Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Konsep Dasar Rekayasa Pola Busana

Dibuat Sebagai Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Rekayasa Pola Busana

Oleh :

Ayu Irna Ningsih (19075134)

Che Ezra Arifath (19075062)

Dinda Emilya Nurfadhila (19075064)

Ismil Hasanah (19075083)

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Rekayasa Pola Busana
dengan judul “Konsep Dasar Rekayasa Pola Busana”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Padang, 17 Februari 2020

Kelompok 1

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI............................................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3

C. Tujuan .......................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Rekayasa Pola Busana ............................................................................... 4

B. Syarat-Syarat Rekayasa Pola Busaa............................................................................. 4

C. Teknik Rekayasa Pola Busana ..................................................................................... 5

1. Pattern Magic ......................................................................................................... 5

2. Pola 3 Dimensi ....................................................................................................... 6

3. Zero-Waste Pattern ................................................................................................ 6

4. Origami .................................................................................................................. 8

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .............................................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 10

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pola busana adalah potongan-potongan kertas yang merupakan prototipe


bagian-bagian pakaian atau produk jahit-menjahit.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan rekayasa pola busana?

2. Apa saja syarat-syarat rekayasa pola busana?

3. Apa saja teknik rekayasa pola busana?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan rekayasa pola busana.

2. Untuk mengetahui syarat rekayasa pola busana.

3. Untuk mengetahui teknik rekayasa pola busana.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Rekayasa Pola Busana

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, rekayasa adalah perancangan,


pembuatan konstruksi, serta pengoperasian kerangka, peralatan, dan sistem yang
ekonomis dan efisien. Sedangkan pola busana adalah potongan-potongan kertas yang
merupakan prototipe bagian-bagian pakaian atau produk jahit-menjahit. Jadi, rekayasa
pola busana dapat diartikan sebagai kegiatan perancangan dan penggunaan pola
busana dengan sistem yang ekonomis dan efisien.

Rekayasa pola busana dapat di artikan sebagai pengoperasian pola yaitu


melakukan keterampilan dalam mengolah pola, baik itu pola badan, lengan, rok, dan
celana. Prinsip dalam rekayasa pola busana ini juga menggunakan bahan se-ekonomis
mungkin. Adapun konsep berbagai teknik dalam rekayasa pola busana.

Rekayasa pola busana adalah cara atau teknik yang digunakan untuk
memanipulasi pola sehingga menjadi bentuk dan pakaian yang unik bahkan dapat
menjadi 3 dimensi.

Tujuannya yaitu untuk mengolah pola menjadi bentuk pakaian yang unik
bahkan dapat menjadi 3 dimensi. Manfaatnya memiliki pemahaman tentang berbagai
macam teknik rekayasa pola busana seperti pattern magic, pola tiga dimensi dan zero
waste pattern. Sehingga bisa diaplikasikan dalam kehidupan. Membuat rekayasa pola
bagian – bagian busana meliputi : badan, lengan, rok, celana panjang, dan detail –
detail busana pesta, busana casual, dan busana costum/pertunjukan, dengan
menerapkan prinsip pattern magic, pola tiga dimensi dan zero waste pattern.

B. Syarat-Syarat Rekayasa Pola Busana

1. Bentuk Tubuh

Setiap manusia mengalami irama pertumbuhan yang berbeda-beda, ada yang


gemuk pendek, kurus tinggi, gemuk tinggi dan kurus pendek. Maka dari itu,
sewajarnyalah kita di dalam membuat atau memilih busana harus mengenali
terlebih dahulu bentuk tubuh masing-masing.

4
2. Umur

Busana memiliki jenjang dalam umur si pemakai. Busana didesain dan dibuat
sesuai dengan siapa yang akan memakai. Busana anak tidak cocok digunakan oleh
orang dewasa begitu juga sebaliknya. Maka dari itu umur sangatlah penting dalam
merekayasa pola busana.

3. Warna kulit

Warna kulit juga penentu dalam merekayasa pola busana. Selain itu penentu
dalam menentukan warna bahan yang digunakan. Walaupun warna kulit orang
Indonesia disebut sawo matang, namun selalu ada perbedaan antara satu dengan
yang lainnya. Maka, hal ini hendaknya mendapat perhatian supaya busana yang
dipakai betul-betul sesuai dengan sipemakai

C. Teknik Rekayasa Pola Busana

1. Pattern Magic

Pattern magic merupakan sistem pembuatan pola busana yang mengambil


inspirasi dari alam maupun bentuk geometris yang di ciptakan Tomoko
Nakamichi, desainer asal Jepang yang memiliki ciri khas adanya volume
gelombang pada bagian bawah karena memiliki garis hias yang bergelombang dan
struktural. Contoh penerapan paettern magic yaitu pada gaun. Gaun heed and seek
(kakurenbo) merupakan gaun yang proses pembuatannya menggunakan kain wol
dengan sistem pembuatan pola busana dengan metode pattern magic (Nakamichi,
2010:77).

5
2. Pola Tiga Dimensi

Pola tiga dimensi adalah pola yang memiliki tinggi, lebar, dan volume.
Artinya pola bisa dilihat dari banyak arah. Berbeda dengan pola dua dimensi yang
hanya bisa dilihat dari bagian depan saja. Teknik ini hampir sama dengan teknik
draping. Yang membedakannya adalah pola 3 dimensi ini berawal dari pola 2
dimensi yang di tempelkan kupnatnya atau kampuh garis-garisnya yang
membuatnya menjadi 3 dimensi. Sedangkan draping adalah teknik melilitkan kain
pada dressform atau boneka jahit.

3. Zero-Waste Pattern

Teknik zero waste adalah teknik pembuatan pakaian dengan penempatan pola
yang efektif sehingga tidak banyak menghasilkan limbah potongan kain. Teknik
ini merupkan salah satu upaya yang dilakukan atas fenomena yang terjadi yaitu
fesyen sebagai penghasil limbah terbesar kedua di dunia setelah minyak. Teknik
zero waste telah banyak diadaptasi diluar Indonesia, akan tetapi menurut Aryani
Widagdo (2018) teknik ini masih dinilai baru dan belum banyak dikenal di
Indonesia, hal tersebut karena kurangnya publikasi dan kesadararan masyarakat
terhadap lingkungan sekitarnya. Salah satu busana Indonesia yang dapat
dikembangkan dengan teknik zero waste adalah kebaya, karena pola kebaya
memiliki potensi untuk dimodifikasi dengan memanfaatkan potongan kain
sehingga tidak banyak potongan kain yang tersisa dalam proses pra-produksi.

Teknik tersebut telah diimplementasikan sejak zaman Yunani Kuno, dan


banyak di aplikasikan pada pakaian tradisional dan kembali dikembangkan oleh
oleh beberapa pakar zero waste pattern seperti Holly McQuillan, Timo Rissanen,
Mark Liu dan lain sebagaiknya. Zero waste pattern sendiri yaitu teknik pembuatan
pakaian minim limbah potongan kain dengan penempatan pola yang efektif.

Tanpa disadari, teknik zero waste telah diimplementasikan sejak dahulu, hal
ini dibuktikan oleh adanya pakaian tradisional dengan teknik zero waste seperti
kemben, chiton, himato, pakaian sari, pakaian Yunani Kuno, dan kimono Jepang
yang direkayasa sesuai dengan panjang dan lebar kain sehingga dalam proses
produksi tidak menghasilkan limbah berupa potongan kain. Sebelum kebaya
menjadi pakaian nasional Indonesia, masyarakat Indonesia yang terdahulu

6
menggunakan kemben sebagai pakaian sehariharinya. Kemben yaitu pakaian yang
terdiri dari kain tanpa potongan yang digunakan dengan cara dililit pada tubuh
dibagian dada hingga ujung kaki. Celana pria dari Turki juga dapat menjadi salah
satu contoh pakaian tradisional zero waste. Pola yang digunakan pada pakaian ini
yaitu empat bagian persegi pada bagian pangkal paha, pola berbentuk persegi
panjang dengan dimensi yang lebih besar digunakan untuk bagian kedua kaki dan
beberapa tambahan kain untuk bagian pergelangan kaki. Pakaian tradisional China
juga memiliki konstruksi pola yang tidak jauh berbeda.

7
4. Origami

Origami tesselation adalah teknik origami yang menghasilkan bentuk-bentuk


geometris dari selembar buah kertas. Hasil yang didapat dari eksplorasi teknik
origami tesselation ini adalah kain dengan permukaan yang membentuk
bidangbidang geometris. Teknik origami tesselation ini membutuhkan bantuan
garis-garis (grid) untuk membantu proses pelipatannya. Origami yang mendasari
perancangan bentuk gaun pertama adalah bentuk dasar tradisional origami burung.
Bentuk dasar origami burung ini menempati gaun secara dominan dengan
ukurannya yang besar. Selain bentuk dasar origami burung, terdapat juga modul-
modul origami yang memiliki perulangan bentuk dengan ukuran yang berbeda-
beda dan warna yang berbeda-beda juga. Bentuk gaun yang diambil adalah bentuk
gaun yang mengikuti lekuk badan untuk menyeimbangkan sifat kaku origami dan
kesan feminin yang diinginkan. Desain gaun yang kedua diambil dari bentuk dasar
tradisional origami kincir. Bagian yang diambil dari kincir hanya setengahnya dan
bentuknya telah dimodifikasi. Sebagai pelengkap roknya juga dipakai
pengulangan bentuk modulmodul dengan warna dan ukuran yang berbeda-beda.
Model gaun yang dipakai adalah gaun dengan rok model klok. Bentuk origami
pada gaun yang ketiga diambil dari seperempat bagian bentuk dasar tradisional
origami kincir. Bentuk origami yang besar ini dilengkapi modul-modul kecil yang
berdasarkan bentuk dasar kincir juga. Model gaun ini adalah model gaun panjang
dengan hanya satu tangan. Gaun panjang ini mengesankan sifat feminin yang
anggun.

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Rekayasa pola busana dapat di artikan sebagai pengoperasian pola yaitu melakukan
keterampilan dalam mengolah pola, baik itu pola badan, lengan, rok, dan celana. Prinsip
dalam rekayasa pola busana ini juga menggunakan bahan se-ekonomis mungkin. Adapun
teknik-teknik yang digunakan dalam rekayasa pola busana ini yaitu teknik pattern magic,
pola 3 dimensi, dan zero-waste pattern.

9
DAFTAR PUSTAKA

Rissanen, T. I. Zero-waste fashion design: a study at the intersection of cloth, fashion design
and pattern cutting. Diss. 2013.

https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/147237/eksplorasi-zero-waste-pattern-
cutting-pada-desain-kebaya-modifikasi.html

https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/atrat/article/view/584/430

https://media.neliti.com/media/publications/242014-aplikasi-origami-pada-gaun-
e7bec061.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai