Anda di halaman 1dari 15

MATERI DRAPING

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan


1. Mampu menjelaskan pengertian draping
2. Mampu menjelaskan sejarah draping
3. Mampu menjelaskan perbedaan teknik draping dan pola konstruksi
4. Mampu menjelaskan kelebihan dan kelemahan teknik drapping
6. Menyusun laporan sesuai dengan materi yang telah diberikan
7. Membuat laporan ptt dengan menagmbil berbagari referensi dari internet, buku,
modul pembelajaran

A. PENGERTIAN DRAPING
secara morpologis kata “Draping” ialah berasal dari bahasa Inggris
a. Drape,Draped,Draping (verb) = kata kerja
b. Draper,Drapery (Noun) = kata benda
Kata kerja (verb) = Drape,Draped,Draping artinya ialah sebagai berikut :
- To cover or adorn withg or as if with folds of cloth ,
- To cover to hang or strech out loosely or carelessly ,
- To arrange or become arranged in following lines or folds .
(Merriam Webster, p. 222)
Artinya :
- Untuk menutupi atau memperindah dengan memberi lipatan pada kain
(Pakaian)
- Menggantung atau merentang secara terurai bebas dan melangsai serta
lentur.
- Mengatur dengan garis lipatan-lipatan yang lembut dan lentur.
Gambar 1: Draping pada dress form
Sumber: Koleksi pribadi

Draper Noun (kata benda) artinya ialah :


“Dealor in cloth and sometimes in clothing and dry goods”
(Merriam Webster P.222)
Artinya :
Perlakuan khusus (Draper) pada pakain dan tekstil (Gorden).
Drapery,Draperies (Noun) = kata bemda artinya ialah sebagai berikut :
- A decorative fabrio example, when hang loosely an in folds,
- The draping or arranging of material
Artinya :
- Suatu dekorasi kain contohnya apabila tergantung atau terlipat
- Draping atau aturan lipatan pada kain-kain (Material)

2
Gambar 2 Draping untuk lenan rumah tangga
Sumber:https://www.google.co.id

Blair, 1992 .menjelaskan bahwa draping ”Technique used to create garment


by draping fabrics on a dress form. A pattern is then cut from the draped segments
and made into the designer’s sample garment” Artinya, draping adalah sebuah
teknik yang digunakan untuk menciptakan busana dengan membentuk kain di atas
dress form. Kain tersebut kemudian digunting berdasarkan bagian-bagian yang
telah dibentuk, lalu dijahit sebagai sample busana seorang desainer.

Draping atau dalam bahasa Perancis disebut Moulage adalah suatu teknik
pembuatan pola yang menghasilkan pola sempurna, karena pola draping adalah
pola tiga dimensi dibuat langsung pada tubuh manusia atau dummy tidak dengan
cara melangsaikan bahan (Wening. 2014).

Draping sendiri dalam bahasa jawa juga disebut dengan seutan “memulir”.
Memulir ini berasal dari bahasa jawa kuno yakni kata “pulir” yang memilliki arti
memutar, memilin, menjalin, meremas, memeras, mengayunkan, serta juga
memintal yang dilakukan diatas dress form untuk dapat mewujudkan sebuah pola
busana yang pas di badan dan juga sesuai dengan model yang diminati dan
diinginkan.

Drape menurut kamus berarti berarti membentangkan sehelai kain pada boneka
atau boneka jahit dari atas sampai ke bawah dari depan hingga ke belakang, sesuai

3
yang dikehendaki perancang. Pembuatan pola dengan teknik draping dapat
memunculkan seni atau kreasi untuk mewujudkan ide, seperti pemakai tampak
tinggi, tampak lebih anggun, lebih muda, dalam berbusana.

B. SEJARAH DRAPING

“Draping is the process of transforming a clothing design into a three-


dimensional form. The art of draping dates back to 3500 BCE, beginning with the
Mesopotamians and Ancient Egyptians. Greek fashion followed with the invention
of draped silhouettes like the chiton, peplos, chlamys and himation. The Etruscans
and Ancient Romans invented the toga, a length of fabric that wraps and drapes
around the body.”
Artinya dari kalimat tersebut bahwa “Draping adalah proses mengubah
reka bentuk pakaian menjadi bentuk 3 dimensi. Seni ini pertama kali terkenal pada
akhir abad 3500 SM, bermula dari Mesir Kuno. Fashion Yunani diikuti dengan
ciptaan silhouettes yang terbungkus seperti chiton, peplos, chlamys dan himation.
Rom Purba mencipta draping, panjang kain yang membungkus mengikat badan.”
Sepanjang zaman, pakaian dikategorikan sebagai "dipasang" atau
"terbungkus." Pakaian "dipasang" akan dijahit bersama dan dipakai dekat dengan
tubuh, berbeda dengan pakaian "terbungkus", seperti draping yang tidak
memerlukan jahitan. Dalam dunia fashion hari ini, kedua-dua pakaian yang
dipasang dan terbungkus boleh menggunakan proses draping.
Draping telah menjadi ciri beberapa designer dunia terkenal yang bermula
dengan Madame Grès, yang dikenali sebagai "Ratu Drape". Koleksinya yang
disempurnakan pakaian jersi sutera yang diilhamkan oleh Grecian menggunakan
lebih daripada 70 meter jersi sutera masing-masing. Madame Grès dan seoran
designer asal Amerika yang bernama Pauline Trigere, kedua-duanya terkenal akan
kemampuannya memulir kain langsung diatas badan manusia.
Proses dari pembuatan pola ini muncul dari pengertian bahwa, bahan kain
merupakan suatu bentuk 2 dimensi dan bentuk badan manusia adalah 3 dimensi.
Masalah dari pembuatan pola yang sering muncul adalah, karena perubahan bahan
dari dua dimensi akan mengikuti bentuk tubuh manusia yang 3 dimensi.

4
Cara yang paling mudah dilakukan adalah dengan membentuk kain menjadi
3 dimensi yang ditemukan dalam peradaban manusia masa lalu yaitu dengan
menggantungkan atau menyampirkan (to drape) kain berbentuk segi empat panjang
d atas bahu atau pinggang, agar kain tersebut tidak lepas maka bahan itu diselipkan
atau diikat dengan tali atau disemat dengan peniti (febula).
Contohnya pakaian Yunani Kuno dan Romawi dari tahun 1200 S.M. Pakaian
laki-laki namanya “Chiton” sedang pakaian wanita disebut “Peplos” atau “Eanos”
Pakaian ini dibuat dari bahan segi empat panjang, kain ini dilipat dua panjangnya
diletakkan pada badan dengan lipatan sebelah kiri dibawah ketiak. Seperti contoh
gambar

Gambar 3. Chitton Pakaian Pria Yunani Kuno


Sumber: http://kerensemua.blogspot.co.id

Gambar 4. Peplos Pakaian Perempuan Yunani Kuno


Sumber: https://www.google.co.id

5
Contoh lain dari proses penggunaan bahan 2 dimensi yang langsung
digunakan hingga saat ini adalah pakaian sari dari India, biasa disebut pakaian
bungkus. Teknik penggunaan kain ini adalah dengan menggunakan bahan
sepanjang ± 6 yard yang langsung dililitkan pada badan dan ujung kain diselip
pada pinggang.

Gambar 5. Cara pemakaian Sari (pakaian tradisional India)


Dari penggunaan bahan yang langsung pada badan tersebut (draping
pada badan) menimbulkan masalah karena perkembangan aktifitas manusia,
misalnya berolah raga, mengendarai kendaraan dan lain sebagainya,
menyebabkan pakaian atau bahan yang 2 dimensi langsung digunakan pada
badan dianggap kurang efisien dan efektif sehinmgga muncullah ide untuk
memberi bentuk pada kain dengan jalan digunting dan dijahit
Contoh pakaian yang dijahit pada jaman dahulu adalah kutang atau
disebut tunica berikat pinggang dan berkampuh bahu

6
Gambar 6, Kutang atau tunica, stola dan sari
Sumber: https://www.slideshare.net/

C. PRINSIP KERJA DRAPING


Dalam prinsip kerja draping Menurut Harpini Kadarsan dalam Dora S.
Lewis.1980 bahwa Pakain yang diinginkan langsung dibentuk diatas badan sipemakai,
atau tiruannya. Cara ini disebut memulir atau dreping. Menurut Porrie Muliawan dalam
Rohr 1980 bahwa apabila sehelai kain atau kertas dilangsaikan pada boneka jahit, kita
perlu membuat beberapa lipit agar bahan yang datar itu mengikuti bentuk badan, lipit
bentuk yang terjadi disebut lipit kup atau lipit pantas. Kemudian pada tempat-tempat
seperti kerung lengan, kerung leher dan garis pinggang digunting tepat menurut
bentuknya. Sambungan pada bahu dan sisi kita sebut garis bahu dan garis sisi. Ciplakan
bentuk badan ini menjadi bentuk pola pakain cara memperoleh demikian itu disebut
memulir atau draping.
Selanjutnya Kartini Rusli dkk dalam Norma N.Hollen. 1981 .menyatakan
bahwa badan seseorang dengan mempergunakan kertas singkong atau belacuh tipis
yang diletakkan sedemikian rupa diatas badan sehingga letaknya tepat mengikuti bentuk
badan. Selanjutnya ditambahkan oleh Harpini kadarsan dkk dalam Dora S. Lewis.1980
menjelaskan bahwa pada mulanya mengginkakan bahan muslim atau bahan yang
murah sebagai bahan percobaan. Pakaian percobaan ini kemudian dibukakembali
danbagian-bagian dijadikan sebagai pola untuk menggunting bahan yang sesungguhnya.

7
Jika dikehendaki model yang sama untuk orang lain bentuk bentuk potongan tersebut
dipelajari untuk dibesarkan atau dikecilkan.

Gambar 7. Membuat pola pada dressform


Sumber: http://kursusjahityogya.blogspot.co.id

Draping atau mauleren yang disebutkan diatas ialah merupakan salah satu
rangkain proses dari pembuatan pakaian atau busana. Sebagai tahap pertama ialah
dengan membuat pola secara langsung diatas badan atau form tanpa pengukuran badan.
Ukuran badan diperoleh setelah badan selesai didraping, kemudian diteliti ukurannya.
Selanjutnya dikemukakan oleh Kartini Rusli dkk dalam Norma N.Hollen. 1981
bahwa membuat pakain dengan cara moulern (bahasa belanda) yaitu meletakkan kain
singkong atau kain blacu tipis sedemikian rupa diatas badan seseorang yang akan
dibuatkan pakaian mulai dari tengah muka mengarah kesisi dengan pertolomgam jarum
pentul. Untuk memperoleh bentuk yang sesuai dengan bentuk badan maka pada
beberapa tempat diperlukan adanya lipatan misalnya lipatan dibawah bauah dada, sisi
ataupun badan bahu. Lipatan lipatan ini terjadi karena adanya perbedaan ukuran antara
lingkaran yang besar dan kecil. Misalnya lipatan dibawah buah dada, terjadi karena
perbedaan ukuran lingkar badan yang lebih besar dengan lingkar pinggang yang lebih
kecil. Karena sipat dari lipatan ini memberi bentuk pada badan, maka disebut lipit
bentuk. Lipit bentuk ini tidak saja terdapat pada badan bagian muka, juga disebut pada
bagian belakang atau punggung.
Pengertian draping menurut encyclopedia American the new glorier inter state,
Sherman turnpike dunbury, conecticut 06816 USA, rapid ready reports 4837 adalah
sebagai berikut: Draping dalam penggunaan secara modern merupakan suatu metode
dari pembuatanpola dimana perncang menggunakan bantalan (padded) pada dress form
yang distel sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Kain dibentuk langsung diatas

8
paspop sesuai dengan bentuk yang diinginkan. dari draping desain dihasilkan suatu
pola. Dalam kegiatan draping, perancang menggunakan kain atau bahan yamg umum,
sifatnya sama dengan muslin baik dari segi tebal tipisnya, lemas dan lenturnya bahan
itu. Teknik bahan muslin draping memiliki kemungkinan untuk lebih leluasa
memberivariasi yang diinginkan sehingga metode ini lebih kreatif. Namun perlu
diperhatikan bahwa metode ini memerlukan banyak bahan muslin, kain maupun kertas
copy yang terbuan atau dihabiskan dalam metode draping, perancang menggunakan
lebih banyak kain untuk satu pakain yang sama atau sejenis baik bahan, bentuk atau
modelnya, apabila dibandingkan dengan metode lain seperti drafting dan flat pattern.

Gambar 8 Kain dibentuk langsung diatas dress form


Sumber:https://id.pinterest.com/

Pengertian drapping menurut M.Rohar 1980 adalah sebagai berikut: Draping


diperkirakan sebagai satu metode tertua dari rancangan busana yang secara berangsur
angsur diperbaiki dan telah layak atau pantas ditempatkan sebagai suatu system dari
kreasi mode.perubahan ini telah diselesaikan aatu dihasilkan sampai sedemikian jauh
mulai dari penerapan prinsip dasar pola drapting dan ketepatan dari blok pattern.
Lebih lanjut Rohar 1980 menyatakan bahwa keberadaan dan keberhasilan dari
drappers (pembuat drapir) saatini termasuk penggunaan dari system drapting. Dalam
penerapan kedua metode ini bahwa mereka membentuk lipatan lipatan(drapper) bahan
langsung diatas badan (dress form) tetapi juga menggunakan prinsip dari flat design
dengan hasil yang dperoleh dari segi waktu maupum bahan atau materi lebih terjamin
tepat dan efisien. M. Rohar 1980 mengemukakan bahwa secara resmi perancang

9
membentuk lipit dan lipatan sebgai satu model baru diatas bentuk badan menggunakan
sejumlah bahan atau materi yang tepat tidak berlebihan dan warna harmonis atau serasi
dan berhasil dalam suatu usaha desain.
Nampaknya bahwa busana lebih menarik, tetapi konstruksinya dimana banyak
teknik yang tidak sesuai yang menyebabkan pembuat pola banyak kesulitan dengan
membuat ulang pakain draping kedalam suatu pola untuk diproduksi secara massal.
Bahwa dalam mempelajari draping harus di ikuti degan kursus pattern drafting dan flat
desain metode yang memberikan kepada siswa suatu pegalaman yang di perlukan
menangani kain secara tepat di atas bentuk badan. Dalam pelajaran draping ini, efek
bahan akan kelihatan langsung dalam keadaan terpasang keuntungannya ialah diperoleh
suatu pengetahuan yang sangat bermanfat dalam mengepas, dan pada akhirnya,
diperoleh suatu kemampuan atau keterampilan menciptakan atau menggambarkan
secara tepat efek keserasian antara model bahan dan warna.
Prinsip kerja draping yang dikemukakan oleh M. Rohar 1980 yaitu sebagai
berikut: Bahwa bagi mereka yang lebih suka atau lebih menyenangi untuk bekerja
dengan bahan langsung diatas badan untuk lebihmengungkapkan atau
mengkonsentrasikan rasa seni atau keindahan dari kreatifitas desain dan
lainnyamepunyai kemampuan merancakan garis model apabila menggunakan metode
flat design yang man keduanya memiliki cara untuk perhitungan tersendiri jadi dalam
hal ini kedua cabang desain (drafting dan draping) pada dasarnya penting dalam
pengaembangan secara tepat dari pola untuk keprluan dalam usaha busana.
Norma Holen 1981 mengemukakan bahwa draping merupakan suatu pendekatan
seni dalam mengepas bahan atau kain pada dress form sesuai lekukan dan bentuknya
untuk mebuat bahan atau kain menjadi suatu pola.sekaligus dapat dilihat bagaimana
pakain yang akan dikembangkan polanya. Kartini Rusli dalam Norma Holen 1981 lebih
lanjut mengemukakan prinsip kerja dari draping ialah bahwa dengan meulern atau
draping bahan langsung diatas bahan atau form dengan memberikan lipatan sesuai
bentuk badan kemudian diberi batas garis pola. Bedasarkan batas garis pola diperoleh
keterangan yang dapat digunakan dalam menyimpulkan pembuatan pakaian secara
draping. Pembuatan pakain cara draping tidak mungkin dikerkjakan sendiri diatas
badan sendri. Oleh karena itu perlu adanya pola konstruksi.

10
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode draping merupakan pembuatan pola
maupun pakaian secara langsung diatas bahan atau form yang bersifat individual.
Produksi pola atau pakaiantidak berlaku umum tetapi secara perorangan. Apabila akan
dibuat secara massal untuk dikomersilkan, maka sebaiknya dikerjakan dengan cara
pattern drapting pola konstruksi.

Gambar 9. Pola draping bersifat individual


Sumber: http://choiriyyah123.blogspot.co.id

D. FUNGSI KERJA DRAPING


Dalam membuat sebuah draping berbagai fungsi kerja dapat dilakukan antara lain:
1. Fungsi Drapping dalam pembuatan Pola dan Proses Pembuatan Busana
a. Drapin adalah sebagai langkah kerja awal (pertama) dalam pembuatan pola
yang merupakan bagian dari proses pembuatan pakaian. Pola dapat langsung
dapat dicetak pada dress form atau paspop tanpa diukur lebih dahulu. Ukuran
diperoleh setelah draping pola selesai.
b. Draping berfungsi untuk menyempurnakan pola drafting atau flat pattern,
dimana pola perlu dipas dengna cara draping pada dress form atau paspop.
c. Draping berfungsi untuk menyemp[urnakan dan meningkatkan kualitas hasil
jahitan dengan Pengepasan cara draping. Maksudnya untuk memperbaiki
kesalahan dan intuk mengecek keseimbangan desain dan paham gambar

11
2. Fungsi Draping dalam desain busana
a. Draping berfungsi untuk menciptakan suatu desain busana yang baru (new
fashion). Menciptakan kreasi baru dengan mengambil dasar inspirasi dari
pakaina-pakaina kuno, pakaian kebangsaan, pakaian suku atau daerah
tertentu,bangunan, perabot rumah tangga, dan dari lingkungan alam
sekitarnya. Misalnya dapat dilihat dalam “Nusnasa khatulistiwa 91”. Hasil
krasi mahasiswa tata busana IKIP Jakarta. Beberapa contoh judul kreasi
tersebut antara lain:
1) Relung ria diantara merah putih
2) Dolanan
3) Cowboy cilik
4) Butir Fantasi ceria
5) Gelora Biru
6) Aksen Anyaman
7) Menyibak Kelabu
8) Menyala Pelangi
9) Jajaran Diamond
10) Menyibak Flare Dalam Kelam
11) Lambaian Draperi dalam Nuansa ASymetris
12) Tabir senja dalam Panorama Ufuk Barat
13) Rangkaian Pucuk Cemara
14) Rotasi Sifon
15) sircuit Cross Gaya Palerin
b. Draping berfungsi untuk menguji cobakan suatu model atau desain yang
sukar dan rumit, misalnya model twist, model spiral, model draperi dan
seterusnya.
c. Draping berfungsi untuk mengecek atau menganalisis proporsi dan
keseimbangan antar gambar sketsa dengan realisasi hasil ciptaan yang
terpasang pada paspop atau dess form.

12
3. Fungsi Draping Dalam Pengelolaan Usaha Busana
Dalam pengelolaan usaha busana, baik dalam penataan ruangan busana,
atelier, ruang penjualan, pameran hasil jahitan, perlu di dekorasi. Dekorasi
tersebut harus ditata secara terencana, supaya hasilnya baik dan menarik.
Dengan memasang boneka pas atau dress form pada tempat yang strategis
akan membantu menciptakan suatu dekorasi yang baik, tepat dan menarik.
Boneka pas atau dress form didesain dengan draping misalnya draping etalage
pada dress form.
Peerlu di ingat ialah sehubungan dengan tujuan dan jenis pakaian apa yang
dipromosikan. Misalnya pakaian nasional, busana kerja, busana anak-anak,
busana pengantin, busana konveksi, busana remaja, busana wanita dewasa,
busana pria dan sebagainya.
Draping boneka sebaiknya relevan dengan bahan, model, corak, warna dari
hasil produksi yang akan dikopmersilkan. Apabila menmcipta suatu draping
etalage, disamping diperhatikan warna, corak, dan bahan, model juga perlu
ditambahkan accessories dan millineries. Secara keseluruhan yang tidak boleh
dilupakan ialah keserasian antara bahan dan pelengkapnya, wala pun kita harus
selalu berpatokan pada mode yang sedang popular.

Draping dan Proses Kerjanya


a. Merekonstruksi bahan dua dimensi menjadi tiga dimensi dengan membentuk atau
memulir bahan kain pada dress form atau paspop.
b. Bahan atau kain yang didrapir atau dipulir itu diberi lipatan dibawah buah dada, sisi
dan bahu.
c. Lipatan dibentuk mengikuti ukuran besar, sedang atau kecilnya bentuk badan.
d. Bahan atau kain dilipat supaya tidak berkerut, diusap rata kemudian direnggang dan
ditarik perlahan selanjutnya disemat dengan pentul.
e. Apabila pasnya pada form sudah baik diberi garis batas pola misalnya garis bahu sisi,
pinggang , leher dantengah muka atau tengah belakang dengan pensil.
f. Garis pola dianalisis ukurannya, dapat dibandingkan dengan ukuran standar, ukuran
perorangan dari paspop atau pragawati.

13
g. Teliti ulang ukuran dan pas pola pada form, apabila tidak tertarik atau berkerut maka
bahan atau kain dapat dilepas dari form.
h. Pola doratakan diatasmeja diperiksa kembali bentuknya dapat juga dibandingkan
pola konstruksi.
i. Apabila ternyata konstruksi pola sudah baik, ditambah kampuh diluar garis pola
kemudian digunting.
j. Ukuran ditabulasi dan diinvetarisasi kembali pada buku daptar ukuran.
k. Selanjutnya pola draping dapat dikembangkan menjadi pola konstruksi atau pattern
drapting atau blok pattern, grading dan flat pattern atau pola cetak atau /pola
komersil.
l. Pola dasar draping dapat dikembangkan menjadi pola desaign.

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN DRAPING


(a) Kelebihan metode draping
1. draping memiliki pungsi rangkap karena dapatmengepas, membuat pola dasar
dan pola design atau memulir satu etalage untuk tujuan promosi atau
komersil.
2. Draping dapat memperbaiki hasil atau produksi pola yang dibuat secara:
konstruksi, pattern drapting, blok part, grading, flat pattrn, pola cetak, pola
baku dan pola komersil, dengan mengepas hasil pola tersebut pada form.
3. Draping dapat medesain suatu model yang sukar atau sulit.
4. Draping dapat digunakan untuk menciptakan atau mendesain sautu model
baru.
5. Hasil draping secaralangsung dancepat dilihat semua priduksinya antara lain:
pola, desing, etalage dan busana.
6. Pas atau fitting dari pola maupun busan dan desugn busan ternyata hasilnya
meyakinkan karena semua garis pola maupun garis desidn langsung dapat
dikontrol dalam fitting atau pengepasan

(b) Kelemahan metode draping


1. Draping memiliki sipat royal atau boros karena terlalu banyak menggunakan
atau meghabiskan bahan atau kain.

14
2. Pola dasar maupun pola design dari hasil draping bersipat individual.
3. Hasil draping, baik pola dasar maupun pola design tidak bias langsung dicopy
atau digandakan untuk dikomersilkan Karena harus dipelajari kembali
polanya secara konstruksi atau patter drapting maupn blok patter.

15

Anda mungkin juga menyukai