Anda di halaman 1dari 82

KATA PENGANTAR

Pakaian adalah kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat


berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian untuk
melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan
kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan,
ataupun kedudukan seseorang yang memakainya.
Pakaian merupakan salah satu paling pokok dalam berbusana, kemudian
dalam berbusana pun ada halnya dikatergorikan kedalam bentuk pemakaian
kepada dan oleh siapa busana tersebut dipakai. Busana dapat dikategorikan
kedalam bentuk busana pria, busana wanita. Yang masing-masing bentuk busana
tersebut memiliki kriteria masing-masing dan keragaman struktural, dekoratif dan
fungsionalnya pun berbeda.
Dari keanekaragaman berbusana itu dapat tercipta dari pemahaman suatu
pola, yang mana pola merupakan dasar dalam membuat pakaian. Dan pentingnya
pemahaman tersebut sehingga dalam pembuatannya pun perlu ketelitian sesuai
dangan ukuran dan hasil yang diinginkan sesuai desain atau rancangan busana
tersebut.
E-book memanfaatkan kemajuan teknologi dalam pembelajaran, e-book
yang dibuat dapat disimpan dalam perangkat seperti hand phone, laptop maupun
ipad, sehingga mahasiswa dapat membawa materi pelajaran kemana-mana dan
tidak lagi diberatkan dengan buku cetak, dengan kata lain penggunaan e-book
dapat lebih fleksibel dibandingkan dengan buku cetak.
Kelebihan lain dari e-book bisa dikembangkan tidak hanya berupa teks
saja, tetapi bisa menyertakan gambar, animasi, video musik dan suara di-
dalamnya sehingga lebih menarik dibandingkan dengan buku pelajaran yang
biasa. Terlebih lagi untuk matakuliah praktek, Mahasiswa bisa dimudahkan
dengan adanya e- book karena di dalam e-book dapat disertakan video seperti
langkah kerja untuk menggambar pola.
Buku ini dapat tersusun dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang amat dalam kepada
pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis ucapkan satu persatu.

I
Penulis juga berharap kritik dan saran yang membangun untuk buku ini.
Sebab, penulis sangat menyadari bahwa buku yang disusun ini masih jauh dari
kesempurnaan. Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2019

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... I

DAFTAR ISI ................................................................................................... III

PENDAHULUAN ........................................................................................... 1

A. Pengertian Busana Pria ................................................................ 1

B. Mode Busana Pria ......................................................................... 3

C. Pemilihan Busana Pria.................................................................. 4

D. Cara Mengambil Ukuran ............................................................. 6

POLA DASAR ANAK LAKI-LAKI ............................................................ 10

PIYAMA ANAK............................................................................................. 11

PIYAMA PRIA DEWASA ............................................................................ 20

KIMONO ANAK ........................................................................................... 29

JAS KAMAR PRIA DEWASA ..................................................................... 33

TELUK BELANGA PRIA DEWASA.......................................................... 41

KEMEJA ANAK LAKI-LAKI LENGAN PENDEK ................................. 46

KEMEJA PRIA DEWASA LENGAN PANJANG ..................................... 50

CELANA PENDEK ANAK LAKI-LAKI .................................................... 58

CELANA PENDEK PRIA DEWASA .......................................................... 63

CELANA PANJANG ANAK LAKI-LAKI ................................................. 67

CELANA PANJANG PRIADEWASA ........................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 78

III
1.1. PENDAHULUAN
A. Pengertian Busana Pria

Busana merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia di samping


kebutuhan pokok lainnya. Menurut sejarahnya dahulu kala manusia pernah
menggunakan daun dan kulit kayu sebagai penutup tubuhnya, seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, saat ini dunia busana mengalami
berbagai kemajuan. Menurut Riyanto dalam Astuti (2010) bahwa busana dalam
arti umum adalah bahan tekstil yang sudah dijahit atau tidak dijahit yang dipakai
atau disampirkan untuk menutup tubuh seseorang. Selain sebagai penutup tubuh,
busana juga berfungsi untuk memperindah penampilan seseorang. Di samping itu,
menurut Jalin (2012) bahwa busana adalah segala sesuatu yang dipakai mulai dari
kepala sampai ujung kaki, meliputi pakaian, asesoris dan milineris. Dalam hal ini,
yang dimaksud dengan pakaian adalah blus, gaun, kebaya, daster, kain sarung,
kemeja, celana, pakaian dalam dan lain-lain. Aksesoris adalah segala sesuatu yang
berfungsi sebagai hiasan misalnya kalung,anting, gelang, cucin, bros, bando dan
lain-lain, sedangkan milineris adalah segala benda yang berfungsi sebagai
pelengkap misalnya kaca mata, sabuk, jam tangan, tas, dompet, sepatu, sandal dan
lain-lain.

Busana dapat digolongkan berdasarkan jenis kelamin yaitu busana wanita


dan busana pria. Menurut Eka (2017) busana pria adalah busana yang biasa
dikenakan kaum pria untuk menutupi tubuhnya, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Busana pria yang langsung menutup tubuh, misalnya singlet dan
celana dalam, sedangkan busana yang tidak langsung menutup tubuh misalnya
jaket dan jas. Adapun jenis-jenis busana pria antara lain kemeja, celana panjang,
celana pendek, piyama, kimono, jas kamar, baju koko/teluk belanga, jaket, rompi,
safari, jas, dan busana daerah seperti surjan dan beskap.
Di samping itu, Wening (2013) menggolongkan busana pria menjadi dua
golongan kepentingan yaitu busana (clothing) dan pelengkap busana (furnishing).

1
1. Busana (clothing)
Busana (clothing) merupakan busana sebagai penutup badan. Busana dibagi
menjadi dua bagian penggunaannya yaitu busana luar dan busana dalam.
Busana luar dapat dibagi dalam beberapa tujuan yaitu:

a. Busana kerja atau bepergian (business or street wear)

b. Busana sport dan santai (sport wear and casual wear)

c. Busana resmi, di waktu siang, malam, undangan upacara makan dan lain-
lain tujuan dalam pergaulan yang diatur (protocolair, formal)

Sebagai busana luar, busana pria dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

a. Setelan jas dan celana (suits)

b. Baju kemeja (shirts)

c. Celana (slacks)

d. Jaket (jacket)

e. Rompi

Busana dalam merupakan busana yang digunakan untuk penutup


sebagian badan sebelum memakai busana luar. Busana dalam untuk pria pada
umumnya terbagi atasi:

a. Kaos oblong (t-shirt)

b. Kaos singlet (under shirt)

c. Celana pendek (short)

d. Celana dalam (briefs)

e. Union suits (baju lengan panjang terusan dengan celanaya)

f. Busana khusus, misalnya busana dokter, perawat, penolong kebakaran,


montir mesin dan sebagainya

g. Busana rumah, misalnya kimono dan piyama

2
2. Pelengkap (furnishing)

Pelengkap (furnishing) merupakan asesoris yang digunakan untuk melengkapi


busana pria, terdiri dari:

a. Krah (collars)

b. Dasi (ties)

c. Sapu tangan (handkerchiefs)

d. Sabuk (belt)

e. Penggantung celana berupa sabuk ke bahu (suspender)

f. Kaos kaki (hosiery)

g. Pengikat kaos kaki (garters)

h. Selendang tebal untuk menutupi leher (mufflers/scrafs)

i. Topi

B. Mode Busana Pria

Busana pria mempunyai mode yang lebih sederhana jika dibandingkan


dengan busana wanita, jika dipandang dari jenis bahan,warna dan garis modelnya.
Mode busana pria di Indonesia banyak dipengaruhi oleh budaya barat. Menurut
Astuti (2010) bahwa busana pria memiliki ciri mode sebagai berikut:

1. Sederhana baik ditinjau dari mode, penggunaaan warna, corak, tekstur


maupun hiasannya

2. Praktis, dalam arti mudah untuk dipakai dan dibuka

3. Memiliki garis yang tegas, artiya bahwa garis-garis yang digunakan dalam
busana pria pada umumnya mengggunakan garis garis yang lurus

Walaupun mode busana pria lebih sederhana jika dibandingkan dengan


mode busana wanita tetapi mode busana pria juga beraneka ragam sesuai dengan
kesempatan yang akan dihadiri. Tiap-tiap kesempatan mempunyai sedikit
perbedaaan mode. Mode busana pria ditinjau dari kesempatan terdiri dari:

3
1. Mode busana pria untuk kesempatan resmi, terdiri dari mode pakaian untuk
pelantikan, pernikahan dan kesempatan kuliah

2. Mode busana pria untuk kesempatan rekreasi, terbagi atas pakaian untuk
kesempatan rekreasi ke gunung dan ke pantai

3. Mode busana pria untuk kesempatan tidur

4. Mode busana pria untuk kesempatan khusus, terdiri atas kesempatan yang
bersifat keagamaan dan busana untuk melayat.

C. Pemilihan Busana Pria

Wening (2013) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang harus


diperhatikan dalam pemilihan busana pria yaitu sebagai berikut:

1. Warna bahan

Untuk memperoleh keserasian warna dalam berbusana ada beberapa hal yang
harus diperhatikan yaitu:

a. Tujuan dan kesempatan pemakaian

b. Kesesuaian dengan bentuk tubuh

c. Kesesuaian warna kulit dan warna rambut

d. Kesesuaian dengan usia

e. Kesesuaian dengan kepribadian

f. Kesesuaian dengan warna yang sedang populer


Pemilihan warna disesuaikan dengan tujuan dan kesempatan pemakaian,
harus diketahui terlebih dahulu busana akan dipakai untuk kesempatan apa,
apakah digunakan untuk pesta, kerja, tempat berkabung atau untuk kesempatan
rekreasi. Pemilihan warna busana pesta disesuaikan dengan suasana pesta
tersebut, pesta pada umunya suasana ramai dan gembira, maka pilih warna-warna
yang ceria. Di samping itu, juga perlu memperhatikan kesempatan pesta pagi hari,
siang hari atau malam hari. Busana pesta malam hari sebaiknya memilih warna
yang mencolok atau gelap. Warna juga memberi kesan untuk menutupi bentuk

4
tubuh seseorang. Oleh karena itu, dalam memilih warna sebaiknya menyesuaikan
dengan bentuk tubuh. Untuk pria gemuk dianjurkan untuk menggunakan waran
dingin, karena warna dingin memberi kesan menguruskan tubuh. Untuk pria
bertubuh kurus dianjurkan menggunakan warna panas, karena warna panas
memberi kesan menggemukkkan tubuh.
Ditinjau dari usia si pemakai, remaja dianjurkan mengggunakan warna
panas karena warna panas memberi kesan menenangkan, sedangkan untuk pria
dewasa dianjurkan menggunakan warna dingin karena memberi kesan semangat
dan bergairah. Berdasarkan kepribadian, pria pendiam dianjurkan menggunakan
warna dingin dan pria periang dianjurknan menggunakan warna panas, warna
panas memberi kesan lincah,riang dan gembira.

2. Corak bahan busana pria

Corak bahan busana yang digunakan untuk busana pria pada umumnya
bahan yang polos, bercorak geometris, flora, fauna dan abstrak atau
kombinasinya. Ada motif yang berbentuk besar dan ada yang berbentuk kecil.
Untuk mendapatkan keserasian antara si pemakai dan corak bahan busana, perlu
diperhatikan pemilihan corak bahan dengan bentuk tubuh si pemakai. Untuk pria
yang bertubuh gemuk dianjurkan untuk memilih corak busana yang besar atau
agak besar, untuk pria yang bertubuh kecil sebaiknya memilih busana dengan
motif kecil atau sedang.

3. Jatuhnya bahan busana

Bahan busana yang digunakan untuk pembuatan busana pria pada


umumnya memilih bahan yang agak tebal, kaku, dan berat untuk celana panjang,
safari dan jaket, sedangkan untuk kemeja pada umumnya tidak menggunakan
bahan yang melangsai, tipis, ringan atau transparan.

4. Tekstur bahan busana

Tekstur atau permukaan bahan busana ikut berperan dalam penampilan.


Suatu busana baik disainnya maupun untuk si pemakainya. Untuk mendapatkan
keselarasan dalam memilih bahan busana perlu diperhatikan kesesuaian antara
model dan tekstur bahan busana. Bahan busana yang digunakan untuk pembuatan

5
busana pria pada umumnya menggunakan bahan yang agak tebal, kaku dan berat
untuk celana panjang, safari dan jaket, untuk kemaja pada umumnya tidak
menggunakan bahan yang melangsai, tipis atau trasparan. Masing-masing tekstur
memberi pengaruh yang berbeda-beda terhadap penampilan suatu busana. Tekstur
bahan busana yang berkilau akan memberi kesan membesarkan permukaan bahan
busana, sehingga ini tidak cocok untuk orang yang memiliki bentuk tubuh besar.

Pemilihan bahan untuk busana pria, selain hal-hal tersebut di atas, juga
perlu diingat akan kenyamanan pemakaian bahan tersebut. Perlu disesuai cuaca
dan temperatur udara. Dalam pemilihan bahan busana perlu disesuaikan dengan
daerah dan ruang misalnya bahan kapas, sutera, lenan dan rayon sangat cocok
untuk cuaca panas. Bahan wol tepat digunakan untuk malam hari.

D. Cara Mengambil Ukuran


1. Panjang kemeja

Diukur dari puncak bagian depan kebawah sampai ruas bawah ibu jari.
2. Lingkar badan
Diukur pada badan yang terbesar dalam keadaan menghembuskan nafas.
3. Lingkar leher
Diukur sekeliling leher dengan posisi pita ukuran terletak tegak pada lekuk
leher.
4. Lebar punggang
Diukur dari ujung bahu belakang kiri sampai ujung bahu kanan.
5. Rendah bahu
Diukur dari ruas tulang leher kebawah sampai perpotongan lebar
punggung.
6. Lingkar lengan atas
Diukur keliling dari ujung bahu muka melalui ketiak keujung bahu
belakang.
7. Panjang lengan
Diukur dari ujung bahu kebawah sampai pergelangan nadi.
8. Lingkar siku

6
Diukur keliling siku
9. Lingkar pergelangan tangan
Diukur keliling pergelangan nadi

1. Cara Mengambil Ukuran Kemeja Anak Laki-Laki


Ukuran yang diperlukan untuk membuat busana anak laki-laki, lain
dengan yang diperlukan untuk anak wanita. Anak tersebut dapat mengenakan
busana, kemeja tidak perlu dikeluarkan seperti pada blus anak wanita. Untuk
mengambil ukuran kemeja dan celana, badan dan pinggang tidak perlu diikat.

1. Panjang kemeja
diukur dari bahu tertinggi ke bawah sampai ruas ibu jari
2. Panjang lengan pendek
diukur dari ujung bahu atau puncak lengan ke bawah ± 5 cm di atas siku.
Lengan panjang : diukur dari ujung bahu ke bawah sampai 3 cm di bawah
tulang pergelangan
3. Lingkar badan
diukur keliling badan terbesar
4. Lingkar leher
diukur sekeliling leher terendah
5. ½ lingkar ujung lengan
diukur sekeliling lengan kemudian dibagi dua + 2½ cm untuk lengan
pendek. Atau diukur pada lipatan lengan kemeja ke sisi lengan
6. Lebar punggung
diukur dari ujung bahu kiri ke ujung bahu kanan
7. Rendah bahu
diukur dari tulang leher ke bawah sampai garis pertolongan
8. Panjang punggung
dari ruas tulang leher ke bawah sampai pinggang Rendah punggung :
diperoleh dari ukuran kerung lengan dibagi dua, dikurangi 2 cm

7
2. Cara Mengambil Ukuran Celana Pantalon Anak Laki-Laki

1. Panjang celana
Diukur dari ban panjang sebelah kanan ke bawah sampai akhir lipatan
celana
2. Lingkar pinggang
Diukur keliling ban pinggan celana, diambil angka pertemuan pita meter
3. Lingkar pesak
Diukur dari ban depan kebawah melalui selakang sampai pada akhir ban
belakang
4. Lingkar panggul
Diukur bagian panggul terbesar diambil angka pertemuan pita meter
5. Lingkar paha
Diukur keliling paha terbesar, diambil ½ lingkar paha ditambah 1,5 cm
6. Lingkar lutut
Diukur keliling lutut, dibagi dua ditambah 3 – 4 cm
7. Lingkar kaki
Diukur lipatan celana depan sampai belakang
8. Panjang lutut
Diukur dari ban pingggang kanan kebawah sampai batas lutut

3. Ukuran Standard Pria Dewasa dan Anak – anak

1. Ukuran Standard Pria Dewasa


Ukuran kemeja pria yang digunakan adalah dengan satuan cm
Standar ukuran ini digunakan untuk kemeja pria atau baju pria dengan model
kemeja slim fit. Untuk ukuran model casual ditambahkan terutama untuk bagian
dada (pit to pit), panjang lengan (untuk tangan pendek), lebar manset (untuk
tangan panjang), dan panjang baju.Perbedaan antara ukuran untuk kemeja pria
slim fit dengan kemeja casual adalah pada ukuran nya. Untuk kemeja slim fit pas
dengan badan, sedangkan untuk ukuran kemeja casual relative lebih longgar.

8
Standar Ukuran atau Nomor
No KEMEJA S M L
14 141/2 15 151/2 16 161/2
1. Panjang Kemeja 69 70 71 72 73 74
2. Lebar Punggung` 42 43 44 45 46 47
3. Lingkar Badan 84 88 92 96 98 100
4. Lingkar Leher 36 37 38 39 40 41
5. Panjang Lengan 55 56 57 58 59 60
6. ½ Ling. Lengan 16 161/2 17 171/2 18 181/2
7. Rendah Bahu 3 31/2 31/2 4 4 41/2
8. Rendah Punggung 19 191/2 20 201/2 21 211/2
9. Panjang Punggung 38 39 40 41 42 43
CELANA
PANJANG

1. Panjang Celana 92 94 96 98 100 102


2. Ling. Pinggang 72 74 76 78 80 82
3. Ling. Pesak 63 66 69 72 75 78
4. Ling. Panggul 88 90 92 94 96 98
5. ½ Ling. Paha 28 29 30 31 32 33
6. ½ Ling. Lutut ½ 22 221/2 23 231/2 24 25
7. Ling. Kaki Panjang 16 17 18 19 20 21
8. Lutut 52 53 54 541/2 55 551/2

9
1.2. POLA DASAR ANAK LAKI-LAKI
Ukuran yang Diperlukan:
1. Lingkar badan = 64 cm
2. Panjang punggung = 23 cm
3. Lebar punggung = 26 cm
4. Lingkar leher = 30 cm
5. Lebar bahu = 9 cm
6. Lebar dada = 25 cm

Pola Depan:
1. Buatlah garis siku A, B, C, dan D
A – B = ½ Lingkar badan + 2 cm = (64 ÷ 2) + 2 cm = 34 cm
C – D = A – B = 34 cm
A – C = Panjang punggung + 1,5 cm = 23 cm + 1,5 cm = 24,5 cm
B – D = A – C = 24,5 cm
A – K = ⅙ Lingkar leher + ½ cm = (30 cm ÷ 6) + ½ cm = 5,5 cm
A – L = (A - K) + 1 cm = 5,5 cm + 1 cm = 6,5 cm
K – L = Kerung leher depan
A – I = ½ A – B = 34 cm ÷ 2 cm = 17 cm
C – R = A – I = 17 cm
I – J = Turun 2,5 cm
R – H = ½ R – J = (24,5 cm – 2,5 cm) ÷ 2 = 11 cm
2. Hubungkan titik K – J
K – P = Lebar bahu = 9 cm
C – G = R – H = 11 cm
L – M = ½ L – G = 3,5 cm
M – S = ½ Lebar dada = 25 ÷ 2 = 12,5 cm
3. Hubungkan titik P – S – H menjadi kerung lengan badan depan
C – C1= Turun 1 cm
4. Hubungkan titik C1 – R
Pola Dasar Kemeja Anak Laki-Laki

10
Sumber: Soekarno, Rasmini (2003)

1.3. PIYAMA ANAK


a. Analisa Desain
1. Style : Piyama anak laki-laki
a. Baju dan celana
b. Baju lengan panjang
c. Celana panjang
2. Detail

Bagian atas:
a. Menggunakan garus leher bulat
b. Menggunakan saku tempel
c. Menggunakan serip pada bagian garis leher dan pada bagian ujung lengan

Bagian bawah:
a. Panjang celana sampai mata kaki
b. Bagian lingkar pipa celana menggunakan serip
3. Bukaan
a. Belahan pada tengah muka baju menggunakan 5 buah kancing
b. Bagian pinggang celana menggunakan karet elastik

11
4. Bahan tekstil
a. Menggunakan bahan katun polos, bermotir garis atau kotak
5. Daya pakai : Baju tidur

Desain Sajian

b. Pola Piyama Anak

Ukuran Baju Piyama Anak:

Lingkar badan = 62 cm

Lingkar leher = 30 cm

Panjang punggung = 24 cm

12
Lebar bahu = 8 cm

Lebar punggung = 25 cm

Lebar dada = 24 cm

Keterangan Pola Badan Depan:

Buatlah garis siku A, B, C, D

A – B = 62 ÷ 2 + 21 cm

C – D = A – B = 31 cm

A – C = P. punggung = 1½ = 24 + 1½ = 25½

B – D = A – C = 25½ cm

A – K = ⅙ L. leher + ½ cm = (30 ÷ 6) + ½ = 5½

A – L = (A – K) + 1 cm = 5 ½ + 1 = 6 ½

K – L = Kerung leher depan

A – I = ½ A – B = 31 cm ÷ 2 = 15,5 cm

C – R = A – L = 15,5 cm

I – J = Turun 2½ cm

R–H=½R–J

Hubugkan Titik K – J

K – P = Lebar bahu = 8 cm

C–G=R–H

L–M=½L–G

M – S = ½ L. dada = 24 cm ÷ 2 = 12 cm

Hubungkan titik P – S – H menjadi kerung lengan

C – C’ = Turun 10 cm

Hubungkan titik C – R

Keteragan Pola Badan Belakang:

B – F = Turun 1½ cm

13
B – O = A – K = 5½ cm

Hubungkan Titik O – F menjadi kerung leher belakang

Tariklah garis O – J

O – Q = L. bahu = 8 cm

D–E=R–H

E–N=½E–F

N – T = ½ L. punggung = 25 cm ÷ 2 = 12,5 cm

Hubungkan titik P – T – H menjadi kerung lengan badan belakang

Pola Badan Piyama Anak Laki-Laki

Ukuran lengan:

Panjang lengan = 35 cm

14
Lingkar kerung lengan = 34 cm

Lingkar pergelangan tangan = 22 cm

Tinggi puncak = 8 cm

Keterangan pola lengan:

A – B = Panjang lengan = 35 cm

A – C = ¼ Lingkar kerung lengan = 34 cm ÷ 4 = 8,5 cm

C–D=C–E

D – E = Kerung lengan – 4 cm = (34 cm – 4 cm) = 30 cm

B – F = ½ Lingkar pergelangan lengan = 22 cm ÷ 2 cm = 11 cm

Kerung lengan depan:

A–G=H–B=¼A–B

Titik G naik 1,5 cm dan titik H turun 1 cm

Kerung lengan belakang:

A–I=⅓A–B

Titik I naik 1,5 cm

Pola Lengan Piyama Anak Laki-Laki

15
Ukuran celana piyama anak:

Lingkar pinggang = 59 cm

Lingkar panggul = 71 cm

Tinggi duduk = 19,5 cm

Panjang celana = 60 cm

Keterangan menggambar pola celana piyama anak:

Pola celana depan:

A – B = Lebar ban 4 cm

A – C = ⅓ Lingkar pesak + 3 cm = (45 cm ÷ 3) + 3 cm = 18 cm

A – D = Panjang celana = 60 cm

C – F = ¼ Lingkar pangggul

F – E = 3 cm

C – F = 20 cm – 3 cm = 17 cm

C – G = ½ C – F = 17 cm ÷ 2 = 8½ cm

B – I = C – G = 8½ cm

A – K = ¼ Lingkar pinggang = 52 cm ÷ 4 = 13 cm

Hubugkan K – E

F – L = C – M = 6 cm

D – N = C – G = 8½ cm

P – Q‘ = ½ Lingkar lutut – 1½ = 15 cm – 1½ = 13½

O – P = O – Q = 13½ cm ÷ 2 = 6,75 cm

Q – D = ½ Lingkar kaki

Pola celana belakang:

A – B = Lebar ban 4 cm

A – C = ⅓ Lingkar pesak + 3 cm

A – D = Panjang celana

16
C’ – F = 3 cm

C’ – E = 2 cm

Hubungkan titik K’ ke L – E

F – L = C – M = 6 cm

P – Q = ½ Lingkar lutut

D – Q’= ½ Lingkar kaki

Pola Celana Piyama Anak Laki-Laki

17
c. Uraian Pola Baju Piyama Anak laki

18
d. Rancangan Bahan

19
e. Rancangan Harga

Harga
No. Bahan Dipakai Dibeli Jumlah
Satuan

1 Kain katun polos 1m 1m Rp40.000 Rp40.000

2 Kain katun motif ½m ½m Rp15.000 Rp7.500

3 Viselin ½m 1m Rp5.000 Rp5.000

4 Kancing 5 pcs ½ lusin Rp500 Rp3.000

5 Benang 1 tungkul 1 tungkul Rp2.000 Rp2.000

6 Karet ½m 1m Rp3.000 Rp3.000

Jumlah Rp60.500

1.4. PIYAMA PRIA DEWASA

a. Analisa Desain
1. Style : Piyama Pria Dewasa
a. Baju dan celana Panjang
b. Baju lengan panjang
2. Detail

Bagian atas:
a. Menggunakan kerah siler
b. Menggunakan saku tempel

20
c. Menggunakan serip dan bis isi pada bagian ujung lengan, dan ujung celana

Bagian bawah:
a. Panjang celana sampai mata kaki
b. Bagian lingkar pipa celana menggunakan serip
3. Bukaan
c. Belahan pada tengah muka baju menggunakan 5 buah kancing
d. Menggunakan karet ban pada bagian pinggang
4. Bahan tekstil
a. Menggunakan bahan katun polos, bermotir garis atau kotak
5. Daya pakai : Baju tidur
: Busana rumah

Desain Sajian

21
b. Pola Piyama Pria Dewasa

Ukuran Baju Piyama

Lingkar badan = 84+16 cm = 100 cm

Lingkar pinggul = 86 cm

Lingkar leher = 36 cm

Panjang punggung = 46 cm

Lebar bahu = 14 cm

Dada atas = 39 cm

Dada bawah = 35cm

Punggung bawah = 38 cm

Panjang dada = 39 cm

Panjang baju = 62 cm

Keterangan Pola Badan Depan

A-a = Lingkar leher keliling dibagi 6

A-B = A-a + 1 cm

A-C = A-a – 1 cm

C-D = Dada atas dibagi 2

A-E = Lingkar lengan dibagi 2

E-F = Lingkar Lengan dibagi 2

E-G = 7 cm, untuk badan ideal

G-H = Lingkar badan dibagi 4

B-I = Panjang baju – 1 cm

I-J = G-H

I-K = 1 cm, buat garis miring ke J

K-P = B-P untuk kancing

22
P-Q = 8 cm, lapisan piyama

Keterangan Pola Badan Belakang

Terlebih dahulu ukur H-J pada pola depan yang sudah dibuat.

J-R = Lingkar badan dibagi 4

H-S = J-R

R-T = Panjang bahu + 7 cm (untuk badan ideal)

T-U = B-A dibagi 2

T-V = 1 cm, ukuran tetap

V-X = Punggung atas dibagi 2

W-X = D-a

S-Y = E-G

Z-Y = Punggung bawah dibagi 2

Pola Badan Piyama Pria Dewasa

23
Keterangan Pola Saku

G-L = dada bawah dibagi 10

L-M = 2 cm, titik letak kantong

M-N = Dada bawah dibagi 3

M-O = N-O = M-N + 2 cm, bentuklah sudut O membulat

Keterangan Pola Celana

Ukuran:

Selangkang = 62 cm

Lingkar Panggul = 86+10 cm=96 cm

Panjang Celana = 97 cm

Lebar Kaki = 40 cm (lingkar kaki)

Keterangan :

A-B = Selangkangan dibagi 2 – 4 cm

B-B = A-A = Lingkar Panggul dibagi 4

B-C = B-B dibagi 4

B-D = 2 cm, tetap

A-E = 1 cm, tetap

B-F = B-B dari G turunkan 1 cm, buat garis ke F dari G yang sudah diturunkan

A-H = Ukuran panjang celana

H-I = Lebar kaki dibagi 2

24
Pola Celana Piyama Dewasa

Keterangan Pola Lengan

A-F = Panjang Lengan

A-a = 13 cm

B-C = Lingkar Kerung Lengan dibagi 8

D = ½ A-B

25
Pola Lengan Piyama Pria

c. Uraian Pola

26
27
d. Uraian Bahan

28
e. Rancangan Harga

1.5. KIMONO ANAK

a. Analisis Desain
1. Style : Kimono anak laki-laki
2. Detail : Menggunakan ger, lengan panjang dan panjang kimono
sampai mata kaki
3. Bukaan : Bukaaan pada tengah muka tanpa kancing
4. Bahan tekstil : Katun, flannel atau batik.
5. Daya pakai : Pakaian di rumah atau di kamar
b. Pola Kimono Anak

Keterangan Cara Menggambar Pola Kimono Anak Laki-Laki

Mula-mula gambar pola dasar dan di atas pola itu dibuat persegi panjang A – B –
C – D.

A – B = ¼ Lingkar badan + 3 cm atau 5 cm

B–C=A–D

A – D = Panjang kimono

A – E = Lingkar leher bagian belakang = 6 atau 8 cm

A – E = D – D1 tarik garis dari garis E – D (bagian muka pola)

29
B – F = Panjang lengan sesuka hati

E – F = Lebar bahu + panjang lengan

B – B1 = ½ Lingkar lengan + 4 cm, atau lebih

F – F1 = Lingkar tangan + 10 cm atau lebih

E – E1 = B – B1 = Kurangi 4 cm atau lebih

D1 – G = 20 atau 25 cm

E2 = Garis pinggang. E2 ukur 20 cm ke bawah ialah E3

E3 – G1 = 20 cm – 25 cm

Pola Kimono Anak Laki-Laki

30
c. Uraian Pola

31
d. Rancangan Bahan

32
e. Rancangan Bahan dan Harga

Harga
No. Nama Bahan Diperlukan Dibeli Total
Satuan

1 Katun bermotif 1,65 1,75 Rp40.000 Rp70.000

2 Benang jahit 1 buah 1 buah Rp2.000 Rp2.000

3 Eliselin 0,5 m 0,5 m Rp10.000 Rp5.000

Total Rp77.000

1.6. JAS KAMAR PRIA DEWASA

a. Analisis Desain
1. Style : Kamar jas
2. Detail :
a. Menggunakan kerah setali
b. Lengan panjang
c. Panjang baju sedikit di bawah lutut
d. Menggunakan saku tempel di bagian pinggul kiri dan kanan
e. Tali pinggang
f. Serip pada ujung lengan dan pangkal saku menggunakan bahan polos yang
warnanya serupa dengan warna kerah dan tali pinggang
3. Bukaan : Belahan pada tengah muka tanpa menggunakan kancing
4. Bahan tekstil : Katun bercorak kombinasi polos

Daya pakai : Pakaian di dalam kamar

33
Desain Sajian

b. Pola Jas Kamar

Ukuran:
1. Panjang kamar jas : 95 cm
2. Lebar punggung : 43 cm
3. Lingkar badan : 88 cm
4. Lingkar leher : 36 cm
5. Panjang lengan : 57 cm
6. Rendah bahu : 4 cm
7. Rendah punggung : 19 cm
8. Panjang punggung : 40 cm
9. ½ Lingkar lengan : 16 cm

34
Cara menggambar pola badan belakang:
1. Membuat garis siku A – B – C – D – E – F dan G

A – B = 2 cm

A – C = 4 cm rendah bahu

A – G = 95 cm panjang kamar jas

B – D = 19 cm rendah punggung

B – E = 40 cm panjang punggung

E – F = Turun 18 cm garis pinggul


2. Membuat kerung leher.

A – T = ¼ Lingkar leher dikurangi 1½ cm = (36 cm ÷ 4) ˗ 1½ cm = 9cm ˗ ½


cm = 7,5 cm

T – N = Naik 5 cm

N – Y = ⅒ Lebar punggung = 43 cm ÷ 10 = 4,3 cm

N – Y – R = Merupakan sudut siku-siku

A – N = ⅒ Lingkar leher = 38 cm ÷ 6 = 6⅓ cm
3. Menentukan lebar punggung

R – P = ½ Lebar punggung ditambah ½ cm = 43 cm ÷ 2 = 22 cm

Titik P naik 2 cm
4. Menentukan besar badan kamar jas

D – L = ¼ Lingkar badan ditambah 3 cm = (88 cm ÷ 4) + 3cm = 25 cm


5. Membuat kerungan ketiak

D – V = R – P = 22 cm

V – Z = Titik Z ke dalam 2 cm
6. Menentukan besar pinggang

E – X = (D – L) dikurangi 2 cm = 25 cm ˗ 2 cm = 23 cm
7. Menentukan besar pigggul

35
F – Y = (D – L) ditanbah 1 cm = 25 cm + 1 cm = 26 cm

G – Q = (F – Y) ditambah 3 cm = 26 cm + 3 cm = 29 cm

Titik Q = naik 2 cm

Membuat pola badan depan


1. Membuat garis siku = A – B – C – D – E – F dan G

A – B = 2 cm

A – C = 4 cm (rendah bahu)

A – G = 95 cm (panjang kamar jas)

T – D = 19 cm (rendah punggung)

B – E = 40 cm (panjang punggung)

E – F = 18 cm (garis pinggul)
2. Membuat kerung leher

A – C = ⅙ Lingkar leher ditambah ½ cm = (36 cm ÷ 6) + ½ = 6,5 cm

A – H = (A – T) + 1,5 cm = 7,5 cm + 1,5 cm = 9 cm


3. Menentukan lebar punggung

H – K = N – P = Lebar bahu

Titik K pada garis lurus C


4. Menentukan besar kamar jas

D – L = D – L badan belakang = 25 cm
5. Menentukan besar perut

E – M = E – X = 23 cm
6. Menentukan besar pingggul

F – N = F – Y = 26 cm

G – O = 29 cm

36
Pola Badan Atas Jas Kamar

Merubah Pola Kerah/Mengubah Model

H – J = Ke kanan 1,5 cm

E – X = Ke kanan 7 cm

I – X = Adalah garis bukaan

G – Z = Ke kanan 8 cm

K – H – S = Merupakan sudut siku-siku

H – P = Ke kiri 1 cm

H – S = N – R = 9 cm, kerung leher belakang

S – Q = 4 cm

37
Q – P = H – S = 9 cm

P – Q – T = Merupakan sudut siku-siku

Q – T = 8 cm, lebar kerah

I – R = 6 cm

V – U = 9 cm lebar bukaan

X – Y = Turun 3 cm

W – Y = 6 cm

Z – J = 5 cm

Membuat Pola Lengan

A – B = 57cm, panjang lengan

A – C = Ukuran rendah punggung ditambah 2 cm = 19 cm + 2 cm = 21 cm

B – C – F = ½ (A - C) dikurangi 1 cm = (21 ÷ 2) ˗ 1 cm = 9,5 cm

C – F – P = ½ (F - D) dikurangi 2 cm

A–L=L–K

F–R=⅓F–A

Titik L = Keluar 1,5 cm dari garis penolongnya

Titik R = Ke dalam 1,5 cm dari kerung belakang

E – H = 16 cm, ukuran ½ lingkar lengan

B – K = 18 cm, titik K = naik 1 cm

Lapisan Ujung Lengan

B – T = 7 cm

K – N = 4 cm

38
c. Uraian Pola

39
d. Rancangan Bahan

40
e. Rancangan Harga

Harga Per
No. Nama Bahan Dibutuhkan Dibeli Total
Satuan

1 Katun bermotif 1,75 m 1,75 m Rp 35.000 Rp 61.250

2 Katun polos 1,25 m 1,75 m Rp 25.000 Rp 31.250

3 Benang jahit 1 tungkul 1 tungkul Rp 2.000 Rp 2.000

4 Eliselin 0,5 m 0,5 m Rp 5.000 Rp 2.500

Rp 97.000

1.7. TELUK BELANGA PRIA DEWASA

a. Analisis Desain
1. Style : Teluk belanga
2. Detail :
a. Menggunakan kerah sanghai
b. Lengan panjang menggunakan kikik
c. Saku tempel pada sebelah dada kiri ditambah dengan di pingggul kiri dan
kanan
3. Bukaan
a. Belahan pada tengah muka dengan tiga buah kancing
4. Bahan busana
a. Menggunakan bahan katun polos berwarna
5. Daya pakai
a. Acara keagamaan

41
Desain Sajian

b. Pola Teluk Belangan

Cara Membuat Pola Teluk Belanga

Ukuran yang diperlukan

Punggung atas = 42 cm

Panjang lengan = 59 cm

Lingkar leher keliling = 37 cm ditambah 2 cm

Panjang baju = 61 cm dari leher

Keterangan cara membuat pola

A – A 6,5 cm = Lingkar leher keliling yang sudah ditambah 2 cm dibagi 6 (39 cm


÷ 6 = 6,5 cm)

B – A 7,8 cm = Lingkar leher keliling yang sudah ditambah 2 cm dibagi 5 (39 cm


÷ 5 = 7,8 cm)

C – B 61 cm = Panjang bahu

D – A 21 cm = Punggung atas dibagi 2 (42 cm ÷ 2 = 21 cm)

E – C 21 cm = D – A

F – D 19,5 cm = Lingkar leher keliling yang sudah ditambah 2 cm dibagi 2 (39 cm


÷ 2 = 19,5 cm)

42
G – D 59 cm = Panjang lengan

H – G 17,5 cm = F – D dikurangi 2 cm (19,5 cm – 2 cm = 17,5 cm)

I – F 5 cm = I – L

J – E 7 cm = I – F ditambah 2 cm

K – C 2 cm = Tetap

L – I 6 cm =

M – B 20 cm = Belahan dada

O – N 41 cm

P – N 13 cm

Q – C 19 cm = Tetap

R – Q 6,5 cm

S – R 14 cm

T – R 16 cm

U – B 10 cm

V – U 6 cm

Pola kerah

X – W 4 cm

Y – X 1,5 cm

Z – Y 3,4 cm

Pola Kerah

43
c. Uraian Pola

44
d. Rancangan Bahan

45
e. Rancangan Harga

Jumlah Bahan Harga


No. Nama Bahan
Dibutuhkan Dibeli Satuan Total

1 Kain katun 2m 2m Rp35.000 Rp70.000

2 Kain fliselin 20 cm 0,5 m Rp4.000 Rp2.000

3 Benang 1 buah 1 buah Rp2.000 Rp2.000

4 Kancing 3 buah 3 buah Rp1.000 Rp3.000

Total Rp77.000

1.8. KEMEJA ANAK LAKI-LAKI LENGAN PENDEK

a. Pola Kemeja Anak Lengan Pendek

Ukuran yang Diperlukan:


1. Lingkar badan = 64 cm
2. Panjang punggung = 23 cm
3. Lebar punggung = 26 cm
4. Lingkar leher = 30 cm
5. Lebar bahu = 9 cm
6. Lebar dada = 25 cm

Pola Depan:
5. Buatlah garis siku A, B, C, dan D
A – B = ½ Lingkar badan + 2 cm = (64 ÷ 2) + 2 cm = 34 cm
C – D = A – B = 34 cm
A – C = Panjang punggung + 1,5 cm = 23 cm + 1,5 cm = 24,5 cm
B – D = A – C = 24,5 cm
A – K = ⅙ Lingkar leher + ½ cm = (30 cm ÷ 6) + ½ cm = 5,5 cm
A – L = (A - K) + 1 cm = 5,5 cm + 1 cm = 6,5 cm
K – L = Kerung leher depan
A – I = ½ A – B = 34 cm ÷ 2 cm = 17 cm
C – R = A – I = 17 cm

46
I – J = Turun 2,5 cm
R – H = ½ R – J = (24,5 cm – 2,5 cm) ÷ 2 = 11 cm
6. Hubungkan titik K – J
K – P = Lebar bahu = 9 cm
C – G = R – H = 11 cm
L – M = ½ L – G = 3,5 cm
M – S = ½ Lebar dada = 25 ÷ 2 = 12,5 cm
7. Hubungkan titik P – S – H menjadi kerung lengan badan depan
C – C1= Turun 1 cm
8. Hubungkan titik C1 – R
Pola Dasar Kemeja Anak Laki-Laki

Pola Kemeja Anak Lengan Pendek

47
Pola Kerah

c. Uraian Pola

48
d. Rancangan Bahan

e. Rancangan Harga

49
1.9. KEMEJA PRIA DEWASA LENGAN PANJANG

a. Analisis Desain

1. Style : Kemeja lengan panjang


2. Detail
a. Badan
- Menggunakan kerah kemeja
- Menggunakan saku tempel pada dada kiri
- Terdapat yoke pada punggung
b. Lengan
- Menggunakan lengan panjang
- Menggunakan lengan licin dengan manset
- Belahan manset dengan 2 jalur yang berbeda
3. Bukaan
- Kancing pada tengah depan (placket) dengan belahan diserip
- Jumlah kancing 6 buah
4. Bahan Tekstil
- Menggunakan bahan katun polos dan kombinasi corak
5. Daya pakai
- Sebagai busana formal

50
Desain Sajian

b. Pola Kemeja Pria Dewasa Lengan Panjang


Ukuran:
Panjang kemeja = 70 cm
Panjang lengan = 55 cm
Lebar punggung = 45 cm
Lingkar kerung lengan = 49 cm
Lingkar badan = 110 cm
Rendah bahu = 4 cm
Lingkar leher = 42 cm
Lingkar pergelangan tangan =26cm

51
Pola Kemeja Lengan Panjang
A – A1 = A1 – A2 = 2 cm

A – A2 = 4 cm

A–B = 1/6 lingkar leher + 1 cm

A–C = 1/6 lingkar leher + 1,5 cm

A2 – D = ½ lebar punggung + 1 cm

A–E = panjang kemeja

A1 – F = ½ lingkar kerung lengan

F–G = ¼ lingkar badan

C- C1 = E – E1 = 1,5 cm

A –B1 dibagi menjadi 3 bagian untuk membuat kerung leher, hubungkan B ke C


melalui pembagian titik yang dibawah

D – D1 dibagi menjadi 3 untuk membuat kerung lengan, jarak titik yang di bawah
dengan lengkung kerung lengan 2,5 cm

Hubungkan titik B – C – C1 – E1 – E – G1 – G – D – B sehingga membentuk


pola bagian depan

Keterangan Pola Belakang


Kutip pola bagian depan tanpa lidah, bahu naik 4 cm, titik bahu tertinggi bagian
belakang ditarik garis tegak lurus TB dan diturunkan 2 cm, kemudian dibuat
lengkung leher belakang. Lengkung lengan belakang selisih 0,5 cm dari lengan
lengan depan.

52
Pola Badan Atas Kemeja Pria Lengan Panjang
Keterangan Pola Lengan
A – B = C – D = panjang lengan – lebar manset
A–C = ½ lingkar kerung lengan – 1 cm
C – C1 = ½ A – C dikurangi 1 cm
B – D1 = ½ panjang manset + 2 cm
D1 – B1 = 6 cm B1 – B2 = panjang belahan
D1- D2 = keluar 0,5 cm
A dihubungkan dengan C1, A – C1 = dibagi menjadi 3 bagian untuk membuat
lengkung lengan dimana jarak titik di atas 2 cm
Selisih lengkung lengan depan dan belakang 0,5 cm

53
Pola Manset ( Skala 1 : 4 )
A – B = C – D = lingkar pergelangan lengan
A – C = B – D = lebar manset 4 cm
C – C1 = C – C2 = D – D1 = D – D2 = 1,5 cm
Hubungkan titik A – C2 – C1 – D1 – D2 – B – A sehingga membentuk p ola
manset
Pola Belahan ( skala 1 : 4 )
 Keterangan Pola Belahan Bagian Bawah
A – B = C – D = 13 cm
A – C = B – D = 4 cm
A – A1 = C A1 = 2 cm
B – B1 = D – B1 = 2 cm
Hubungkan titik A – C – D – B – A sehingga membentuk pola belahan bagian
bawah
 Keterangan Pola Belahan Bagian Atas
A – B = 17 cm
A – A1 = A – A2 = 2 cm
B – B1= B – B2 = 2,5 cm
B3 tengah-tengah B – B1
B1 – B5 = B – B4 = 1 cm
A2 – A3 = 12 cm
Hubungkan titik A1 – A – A2 – A3 – A4 – B4 – B3 – B5 – A1 sehingga
membentuk belahan manset bagian atas
Pola Krah ( Skala 1 : 4 )

54
 Keterangan Pola Daun Krah
A – B = C – D = ½ lingkar leher
A – C = B – D = 6 cm
A turun 1 cm C naik 1 cm
B keluar 1 cm
Hubungkan titik-titik A1 – C1 – D – B1 – B – A1, sehingga membentuk daun
krah
 Keterangan Pola Kaki Krah
A – B = C – D = ½ lingkar leher + 2 cm
A – C = B – D = 4 cm
C naik 1 cm, D naik 1,5 cm
B masuk 1 cm, B1 turun 0,5 cm
Hubungkan titik-titik A – C1 – D1 – B2 – A, sehingga membentuk kaki krah

c. Uraian Pola

55
56
d. Rancangan Bahan

57
e. Rancangan Harga

1.10. CELANA PENDEK ANAK LAKI-LAKI


a. Analisis Desain
1. Style: Celana pendek anak
2. Detail
a. Menggunakan ban pinggang
b. Saku dalam dari garis ban pinggang sampai ke garis sisi celana.
c. Menggunakan kerutan pada bagian sisi garis pinggang
3. Bukaan

Menggunakan gulbi dan retleting


4. Bahan tekstil

Menggunakan bahan keper, teteron atau bahan tekstil polos yang agak tebal
5. Daya pakai
a. Sekolah
b. Rekreasi
c. Bermain

58
Desain Sajian

b. Pola Celana Pendek Anak


Cara Membuat Pola Celana Pendek Anak
Ukuran yang dibutuhkan
1. Linggang = 52 cm
2. Lingkar pinggul = 60 cm
3. Lingkar pesak = 45 cm
4. Panjang celana = 24 cm
5. ½ Lingkar paha = 22 cm
6. ½ Lingkar lutut = 20 cm
Keterangan Menggambar Pola Depan
A – B = Lebar ban 3 cm
A – C = ⅓ Lingkar pesak + 4 cm = (45 cm ÷ 3) + 4 cm = 19 cm
A – D = Panjang celana = 24 cm

59
C – E = ½ Lingkar paha – 2 cm = 22 cm – 2 cm = 20 cm
E – F = 3 cm
C – F = 20 cm – 3 cm = 17 cm
C – G = ½ C – F = 17 cm ÷ 2 = 8½ cm
B – I = C – G = 8½ cm
J – K = ¼ Lingkar pinggng = 52 cm ÷ 4 = 13 cm
I – J = I – K = 13 cm ÷ 2 = 6½ cm
J – J = K – K = Tambahan untuk kerut 2 cm
Hubungkan K1 – F
K1 turun ½ cm
F – L = C – M = 6 cm
Hubungkan K1 – L – E
D – N = C – G = 8½ cm
N – O = 1 cm
P – Q = ½ Lingkar lutut - 1½ cm = 20 cm – 1½ = 18½ cm
O – P = O – Q= 18½ cm ÷ 2 = 9¼
Titik Q turun 1½ cm
Keterangan Menggambar Pola Belakang
K – V = 2 cm
Hubungkan F – V
V – V1 = Naik 2 cm
V1 – W = ¼ Lingkar pinggang = 52 cm ÷ 4 = 13 cm
W – W1 = V1 – X = 2½ cm (tambahan untuk kerut)
C – C1 = E – E1 = 2 cm
P – P1 = Q – Q1 = 1½ cm
Hubungkan titik W1 – C1 – P1 – 1 – X – W1 menjadi pola belakang

60
c. Uraian Pola

61
d. Rancangan Bahan

62
e. Rancangan Harga

Harga
No. Nama Bahan Dibutuhkan Dibeli Total
Satuan

1 Kain kepper 0,5 m 0,5 m Rp50.000 Rp50.000

2 Eliselin 25 cm 25 cm Rp10.000 Rp2.500

3 Benang jahit 1 buah 1 buah Rp2.000 Rp2.000

4 Karet ban pinggang 0,5 m 0,5 m Rp5.000 Rp2.500

Total Rp57.000

1.11. CELANA PENDEK PRIA DEWASA


a. Analisis Desain
1. Style : Celana pendek pria dewasa
2. Detail :
a. Menggunakan ban pinggang
b. Menggunakan saku dalam pada bagian sisi celana kiri dan kanan
c. Menggunakan saku paspoal pada bagian belakang celana
3. Bukaan

Menggunakan gulbi dan retleting


4. Bahan tekstil

Menggunakan bahan keper, tetoron atau tekstil polos yang agak tebal
5. Daya pakai
a. Rekreasi
b. Pakaian rumah

63
Desain Sajian

b. Pola Celana Pendek Pria Dewasa


Cara Menggambar Pola Celana Pendek Pria Dewasa
Ukuran yang diperlukan
1. Lingkar pingggang keliling = 70 cm
2. Lingkar pingggul keliling = 85 cm + 9 cm = 94 cm
3. Lingkar paha = 48 cm + 12 cm = 60 cm
4. Lebar ujung celana = 49 cm
5. Selangkangan = 62 cm
6. Panjang celana = 43 cm
Cara menggambar pola celana pendek pria dewasa
A – A = Panjang celana dikurang 4 cm = 43 cm – 4 cm = 39 cm
B – A = Lingkar pinggul + 9 cm – 4 cm = (85 + 9 = 94 cm – 4 cm = 90 ÷ 4 = 22,5
cm
C – A = Lingkar paha + 12 cm – 1 cm, dibagi = (48 cm + 12 cm – 1 cm) ÷ 2 =
29,5 cm

64
D – C = C – B dibagi 2
E – B = (selangkangan – 11 cm – 8 cm) ÷ 2 = 21,5 cm
F–E=B–A
G – E = D – C = 3,5 cm
H – E = G – E + 1 cm, batas gulbi
I – B = B – A dibagi 2
J – I = ⅛ Lingkar pinggang
K – I = J – I, K turun 1 cm. Untuk orang gendut turun 2 – 3 cm
L – F = L ditengah G dan F
M – A = L - F. Buat M – L berupa garis pertolongan lurus ke atas sampai garis K
–L
N – M = Lebar ujung celana dipotong 5 cm, dibagi 4, turunkan N kiri 1 cm.
Buatlah garis miring N – N
O – N = G – E + 1,5 cm. P – G = O – N + 3 cm, dari P turun 1 cm
Q – H = 2 cm tetap, untuk celana anak cukup 1,5 cm
R – K = 3 cm, hubungkan R – Q
S – R = (lingkar pingggang ÷ 4) + 2,5 untuk kupnat garislah R – S – F – N – O – P
Lebar saku paspoal = 12 cm

65
c. Uraian Pola

d. Rancangan Bahan

66
e. Rancangan Harga

Harga
No. Nama Bahan Dibutuhkan Dibeli Total
Satuan

1 Kain kepper 0,75 m 0,75 m Rp50.000 Rp37.500

2 Star plek 5 cm 0,75 m 1m Rp500 Rp500

3 Benang 1 tungkul 1 tungkul Rp1.000 Rp1.000

4 Kain furing 0,25 m 0,25 m Rp16.000 Rp4.000

5 Kancing kait 1 buah 1 buah Rp1.000 Rp1.000

Total Rp44.000

1.12. CELANA PANJANG ANAK LAKI-LAKI

a. Analisis Desain
1. Style : Celana panjang anak laki-laki
2. Detail :
a. Panjang celana sampai mata kaki
b. Dua saku tempel pada bagian depan dan satu pada bagian belakang
c. Menggunakan ban pinggang dan karet pada bagian sisi kiri kanan
pinggang
3. Bukaaan : Ritsleting dan golbi pada bagian tengah muka
4. Bahan tekstil : Keper, Tetoon dan lain-lain
5. Daya pakai : Busana rekreasi dan pesta

67
b. Pola Celana Panjang Anak Laki-Laki
Cara Menggambar Pola Celana Anak Laki-Laki
Ukuran yang diperlukan
1. Panjang celana = 70 cm
2. Lingkar pinggang = 56 cm
3. Lingkar pesak = 45 cm
4. ½ Lingkar paha = 21 cm
5. ½ Lingkar lutut = 17 cm
6. ½ Lingkar kaki = 23 cm
7. Lingkar pinggul = 66 cm
Cara Menggambar Pola Bagian Depan
1. Membuat garis siku A – B – C – D – E
2. A – B = Lebar ban pinggang = 3 cm
3. A – C = ⅓ Lingkar pesak ditambah 4 cm = (45 cm ÷ 3) + 4 cm = 19 cm
4. A – D = Panjang lutut = 41 cm
5. A – E = Panjang celana = 75 cm
Menentukan Besar Pinggang
1. C – K = ½ Lingkar paha dikurangi 3 cm = 18 cm
2. K – L = Ke kiri 2,5 cm
3. C – L = 18 cm – 2,5 cm = 15,5 cm
4. C – R = ½ C – L = 7,75 cm
5. C – R = ½ C – K = 18 cm ÷ 2 = 9 cm
Menentukan lingkar pinggang
B – T = C – R = 7,5 cm
N – P = ¼ Lingkar pinggang = 56 cm ÷ 4 = 14 cm
T – N = T – P = 14 cm ÷ 2 = 7 cm, titik P turun ½ cm
L – S = C – U = Naik 4,5 cm garis pinggul
Menentukan besar kaki
E – X = C – R = 7,75 cm
Y – Z = ½ Lingkar kaki – 1,5 cm
Menentukan besar lutut
D – W = ½ Lingkar lutut – 2 cm

68
Membuat pola celana belakang
Dari pola depan
Perubahannnya:
N – F = Ke kiri 2 cm
C – O = Ke kiri 1 cm
P – H = Naik 3 cm
K – M = Ke kanan 2 cm, pada pinggul terdapat titik G lurus
Dibagian lutut
W – W = Ke kanan 4 cm
Dibagian kaki
Z – Z1 = Ke kanan 3 cm
Titik Z1 turun ½ cm dari garis lurus Y

69
c. Uraian Pola

d. Rancangan Bahan

70
e. Rancangan Harga

Harga
No. Nama Bahan Diperlukan Dibeli Total
Satuan

1 Kain keper 1m 1m Rp40.000 Rp40.000

2 Retleting 1 buah 1 buah Rp2.000 Rp4.000

3 Starplek 60 cm 1m Rp5.000 Rp5.000

4 Benang 1 tungkul 1 tungkul Rp2.000 Rp2.000

5 Kancing kait 1 buah 2 buah Rp1.000 Rp2.000

Total Rp53.000

1.13. CELANA PANJANG PRIA DEWASA

a. Analisis Desain
1. Style
Celana panjang pria dewasa
2. Detail
a. Bagian depan celana
- Menggunakan dua kupnat di sisi kiri dan dua kupnat di sisi kanan
- Menggunakan saku sisi kiri dan kanan
- Menggunakan resleting pada tengah muka
- Menggunakan gulbi
- Menggunakan sengkelit
b. Bagian belakang celana
- Menggunakan satu kupnat di sisi kiri dan satu kupnat di sisi kanan
- Menggunakan ban pinggang
- Menggunakan saku passpoile
- Menggunakan sengkelit
3. Bahan Tekstil
- Bahan woll polos, dll
- Memakai pengeras pada ban pinggang

71
4. Kesempatan
- Dipakai untuk kesempatan ke kantor

Desain Sajian

b. Pola Celana Panjang Pria Dewasa

Bagian Tubuh Ukuran


Panjang celana 95 cm
Lingkar pinggang 70 cm
Lingkar pesak 70 cm
Lingkar panggul 92 cm
Lingkar paha 64 cm
Lingkar lutut 45 cm
Lingkar ujung kaki 40 cm
Panjang lutut 53 cm

72
Keterangan Pola Celana Pria Dewasa
Pola Depan
A-C = Panjang celana
A-B = 1/3 Lingkar pesak + 5cm
A-Q = Panjang lutut
B - D = B - E = ¼ Lingkar paha - 4 cm
D-F = 3 cm (Tarik garis vertikal F – H)
H-I = 1 cm
I - I1 = 18 cm
H - H1 = 4cm
I-N = ¼ Lingkar Pinggang + 4 cm (untuk kup)
I-Y = 1/10 Lingkar Pimggang
Y - K = L – M = 2 cm
K-L = 3 cm
N-O = 3 cm
O-F = 13 cm
Q - R = Q - S = ¼ Lingkar lutut - 2 cm
C - C1 = C - C2 = ¼ Lingkar ujung kaki - 2 cm
Pola Belakang
A - C = ¼ Lingkar Pinggang + 2cm (untuk kup)
Titik B = ½ A – C
B - B1 = 2 cm
D - E = 5 cm
E - F + E - H = ½ Lingkar Panggul
I - Y = 8 cm
K - M = 4 cm
L - N = 4cm

73
74
c. Uraian Pola

75
d. Rancangan Bahan

76
e. Rancangan Harga

77
DAFTAR PUSTAKA

Astuti. (2010). Konsep Dasar Busana Pria. Modul Mata Kuliah Busana Pria.
Universitas Pendidikan Indonesia.

Eka, Wahyu. (2017). Busana Pria. Klaten. Intan Sejati.

Luna, Hikari dan Amira. (2015). Mahir Menjahit Tingkat Dasar dan Terampil.
Jawa Tengah. CV Sahabat.

Poespo, Goet. (2000). Aneka Celana. Yogyakarta. Kanisius.

Pratiwi, Jati. (2001). Pola Dasar dan Pecah Pola Busana. Yogyakarta. Kanisius.

Soekarno. (2002). Buku Penuntun Membuat Pola Busana. Tingkat Dasar. Jakarta.
Pustaka Utama.

Soekarno dan Rasmini. (2003). Teknik Pembuatan Pola dan Perubahan Model
Pakaian Wanita dan Pria Sistem Tailoring. Tingkat Dasar. Jakarta.
Gramedia Widiasarana Indonesia.

Wancik, Muhammad Hamzah. (1995). Bina Busana. Pelajaran Menjahit Pakaian


Pria. Buku III. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.

Wening, Sri. (2013). Busana Pria. Yogyakarta. Fakultas Teknik. Universitas


Negeri Yogyakarta.

Widya, Husna. (2015). Pelajaran Menjahit Busana Wanita dan Anak. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.

http://www.artikata.com/arti-334073-kemeja.html.

https://www.fesyendesign.com/belajar -merancang-bahan-dan-harga/

htttp://kursusjahityogya.blogspot.com/2016/01/caramengukurkemejapria.html?=I

http://ahyanajilbab.com/ukuran-baju-anak-standar-terlengkap/

78

Anda mungkin juga menyukai