Anda di halaman 1dari 4

Kain Asahi

Kain asahi merupakan sejenis bahan kain sintetis yang dibuat dengan cara ditenun
dengan teknik silang polos. Dibandingkan dengan kain errow atau hero, kain asahi ini
biasanya dijual dengan harga yang lebih murah karena mengandung lebih banyak
polyester. Merk yang populer di pasaran diantaranya APL, SPTI, PMTI, bunga lily, dll

Arrow/Hero
Furing Arrow adalah jenis furing yang paling nyaman dan enak dipakai, namun
harganya lebih mahal dibanding kain furing lainnya. Furing ini lebar kecil (115 cm).
Jenis furing inilah yang digunakan oleh RJH saat ini. Seandainya tidak ada stok furing
Hero yang warnanya kita inginkan, ada alternatif lain, yaitu menggunakan kain katun
paris tipis yang halusnya melebihi Hero
SPTI
Furing SPTI masih lebih baik dibandingkan furing Asahi.

Fungsi Kain Furing

Kain Furing biasanya digunakan untuk baju yang :


1.Berbahan tipis, supaya baju atau gamis yang berbahan tipis/transparan tidak
berbayang sewaktu dipakai. Namun demikian, ada beberapa jenis bahan yang
meskipun sudah dilapisi furing, tetap harus menggunakan rok dalam/legging misalnya :
bahan sifone, bahan yang berwarna soft (krem, putih dan warna terang lainnya).
2.Berbahan agak panas, untuk baju yang dibuat dari bahan yang kurang menyerap
keringat, misal : bahan shantung korea dan tafeta, sebaiknya dilapisi furing, supaya
ada media penyerap keringat dan lebih nyaman digunakan.
3.Berbahan yang nempel dibody, misal baju yang dibuat dari bahan satin silk.
Kecuali jika bahan satin dipakai untuk dalaman kebaya atau dalaman gamis brokat.

Fusing adalah proses merekatkan (memanaskan dan mengepres) komponen-komponen


kecil pada pakaian seperti collar, cuff, centerline, dan sebagainya dengan material atau
bahan pelapis (interfacing) yang berfungsi sebagai pembentuk untuk membuat pakaian
lebih kaku, kuat dan mengokohkan bagian-bagian tertentu.

Pada sebagian proses produksi di industri garmen, proses penempelan atau fusing
berbeda dengan tahapan mengerjakan pengepresan, dimana perbedaan tersebut
terletak pada material atau bahan pelapis yang digunakan. Pada proses penempelan
(fusing), bahan pelapis yang digunakan adalah interfacing, sedangkan pada tahapan
mengerjakan pengepresan menggunakan bahan pelapis, yaitu underlining, interlining,
dan lining. Akan tetapi pada sebagian proses produksi yang lain, penempelan (fusing)
dan pengepresan merupakan satu tahapan pekerjaan yang sama yang disesuaikan
dengan standar prosedur kerja di tiap-tiap industri garmen.
Pengetahuan Bahan Pelapis (Underlying)

Bahan pelapis yang digunakan sebagai salah satu material atau bahan pembuatan
pakaian berpengaruh terhadap pembentukan pakaian yang berkualitas. Bahan pelapis
dapat didefinisikan sebagai bahan tambahan yang terletak di bawah bahan utama yang
berfungsi sebagai pembentuk, penopang kain, menjaga kekuatan kain dari gesekan,
lipatan, tekanan, dan tahanan rendaman. Bahan pelapis juga dapat berfungsi sebagai
pemberi rasa nyaman saat pemakaian (rasa sejuk, hangat, dan menghindari dari rasa
gatal).

Penggolongan Bahan Pelapis


Dalam pembuatan pakaian, bahan pelapis digolongkan menjadi 4 (empat) jenis
yang masing-masing mempunyai fungsi khusus yang mempengaruhi penampilan
sebuah pakaian.
1. Lapisan Bawah (Underlining)
Adalah bahan pelapis yang terletak di bagian bawah (bagian buruk)
bahan utama pakaian (Garment Fabrics). Bahan pelapis juga disebut
dengan lapisan pertama. Lapisan bawah berfungsi untuk menguatkan
bahan utama pakaian dan keseluruhan desain.
2. Lapisan Dalam (Interfacing)
Adalah bahan pelapis yang terletak di seluruh bagian dari pakaian, tetapi
pada umumnya hanya dipergunakan pada bagian-bagian tertentu saja,
seperti pada kerah, manset, saku, dan lain sebagainya. Lapisan dalam
lebih kokoh dari lapisan bawah, karena fungsinya yang memperkuat dan
memelihara bentuk pakaian.
3. Lapisan Antara (Interlining)
Adalah bahan pelapis (yang bersifat lembut dan ringan) yang terletak di
antara interfacing dan lining. Interlining akan memberikan rasa hangat
saat pemakaian. Interlining digunakan pada bagian lengan baju dan
bagian pada badan dari pakaian (jaket atau mantel).
4. Bahan Pelapis (Lining/Furing)
Adalah bahan pelapis yang digunakan untuk menutupi bagian dalam
pada pakaian. Lining/furing disebut juga dengan lapisan terakhir. Lining
memberikan penyelesaian yang rapi, dan memberikan rasa nyaman,
kehangatan, dan kehalusan terhadap kulit.

Desain pakaian yang berstruktur dan berdetail, maka kebutuhan akan bahan
pelapis akan semakin besar pula. Selain itu, bobot bahan pakaian merupakan
faktor lain untuk diperhatikan. Semakin ringan bobot atau kelembutan dari
suatu bahan utama pakaian, maka semakin besar pula kebutuhan bahan
penyokongnya. Tidak semua pakaian menggunakan keempat jenis bahan pelapis
secara bersama-sama. Akan tetapi apabila digunakan secara bersama-sama,
maka secara berurutan penempatan bahan pelapis adalah sebagai berikut :

Kain asahi merupakan salah satu jenis bahan kain sintetis yang dibuat
dengan cara ditenun dengan teknik silang polos. Kain asahi sendiri pada
dasarnya bersifat panas dan cenderung kering. Karena memiliki kandungan
polyester yang lebih banyak, umumnya kain asahi ini dijual dengan harga yang
lebih murah jika dibandingkan dengan kain errow. Merek asahi yang paling
populer dan paling banyak dijumpai yaitu berupa APL, SPTI, PMTI, bunga lily,
dan beberapa merek terkenal lainnya. Selain dimanfaatkan sebagai kain pelapis
pakaian, furing asahi ini juga biasa digunakan sebagai kantong baju, tempat
pensil, maupun tas. Salah satu alasan mengapa jenis kain furing tersebut
kemudian banyak digunakan sebagai bahan tas, karena harganya cukup
terjangkau dan ketersediaan bahannya cukup melimpah. Adapun beberapa
model tas yang dapat dibuat dari kain asahi ini diantaranya berupa tas promosi
perusahaan maupun tas souvenir pernikahan. Berbeda dengan produk pakaian
yang membutuhkan bahan kain tipis dan lembut sebagai furingnya, tas promosi
pada umumnya memerlukan kain furing yang cenderung bertekstur, sedikit
kaku, dan tidak terlalu tipis. Untuk pembuatan tas promosi sendiri, kain asahi
banyak dipilih karena tekstur kainnya tidak terlalu tipis dan lembut seperti jenis
furing hero dan furing SPTI. Karena kain furing asahi dapat diperoleh dengan
harga yang murah, maka tas furing yang dibuat dari bahan asahi tersebut
umumnya juga dijual dengan harga yang relatif terjangkau.

Sifat Kain Asahi :


- Lembut
- Tidak panas
- Tidak mengkerut
- Tidak menempel pada kulit tubuh

Anda mungkin juga menyukai