Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIK ADI BUSANA

Dosen Pengampu : Enny Zuhni Khayati, M.Kes

Kusminarko warno, M.Pd

Disusun Oleh
LAILYWAHYUNINGTYAS
14513241031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2017
KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya
berkat rahmatNya sehingga saya dapat mengikuti mata kuliah Adi Busana hingga
menyelesaikan laporan ini dengan lancar .

Dalam menyusun makalah ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
penulis alami, namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang
terdekat, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Melalui kesempatan ini,
penulis juga ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Bapak Widarto, M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negri


Yoyakarta
2. Bapak Muh Khariudin M.T, Ph.D selaku Wakil Dekan 1
3. Ibu Enny Zukhni Khayati M.Pd dan Kusminarko Warno M.Pd selaku
pengampu mata kuliah Adi Busana yang telah mengajarkan ilmu yang
sanget penting bangi penulis
4. Orang tua penulis yang senantiasa mendukung secara psikis maupun
materi

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.


Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima
dengan baik.Semoga laporan Adi Busana ini bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta. 04 January 2017

Laily Wahyuningtyas
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian adibusana

2. Sejarah adibusana

3. Ciri-ciri adi busana

4. Busana adi busana

5. Sumber ide

6. Ukuran

7. Pola dress

8. Pecah pola

9. Rancangan bahan

10. Tertib kerja

11. Langkah langkah menjahit

12. Rancangan harga

13. Lampiran

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

LAMPIRAN
BAB I
PENAHULUAN

A. PENGERTIAN ADIBUSANA (HAUTE COUTURE)

Haute Couture berasal dari bahasa “perancis”, istilah bahasa indonesianya Adi
Busana yang merupakan teknik pembuatan pakaian tingkat tinggi yang dibuat khusus
untuk pemesannya, menggunakan bahan-bahan berkualitas terbaik, biasanya dihiasi detail,
dikerjakan dengan tangan, dan pembuatannya memakan waktu lama.. Haute Couture/ Adi
Busana adalah salah satu usaha dibidang busana yang mengutamakan potongan yang pas
badan, indah dan menitik beratkan pada detail desain. Bahan dipilih dengan cermat, garis-
garis rancangannya dipelajari secara mendalam dan pola-polanya dipersiapkan sedetail dan
semua pekerjaan dilakukan oleh tenaga terlatih.

B. SEJARAH ADIBUSANA
Kepemimpinan Italia dalam dunia mode Eropa kemungkinan sudah dari abad 18,
namun mode Perancis juga sangat berpengaruh dengan adibusana. Turis yang datang ke
Paris biasanya membeli pakaian adibusana dan meniru di Negara asalnya. Karena
perkembangan transportasi, wanita-wanita kaya dapat pergi ke Paris untuk berbelanja.
Perancang dan pengepas busana di Paris sudah terlatih untuk menjadi yang terbaik di
Eropa, serhingga pakaian-pakian Paris dianggap lebih berkualitas dari pakaian lokal.

Seorang couturier Charles Frederick Worth, dinobatkan sebagai “bapak adibusana”.


Walaupun lahir di Inggris, Worth meninggalkan jejak di industri mode Perancis. Ia
membuka sebuah rumah mode di Rue de la Paix, Paris. Di sinilah ia memperkenalkan
metode baru dalam dunia mode. Worth memproduksi pakaian-pakaian yang kemudian
dipamerkan kepada calon-calon pembeli melalui apa yang sekarang dikenal sebagai
peragaan busana. Keputusannya untuk menggunakan model hidup dan bukan mannequin
dianggap sebagai perubahan radikal, sebab hal ini memungkinkan hasil karya seorang
perancang busana dilihat oleh banyak orang sekaligus tidak seperti sebelumnya yang
hanya dipajang di etalase toko dan hanya dilihat sepintas saja. Pada peragaan busana, para
undangan yang berasal dari para pecinta mode dapat bersama-sama melihat kreasi terbaru
perancang dengan cukup mendetil. Worth juga mengeluarkan koleksi baru setiap
tahunnya, dan ia merupakan perancang busana pertama yang membubuhkan namanya pada
pakaian kreasinya dengan menggunakan merek.

Kreasi Worth berhasil menarik perhatian Ratu Eugénie, istri Louis Napoléon yang
merupakan kaisar Perancis saat itu. Pada masa itu, semua yang digemari oleh anggota
kerajaan, termasuk mode yang dikenakan, akan diikuti oleh kalangan atas Perancis, dan
negara-negara Eropa lainnya. Karena itulah kreasi Worth semakin dikenal luas, dan
metode baru ciptaannya yang disebut Haute couture, mulai diikuti oleh perancang-
perancang mode lainnya, bahkan hingga saat ini. Tingginya harga sepotong pakaian haute
couture mengakibatkan banyak orang tidak mampu membelinya. Agar mereka dapat terus
mengikuti perkembangan mode, banyak di antara mereka yang membayar penjahit untuk
meniru model pakaian haute couture. Tentunya hal ini amat merugikan rumah-rumah
mode adibusana. Untuk itu, kedua putra Worth membuka sebuah asosiasi rumah mode
haute couture yang dinamakan la Chambre Syndicale de la confection et de la couture pur
dames et fillettes, atau "Asosiasi Konfeksi dan Adibusana untuk Wanita dan Anak
Perempuan", yang bertujuan menghentikan peniruan pakaian haute couture.

Pada masa Belle époque ( masa-masa kehidupan menyenangkan akibat stabilitas


ekonomi akhir abad 19), sebuah rumah mode haute couture ternama di Paris
mempekerjakan dua ratus sampai enam ratus tenaga kerja. Mereka bekerja dalam ruang-
ruang terpisah, dan pada masing-masing ruang hanya dikerjakan satu jenis pekerjaan.
Proses pembuatan pakaian diawali dengan seorang penjual yang memperlihatkan mode
terbaru pada seorang klien, dengan bantuan seorang model. Setelah klien tersebut
menentukan pilihannya, berturut-turut dimulailah pembuatan pola, penjahitan, dan
pengepasan pakaian.

Adibusana pertama kali diperkenalkan ke dunia internasional pada Exposition


universelle 1900 di Paris. Sebagai upaya untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya
industri mode, La Chambre Syndicale mengadakan pameran yang diikuti oleh dua puluh
rumah mode ternama seperti Worth dan Doucet, yang menampilkan kreasi yang
spektakuler di hadapan pengunjung internasional. Pameran ini seakan-akan merupakan
pernyataan para perancang busana yang berkedudukan di Paris bahwa merekalah
pemimpin perkembagan mode dunia saat itu. Sekarang, banyak butik ternama seperti
Chanel memberikan nama untuk setiap koleksinya. Koleksi- koleksi tersebut biasanya
tidak untuk di jual atau sangat sulit untuk dibeli.
C. CIRI-CIRI ADI BUSANA / HAUTE COUTURE
Pada umumnya ciri-ciri pembuatan busana Adi busana sebagai berikut :
1. Proses pembuatan.Pada proses pembuatan busana adi busana dengan cara
melakukan pengepasan, pengepasan pertama menggunakan bahan sementara atau
tiruan yang sifat dan kelenturannya menyerupai bahan aslinya, berapa kali
pengepasan dilakukan tergantung rumit tidaknya model, setelah dilakukan
pengepasan yang hampir mendekati sempurna, maka pengguntingan dapat
dilakukan pada bahan yang seseungguhnya
2. Hampir 80% pakaian adi busana dikerjakan dengan tangan sehingga membutuhkan
waktu yang lama.
3. Biaya tinggi Biaya ini seimbang dengan mutu yang akan dihasilkan dan cara
pembuatanya yang cukup rumit dan unik.
4. Dibuat hanya satu potong busana sehingga bersifat ekslusif dan mengandung seni.
5. Modelnya selalu pas dengan badan
6. Pakaian adi busana tidak mutlak berbentuk pakaian malam atau gala yang
gemerlap. Pakaian dari bahan linen dengan garis rancangan yang sederhana dapat
saja dikatakan sebagai karya adi busana. Pakaian adi busana tidak mutlak dibuat
atas dasar pesanan serta atas dasar tubuh seseorang pelanggan, seringkali suatu
koleksi adi busana dipergunakan dengan tujuan memperkenalkan garis-garis
rancangan baru dengan bahan dan warna baru.
7. Biasanya pembuatan pakaian adi busana dipimpin oleh seorang perancang busana
yang sudah terkenal. Misalnya : Piter Sie, Cristian Dior, Pierre Carolin, Hanae
Mori(Perancis), Hary Darsono, Ramli, Ghea , dsb.

D. BUSANA ADI BUSANA


Setiap macam busana mempuyai kegunaan yang berbeda-beda. Busana Adi Busana
mempuyai kegunaan antara lain :
1.Busana Pesta Pagi dan Siang
Busana yang digunakan pada waktu pagi atau siang hari untuk
menghadiri berbagai pertemuan yang sifatnya resmi.
Ciri-cirinya :
a.Model sederhana, mudah diatur dan menarik.
b.Penggunaan warna dan hiasan dibatasi seminimal mungkin.
c.Hiasan yang digunakan terbatas renda-renda, bros yang tidak
mengkilap dan warnanya redup.
2.Busana Pesta Cocktail
Busana pesta yang digunakan dalam kesempatan resmi sewaktu pagi, siang atau
menjelang sore saja.
Ciri-cirinya :
a.Modelnya sedikit lebih meriah dari busana pesta pagi atau siang tetapi lebih
sederhana dari busana malam
3.Busana Pesta Sore dan Malam
Busana pesta yang digunakan sore dan malam hari dalam kesempatan yang bersifat
resmi.
Ciri-cirinya:
a.Bentuknya rumit.
b.Penggunaan warna dan hiasan bebas, tetapi masih dalam batas
keindahan dan kesopanan.
c.Memiliki nilai dan kegunaan yang tinggi.
4.Busana Pesta Gala
Busana pesta yang digunakan untuk menghadiri pesta-pesta yang besar.
Ciri-cirinya:
a.Bentuknya rumit dan besar.
b.Penggunaan warna dan hiasan lebih bebas dari busana malam.
c.Harus terdapat unsur kecenderungan (trend).
d.Bahan harus mewah dan terbaru pada waktu itu

5.Busana Pesta Fantasi dan Fensi


Busana pesta yang lebih menampilkan kemahiran sang desainer dari pada
penjelmaan suatu kreasi, dengan tujuan mempercantik perwujudan dan lahiriah seseorang
melalui model busananya.
Ciri-cirinya:
a.Bentuknya biasanya rumit, sulit, kompleks dan besar.
b.Penggunaan warna dan hiasan sama sekali tidak dibatasi.
c.Merupakan suatu demonstrasi keterampilan seorang desainer dalam
mewujudkan fantasinya menjadi sebuah kreasi yang dapat dilihat.
E. SUMBER IDE

Sumber ide : CCTV HQ TOWER BILDING BEJING

Dari sumber ide tersebut saya ambil bentuk dan warna untuk dijadikan
sebuah busana dengan menggunakan teknik cutting dalam pengerjaanya

Saya mengambil ciri khas dengan bentuk seperti belah ketupat di bagian
tengah dengan penopang yang sangat kokoh jika dibuat jubah dengan garis pada
bagian dada akan membuat baju tersebut terlihat lebih kuat dan kokoh. Pada bagian
warna akan saya beri warna coklat dan di kombinasi dengan warna coklat yang
lebihmuda
F. UKURAN

Ukuran yang digunakan adalah ukuran sendiri, ukuran yang diperlukan adalah

sebagai berikut:

1) Lingkar badan : 96cm

2) Lingkar pinggang : 87cm

3) Lingkar panggul : 100cm

4) Tinggi dada : 19cm

5) Lebar muka : 34cm

6) Lebar punggung : 37cm

7) Panjang punggung : 37cm

8) Panjang sisi : 18cm

9) Tinggi panggul : 20cm

10) Tinggipuncak : 18 cm

11) Panjang muka : 35 cm

12) Lingkar leher : 39 cm

13) Lebar bahu : 12 cm

14) Lingkar kerung lengan : 54 cm


G. POLA DRESS
1. POLA DASAR BADAN

Pola Dasar Badan Depan Pola Dasar Badan Belakang


Keterangan Pola Dasar Badan
Keterangan Depan
a-b : ¼ lingkar badan + 1
ad : b-e ; panjang punggung + 1,5
a-a1 : 1/6 lingkar leher + ½
a-a2 : (a-a1)+1
a-g : panjang punggung/2 + 1,5
g-d : panjang punggung/2
b-b1 : 4,5
a1-b2 : lingkar bahu
a2-a3 : a3-g
a3-a4 : ½ dd
d-m : tinggi puncak
m-m1 : ½ jarak dada
m1-d4 : turun 2 cm
d-o : 3cm
(d1-d2) : (d1-d4) : 1 ½
(o-d2) + (d3-c1) : ¼ lingkar pinggang + 1 : 18 cm

Keterangan Belakang
a-c : d-f ; ½ lingkar badan
b-c : e-f ; ¼ lingkar badan-1
f-c2 : panjang punggung
c-c1 : 6,5 ; (a-a1) ; leher depan
c1-c2 : kerung leher belakang
c1-b2 : lebar bahu
c2-k : 8 cm
k-k1 : ½ lingkar punggung
Garis yang menghubungkan titik
b2-k1 : kerung lengan belakang
ij : 8 cm
j-j1 : 5 cm
(n-n1)-(n-n2) : 3 cm
(f-n1)-1(n2-c3) : ¼ lingkar pinggang
2. POLA LENGAN DAN KERAH

3. POLA KERAH
4. POLA BLOUSE

Pola Depan Blouse

Pola Belakang Blouse pola lengan blouse


5. POLA CELANA

Pola Celana Bagian Depan Pola celana Bagian Belakang


Keterangan Pola Celana Panjang Bagian Depan :
Buat garis sumbu AB ___ g
A – B : panjang celana – ban pinggang ( 3 cm )
A – A1 : tinggi duduk = ½ Lingkar pesak – 6 cm
A1 – A2 : ½ A1 - B dikurangi 3 cm
A – E1 : 1/3 ( ¼ lingkar pinggang )
E1 – E : ¼ lingkar pinggang
C – C1 : ½ lingkar paha – 4 cm
F – F1 : ½ lingkar lutut – 2 ½ cm
D – D1 : ½ lingkar kaki – 2 cm
C1 – C2 : 3 ½ cm
C2 – C3 : 6 cm Lebar golbi 3 ½ cm
Keterangan Pola Celana Panjang Bagian Belakang :
E1 – H2 : 2 cm
H2 – H1 : 2 ½ cm
H1 – H : ¼ lingkar pinggang + 3 cm
Titik H menyentuh garis g
C4 – C5 : ½ lingkar paha + 4 cm
F3 – F2 : ½ lingkar lutut + 2 ½ cm
D3 – D2 : ½ lingkar kaki + 2 cm
6. POLA JUBAH

Pola Jubah Bagian Depan Pola Jubah Bagian Belakang


G. PECAH POLA

a. PECAH POLA JUBAH

Pecah Pola Jubah Bagian Depan


Pecah Pola Jubah Bagian Belakang
b. PECAH POLA CELANA
H. RANCANGAN BAHAN
Rancangan bahan di bahan utama warna coklat
Rancangan bahan di kain waran crem
Rancangan bahan clana
I. TERTIB KERJA

a. Mencari sumber ide


b. Membuat moodboard
c. Membuat desain.
d. Memahami desain.
e. Mengambil ukuran.
f. Membuat pola dasar dan mengubah pola skala ¼.
g. Membuat pola dan mengubah pola ukuran sebenarnya.
h. Meletakkan pola diatas bahan.
i. Memotong bahan utama,dan furing
j. Memberi tanda jahitan.
k. Melekatkan ricoat ke bahan yang dibutuhkan
l. Mengulangi memberi tanda jahitan
m. Menjeujur semua bagian
n. Fitting 1
o. Memperbaiki evaluasi setelah fitting 1.
p. Proses menjahit blouse celana da jubah

J. LANGKAH LANGKAH MENJAHIT

a. Menjahit Blouse

 Memasang rit jepang pada pola badan bagian belakang


 Menjahit sisi karena blous tidak ber cupnat
 Menjahit lengan
 Memasang furing badan depan
 Memasang furing bagian belakang
 Menjahit garis leher
 Memasang lengan
 Mengesum kelim bawah
b. Menjahit celana

 Menjahit cuttingya terlebih dahulu


 Setiap bagian di sambung sesuai dengan urutan
 Memasang dengan bagian pola depan
 Begitu pula dengan cutting pada pola belakang
 Setelah setiap pola tesambung cuttingnya
 Baru dijahit sesuai cara menjahit celana
 Sambung bagian rit terlebih dahulu
 Mejahit pipa celana
 Menyambung pesak
 Menyambung dengan ban pinggang

c. Menjahit Jubah

 Bagian TR di tricoat semua dijahit sesuai dengan TR


 Memasang reicoat pada bagian lengan
 Memasang saku pada jubah
 Menjahit bagian depan
 Memasang bagian depan yang perisi
 Menjahit pinggir bagian depan aggar tidak kelihatan
 Menyambung bagian TR
 Memasang rit pada tr
 Memasang tr dengan bagian sisi
 Memasang tr dengan bagian bawah
 Sambung sisi jubah
 Pasang furing jubah bagian sisi
 Pasang furing bagian dalam
 Setlika rapi
K. RANCANGAN HARGA

Rancangan Harga

No Nama Barang Keperluan Harga

1. Kain Bridal Warna Coklat 4 m x 27,000 Rp 108,000


2. Kain Bridal Warna Crem 3,5 m x 27,000 Rp 94,500
3. Kain velvet Warna putih 1,5 m x 19,000 Rp. 28.500
4. Furing ero 2 m x 18,000 Rp. 36.000
5. Furing velvet 3 m x 19,000 Rp 57,000
6. Rits jepang 1 buah Rp 7.500
7. Mori gula 1m Rp 17,000
8. Benang 3 buah x 2000 Rp 6,000
9. Tricoat 1,5 m x 10,000 Rp 15,000
Total Rp 441.500
L. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai