Anda di halaman 1dari 59

Scanned by CamScanner

DASAR.DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA


Edisi Pertama
Copyright O 20i6

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)


lsBN 978.602.422. 1 i4.0
13,5 x 20,5 cm
xvi, 280 htm

Cetakan ke.l, November 2016

Kencana 2016.0767

Penulis
Dra. Hj. Yuliarma, M-Ds.

Desain Sampul
lrfan Fahmi

Penata Letak
Jetri

Penerbit
KENCANA
Jl. Tambra Raya No. 23 Rawamangun - Jakarta 13220
Telp: (021) 41a.64657 Faks: (O2l) 475,4134

Divisi ciari PRENADAMEDIA GROUP


e-mail: pmg@prenadamedia.com
www. prenadamedia.com
INDONESIA

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apa pun,
termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit.
Kata Pengantar

As s al a m u'alaikum War ahm at ullahi Wab ar a k a t uh,

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT'


berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga buku yang berjudul
Dasar-dasar Teknik Pembuatan Busana untuk pekerjaan menja-
hit pakaian dan costum modewanita ini dapat terselesaikan'
Buku ini terdiri dari 9 bab, untuk memenuhi tuntutan ma-
syarakat di bidang keahlian costum modewanita khususnya ke-
sulitan membuat busana tingkat dasar, seperti kesulitan meng-
gunakan dan memelihara alat mesin jahit, memilih bahan,
memilih desain, mengombinasikan warna, mengambil ukuran
badan, membuat pola konstruksi, dan teknologi menjahit busa-
na wanita, anak dan dewasa. Selain itu buku ini juga dapat me-
nambah pengetahuan dan keterampilan masyarakat pencinta
tata busana yang ingin mengembangkan penjahitan pakaian
dengan ukuran dan Pola standar.
Buku ini dapat digunakan oleh siapa saja yang ingin belajar
menjahit pakaian wanita, baik pada Industri Kecil dan Mene-
ngah (IICVI) yang pada umumnya belum standar memproduksi
pakaian jadi, maupun para mahasiswa dan siswa yang kesulitan
menata dan membuat busana.
Penulis telah berusaha agar buku ini dapat memenuhi tun-
tutan masyarakat dan ditulis dengan bahasa yang jelas serta
keterangan yang perinci sehingga mudah dimengerti oleh para
pembaca.
Diharapkan dengan terbitnya buku ini dapat menambah ru-
jukan penget ahuan costum mode wanita dan membuat busana
DASAR.DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

serta dapat memberlkan arti yang positif bagi lembaga pendi-


dikan, industri, maupun masyarakat tanpa kecuali. Semoga se-
muanya diridhai Allah SWT.
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati panulis meneri-
ma kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan pengem-
bangan buku ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih ke-
pada semua pihak yang telah memfasilitasi penulisan buku ini.
Semoga semuanya menjadi amal ibadah.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Penulis
o
Pendahuluan

Pengertian busana dalam arti umum adalah bahan tekstil


atau bahan lainnya yang telah dijahit atau tidak dijahit, yang
dipakai dengan cara disarungkan, disampirkan, atau dililitkan
untuk menutupi tubuh seseorang. Iadi, dalam arti sempit busa-
na adalah bahan tekstil yang dipakai untuk penutup tubuh.
Busana dalam arti luas adalah semua benda yang di-
pakai mulai dari kepala hingga ujung kaki yang menampil-
kan keindahan dan keserasian. Benda-benda busana
tersebut terdiri dari tiga unsur, yaitu:
I. Busana yang bersifat pokok,
yaitu semua jenis pakaian Yang
dipakai pada tubuh manusia,
yang berfungsi sebagai penutup tu-
buh yang mutlak dipakai dalam berbu-
sana. Misalnya baju atas, seperti kebaya,
baju kurung, blouse, t-shirt,kemeia, baby
do ol, bebe, blazer, balero, deux pieces, jaket,
jas, mantel, safari, rompi, ves! dan baju bawah, seperti
sanrng, rok, celana rok, celana bermuda, baggy pant,pen- I I

talon, dan pakaian dalam. a

2. Busanayang bersifat pelengkap (millineries), yaitu semua


benda yang dipakai yang berfungsi sebagai pelengkap
DASAR-DASAR TEKNIK PE14BUATAN BUSANA

dalam berbusana. Barang millineries bersifat fungsional,


seperti tas, alas kaki, ikat pinggang, topi, dan sarung tangan.
,)
J Busana yang bersifat penambah keindahan (accesories),
yaitu benda yang berfungsi sebagai penambah keindahan
dalam berbusana. Contoh accesories tersebut di antaranya
giwang, anting, kalung, cincin, gelang tangan, broch, pita
rambut, dan kacamata.

Pekerjaan menata busana aktrn sangat menarik bagi mereka


yang ingin mendalami pengetahuan dan keterampilan di bidang
pembuatan busana. Tata busana adalah kegiatan atau pekerjaan
mewujudkan suatu busana atau pakaian, yang diawali dengan
proses pemilihan model, pemilihan bahan atau tekstil, peng_
ambilan ukuran, pembuatan pola sampai ke teknik menjahit
dan menyelesaikannya. Setiap tahap dalam proses pembuatan
busana tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan
saling mendukung atau menunJilng.
Proses pembuatan busana atau pakaian, pada prinsipnya
mencakup tiga tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksa_
naan, cian tahap evaluasi. Tahap perencanaan meliputi kegiatan
merencanakan atau memilih desain pakaian yang akan dibuat.
Tahap pelaksanaan meliputi kegiatan praktik proses pembuat_
an pakaian, meliputi mengambil ukuran, pembuatan pola, me_
motong bahan kain, menjahit, da:r.rtnishing.
Adapun tahapan evaluasi adalah tahapan menilai hasil pa_
kaian yang dibuat dan dilakukan minimal dua kali,yaitufittingl
danfitting2. Fittingl untuk mengevaluasi hasil jahitan jelujuran
yang berkaitan dengan ketepatan garis siluet baju dan garis pola,
sedangkan f ring2 untuk mengeva_luasi hasil 1'ahitan stik mesin
yang berkaitan dengan teknologi menjahit pakaian, Ci antaranya
teknik menjahit kampuh, teknik menyambung, pemasang.rn
lengan, kerah, penyelesaian belahan, kupnat, rompok, depun,
serip, kelim dan pemasangan kancing, saku, ban pinggang,
Ttt_
ring, dan lining.

2
BABI . PENDAHULUAN

Masalah yang sering muncul adalah antara busana dan si


pemakai kurang serasi atau kurang pantas. Hal tersebut dapat
disebabkan oleh kurang tepatnya desain, seperti model atau ba-
han dengan bentuk dan proporsi tubuh pemakai. Selain itu dapat
juga dikarenakan ;'atuhnya pakaian pada tubuh atau badan pe-
makai kurang tepat. Misalnya, letak garis pinggang tidak pada
tempatnya, penempatan atau pemindahan kupnat yang tidak
sesuai, maupun terjadi kerut atau menggelembung.
Kedua permasalahan tersebut perlu disimak dan dipelajari,
karena kedua hal tersebut ikut menentukan hasil akhir sebuah
busana. Pertama, kaitannya dengan pemilihan dan pemaha-
man gambar sketsa mode; kedua"kutartnya dengan konstruksi
pola dan pecah pola. Permasalahan desain dan konstruksi pola
tersebut, akan dibahas dalam buku ini pada Bab 4 dan 5. Namun
pembahasan tentang ilmu dasar dalam proses pembuatan busa-
na dalam bentuk sederhana dibahas secara menyeluruh.
Pada prinsipnya proses produksi pakaian sama; Lraik dik-
erjakan secara konvensional maupun dikerjakan industri be-
sar dengan mesin. Namun perbedaannya, jika industri meng-
gunakan sistem pola standar maka proses produksi tidak perlu
melalcukan proses fitting dan perbaikan; karena ukuran telah
distandarkan (S, M, L). Tetapi jika industri menggunakan sistem
pola konstruksi, maka proses produksi harus melakukan proses
fitting dan perbaikan mengikuti ukuran sesuai konstruksi badan
seseorang. Adapun langkah-langkah proses produksi busana
dengan sistem pola konstruksi, sebagai berikut:
1. Menyiapkan alatimedia yang diperlukan untuk membuat
busana.
2. Menyiapkan desain (analisis mode, membacamodel, mem-
buat sketsa).
3. Membuat pola konstruksi/pola standar (mengambil ukur-
an, membuat pola dasar, pecah pola sesuai konsep desain)'
4. Menentukan bahan (memiih, rancangan bahan).
5. Menghias.

3
DASAR.DASAR TEKNIK PElt,lBUATAN BUsANA

6. Memotong.
7. Menjahit dengan tangan.
B. Fittingl.
9. Menjahit dengan mesin.
10. Fittingll.
11. Finishing (membersihkan sisa benang, menyetrika, mema-
sang label dan kemasan).

Gambaran alur proses tersebut dapat dilihat pada Gambar l.


Berpijak dari banyaknya permasalahan yang ditemui dalam
penataan pakaian yang sangat berkaitan erat dengan proses
pembuatan pakaian tersebut, maka buku ini bertujuan untuk
memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang konsep
dasar membuat pakaian (pengetahuan alat dan pemeliharaan,
desain, pola, bahan pakaian, menghias, memotong, menjahit,
finishing).
Buku ini diberiltdrtl Dasar-dasar Teknik pembuatan Busana
yang difokuskan pada pembuatan busana wanita dengan modei
sederhana, sistem pembuatan pola konstruksi dan pola standar
serta teknik menjahit sistem wanita.
Pokok-pokok materi yang akan dipelajari da_lam buku ini
adalah:
. Babl Pendahuluan
, Bab2 Pengetahuan Alat Jahit
. Bab3 Bahan Pakaian
. Bab4 Pemilihan Busana
. Bab5 Desain
. Bab6 Pola
. BabT Memotong
. BabB Menjahit Pakaian
. Bab9 Membuat Prototipe

4
BAEI . PEN DAHULUAN

MENYIAPKAN ALAT/
MEDIA MEMBUAT BUSANA

Menyiapkan desain

Menyiapkan pola sesuai desain

Menentukan bahan

Menghias

Memotong

I'4eniahit dengan tangan

Fitting I

Meniahit dengan mesin

Fitting 11

Finishing

Gambar 1. Proses produksi busana

5
Pengetahuan Alat Jahit

A. KESELAMATAN KERJA DALAM MENJAHIT


Keselamatan kerja adalah sikap pada saat kita bekerja,
setiap kerja dan cara menyimpan alat yang aman dan rapi.
Perkiraan kecelakaan pada saat menjahit busana atau lenan
rultiroh tangga sangat kecil, namun kemungkinannya selalu
ada kesempatan dan keamanan kerja perlu diperhatikan
dalam menggunakan alat jahit, agar terhindar dari
kecelakaan terutama pada alat jahit mesin
industri yang pemakaian listriknya
besar. Setiap saat keselamatan kerja
kita terancam, hal ini disebabkan
t
oleh sikap dan cara kerja yang kurang
baik atau kurang berhati-hati, misalnya
jarum pentul yang berserakan di lantai dapat
melukai orang lain.
Jadi, keselamatan kerja dalam dunia fashion
yaitu sikap kerja dan cara kerja yang berkaitan dengan tek-
nologi penggunaan peralatan menjahit, standar lingkungan \ I

yang sehat di worlcshop ataupun di pabrik. Mengingat risiko


bahaya dalam penerapan teknologi menjahit, maka kesela- I
matan yang sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) men-
DASAR.DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

jadi salah satu aspek yang sangat penting diterapkan dalam du_
nia industri busana.
Agar tidak mendapat bahaya dan kecelakaan waktu bekerja,
ada beberapa hat yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
alat jahit, baik itu menjahit dengan mesin manual, multifungsi,
atau mesin jahit high speedyangada di garmen. Berikut hal hal
yang harus Anda perhatikan, antara lain:
l. Saat bekerja harus bersikap tenang dan tidak terburu_buru.
2. Memotong benang harus menggunakan gunting dan jangan
dengan gigi.
3. Tidak memasukkan jarum pentul pada waktu mengepas
atau menjahit, sebab kemungkinan jarum pentul itu dapat
tetelan ke dalam mulut.
4. Rambut yang panjang diikat waktu menjahit, jangan dibiar_
kan terurai, karena kemungkinan besar dapat tersambar
roda mesin.
5. Memutuskan dan mengalirkan aliran listrik. Sebelum me_
mulai menjahit, teliti dahutu petunjuk atau cara memakai
alat yang menggunakan tenaga listrik. Berapa besar watt dan
voltase yang <tibutuhkan sehingga kita tidak salah meng_
gunakan. Periksalah dengan saksama keadaan kabel, jangan
sampai ada isolasi yang terlepas. Hal ini dapat membahaya_
kan si penjahit yang menggunakan mesin yang tenaga lis-
triknya besar. Sebaiknya kabel-kabel listrik dalam ruangan
mesin jahit industri menggunakan instalasi yang dipasang
di atas atau ditanam dalam lantai agar tidak membahayakan
yang bekerja. Gunakan penyambung Iistrik stiker pada me_
sin atau pada stop kontak atau dinamo agar ticlak terkena
minyak pelumas. Matikan aliran listrik r,pabila mesin tidak
digunakan lagi untuk menjahit.
6. Cara memasukkan bahan ke mesin. Bila sedang menjahit
jangan memasukkan bahan ke mesin dengan tangan terlalu
ke depan karena ada kemungkinan jarum akan mengenai
tangan.

8
BAB2. PENGETAHUAN ALAT JAHIT

7. Menjaga keseriusan. Bila seseorang menggunakan mesin


jahit jangan bermain-main, karena semua mesin jahit ber-
bahaya. Akibatnya akan mengalami kecelakaan, misalnya
tepotong atau terjahit tangan.
B. Cara meletakkan gunting. Iangan meletakkan gunting di
atas mesin jahit, karena gunting bisa tejatuh pada saat men-
jahit. Sebaiknya sediakan kantong dari bahan untuk tempat
gunting dan pemotong benang yang diletakkan pada meja
mesin jahit.
9. Penggunaan cicin jahit (bidal). Agar jari tidak tertusuk jarum
waktu menjahit dengan tangan, biasakan memakai cicin ja-
hit. Bekas tusukan jarum yang berkarat dapat menimbulkan
infeksi yang mengandung kuman tetanus, dan dapat beraki-
bat fatal bagi jiwa kita (cincin jahit/bidal dipakai di jari ta-
ngan tengah).
10. Menjaga kebersihan. fangarr meletakkan makanan dan mi-
numan di atas mesin, karena akan mengotori mesin.

B. MACAM-MACAM ALAT MENJAHIT POKOK


Alat-alat menjahit pokok, yaitu peralatan menjahit utama
yang pertama kali harus dipersiapkan, karena digunakan secara
langsung pada proses menjahit. Peralatan menjahit tersebut
meliputi mesin jahit dan peralatan pendukung lainnya. Semua
peralatan iahit-menjahit tersebut sering disebut pula sebagai pe-
ranti menjahit.

1. Mesin Jahit Manual


Mesin jahit manual, yaitu mesin jahit yang menggunakan
kaki untuk menggerakkan mesinnya. Mesin jahit ini terdiri dari
mesin jahit engkol tangan dan mesin jahit manual yang meng-
gunakan gerakan kaki. Mesin jahit dengan engkol tangan sudah
jarang digunakan. Mesin jahit manual dengan gerakan kaki ma-
sih banyak digunakan. Mesin ini bila menggunakan dinamo atau

9
DASAR-DASAR TEKNIK PE14BUATAN BUSANA

tnotor listrik, maka penggeraknya acialah tenaga listrik. Untuk


membordir manual, mesin jahit yang digunakan adalah mesin
jahit manual dengan gerakan kaki tanpa menggunakan dinamo.

Gambar 2. Mesin iahit manual dengan gerakan kaki

2. Mesin Jahit Semi-Otomatis


Mesin jahit semi-otomatis adalah mesin jahit serba guna
yang memiliki berbagai fasilitas, dan mesin ini digerakkan de-
ngan menggunakan motor listrik. Mesin ini memiliki fasilitas
yang lebih lengkap dibandingkan mesin jahit manual. Dengan
ciemikian, mesin ini selain digunakan untuk menjahit lurus, juga
dapat menjahit berbagai setikan hiasan (setikan bordir). Selain
itu, mesin jahit ini dilengkapi pula dengan berbagai sepatu ja-
hit dengan berbagai fungsi (sepatu lubang kancing, pasang
kancing, dan lain-lain). Mesin jahit ini dikatakan semi-otomatis
karena untuk pembuatan berbagai setikan hiasannya masih me-
merlukan peralatan (cam) lain yang sesuai dengan motif yang
diinginkan. Bila menggunakan berbagai bentuk hiasan, maka
cam-nyapun harus diganti sesuai dengan motifnya.

10
BAB 2 . PENGETAHUAN ALAT JAHIT

aa. - ra
lltT i ll; i ilElilIl,l I
I
.:-r
I
-
\
I

Gambar 3. Mesin iahit semi'otomatis

3. Mesin Jahit 0tomatis


Mesin jahit otomatis ini biasanya berbentuk portable atau
tanpa menggunakan meja. Kegunaan mesin jahit ini hampir
sama dengan mesin jahit semi-otomatis. Perbedaannya adalah
dalam mesin jahit ini memiliki komponen yang iebih praktis. Hal
itu terutama terletak dalam menggunakan fasilitas bermacam-
macam untuk membuat hiasan (bordir). Pada mesin jahit terse-
but untuk membuat bordir yang diinginkan cukup menekan
tombol saja sesuai dengan motif yang diinginkan.

g 5rl{rl:E o 0-
oo
t0aEE8
IlD

t -t
-a
I'.
I1"r

_ l_ * i-
Gambar 4, Mesin iahit otomatis

1l
DASAR.DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

4. MesinJahit lndustri
Mesin jahit industri adalah mesin jahit yang digunakan di
industri pakaian jadi, yang digunakan untuk produksi dalam
jumlah yang besar. Mesin ini disebut pula sebagai mesin jahit
high speed atau mesin jahit dengan kecepatan tinggi. Biasanya
hanya digunakan untuk menjahit lurus.
Sistem kerja mesin jahit listrik ini adalah jenis mesin jahit
yang impulse listrik akan menembak jarum dan mengemba-
likannya kembali dengan gerakan yang ritmik, diimbangi juga
dengan gerakan mekanik yang mendorong kain saat dijahit.
Gerakan mekanik ini sebagai pengganti push d,an pull seperti
yang terjadi pada mesin jahit manual. Mesin jahit listrik memi-
liki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan mesin
jahit manual.

Gambar 5. Mesin iahit frgf speed

5. MesinJahitPenyeiesaian
Mesin jahit penyelesaian dapat disebut sebagai mesin jahit
khusus. Mesin jahit jenis ini harrya digunakan untuk satu macam
penyelesaian jahitan. Misalnya, mesin obras yang digunakan
khusus untuk penyelesaian tiras (pinggiran) busana.

12
BAB 2 . PENGETAHUAN ALAT JAHIT

I t

Gambar 6. Mesin obras

C. MACAM-MACAM ALATJAHIT PENDUKUNG


Alat menjahit pendukung adalah semua peralatan menja-
hit yang secara tidak langsung membantu dalam proses jahit-
menjahit. Dengan bantuan alat-alat penunjang ini, maka dapat
memperlancar dan mempermudah pekerjaan menjahit. Berikut
ini diuraikan beberapa contoh alat penunjang.

1. Alat Pengukur
Alat mengukur adalah peralatan yang digunakan untuk
mengambil ukuran badan dalam pembuatan busana. Alat penS-
ukur tersebut sering disebut sebagai pita ukuran atau metlin/
meteran. Untuk mengambil ukuran badan tersebut diperlukan
pula veterban yang berfungsi untuk menandai tempat mengam-
bil ukuran. Adapun alat ukur untuk membantu membuat pola
yaitu dress marker ruler.

Gambar 7. Pita ukuran

13
DASAR-DASAR TEKNIK PE14BUATAN BUSANA

(a) Pembaris siku (b) Pembaris lengkung

Gambar 8. Dress marker ruler

2. Alat Pembuat Pola


Alat membuat pola adalah alat yang digunakan untuk mem-
buat pola pakaian. Membuat pola pakaian biasanya dilakukan
pada kertas, baik yang berukuran kecil maupun besar. Pola yang
berukuran kecil (skala kecil) biasanya di buat pada kertas yang
kecil pula (buku pola yang berukuran kuarto/buku kostum), se-
dangkan pola yang berukuran besar (skala satu) dibuat pada ker-
tas yang lebar (kertas kacang). Selain itu, peralatan untuk mem-
buat pola di antaranya adalah penggaris baik penggaris meter
biasa maupun penggaris pola pakaian (dress marker ruler), pen-
sil hitam, pensil merah biru, kertas payung, dan kertas doorslag.
Penggaris pola pakaian (dress marker ruler) adalah macam-ma-
cam penggaris yang digunakan untuk mempermudah dalam
membuat bentuk pola pada busana.

Gambar 9. Buku pola dan kertas kacang

14
BAB 2. PENGETAHUAN ALAT JAHIT

3. Alat Pemotong
Alat pemotong adalah peralatan menjahit yang digunakan
untuk memotong kain/bahan pada saat membuat pakaian' Con-
toh alat pemotong di antaranya gunting kain, gunting rumah
kancing, gunting bordir, gunting tiras, gunting kertas, gunting
zig-z'ag, gunting benang, cutter, alat pembuka jahitan (pende-
del), dan gunting listrik. Gunakan gunting-gunting tersebut
sesuai dengan fungsinya agar gunting tetap dalam kondisi yang
baik. Gunting kain hanya untuk memotong kain, dan gunting
kertas hanya dipakai untuk menggunting kertas. Gunting zig-
zag, biasanya digunakan untuk penyelesaian tiras kain. Gunting
benang digunakan untuk memotong benang pada saat proses
menjahit. Gunting listrik digunakan untuk memotong kain da-
lam ukuran yang besar, dan biasanya banyak digunakan oleh
industri busana yang besar pula. Usahakan gunting selalu diber-
sihkan dan tidak boleh jatuh. Gunting kain paling banyak digu-
nakan, sedangkan yang lainnya hanya sesuai dengan keperlu-
an. Gunting harus tajam, untuk menguji ketajamannya dengan
cara menggunting perca pada bagian seluruh mata gunting' Iika
bekas guntingan pada perca tidak berbulu, berarti gunting itu
cukup tajam untuk kain.

\
I
gunting kertas
gunting kain gunting bordir dan benang gunting zig-zag

Gambar 10. Jenis-jenis gunting

'15
DASAR-DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

4. Alat PemberiTanda
Alat pemberi tanda adalah semua peralatan menjahit yang
digunakan untukmemindahkan garis-garis pola pada kain. AIat-
alat untuk memberi tanda tersebut di antaranya rader, karbon
jahit, kapur jahit, pensil kapur, dan skirt marker. Rader adalah
alat untuk memindahkan garis pola pada kain/bahan, agar garis
pola dapat pindah pada kain. Unruk itu, dibutuhkan karbon jahit
(tracing paper). Rader ada dua macam, yaitu rader bergerigi dan
tidak bergerigi. Rader bergerigi digunakan untuk kain-kain yang
agak tebal, sedangkan rader tidak bergerigi digunakan untuk
kain-kain yang tipis. Rader biasanya terbuat dari logam dengan
pegangan kayu serta ada yang terbuat dari plastik dengan roda
dari besi.

Gambar il. Alat pemberi tanda, rader

Karbon jahit itracing paper) digunakan saat merader kain/


bahan. Warna karbon jahit bermacam-macam. Sebaiknya pilih-
lah wama yang berbeda dengan wama kain agar kelihatan warna
karbonnya pada kain. Karbon jahit terbuat dari kapur dan lilin.
Karbon yang terbuat dari kapur lebih mudah hilang dibanding-
kanyang terbuat darililin. Yangmesti diingat, hindari pemakaian
karbon mesin tik, karena bekasnya sukar dihilangkan.
Adapun kapur jahit ada yang berbentuk lempengan mau-
pun pensil. Dalam penggunaannya perlu kehati-hatian, karena

't6
BAB2. PENGETAHUAN ALAT JAHIT

Gambar 12. Alat pemberi tanda, karbon iahit

kadang-kadang bekas kapur ini sulit dihilangkan, untuk itu perlu


dicoba terlebih dahuiu. Kapur jahit ini biasa digunakan untuk
memberi tanda pada bahan-bahan yang tebal. Warna kapur ja-
hit pun bermacam-macam, untukmenandakan bahanyangber-
warna terang pilihlah warna terang pula; agar bekas tanda tidak
terlalu kontras. Adapun bahan yang berwarna gelap sebaiknya
pilih penanda yang betwarna yang mudah dilihat.

Gambar 13. Alat pemberi tanda, kapur iahit

Selain alat di atas, ada lagi alat penanda skirt marker, yaitu
alat pemberi tanda untuk panjang rok. Bentuk alat ini berupa
tongkat berstandar (berkaki) sehingga dapat berdiri tegak di
lantai. Tongkat ini diberi ukuran sentimeter mulai dari bawah.
Selain itu, dilengkapi pula dengan alat penyemprot kapur yang

17
DASAR-DASAR TEKNIK PEI.4BUATAN BUSANA

dinaik-turunkan sesuar dengan panjang rok yang dikehendaki.


Sambil mengelilingi alat pengukur tersebut, si pemakai dapat
menyemprotkan kapur itu pada tepi roknya.

Gambar 14, Alat pemberi tanda, skirt marker

5. Alat-alat Pelengkap Menjahit


Selain alat menjahit pokok dan alat menjahit pendukung, di
dalam menjahit atarr membuat pakaian diperlukan alat peleng-
kap menjahit. Fungsi alat pelengkap ini adalah agar pekerjaan
jahit-menjahit tidak terhambat atau lancar. Alat-alat pelengkap
menjahit di antaranya jarum mesin, jarum tangan, jarum pentul,
bidal, pendedel, needle threader, dan bantalan jarum.

Gambar 15. Jarum mesin

farum mesin, yang baik terbuat dari baja ujung tajam agar
bahan yang dijahit tidak rusak. Pemilihan nomor jarum harus

18
BAB2 . PENGETAHUAN ALAT JAHIT

disesuaikan dengan bahanyang akan dijahit. Selain itu pemilih-


an jarum mesin disesuaikan dengan fungsinya. Karena itu ada
bermacam-macam bentuk dan ukuran yang berbeda fungsinya.
Misalnya, jarum untuk mesin manual, jarum untuk mesin bor-
dir, jarum mesin penyelesaian, jarum mesin industri.
Jarum tangan adalah jarum yang digunakan untuk pe-
kerjaan menjahit yang menggunakan tangan, misalnya peker-
jaan mengkelim atau menjelujur. Ienis jarum tangan yang baik
adalah yang berkepala kuning emas pada lubangnya. Ukuran
iarum tangan ini bermacam-macam, dari yang halus sampai
yang kasar. Jarutn kasar untuk bahan yang kasar, dan jarum yang
halus untuk bahan yang halus serta tenunannya rapat. Iarum
tangan yang baik adalah licin, tidak berkarat, bentuknya pan-
jang/ramping, dan tidak mudah patah.

Gambar 16. Jarum tangan

Iarum pentul, biasanya digunakan untuk menyemat kain.


Bagian kepalanya biasanya berbentuk bulat besar atau kecil
yang terbuat dari plastik atau logam, dan bagian ujungnya ter-
buat dari logam dengan mata jarum yang runcing dan tajam.
Jarum pentul yang berkualitas baik adalah yang bagian kepala-
nya berbentuk bulat besar serta logam jarumnya panjang. Hal
itu menandakan alat tersebut lebih tajam, tidak mudah berkarat
dan memudahkan pada saat menyematnya.

t9
DASAR.DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

Gambar 17. Jarum pentul

Bidal adalah tudung jariyang digunakan untuk melindungi


jari dari tusukan pangkal jarum pada waktu menjahit dengan
tangan. Tudung jari terbuat dari logam, bentuknya seperti tu-
dung yang bagian atasnya berlekuk-lekuk untuk menahan pang-
kal jarum. Pilihlah bidal yang sesuai dengan besar jari tengah
agar cocok dalam pemakaiannya.

-T

Gambar 18. Bidal

Pendedel, atau disebut juga alat pembuka jahitan diguna-


kan untuk membuka jahitan yang salah. Selain itu, dapat juga di-
gunakan untuk memotong lubang kancing yang dibuat dengan
mesin.

G
,

Gambar 19, Pendedel

20
BAB2. PENGEIAHUAN ALAT JAHIT

Bantalan iarum, digunakan untuk


meletakkan jarum pentul dan jarum ta-
ngan a8ar tidak tercecer. Bantalan jarum
ini dapat dibuat sendiri atau beli yang su-
dah jadi. Biasanya isi bantalan jarum ter-
sebut berupa kapuk/kapas atau sisa-sisa
-J ..
dari kain perca sehingga mudah untuk di-
Gambar 20.
tusuk jarum. Bentuknya berupa bantalan Bantalan iarum
dalam ukuran yang kecil. Terkadang ban-
talan jarum tersebut dibuat dalam bentuk gelang.

6. Attachment
Attachment adalah alat-alat yang digunakan untuk mem-
bantu pada saat menjahit dengan menggunakan mesin jahit.
Attachment ini biasanya berbentuk sepatu mesin. Contoh ar-
tachment di antaranya sepatu ritsleting, sepatu kelim gulung,
sepatu memasang kancing, sepatu lubang kancing, sepatu me-
lipit, sepatu mengelim, setikan hias (zig-zag), sepatu untuk
merompok, dan sepatu untuk mengerut.
a. Sepatu ritsleting ada dua macam, yaitu:
1) Sepatu ritsleting biasa yang mempunyai satu kaki dan
terbuat dari logam.
2) Sepatu ritsleting jepang: terbuat dari plastik, di ten-
gahnya terdapat lubang untuk tempat masuk dan kelu-
arnya jarum dan di bawahnya terdapat dua jalur tempat
gigi ritsleting.

Gambar 21. Sepatu ritsleting

21
DASAR.DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

b. Sepatu kelim, terbuat ciari iogam, dibagian tengahnya alat


spiral untuk menggulung kain.

.
t, I I
t

,-
.l
.:..T
t"

Gambar 22. Sepatu kelim

c Sepatu Iubang kancing terbuat dari logam, bentuknya ber-


macam-macam, mulai dari ukuran yang kecil sampai yang
besar. Untuk mesin jahit semi-otomatis dan otomatis, bi-
asanya telah dilengkapi sepatu lubang kancing tersebut.

Cara penggunaan attachmer?rpada dasarnya sama saja, baik


pada mesin jahit lurus maupun pada mesin jahit semi-otomatis.
Sebelum memasang Grtachment sepatu mesin jahit lurus dilepas
terlebih dahuiu.

t::1-' -' .' \f,\t-


I
t.-
*-,
-i -.-.r--
L
1

Gambar 23. Attachment

7. Alat Merrgepres
Alat mengepres adalah alat yang digunakan untuk mem-
berikan bentuk yang tetap pada bagian-bagian busana dengen
cara disetrika. Alat yang digunakan untuk pengepresan antara
lain:

22
BAB 2' PENGETAHUAN ALAT JAHIT

a. Setrika biasa dan setrika uaP.

&\
Gambar 24. Setrika biasa dan setrika uap

b. Ironingpres-s, berbentuk persegi panjang seperti papan se-


trika. Pada bagian bawah terdapat papan pres yang dilapisi
dengan kain putih yang tidak mudah terbakar, bagian atas
terdapat lempengan logam untuk mengepres.

Gambar 25, lroning Press

C Papan setrika, digunakan pada saat akan menggosok kain


dengan menggunakan setrika. Setrika yang digunakan ada-
lah setrika biasa maupun setrika uap. Bila menggunakan
setrika uap hasilnya lebih licin dan rapi. Papan setrika bi-
asanya berbentuk papan datar yang dilapisi kain yang tidak
mudah terbakar. Pada bagian sisi kanan terdapat tempat
untuk rneletakkan setrika, dan di bawah terdapat kaki se-
bagai penyangga papan setrika.

l
It I
I
\ Gambar 26. Papan setrika

23
DASAR-DASAR TEKNIK PEI.4BUATAN BUSANA

d. Bantalan setrika, adalah bantalan yang digunakan untuk


membantu proses menyetrika atau mengepres, bentuknya
bermacam-macam tergantung dari fungsinya, misalnya
bantalan untuk lengan, bahu, dan lain-lain.

Gambar 27. tsantalan setrika

8. Alat Mengepas
Alat mengepas adalah alat yang digunakan untuk mengepas
busana sebelum busana itu jadi. Hal irri dimaksudkan agar se-
suai dengan ukuran dan bentuk badan pemakainya. Alat menge-
pas busana itu di antaranya:
a. Boneka pas dibuat dalam berbagai ukuran (S, M, L), baik
untuk anak, wanita, maupun pria yang panjangnya sebatas
panggul. Umumnya boneka pas dibuat dari fiberglass yang
dilapisi kain sehingga mudah disemat dengan jarum.

Gambar 28, Pas pop ldressform)

24
BAB 2. PENGETAHUAN ALAT JAHIT

b. Cermin pas digunakan untuk membantu


melihat apakah busana yang dibuat terse-
but sudah sesuai dengan ukuran dan bentuk
yang diinginkan pemakainya. Pada umum-
nya cermin pas berbentuk persegi panjang
agar tampak seluruh badan. Biasanya ter-
dapat kaki untuk memudahkan memindah-
kannya.
Gambar 29,
Cermin pas
D. RUANG PENYIMPANAN ALATJAHIT
Alat jahit dan alat bantu bantu jahit yang telah digunakan,
dibersihkan, disimpan pada tempat yang memenuhi syarat.
Tujuan penyimpanan alat, yaitu: (l) supaya alat dapat dipakai
lebih dari satu kali (berulang kali); (2) kalau akan mengulangi
pemakaian alat dapat dengan muCah mencarinya dan selalu
dalam keadaan baik (layak pakai); (3) bila ada pemakaian alat
yang sarna untuk selanjutnya mudah dicari; dan (4) dari semua
tujuan penyimpanan alat dengan baik ini akan dapat menghe-
mat waktu, tenaga, maupun keuangan.
Beberapa saran tentang penyimpanan alat jahit:
l. Buat lemari hingga ke plafon. Buat kabinet atas hingga me-
nyentuh plafon, sehinga akan semakin luas ruang penyim-
panan.
2. Berhenti menimbun. ]angan terlalu ba-
nyak beli, kecuali Anda punya tempat
yang luas untuk menyimpannya.
3. Siapkan tangga meskipun Anda sudah
menaruh barang senyaman dan seergo-
nomis mungkin untuk beberapa barang
mungkin masih sulit dijangkau. Bangku
Gambar 30.
lipat atau dingklik kecil adalah solusi ke- Tangga, alat
tika Anda ingin mengambil barang terse- pelengkap ruang
but. penyimpanan

25
DASAR.DASAR TEKNIK PEI,IBUATAN BUSANA

4 Tambahkan rak kecil. Rak kecil yang ada di pasaran sangat


berguna. Selain dapat membuat penyimpanan menjadi le-
bih rapi dan teratur, rak instan ini bisa menambah kapasitas
penyimpanan.

Gambar 31.
Rak kecil, alat penyimpanan
alat jahit yang kecil

5 Simpan di tempat terbuka. Beberapa barang seperti jarum


yang selalu digunakan sebaiknya tidak disembunyikan di
dalam lemari. Tujuannya untuk mempermudah kita saat
menjahit. Jika ada dalam jangkauan penglihatan, tentu saat
dibutuhkan tak perlu dicari-cari.

TJ

Gambar 32,
Tempat penyimpanan di
ruangan terbuka

6. Simpan barang menurut frekuensi penggunaan. Barang


yang sering digunakan ditaruh di tempat-tempat yang mu-
dah dijangkau dengan tangan. Boleh <ii laci lemari, mudah
dicari ketika digunakan. Contoh barang seperti ini adalah
jarum, kapur, benang. Sementara barang yang jarang dipa-
kai seperti pelumas, tak perlu ditaruh di area kerja. Semua
itu dapat disimpan di tempat paling atas atau di ujung meja
kerja, misalnya di gudang utama.

26
BAB2. PENGETAHUAN ALAT JAHIT

i
a
!

Gambar 33.
Tempat penyimpanan di laci lemari

7 Manfaatkan area. Area antara kabinet atas dan meja kerja


atau kabinet bawah dapat dimanfaatkan. Beri alas untuk
meletakkan perca, ataupun beri rak untuk meletakkan ber-
bagai peralatan.

Gambar 34.
Tempat penyimpanan dengan ,J
pemanfaatan area kabinet

E. CARA M ENYI MPAN PART/AKSESORIS/PERLENGKA.PAN


MESIN JAHIT
Bagaimana cara menyim pan p art I aksesoris / perlengkapan
mesin lahit jika Anda belurn menggunakannya dalam jangka
waktu yang lama. Parflaksesoris/perlengkapan mesin jahit yang
dimaksud adalah yang terbuat dari logam, misalnya bobbin case'
sepatu, jarum , gear, dan lain-lain. Wadah yang diperlukan untuk
menyimpannya adalah kantong plastik klip dan cairan anti karat
(jika tidak ada cairan antikarat, bisa menggunakan minyak me-
sin jahit). Caranya:
1. Masukkan partke dalam kantong plastik klip.

27
DASAR.DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

2 Semprotkan cairan antikarat atau teteskan minyak secukup-


nyake parttersebut.
3 Tutup kotak/ bor plastiknya dengan menjepit klipnya.

{-t iH. lElf,


U $i'a
\ ll '=-
Gambar 35. Letak perlengkapan iahit lainnya

4 Pijat-pijat bagian luar plastik yang bersentuhan dengan parf


agar cairan tersebar merata ke seluruh bagian part.
5 Simpanlah di tempat yarrg aman.

;#
[.i.-
I
I
'l

il
I

Gambar 36. Cara penyusunan perlengkapan jahit lainnya

F. PENATAAN DAN PEMELIHARAAN TEMPAT KERJA


Tempat kerja terpadu dipelihara dan ditata mengikuti lay-
our, maksudnla bahv'a setiap proses operasi, harus dirancang
secara perinci dan terpadu dengan mengaitkan antara mesin,
operator, dan peralatan pendukung lainnya, dengan berpedo-

28
BAB 2 ' PENGETAHUAN ALAT JAHIT

man pada pola aliran bahan yang telah 1

dirancang sebelumnya. Perencanaan


tempat kerja terpadu juga harus mem-
perhatikan keterkaitan dengan kegiatan
penunjang lainnya, misalnya dengan
kegiatan pelayanan. Di samping itu,
penerangan harus diperhatikan. Jika
kondisi ruangan gelap, beri lampu pe-
nerang atau tempatkan mesin jahit
pada jendela yang masuk cahaya ma- Gambar 37'
' Letak mesin iahlt
tahari dan udara luar.
Alat bantu dan bahan jahit letakkan di rak tinggi, jauh dari
jangkauan anak kecil. Benang jahit, kancing, payet, dan bahan
jahit lainnya letakkan dalam wadah plastik bening agar tampak
warnanya, atau keranjang. Kesehatan pada ruang kerja harus
memperhatikan:
1. Tempat kerja pekerja dipelihara kebersihan dan kerapian-
nya, dan untuk kesehatan bersama. Dilarang meludah di
lantai, membuang sampah di sembarang tempat.
2. Setiap pekerja harus mematuhi dan melaksanakan instruk-
si-instruksi tentang pemakaian alat-alat perlindungan K-3
yang disediakan.

I
dt J
Gambar 38. Letak perlengkapan jahit lainnya

29
DASAR.DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

Tempat kerja merupakan bagian yang penting dalam suatu


usaha, secara tidak langsung tempat kerja akan berpengaruh
pada kesenangan, kenyamanan, dan keselamatan dari para sis-
wa/pekerja. Keadaan atau suasana yang menyen angkan (com-
fortable) dan aman (safe) akan menimbulkan gairah produk-
tivitas kerja.
Menyiapkan tempat kerja untuk memotong bahan berbeda
dengan tempat kerja menjahit dengan tangan ataupun dengan
mesin. Suatu tempat kerja yang diatur teliti dengan mengingat
tertib kerja dan rasa keindahan, akan menyebabkan siswa/pe-
kerja yang sedang melakukan kegiatan memotong bahan akan
bekerja dengan perasaan senang. Tempat kerja yang dimaksud
adalah yang ergonomik, dengan kata lain tempat kerja yang se-
suai dengan kebutuhan.
Ruang kerja yang perlu diperhatikan adalah ruang kerla
yang sesuai dengan kebutuhan, rapi, dan menyenangkan, se-
hingga tidak menimbulkan kebosanan. Untuk suatu perusahaan
konveksi yang mempunyai karyawan dalam jumlah banyak san-
gat diajurkan agar disediakan tempat istirahat atau tempat olah-
raga ringan di ruangan kerja tersebut. Tempat berbaring di suatu
ruangan terpisah untuk pekerja yang ingin melemaskan otot
punggung. Selain dari itu juga kamar kecil dan kamar ganti atau
kamar rias sekadarnya harus pula disediakan. Perlu juga dise-
diakan sebuah kantin, mushala, dan tempat berobat. Dan yang
sangat penting diperhatikan adalah kebersihan seluruh tempat
kerja dan juga tempat lainnya sehingga karyawan merasa betah
dan nyaman dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Beberapa
manfaat yang dapat diambil dari penerapan tempat kerja yang
sesuai dengan konsep budaya kerja, di antaranya:
1. Tempat kerja menjadi lebih teratur dan elisien, sehingga
bila ingin melakukan diversifikasi produk lebih mudah.
2. Tempat kerja, mesin-mesin dan peralatan yang teratur dan
bersih siswa/pekerja akan termotivasi untuk datang ke tem-
pat kerja, sehingga ketidakhadiran dapat dikurangi.

30
BAB 2. PFNGETAHUAN ALAT JAHIT

3. Tempat kerja yang terorganisasi dan bersih akan lebih me-


ningkatkan semangat kerja siswa untuk menghasilkan pro-
dukyang baik.
4. Tempat kerja yang teratur secara rapi dan bersih akan me-
ngurangi risiko terjadinya kecelakaan di tempat kerja, dapat
menghasilkan proses pemotongan bahan yang tepat waktu.

G. PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN ALATJAHIT

1. Konsep Dasar dalam Maintenance


Ada tiga dasar utama dalam pekerja an maintenancq meli-
puti:
Pekerjaan pertama, yang paling mendasar dalam main'
tenance adalah membersihkan peralatan dari debu maupun
kotoran-kotoran lain yang dianggap tidak perlu. Debu ini akan
menjadi intr bermulanya proses dari uap air yang berada di uda-
ra. Butir air yang terjadi pada debu tersebut lambat laun akan
merusak permukaan kerja dari peralatan tadi, sehingga secara
keseluruhan peralatan tersebut akan menjadi rusak. Pekerjaan
membersihkan ini pada umumnya diabaikan orang karena di-
anggap tidak penting.
Dalam melakukan pekerjaan ini perlu ada petunjuk tentang:
a. Bagaimana cara melakukan pekerjaan tersebut.
b. Kapan pekerjaan tersebut dilakukan.
c. Alat bantu apa saja yang diperlukan.
d. Hal-hal apa sajayang harus dihindari dalam melakukan pe-
kerjaan tersebut.

Pekerjaan kedua adalah memeriksa bagian-bagian dari per-


alatan yang dianggap perlu. Pemeriksaan terhadap unit instalasi
perlu dilakukan secara teratur mengikuti suatu pola jadwal ter-
tentu. Iadwal ini dibuat atas dasar pertimbangan-pertimbangan
yang cukup mendalam, antara lain:
a. Berdasarkan pengalaman yang lalu dalam suatu jenis peker-

3l
DASAR-DASAR TEKNiK PET4BUATAN BUSANA

jaanyang sama, diperoleh informasi mengenai selang waktu


atau frekuensi untuk melakukan pemeriksaan seminimal
mungkin dan seekonomis mungkin tanpa menimbulkan
risiko yang berupa kerusakan pada unit instalasi yang ber-
sangkutan.
b. Berdasarkan sifat operasinya yang bisa menimbulkan keru-
sakan setelah unit instalasi beroperasi dalam selang waktu
tertentu.
c. Berdasarkan rekomendasi dari pabrik pembuat unit insta-
lasi yang bersangkutan.

Pekerjaan ketiga adalah memperbaiki bila terdapat kerusak-


an pada bagian unit instalasi sedemikian rupa, sehingga kondisi
unit instalasi tersebut mencapai standar semula dengan usaha
dan biaya yang wajar. Dengan berkembangnya teknologi secara
pesat dalam bidang industri, maka maintenance terhadap per-
alatan produksi secara standar dinilai sangat penting. Pada per-
mulaan tumbuhnya industri, maintenance terhadap peralatan
triasanya baru mendapat perhatian setelah pada peralatan terse-
but mengalami kerusakan, karena tidak pernah mendapat per-
hatian yang layak. Beberapa kerusakan pada peralatan produksi
tidak hanya berakibat terhentinya sebagian alat produksi tetapi
seluruh peralatan produksi lainnya akan ikut terhenti.
Dengan meningkatnya persaingan yang cukup ketat dalam
bidang industri, jelas perhatian akan ditujukan kepada hal-hal
yang menyangkut usaha-usaha untuk dapat meningkatkan
produktivitas, meningka&an kualitas, dan menurunkan biaya
operasi produksi dengan segala cara yang mungkin. Dalam hal
ini dengan sendirinya salah satu di antaranya mengarah kepa-
da pcningkatan efektivitas maintenance peralatan dengan cara
yang lebih ilmiah yang dikenal dengan nama planned main-
tenance. Dalam planned maintenance suatu peralatan akan
mendapat giliran perbaikan sesuai dengan interval waktu yang
telah ditentukan dengan demikian kerusakan yang lebih besar
dapat dihindari. Interval waktu perbaikan ini ditentukan ter-

32
BAB2. PENGETAHUAN ALAT JAHIT

utama berdasarkan beban dan derajat kerumitan dari peralatan


yang bersangkutan.
Iadi dengan planned maintenance ini-sudah termasuk di
dalamnya preuentiue nmintenance dan correctiue fiiaintenance-
diharapkan dapat memperpanjang umur pakai dari peralatan
tiga sampai empat kali lebih panjang dan dapat mengurangi
terjadinya kerusakan yang tidak diharapkan. Di samping itu, de-
ngam planned maintenance diharapkan pula dapat meniamin
ketelitian peralatan produksi sehingga kualitas dan kelangsung-
an produksi dapat terpelihara dengan baik.

o. Klosifkosi kkerjoan Mointenonce


Secara garis besar maintenance ini dapat diklasifikasikan
dalam planned fiiaintenance (terencana) dan uplanneed main-
tenance (tidak terencana). Dalam planned maintenance terbagi
lagi menjadi preuentiue dan correctiue maintenance.Yartg terma-
suk preuentiue maintenance adalah cleaning, inspection, running
matntenance, dan shut down' Adapttn yang termasuk correctiue
maintenance adalah shut down dan breackdown maintenance di
mana di dalamnya sudah termasuk miror ouerhaul dan mayor
ouerhaul. Yang termasuk unplanned maintenance adalah emer-
gency maintenance yang slfatnya sangat darurat.

b. Kesimpulon podo Preventotive Mointenonce


1) Preuentatiue m.antenance adalah suatu penBamatan secara
sistematis disertai analisis ekonomik untuk menjamin ber-
fungsinya suatu peralatan produksi dan memperpanjang
umur peralatan yang bersangkutan. Tujuan preuentatiue
maintenance adalah untuk dapat mencapai suatu tingkat
perawatan (maintenance) terhadap semua peralatan pro-
duksi agar diperoleh suatu kualitas produk yang optimum
pada biaya paling rendah.
2) Preuentatiue maintenance adalah pilihan utama dari dua
pilihan yang harus dalam menjalankan peralatan produksi,

33
DASAR.DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

pilihan berikutnya adalah breakdown maintenance yang


masuk dalam kelompok conectiue maintenance.
3) Keberhasilan program preuentatiue maintenance perlu di_
kembangkan hal-hal berikut:
. Suatu pencatatan data maintenanceyang baik.
. Adanya pengeftian yang saling menunjang antara ba_
gian operasi/produksi dengan bagian maintenance.
. Para teknisi bidang maintenance menunjukkan kemam_
puanya sebagai pekerja yang baik.
. Memiliki program inspeksi yang baik.
. Memiliki program perawatan korektif yang baik.
. Preuentatiue maintenance memiliki sistem administrasi
yangbaik.
4) Keuntungan dari preuentatiue maintenance
. Preveritatiue maintenance bersifat antisipatif oleh karena
bagian produksi maupun bagian maintenance seharus-
nya sudah dapat melakukan prakiraan dan penjadwalan
operasi yang lebih baik.
. Preuentatiue maintenance dapat meminimumkan waktu
berhentinya mesin (down time).
. Preuentatiue maintenance dapat meningkatkan mutu
pengendalian terhadap suku cadang.
. Preuentatiue maintenance dapat menurunkan tingkat
kegiatan pekerjaan yang bersifat darurat.
5) Kerugian preuentatiuemaintenance
. Dapat menjadi pemborosan suku cadang bila penggan_
tian-penggantian suku cadang dilakukan sebelum rusak.
. Terjadi biaya tambahan untuk karyawan.
Oleh karenanya laporan terperinci tentang suatu kerusakan
peralatan adalah sangat penting untuk dianalisis sehingga dapat
diambil tindakan-tindakan yang tepat untuk mengatasinya atau
mencari altematif penyelesaian. perlu disadari pula bahwa cor-
reuiue maintenance tidak dapat menghilang atau eliminasi se-

34
BAB 2. PENGETAHUAN ALAT JAHIT

mua kerusakan, tetapi harus mampu mencegah terulanglya ke-


rusakan yang serupa.

2. Perawatan/Pemeliharaan Mesin Jahit


Mesin jahit yang terpelihara dengan baik akan tahan lama
dan waktu dipakai tidak akan banyak kerewelan. Pemeliharaan
mesin jahit ini hendaknya dikerjakan sebulan sekali.
Kalau mesin sudah tidak dipakai lagi hendaknya ditutup,
supaya debu tidak masuk ke bagian dalam mesin jahit. Secara
umum, untuk membersihkan mesin jahit kita memerlukan alat-
alat sebagai berikut:
a. Lap dari kain flannel
b. Lap darikatun
c. Sikat atau kuas
d. Minyakmesin

Cara membersihkan mesin jahit:


a. Bagian luar dilap, ini dilakukan setiap hari.
b. Daun dorongan dikeluarkan.
c. ]arum dilepaskan.
d. Penutup gigi dibuka dengan membuka dua buah sekrupnya
dan semua ini disimpan dalam laci.
e. Mesin dibalik kemudian disikat bagian bawahnya, sehingga
debun-va keluar.
f. Minyak mesin kita masukkan pada tiap lubang atau tiap
hubungan sekrup. Iika perlu pergunaan minyak tanah untuk
yang kotor sekali. Pada mesin kaki juga pada injak-injaknya
diberi minyak mesin, kemudian minyak yang berlebih dilap.
g. Sesudah diminyaki kemudian mesin digerak-gerakkan ke-
mudian bagian-bagian yang dilepaskan tadi dipasangkan.

o. Pemelihoroon Mesin Johit Bioso


Mesin jahit biasa/manual (kejek) dapat digunakan selama
bertahun-tahun, jika diberikan perawatan yang tepat. Mesin ja-

35
DASAR.DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

hit yang diberikan perawatan yang tepat dan dibersihkan secaia


teratur dapat bertahan lama. pada umu rnya perawatan mesin
jahit dilakukan dengan dibersihkan, diberi pelumas dan bebe_
rapa komponen perlu diservis atau diganti. prosedur ini direko_
mendasikan pada setiap mesin jahit sesuai dengan buku manual
mesin tersebut. Referensi yang diperlukan untuk perawatan me_
sin jahit sebagai berikut:
Pertarna, mesin jahit diberi minyak pelumas mengikuti
petunjuk buku manual diberikan penjual mesin jahit saat kita
membeli. Iika tidak memiliki buku instruksi untuk perawatan
mesin jahit, hubungi agen mesin jahit setempat. Iika mereka ti_
dak dapat memberikannya, maka hubungi produsen mesin jahit
tersebut dan sebelumnya pastikan merek mesin, model, nomor
seri, dan perkiraan umur mesin jahit tersebut.

*!ryn

$rr*

:.1:, ..

lef4tgti *E"rF.*fy

rt'.} Ilfls

lilta*i
{$rr.*:}s}

Gambar 59. Konstruksi mesin jahit

Kedua, bila memempunyai masalah dengan mesin jahit,


lakukan pembersihan terlebih dahulu. Banyak masalah yang
disebabkan oleh debu, serat, atau benangyang telal menumpuk
pada komponen mesin. Cukup menyikat komponen sehingga
benang dan debu pada mesin setiap kali digunakan terbuang. Ini

36
BAB2. PENGETAHUAN ALAT JAHIT

adalah cara yilng baik untuk mencegah masalah. Gunakan sikat


nilon yang lembut atau kuas cat halus untuk membuang debu
atau serat dari dalam gelendong, di bawah bantalan jarum, dan
sekitar gerigi. Sebuah peniti atau pinset dapat digunakan untuk
mengangkat potongan benang atau seratyang tersangkut. Kom-
presor tekanan bertekanan rendah dapat dipakai juga meniup
debu dan serat terbongkar dan lepas dari dudukannya.
Ketiga, saat yang sama, serat dan debu bila dibiarkan me-
numpuk dalam mesin jahit dapat mengganggu pengoperasian
mesin. Kotoran dibersihkan, mesin akan bekerja lebih baik, dan
mesin lebih awet. Membuang kotoran membutuhkan perawatan
dan waktu.
Langkah-langkah dalam perawatan mesin jahit manual
akan diuraikan di bawah ini.

l) Persiapan Peralatan untuk Merawat Mesin Jahit

Peraiatan yang diperlukan untuk merawat mesin jahit, se-


bagai berikut:
. Wadah untukmenampung cairan pembersih.
. Obengsekrupkecil.
. Obeng sekrup besar.
. Satu set kunci.
' Minyak pembersihan.
. Sikat pembersih (nilon).
, Pisalu cutter.
. farum panjang.
. Pinset.
. Kain lap.
. Kain untuk menguji jahitan.
. Palu (opsional).
. Wadah oli.
. Pelumas mesin jahit (lihat rekomendasi pabrik mesin).
. Cairan pembersih. Iangan gunakan bensin karena mudah
terbakar, dan jangan gunakan pula pembersih yang me-

37
DASAR.DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

ngandung carbon tetrachloride karena merupakan bahan


beracun.
. Kertas koran.
. Kantong plastik.
. Lakban.
. Lampu senter; untuk melihat komponen yang tidak terjang_
kau sinar matahari.
. Kaca pembesar (lup).
. Kain sarung.
. Kertas koran; untuk alas bekerja atau letak peralatan dan
komponen lainnya.

2) Komponen Mesin Jahit dan Fungsinya


Komponen mesin jahit sering kita dapa&an pad,a manual
booic mesin jahit. Tanpa atau kurangnya penjelasan pada
ma-
nual book tersebut membuat penjahit bingung dalam mema_
haminya; sehingga menyulitkan dalam menggunakan mesin
jahit. Kondisi rersebut mungkin membuat penjahit
tidak dapat
menggunakan mesin jahit tersebut secara benar. Dan akhirnya
mesin jahit tersebut menjadi cepat rusak, sehingga penjahit jadi
enggan menggunakan mesin jahit tersebut. Ada beberapa
kom_
ponen mesin jahityangharus dipahami, di antaranya:
. Accessory tray (auxiliary bedlaccessory storage): laci/tempat
menyimpan perlengkapan mesin jahit.
. Basting (baste); sejenis jahit lurus yang memiliki panjang
jahitan lebih panjang, ftrngsinya sebagai pengganti jarum
pentul atau jahitan sementara, untuk menempelkan 2 kain
atau menempelkan kain dengan kain keras, nantinya jahit_
an ini akan dilepas atau dipendedel.
' Bobbin (spul/palet): tempat menyimpan benangbawah.
. Bobbin case (sekoci): tempat menyimpan bobbinlspulipa_
let.
. Blind hemloon sepatu untuk ngesom.
. Buttonhole foot sepatupembuat lubang kancing.

38
BAB 2 . PENGETAHUAN ALAT JAHIT

. Button sewingfoot sepatu pasang kancinS.


. Conxbot sebutan untuk mesin yang mempunyai dua fungsi
utama, yaitu menjahit dan bordir komputer. Contoh mesin-
nya: singer futura ce-2\C,bisa untuk menjahit dengan sistem
digital dan bisa untuk membordir dengan sistem komputer'
. Darning foot (embroiderypof): sepatu untuk membordir.
. Denim: kain dril.
. Density. ketebalan/kerapatan jahitan dalam membordir.
. Dress pafierr: pola pakaian.
, Dress pin: jarum pentul.
. Ernbroidery machine mesin bordir.
. Embroi.dery unif. perangkat mesin bordir kornputer por-
tabie yang menggerakkan pembidangan saat membordir,
bisa dilepaskan atau dipasangkan pada mesin combo. Iika
dipasangkan, mesin combo berfungsi sebagai mesin bordir.
lika dilepaskan, mesin combo berfungsi sebagai mesin jahit.
, Fabrickain.
, Feed do8: suatu bagian pada mesin jahit yang letaknya di
bawah dan tertekan sepatu, bentuknya seperti gigi gergafi.
, Fleece kain wol.
. Foot controllerpedalatau injakan pada mesin jahit elektrik.
. Handwhed: suatu bagian pada mesin jahit, bentuknya bulat
silinder pipih, letaknya di pinggiran kanan atas mesin jahit,
pada mesin jahit fungsinya diputar dengan tangan kanarr
untuk membantu memperlancar jalannya mesin jahit pada
awal kita mulai menjahit.
. Hand sewing needle. jarum jahit tangan, jarum yang digt-l-
nakan untuk menjahit dengan tantan, lubang benangnya
terdapat pada pangkal jarum, sedangkan jarum mesin jahit,
lubang benangnya terdapat pada mata jarum.
. Hemmer foo t (rolled hemmer foot) : sepatu untuk mengkelim.
' Hoop: pembidangan pada mesin bordir.
, Incerenda.
. Needlajarum.

39
DASAR.DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

. Needle threader alat bantu pasang benang ke lubang jarum.


. Oil machlna minyakmesin.
. Ouerlock machine (serger): mesin obras.
. Ouercastingfootsepatusemi-obras.
. Pintuck lipatan pada kain dengan cara menjahit lurus pada
lipatan tersebut, biasanya lipatan-lipatan ini disusun secara
paralel dan berfungsi sebagai hiasan.
. Presserfoof sepatu mesin ;'ahit.
. Puckering of fabric mengerutnya bahan/kain.
. Reuerse buttonlleuer suatu bagian pada mesin jahit, yang
apabila ditekan, pergerakan arah kain pada saat menjahit
menjadi mundur (jahit mundur).
. Scissor gunting.
. Seam rippen pendedel, alat pemutus benang.
. Sewingmachine, mesin jahit.
. Sewing tape meosure. meteran, alat untuk mengukur badan
dalam membuat pola pakaian.
. Spm (stitch per rninute)i jumlah jahitan dalam I menit (satu_
an kecepatan motor dalam mesin jahit).
. Spoolcap: ganjalanataupenahanbenangatas.
, Spool pin: pin/tempat meletakkan benang atas.
. Stabilizer (backer): kain keras.
. Stitchlength:langkahjahitan.
- Stitch patterns jenis-jenis jahitan.
. Stitch width:lebar jahitan.
. Straight srifch: jahit lurus.
. Tensian: pengaturkekencangzrn benang atas.
. Thread; benang.
. Threadbreakagebenangputus.
. Thread cutter. pemotong benang pada mesin jahit.
. Timing pertemuan jarum dengan hookdibawah kain yang
membentuk jahitan.
. Twin needle jantm ganda.
' Winding the bobbin: menggulung benang pada spul.

40
BAB2. PENGETAHUAN ALAT JAHIT

I Wings needle jar.lm bersayap.


. Zipper foor: sepatu pasang ritsleting.

3) Perawatan Mesin Jahit

Dalam proses menjahit ada beberapa kondisi yang dapat


menghambat proses pekerjaa-n menjahit atau bahkan nrungkin
kita tidak dapat menggunakan mesin jahit tersebut secara benar.
Identifikasi terlebih dahulu kondisi mesin jahit dan di bagian
mana yang mengalami kerusakan. Iika sudah dipastikan bagian-
bagian yang mengalami kerusakan, selanjutnya dicatat pada
buku perawatan alat. Kemudian dilakukan perawatan sesuai
permasalan yang ditemukan. Beberapa peristiwa yang dapat
menghambat pekerjaan menjahit dan yang dapat menjadi per-
masalahan mungkin disebabkan oleh beberapa hal:
(a) Jarum mudah Patah.
Iika ditemukan jarum jahit yang mudah patah, mungkin di-
sebabkan oleh beberapa hal berikut:
. Bahan yang dijahit terlalu tebal padahal jarum jahit yang
dipakai terlalu kecil.
. Pemasangan jarum kurang Pas.
. Kain tertarik saat menjahit.
. Pemasangan sepatu/sekoci kurang pas sehingga terben-
tur oleh jarum.
(b) Kain tidak ialan saat dijahit.
. Sepatu kendor/kurang menekan pada kain.
' Benang menyangkut di bawah kain.
. Langkahjahitan adadiPosisi0.
(c) Benang atas mudah Putus.
' Pemasangan jarum kurang pas.
. Tension benang (pengatur kekencangan benang atas)
terlalu kencang.
. Kurang baiknya kualitas benang'
. Benangtersangkut.

41
DASAR-OASAR TEKNTK pEt"IBUATAN BUSANA

. Ukuran jarum salah.


. Terlalu cepat saat memulai menjahit.
. Benang atas dan jarum tidak cocok.
. farum bengkok/tumpul.
. Pemasangan benang atas kurang pas.
(d) Penyebab benang sepul mudah putus.
. Sekoci kotor.
. Spul tidak berputar dengan pas di dalam sekoci.
. Penggulungan benang bawah pada spul kurang pas.
. Cara memasang spul pada sekoci tidakpas.
(e) Kainmengerut.
. Iarum tumpul.
. Bahan kain tipis.
. Iarak jahitan yang dipilih terlalu panjang.
' Kendornya tekanan sepatu terhadap kain.
. Ienis dan ukuran benang atas vs benang bawah berbeda.
. Pengaturan tension benang (pengatur kekencangan be_
nang atas / regulator) tidak benar.
(0 Hasiljahitanloncat-loncat.
. Ukuranjarumterlalukecil.
. Kendomya tekanan sepatu terhadap kain.
' Benang atas terpasang tidak benar.
. Benangatasdanjarumtidakcocok.
. Jarum tumpul/bengkok/pemasanganrrya salah.
. Tidak benar dalam memasang jarum/saiah mengguna-
kan jarum.
. Tension benang (pengatur kekencangan benang atas)
terlalu kencang.

4) Proses Perawatan Mesin Jahit

Saat membersihkan mesin, sebaiknya fokus membersihkan


satu komponen, dan bagian yang dibersihkan dicatat komponen
dari mana, serta letaknya di mana.

42
BAB 2 . PENGETAHUAN ALAT JAHIT

Lepaskan komponen yang akan dibersihkan. Iauhkan ba-


gian yang menghambat pekerjaan. Ketika melepas komponen,
ingat, bahwa letak komponen "kiri dan kanan atau longgar dan
ketat" di semua sekrup dan baut. Bila menggunakan obeng, per-
hatikan tekanan, arah ulir dan putir. fika sekrup sukar dilonggar-
kan, beri pelumas (STP). Kemudian tepat posisi obeng pada slot
sekrup dan tekan kuat atau ketok pakai palu selanjutnya coba
untuk meionggarkannya. Lidah obeng harus sedalam dan sele-
bar slot sekrup. Selalu gunakan kunci, bukan tang penjepit.

a-

.t,

Gambar 40. Membetsihkan komponen mesin iahit

Pertama, melepas jarum, penekan kalii, pelat geser, piring-


an, gelendong, dan pelat depan. Menempatkan alat-alat terse-
but dalam panci dan tutup dengan cairan pembersih. Sisihkan
untuk berendam sambil membersihkan daerah lain. Selanjut-
nya, bungkus motor (jika perlu) dan kawat dengan bungkus
plastik untuk melindungi mereka dari minyak dan pembersihan
pelarut. Pastikan mesin telah dicabut.

43
DASAR.DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

-
Gambar 4I. Membersihkan bobbin

Kedua, sekarang saatnya untuk mulai bekerja membersih-


kan kepala mesin. Dengan alat runcing tajam, membersihkan
semua lubang minyak. La-lu, dengan tangan Anda, putar hand-
wheelunfiikmenjalankan mesin. Pada saat yang sama, menyem-
protkan cairan pembersih ke semua lubang minyak, pada semua
bantalan dan di semua tempat-tempat lain di mana menggosok
bagian satu terhadap yang lain atau berubah dalam.
Ketiga, jika memungkinkan, lepaskan gelendong untuk
membuang kotoran benang. Jika mesin mulai berjalan keras, itu
bertanda bahwa kotoran atau serat telah membuat macet ban-
talan. Selanjutnya, jalankan mesin dan beri cairan pembersih
hingga kotoran membersihkan bantalan. Bila mesin berjalan
mudah, beri pelumas saja pada bagian bawah mesin dan semua
bantalan, dan tempat-tempat yang bergesekan.
Keempat, untuk membersihkan tegangan atas, ambil sepo-
tong kain direndam dan dilapkan antara cakram. Untuk meng-

44
BAB 2 ' PENGETAHUAN ALAT JAHIT

@
-tn

I
I

Gambar 42. Bagian atas penegang benang

hilangkan sisa kctoran dan minyak celupkan kain atau sikat


dalam cairan pembersih dan gosok semua bagian mesin yang
dapat clijangkau. Gunakan jarum, pisau, atau alat taiam lainnya
untuk menggali dan mengorek kotoran sisa atau serat, sekitar
gelendong kasus, dan di daerah lain.
Kelima, periksa tegangan rendah dari gelendong dan
cakram benang. Tarik benang bawah ketegangan dari sepul
untuk menghilangkan kotoran. Tarik sepotong kain direndam
dalam cairan pembersih bolak-balik antara plat dari ketegangan
atas. Ulangi dengan kain yang kering untuk memastikan tidak
ada serat atau benang ditangkap antara mereka'
Keenam, perhatikan area. Selain pembersihan umum, tiga
area yang membutuhkan perhatian khusus yaitu bantalan hand-
wheel, kopling, dudukan jarum dan penekan kaki, dan gelen-
dong. Bila handwheel bergetah dan kotor, harus dibersihkan
agar kopling bekerja dengan baik. Kopling terpaut batangiarum
saat gelendong berputar. Beberapa mesin jahit dengan gelen-
dong (reguler), kopling tidak diperlukan' Dalam mesin seperti
itu, pembersihan handwheel dilakukan secara periodik'

45
DASAR.DASAR TEKNIK PE14BUATAN BUSANA

Gambar 43. Areabobbin dibersihkan hati-hati

(o) Areo Kumporon don lGit


Gunakan sikat kering untuk membersihkan semua debu
benang. Buang semua benang yang ada di sekitar poros (hoo,t).
Banyak mesin, komponen hook dapat dibersihkan lebih leng-
kap. Beri satu tetes minyak pada lubang. Area bobbin dibersih-
kan hati-hati. Untuk membuang benang gunakan sikat halus.
Pinset dapat membantu mengambil benang nyasar.

(b) Areo Pelot Depon

Pelat depan pada kebanyakan mesin diikat dengan satu atau


dua sekrup. Lepas pelat, agar dapat dengan mudah membersih-
kan batang jarum dan bar penekan kaki. Pada beberapa mesin
baru, pelat wajah merupakan bagian dari perumahan yang ter-
pasang pada engsel, yang membuatnya mudah untuk memin-
dahkan seluruh rumah jauh dari bar dan mekanisme di balik itu.
Tidak ada bagian lain yang perlu dihapus untuk pembersihan di
daerah ini.
Pertama gunakar: sikat kering untuk membersihkan semua
benang dan bahan asing lainnya. Sepotong kecil dari kain de-
ngan pelarut sedikit di atasnya dapat digunakan untukmember-

46
BAB 2' PENGETAHUAN ALAT JAHIT

sihkan b atang j arum dan b ar pres ser dair setiap minyak bergetah.
Setelah benar-benar bersih, tempatkan satu atau dua tetes mi-
nyak pada poros masing-masing di mana ia meluncur melalui
perumahan. Beri oli/minyak semua bagian bergerak lainnya se-
suai dengan buku instruksi.

Gambar 44. Nea Plate

Hapus benang dari daerah faceplate dengan menggunakan


sikat lembut. Sebuah kain dicelupkan ke dalam pelarut dapat di-
gunakan untuk menghilangkan oli dan kotoran.

Gambar 45. Area Pelat


Berikan satu atau dua tetes oli pada bagian yang bergerak'

47
DASAR-DASAR TEKNIK PEMBUAIAN BUSANA

(c) Areo Hondwheel

Untuk melepas kopling dan handwheel kendurkan sekrup


kecil di wajah locknut. Locknut adalah bagian yang berbelok ke
kiri untuk melepaskan kopling untuk mengoperasikan gelen_
dong. Selanjutnya, buka locknut, dan membersihkan mesin cuci
dan handwheel. Kebanyakan mesin akan memiliki mesin cuci
yang terlihat seperti salah satu dari tiga yang ditunjukkan. Beber_
apa merek akan sedikit berbeda. perhatikan posisi mesin cuci se_
hingga dapat memasukkan kembali ke dalam posisi yang sama.

Gambar 46. Jenis wasfer berbeda

Handwheel harus meluncur turun poros dengan mudah.


Jika mesin digerakkan oleh sabuk eksternal, maka sabuk ekster-
nal ini harus dihapus/dilap sebelum handwheel datang. fiika
mesin memilikt belt driue internal atau roda jelas tidak akan
datang, jangan hapus handwheel tersebut. Ganti bagian-bagian
yang telah dihapus). Aksesoris mesin didorong akan ditemukani
gigi di bagian dalarn handwheeltersebut.

r I

Gambar 47,
Area handwheel
Kendurkan sekrup untuk
melepas baut untuk melepas
kopling dan handwheel.

48
BAB 2 ' PENGETAHUAN ALAT JAHIT

Bersihkan handwheel, mesin cuci, dan poros' Lumasi po-


ros dengan dua tetes minyak dan beri gomok pada semua gigi'
Pasang kembali handwheel dan kopling. Iika kopling gagal ber-
operasi, karena tidak keras, lepas baut (locknut) dan putar mesin
setengah putaran (1800). Kopling kemudian harus bekerja de-
ngan baik. Setelah benar-benar bersih daerah-daerah tersebut'
pasang kembali komponen lain dan jalankan dengan tangan'
Mesin harus berjalan lancar jika semua bagian telah diganti de-
ngan benar. Jangan hidupkan mesin sampai semua cairan pem-
bersih kering.

b. furowaton Motor Listrik


Beri pelumas pada motor listrik mesin jahit sesuai dengan
petunjuk mesin. Beberapa mesin baru memiliki motor listrik
masih disegel, tidak perlu diminyaki. Memberi pelumas pada
motor perlu setahun sekali. Satu atau dua tetes setiap bantalan
cukup; kelebihan pelumas dapat mer.rsak motor'
Periksa semua kabel penghubung listrik yang ke motor'
kuali-
fika penutup kabel tidak dalam kondisi baik, beri isolatif
tas baik atau ganti kabel. Sabuk yang menghubungkan motor
ke

handwheel harus memiliki ketegangan yang cukup, agar tidak


tergelincir (slip). Pada beberapa mesin, sabuk dapat disesuaikan
dengan sedikit menggeser posisi motor.
Jaga cincin karet atau roda pada motor yang mendorong
mesin melalui kontak dengan handwheel tersebut' Iika cincin
ini atau roda telah datar sisinya atau tidak merata dipakai' dapat
menyebabkan getaran yang berlebihan, ganti dengan yang baru'

c. Mengotur Mesin
Ialankan mesin untuk menjahit, menggunakan potongan
kain untuk menguji jahitan-
1) Iarum
Pertama, pastikan jarum dengan panjang yang tepat' Gu-
nakan jarum dengan nomor yang direkomendasikan dalam

49
DASAR.DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

manual mesin. Kedua, gunakan jarum dengan diameter


yang cocok dengan kain dan ukuran benang.

Gambar 48. Jarum mesin iahit

2) Plate jarum
Produsen dari beberapa mesin menyarankan penggunaan
pelat jarum dengan lubang bulat untuk jahitan lurus dan
lubang memanjang untuk menjahit zig-zag. Bila menggu-
nakan pelat jarum yang tepat, akan mendapat jahitan yang
baik. Terutama terjadi ketika menjahit beberapa kain sinte_
tis.
3) Ketegangan
Ketegangan atas dan bawah harus seimbang untuk meng-
hasilkan jahitan yang sempurna. Ketegangan atas berbeda
pada mesin yang berbeda. Ketegangan yang rendah, terletak
pada gelendong, sesuaikan dengan sekrup penyetel.

Gambar 49. Sekoci

50
BAB 2 . PENGETAHUAN ALAT JAHIT

d. Memeril<so HosilJohiton
Dalam sfircft sempurna, benang terkunci di tengah, tengah-
tengah antara dua lapisan kain, tanpa lompatan pada bagian
atas atau bawah jahitan dan tidak ada kain berkerut.

t//Z/t lZZn ////2 'v/?, 7///,


S\ S\\ ssss

Gambar 50, SemPurna

,_ .///2
'///r, 7//Zz V///t VZ/t
s\\l s\\ :\\\\\

Gambar 51. Terlalu tegang

't////,
3U, \ssss \\\\

Gambar 52. Terlalu longgar

e. Beberopo krhotion Soot /t4esinJohit Beroperosi


1) Selalu pastikan mesin diminyaki, bahwa itu benar ulir, dan
gelendong bebas serat sebelum mulai menjahit'
2) Gunakan ukuran jarum yang cocok untuk kain dan benang
berat. Pastikan panjang jarum sudah benar, serta lurus dan
tajam. Mengubah jarum sering ketika menjahit kain sintetis'
Jarum ballpoinrmembantu mencegah kerusakan pada kain
rajut.
3) Gunakan threadyangsama di gelendong seperti pada spoo!
kecuali untuk efek khusus.
4) Tarik benang gelendong melalui lubang jarum di piring
jarum sebelum mulai menjahit.
5) Saat Anda mulai menjahit, tempatkan kedua benang di ba-
wah kaki presser dartmenahannya ke bagian belakang mesin'
6) Memutar roda tangan ke arah Anda untuk memulai jahitan'
jika diperlukan.

5l
DASAR.DASAR TEKNIK PE14BUATAN BUSANA

7) Start dan stop mesin dengan tuas mengambil jarum dan


benang di posisi tertingginya.
B) Setelah ketegangan di thread atas dan benang gelendong
yang seimbang, hanya mengubah ketegangan benang atas
untuk sedikit variasi sesuai kebutuhan.
9) Untuk mengubah sudut, menghentikan mesin sementara
jarum masih dalam kain. Angkat kaki tekanan dan meng-
ubah kain, menggunakan jarum sebagai titik pivot. Turun-
kan kaki tekanan dan melanjutkan menjahit.
10) Lindungi jahit bersihAnda dari debu dan kotoran mesin an-
tara proyek menjahit dengan menunrp atau meletakkannya
di daiam lemari jahit atau kasus mesin.

f. lGsirnpulon krwroton Mesin Jahit


1) Caramerawatmesinjahit:
r Jarufi dan rumah kumparan dikeluarkan, kemudian
dilap dengan kain lernbut untuk menghilangkan debu
vang melekat.
. Pelat mesin dikeluarkan dengan membuka sekrupnya
lalu disikat.
. Bagian lubang-lubang diminyaki dengan mesirt.
. Semua bagian mesin dilap dengan bahan kaos.
. Kemudian bagian yang dilepas dipasang kembali dan di-
kuatkan murnya.
. Mesinnya dicoba agar minyak turun dan tidak mengenai
busana.
. Cobalah diperca kain yang menyerap.
. Setelah diminyaki kemudian dilap yang bersih dan di-
jalankan seperti di atas. Tunggu beberapa saat sebelum
mesin dipakai untuk menjahit.
. Masukkan mesin di tempatnya dan ditutup dengan rapi
sehingga tetap bersih.
2) Perawatan mesin jahit secara khusus:
Perhatikan tiap bagian mesin jahit yang dilepas (mur sepa-

52
BAB 2 . PENGETAHUAN ALAT JAHIT

tu, pelat, dan lain-lain) disimpan diletakkan dalam satu ko-


tak agar tidak hilang.
3) Memberiminyakpelumas:
' Berilah I tetes atau 3 tetes minyak pelumas pada lubang-
lubang pelumas yang terdapat pada mesin jahit.
. Pakailah minyak pelumas khusus untuk mesin jahit yang
dijual di toko-toko.
. Cobalah dahulu dengan menjahit bahan yang tidak ter-
pakai setelah mesin dilumasi supaya bekas minyak hi-
lang dan bersih.
. Sebaiknya mesin jahit dibersihkan sebelum dan sesudah
dipakai.
4) Membersihkan dari debu dan potongan benang:
Langkah-langkah yang dapat kita lakukan dalam member-
sihkan mesin jahit dari debu dan sisa-sisa benang, yaitu
membersihkan mekanik bagian depan mesin dan member-
sihkan poros engkol dari samPing'
5) Mengatasi gangguan pada mesin iahit, antara lain:
(a) Penyebab suara dalam rnesin apabila dijalankan berbu-
nyl:
. Kemungkinan rumah sekoci atau rumah kumparan
terdaPat sisa benang atau kotor'
. Kemungkina kurang minyak pelumas.
(b) Iarum sering Patah:
. Kedudukan jarumyang tidakbenar.
. Iarum bengkok.
' farum terlalu halus.
. Waktu menjahit bahan ditarik.
(c) BenangseringPutus:
. Benang sudah lama atau mudah putus.
' Tegangan benang terlalu keras atau benang terkait'
. Kedudukan jarum pada rumahnya kurang pas.
. farum tumpul atau bengkok.

53
DASAR-DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

. Benang terlalu besar untuk lubang jarum.


. Iarum terlalu halus untuk bahan yang dijahit.
(d) Iahitan melompat:
. Jarum tumpul atau bengkok.
. Iarum terlalu kecil untuk benangnya.
. Kedudukan jarum tidakbenar.
. Pemasangan benang atas tidak sesuai.
. Tegangan benang tidak sesuai, kemungkinan ke_
dudukan sekoci dalam rumahnya tidak tepat.
(e) Kemuugkinan jahitan benang berkerut:
. Tegangan benang terlalu keras.
. Tusukan jahitan terlalu besar.

54
Dafta r Pusta ka

Aldriech, Winifred. 1994. tuIetric PatterL Cutting. London: Black


Well Scientiflc.
Ardiati Kamil, Sri. 1986. Fashion Design Iakarta: CV Baru
ArifahA, Riyanto.2003. Desain Busana. Bandung: YAPEMDO.
Atmadja, S. Roesmini. 1982. Tata i^aksana Paknian 2. Bandung:
Angkasa.
Aspelund K. 2006. The Design Process. New York: Fairchild Pub-
lications, INC.
Bagyono. 2004. Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keamanan di
kmpatKerja
Chodijah dan M. Alim Zaman. 2001. Desain Mode Tingknt Dasar.
Iakarta: Meutia Cipta Sarana.
Darsono, Harry. 2004. Tren"d Product untuk Elcsport. Makalah
Pelatihan Pengendalian Mutu Produk Tekstil dan Garmen.
Yogyakarta: UII.
Departemen Perdagangan Republik Indonesia. 2008. Pengem-
bangan Industri Kreatif Indonesia 2025. Jakarta: Deperindag.
Endang Mariani. 1998. Indonesia Indah: Busana Tradisional 10.
Iakarta: YayasanHarapan Kita/ BP3.TMIL
Ernawati, dkk. 2008. Ta.ta Busana untuk SMK Jilid 2. Jakarta:.
Depdiknas.
Gamadi, Yati Mariana. 2005. Melukis di Atas Kain. Jakarta: Dian
Rakyat.
http female.kompas. com I r eadI 20L2 I O 4 I 23 I IOO27B2B / aturan.
: /i

berbusana.sesuai.6.bentuk.tubuh
Ieffi, Hilde dan Nurie Relis. 1973. Draptng for Fashion Design.
DASAR-DASAR TEKNIK PEMBUATAN BUSANA

NewYork: Institue of Technology NewYork.


Lewis, Dora S. et al. 1974. Clothis andYour personality.Illinois,
NewYork MacMilhan Publishing Company, Inc.
Liddel, Louise A. f981. Clothes andYour Apareance.Illinois: The
Good Heart-Wilcox Company, Inc.
Lutvia, Lucky. 2001. Desain Busana PestaWanita Etnis Tionghoa.
(Tesis). Bandung: Program Magister Desain FSRD ITB.
M. Manik. 2004. Cost of Making. Makalah Pelatihan Pengendali-
an Mutu ProdukTekstil dan Garmen. Yogyakarta: UII.
Muliawan, Porrie. lg&5. Konstruki Pola Busana Wanita. Iakarta:
PT BPK Gunung Mulia.
1999. Sebuah Dunia yang Dilipat. Bandung: Mizan.
Patunrangi, Huznaini. 2004. Quality Standard of Garment.Maka-
lah Pelatihan Pengendalian Mutu Produk Tekstil dan Gar-
men. Yogyakarta: UII.
Piliang, Yasraf Amir. 1999. Hiper: Realitas Kebudayaan. yogya-
karta: LKiS.
Soemantri, V.M. Bambang. 2005. Tusuk Sulam Dasar.Iakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Sulasmi Darma Prawira, W. A. 2002. Warna Tbori dan Kreatiuttas
Penggunanya. Bandung: ITB.
The Liang Gie.1983. Gais Besar Estetik: Filsafat Keindahan.yog-
yakarta: Super Sukses.
Wachid 8.S., Abdul. 1997. Hj Rosma & Nukilan Bordir Sumatra
Barat. Padang: Citra Budaya Indonesia.
Yuliarma. L989. Membuat Pakaian dengan Pola Standar. FTPK
IKIP Padang.
Zahri, Wildati.2007. Teknologi Menjahit Pakaiian. Padang: UNP
Press.

278

Anda mungkin juga menyukai