lapisan bawah (underlining), lapisan dalam (interfacing), lapisan antara (interlining), dan
bahan pelapis (lining/ furing). Agar pakaian yang dihasilkan lebih bagus siluetnya, hendaklah
digunakan lapisan busana yang tepat sehingga dapat mempertinggi mutu busana yang
dihasilkan.
Lapisan Bawah (Underlining) adalah bahan pelapis yang terletak di bagian bawah (bagian
buruk) bahan utama pakaian. Bahan pelapis juga disebut dengan lapisan pertama. Lapisan
bawah berfungsi untuk menguatkan bahan utama pakaian dan keseluruhan desain. Lapisan
Dalam (Interfacing) adalah bahan pelapis yang terletak di seluruh bagian dari pakaian, tetapi
pada umumnya hanya dipergunakan pada bagian-bagian tertentu saja, seperti pada kerah,
manset, saku, dan lain sebagainya. Lapisan Antara (Interlining) adalah bahan pelapis (yang
bersifat lembut dan ringan) yang terletak di antara interfacing dan lining. Interlining akan
memberikan rasa hangat saat pemakaian. Bahan Pelapis (Lining/Furing) adalah bahan
pelapis yang digunakan untuk menutupi bagian dalam pada pakaian. Lining/furing disebut
juga dengan lapisan terakhir. Lining memberikan penyelesaian yang rapi, dan memberikan
rasa nyaman, kehangatan, dan kehalusan terhadap kulit.
Untuk bahasan yang pertama kita akan bahas mengenai interfacing, interlining sering
digunakan pada bagian-bagian pakaian seperti lingkar leher, kerah, belahan tengah muka,
ujung bawah pakaian, bagian pundak pada jas, pinggang, dan lain-lain.
Interfacing
Sumber: http://www.voguefabricsstore.com
Jenis interfacing ada yang mempunyai lem atau perekat sehingga kain menjadi keras dan ada
yang tidak berperekat. Interfacing yang mempunyai lem atau perekat biasanya ditempelkan
dengan jalan disetrika pada bahan yang akan dilapisi. Begitu juga dengan ketebalannya,
interfacing ini ada yang tebal seperti untuk pengeras kerah dan pengeras pinggang.
Interfacing yang relatif tipis dapat digunakan untuk melapisi belahan tengah muka, saku,
depan leher, kerah, dan lain-lain. Warna interlining tersedia berbagai macam, namun
umumnya yang digunakan berwarna putih dan hitam. Jika busana yang akan dipasang
interfacing berwarna gelap sebaiknya gunakan interfacing berwarna hitam. Jika busana yang
akan dipasang interfacing berwarna cerah atau berwarna putih, maka gunakan warna putih.
Interfacing
Sumber: http://img.weiku.com
Sumber: http://bahankain.com
Interfacing
Sumber: http://www.top-asia.hk
Terdapat jenis interfacing yang lain, antara lain trubenais, fisilin atau viselin, bulu kuda,
pelapis gula. Trubenais yaitu kain pelapis yang tebal dan kaku, baik digunakan untuk
melapisi kerah kemeja dan kerah board atau krah yang letaknya tegak atau kaku dan ban
pinggang. Trubenais ini ada yang dilapisi plastik dan ada juga yang tidak dilapisi. Trubenais
yang dilapisi lebih praktis dalam pemakaiannya karena hanya perlu diseterikakan pada bahan
yang hendak dilapisi. Sedangkan trubenais yang tidak dilapisi plastik terlebih dahulu perlu
dijahitkan pada bahan yang akan dilapisi. Trubenais jenis ini biasanya dipakai untuk melapisi
ban pinggang rok atau celana. Fisilin atau viselin yaitu pelapis yang relatif tipis dan
mempunyai perekat atau lem yang mencair jika diseterika. Jenis ini ada yang sangat tipis,
sedang, dan agak tebal. Yang baik kualitasnya biasanya yang sangat tipis. Jenis ini berbentuk
serabut yang berupa lembaran dan mudah robek. Fisilin sering digunakan untuk melapisi
kerah pakaian wanita, lapisan belahan, lapisan rumah kancing vasfoal, dan lain-lain. Bulu
kuda, yaitu pelapis yang biasanya digunakan untuk melapisi bagian dada jas atau mantel.
Berupa lembaran kain tipis yang berwarna agak kecoklatan dan mempunyai lem. Lem ini
juga mencair jika diseterika pada bahan yang akan dilapisi. Pelapis gula atau pasir
merupakan pelapis yang sangat cocok digunakan untuk melapisi bagian dada dan punggung
pakaian resmi pria seperti semi jas. Pelapis ini berupa lembaran kain tipis berwarna putih
yang dilapisi dengan lem berbentuk gula atau pasir. Untuk melapisi bagian busana dapat
ditempelkan dengan cara diseterika pada bahan.
Interfacing
Fusing adalah proses merekatkan (memanaskan dan mengepres) komponen-komponen kecil
pada pakaian seperti collar, cuff, centerline, dan sebagainya dengan material atau bahan
pelapis (interfacing) yang berfungsi sebagai pembentuk untuk membuat pakaian lebih kaku,
kuat dan mengokohkan bagian-bagian tertentu.
Pada sebagian proses produksi di industri garmen, proses penempelan atau fusing berbeda
dengan tahapan mengerjakan pengepresan, dimana perbedaan tersebut terletak pada material
atau bahan pelapis yang digunakan. Pada proses penempelan (fusing), bahan pelapis yang
digunakan adalah interfacing, sedangkan pada tahapan mengerjakan pengepresan
menggunakan bahan pelapis, yaitu underlining, interlining, dan lining. Akan tetapi pada
sebagian proses produksi yang lain, penempelan (fusing) dan pengepresan merupakan satu
tahapan pekerjaan yang sama yang disesuaikan dengan standar prosedur kerja di tiap-tiap
industri garmen.
Desain pakaian yang berstruktur dan berdetail, maka kebutuhan akan bahan pelapis
akan semakin besar pula. Selain itu, bobot bahan pakaian merupakan faktor lain untuk
diperhatikan. Semakin ringan bobot atau kelembutan dari suatu bahan utama pakaian,
maka semakin besar pula kebutuhan bahan penyokongnya. Tidak semua pakaian
menggunakan keempat jenis bahan pelapis secara bersama-sama. Akan tetapi apabila
digunakan secara bersama-sama, maka secara berurutan penempatan bahan pelapis
adalah sebagai berikut :
Keterangan gambar :
a. Bahan utama
b. Interlining
c. Interfacing
d. Underling
e. Lining
Konstruksi Bahan Pelapis
Berikut ini adalah gambaran umum yang menunjukkan contoh dari lapisan
dalam (interfacing) yang umum beredar di pasaran dan digunakan oleh
industri garmen.
Trubinais
Vliseline
Cufner (Gula/Pasir)
Weft
Manset
Penggunaan Bahan Pengeras (Interfacing) pada Manset
a.Underlining
1)Dipasang pada bagian-bagian tertentu pada busana misalnya bahan organdi/ organza bisa
digunakan sebagai bahan penegak kerah, pada kebaya tanpa harus merusak motif bahan
utama.
2)Untuk menyelesaikan lapisan menurut bentuk dan belahan tengah muka juga untuk
memperkuat badan yang akan dihias (dibordir, dipayet).
3)Di pasang diseluruh bagian busana.
b.Interfacing
1)Bagian-bagian tertentu pada busana seperti pada kerah, lapisan saku, belahan tengah muka,
belahan lengan (placket), manset dan sebagainya.
2)Dipasang pada seluruh bagian busana misalnya pada pembuatan jas atau blazer
Stay tape: pita /plester yang tipis tapi kuat, terbuat dari linen atau katun yang dijahit
sepanjang tepian lapel untuk memperkuat dan menghindari pelebaran
cufner tenunan rapat atau tebal ditempatkan pada bagian atas untuk lebih memberi bentuk
pada badan atas
c.Interlining
d.Lining
Pemakaian pelapis luar/terakhir (lining) ini pada pembuatan busana pada umumnya dipasang
pada:
1)Seluruh bagian dalam dari busana seperti jas, jaket, mantel, bebe, rok, blus
2)Pada bagian busana tertentu, misalnya pada bagian badan atas pada kebaya, lapisan dalam
ban pinggang celana.
keywords :
les,indonesia,private,obras,guru,sekolah,wanita,belajar,yogyakarta,usaha,jogja,kursus,terbaik,
batik,kaos,kebaya,jahit,baju jahit,mesin jahit,konveksi,bordir,belajar menjahit,kursus
menjahit
(https://fitinline.com/article/read/bahan-pelapis-busana-interlining/)
(http://garmenstudionline.blogspot.co.id/2013/01/fusing-dan-bahan-pelapis.html)
(http://kursusjahityogya.blogspot.co.id/2013/08/pelapis.html)
Bahan pelapis adalah bahan pelapis dan bahan pengisi pada busana yang letaknya dibawah
bahan utama. Macam-macam bahan pelapis adalah underlining, interfacing, interlining dan
lining.
Bahan Pelapis Busana Bermaian Anak
Bahan pelapis yang biasa digunakan pada busana bermain anak adalah interfacing dan
lining
• Interfacing adalah bahan pelapis yang lebih kokoh dari lapisan bawah dipergunakan untuk
menguatkan dan memelihara bentuk pakaian.
• Fungsi interfacing adalah :
- Memberbaiki bentuk pada busana
- Membuat kaku, licin, dan rata pada bagian-bagian busana
- menstabilkan dan memberi bentuk tertentu pada bagian tertentu
- Memperkuat dan mencegah bahan renggang
• Lining adalah bahan pelapis terakhir atau bahan yang terletak pada lapisan paling akhir
karena merupakan penyelesaian akhir dari pembuatan busana
(http://kursusjahityogya.blogspot.co.id/2015/03/bhap.html)
Lining digunakan pada bagian dalam pakaian untuk proses finishing serta untuk
menyembunyikan bentuk/ kontruksi bagian dalam pakaian. Tak perduli jenis pakaian macam
apapun seperti: gaun, jas, jaket, celana lining adalah bagian serta finishing yang paling
mewah. Sebagian besar, lining dibuat dari jenis-jenis kain yang licin, warna lining bisa
dipilih yang sesuai atau yang kontras dengan warna pakaian (kain utama yang akan
digunakan). Bahkan juga bisa menggunakan kain cetakan yang tidak terlalu bagus sejauh
liningnya rapi dan tak terlihat dari luar. Lining akan membuat pakain terasa hangat, selain itu
juga akan memudahkan si pemakai untuk melepaskan dan memakai pakaiannya. Meskipun
kain-kain untuk lining terbuat dari berbagai macam kain dasar, pilihan-pilihan tertentu harus
dibatasi, selain itu lining juga haruslah kokoh sehingga dapat menopang konstruksi/ bentuk
dalam pakaian.
Kualitasnya juga harus sesuai dengan jenis pakaian yang akan dibuat. Contohnya, lining
mantel salju harus dipilih yang lebih hangat/tebal, seperti terlihat pada gambar.
Pemilihan bahan lining sangat tergantung pada pemilihan bahan utama, pemilihan bahan
utama tergantung pada pemilihan desain. Salah satu unsur pemilihan desain adalah
disesuaikan dengan kesempatan pemakaian antara lain kesempatan dirumah, bekerja,
rekreasi, oleh raga dan pesta. Untuk kesempatan kerja diperlukan kenyamanan selama
beraktivitas dimana aktivitas itu banyak sekali pergerakan anggota badan dan banyak sekali
mengeluarkan keringat oleh karena itu diperlukan bahan pelapis yang kuat, higroskopis, tidak
mudah kusut dan mudah perawatannya agar pakaian menjadi nyaman saat dikenakan perlu
diperhatikan pemakaian bahan pelapis baik interfacing maupun lining yang tepat. Contoh
pemilihan bahan pelapis untuk kesempatan kerja yang dibuat dari bahan kartun dengan
kelengkapan interfacingnya. Pemilihan bahan yang tepat adalah yang terbuat dari katun dan
satin.
Sedangkan pemilihan lining untuk kesempatan pesta juga harus disesuaikan dengan bahan
utama yang berkesan mewah biasanya melangsai, lembut, tipis, dan berkilau. Untuk itu
diperlukan lining yang bisa menopang bahan tersebut pemilihan lining yang tepat untuk
kesempatan ini adalah yang bersifat lembut, halus warna dan cara perawatannya disesuaikan
dengan bahan utamanya. Bahan lining yang tepat untuk busana pesta antara lain: satin, tricot,
dan silky. Sedangkan interfacing yang tepat adalah tipis, lembut, dan elastis contoh cufner
dari rajutan (welf).
Gambar dibawah menunjukkan busana pesta setengah resmi dengan bahan pelapis silky atau
satin
(http://kursusjahityogya.blogspot.co.id/2013/08/pelapis-lining.html)
Adalah bahan pelapis yang terletak di bagian bawah (bagian buruk) bahan
utama pakaian (Garment Fabrics). Bahan pelapis juga disebut dengan lapisan
pertama. Lapisan bawah berfungsi untuk menguatkan bahan utama pakaian dan
keseluruhan desain. Underlining memiliki ciri-ciri bobot yang relatif stabil dan
ringan sampai yang sedang, dengan penyempurnaan yang lembut, sedang, dan
gemersik (crisp). Contoh underlining adalah : sutra cina, organdi, organza, muslin,
batiste, tula, rayon, tricot ringan (untuk rajutan). Adapun fungsi/kegunaan dari
underlining adalah :
Adalah bahan pelapis yang terletak di seluruh bagian dari pakaian, tetapi pada
umumnya hanya dipergunakan pada bagian-bagian tertentu saja, seperti pada
kerah, manset, saku, dan lain sebagainya. Lapisan dalam lebih kokoh dari lapisan
bawah, karena fungsinya yang memperkuat dan memelihara bentuk pakaian.
Interfacing terbuat dari bermacam-macam bahan yang berbeda, dengan konstruksi
dan penyempurnaan yang berbeda pula. Adapun fungsi/kegunaan dari interfacing
adalah :
Tenunan (woven)
Lapisan ini memiliki tenunan yang arah seratnya memanjang dan saling
mengikat. Penggunaan sebaiknya mengikuti arah serat, karena akan
membentuk pakaian lebih bagus dan stabil. Contoh pelapis yang termasuk
tenunan (woven) :
1) Rambut Kuda; bahan terbuat dari campuran kapas dan rambut kuda/bulu
binatang yang kuat jenis interfacing ini benar-benar lentur, tebal, kuat,
dan tidak berperekat, memberikan bentuk dan memperindah busana,
digunakan pada jas dan torso.
3) Cufner tenunan (woven); bahan tipis hingga tebal, bertekstur halus, bahan
memiliki ketebalan bertingkat (tebal tipisnya tergantung dari kerapatan
tenunan dan besar serat benang yang digunakan), berperekat, digunakan
untuk melapisi bagian badan muka, memberi bentuk pakaian,
memperbagus jatuhnya bahan (drape).
(http://kursusjahityogya.blogspot.co.id/2015/04/lapisan-bawah-underlining.html)