
dengan bahan langsung diatas badan untuk lebihmengungkapkan atau
mengkonsentrasikan rasa seni atau keindahan dari kreatifitas desain dan
lainnyamepunyai kemampuan merancakan garis model apabila menggunakan metode
flat design yang man keduanya memiliki cara untuk perhitungan tersendiri jadi dalam
hal ini kedua cabang desain (drafting dan draping) pada dasarnya penting dalam
pengaembangan secara tepat dari pola untuk keprluan dalam usaha busana.
Norma Holen 1981 mengemukakan bahwa draping merupakan suatu pendekatan
seni dalam mengepas bahan atau kain pada dress form sesuai lekukan dan bentuknya
untuk mebuat bahan atau kain menjadi suatu pola.sekaligus dapat dilihat bagaimana
pakain yang akan dikembangkan polanya. Kartini Rusli dalam Norma Holen 1981 lebih
lanjut mengemukakan prinsip kerja dari draping ialah bahwa dengan meulern atau
draping bahan langsung diatas bahan atau form dengan memberikan lipatan sesuai
bentuk badan kemudian diberi batas garis pola. Bedasarkan batas garis pola diperoleh
keterangan yang dapat digunakan dalam menyimpulkan pembuatan pakaian secara
draping. Pembuatan pakain cara draping tidak mungkin dikerkjakan sendiri diatas
badan sendri. Oleh karena itu perlu adanya pola konstruksi.
10
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode draping merupakan pembuatan pola
maupun pakaian secara langsung diatas bahan atau form yang bersifat individual.
Produksi pola atau pakaiantidak berlaku umum tetapi secara perorangan. Apabila akan
dibuat secara massal untuk dikomersilkan, maka sebaiknya dikerjakan dengan cara
pattern drapting pola konstruksi.
11
2. Fungsi Draping dalam desain busana
a. Draping berfungsi untuk menciptakan suatu desain busana yang baru (new
fashion). Menciptakan kreasi baru dengan mengambil dasar inspirasi dari
pakaina-pakaina kuno, pakaian kebangsaan, pakaian suku atau daerah
tertentu,bangunan, perabot rumah tangga, dan dari lingkungan alam
sekitarnya. Misalnya dapat dilihat dalam “Nusnasa khatulistiwa 91”. Hasil
krasi mahasiswa tata busana IKIP Jakarta. Beberapa contoh judul kreasi
tersebut antara lain:
1) Relung ria diantara merah putih
2) Dolanan
3) Cowboy cilik
4) Butir Fantasi ceria
5) Gelora Biru
6) Aksen Anyaman
7) Menyibak Kelabu
8) Menyala Pelangi
9) Jajaran Diamond
10) Menyibak Flare Dalam Kelam
11) Lambaian Draperi dalam Nuansa ASymetris
12) Tabir senja dalam Panorama Ufuk Barat
13) Rangkaian Pucuk Cemara
14) Rotasi Sifon
15) sircuit Cross Gaya Palerin
b. Draping berfungsi untuk menguji cobakan suatu model atau desain yang
sukar dan rumit, misalnya model twist, model spiral, model draperi dan
seterusnya.
c. Draping berfungsi untuk mengecek atau menganalisis proporsi dan
keseimbangan antar gambar sketsa dengan realisasi hasil ciptaan yang
terpasang pada paspop atau dess form.
12
3. Fungsi Draping Dalam Pengelolaan Usaha Busana
Dalam pengelolaan usaha busana, baik dalam penataan ruangan busana,
atelier, ruang penjualan, pameran hasil jahitan, perlu di dekorasi. Dekorasi
tersebut harus ditata secara terencana, supaya hasilnya baik dan menarik.
Dengan memasang boneka pas atau dress form pada tempat yang strategis
akan membantu menciptakan suatu dekorasi yang baik, tepat dan menarik.
Boneka pas atau dress form didesain dengan draping misalnya draping etalage
pada dress form.
Peerlu di ingat ialah sehubungan dengan tujuan dan jenis pakaian apa yang
dipromosikan. Misalnya pakaian nasional, busana kerja, busana anak-anak,
busana pengantin, busana konveksi, busana remaja, busana wanita dewasa,
busana pria dan sebagainya.
Draping boneka sebaiknya relevan dengan bahan, model, corak, warna dari
hasil produksi yang akan dikopmersilkan. Apabila menmcipta suatu draping
etalage, disamping diperhatikan warna, corak, dan bahan, model juga perlu
ditambahkan accessories dan millineries. Secara keseluruhan yang tidak boleh
dilupakan ialah keserasian antara bahan dan pelengkapnya, wala pun kita harus
selalu berpatokan pada mode yang sedang popular.
13
g. Teliti ulang ukuran dan pas pola pada form, apabila tidak tertarik atau berkerut maka
bahan atau kain dapat dilepas dari form.
h. Pola doratakan diatasmeja diperiksa kembali bentuknya dapat juga dibandingkan
pola konstruksi.
i. Apabila ternyata konstruksi pola sudah baik, ditambah kampuh diluar garis pola
kemudian digunting.
j. Ukuran ditabulasi dan diinvetarisasi kembali pada buku daptar ukuran.
k. Selanjutnya pola draping dapat dikembangkan menjadi pola konstruksi atau pattern
drapting atau blok pattern, grading dan flat pattern atau pola cetak atau /pola
komersil.
l. Pola dasar draping dapat dikembangkan menjadi pola desaign.
14
2. Pola dasar maupun pola design dari hasil draping bersipat individual.
3. Hasil draping, baik pola dasar maupun pola design tidak bias langsung dicopy
atau digandakan untuk dikomersilkan Karena harus dipelajari kembali
polanya secara konstruksi atau patter drapting maupn blok patter.
15