Disusun Oleh:
Nama : Ulvi Nur Isnaini
Kelas : X10
Nomor :30
A. BAHAN PELAPIS
1. BAHAN PELAPIS
Bahan pelapis adalah bahan yang ditambahkan pada pembuatan
busana kain bahan pelapis yang digunakan pada industri garmen dapat
disejajarkan dengan alat, yang mana berpengaruh terhadap pembentukan
pakaian/busana yang bermutu. Bahan Pelapis ( underlying) adalah bahan
tambahan yang terletak di bawah bahan utama yang fungsinya antara lain
untuk membentuk, menopang kain, menjaga tetap kuat dari gesekan, lipatan,
tekanan dan tahan rendaman. Juga untuk memberi rasa nyaman saat
pemakaian seperti memberi rasa sejuk, hangat dan menghindari rasa gatal.
Untuk suatu desain semakin berstruktur dan berdetail semakin besar pula
kebutuhan akan lapisan bawah dan lapisan didalamnya. Bobot bahan pakaian
merupakan faktor lain untuk diperhatikan, semakin ringan bobot atau
kelembutan dari suatu bahan utama pakaian, semakin lebih membutuhkan
bahan penyokong.
sutera cina
organdi
organsa
muslin
batiste
tula
rayon
tricot ringan untuk rajutan/bahan yang halus.
rayon satin tafeta organdi tula
Dilihat dari kontruksinya interfacing dapat digolongkan menjadi tiga yaitu yang
berasal dari tenunan (non woven) rajutan (knit) dan bukan tenunan (non woven).
a. Tenunan (woven)
Jenis tenunan yang arah seratnya memanjang saling mengikat. Dalam
penggunaannya sebaiknya mengikuti arah serat. Jenis ini akan membentuk pakaian
lebih bagus & stabil.
Bahan non woven dibentuk dari serat-serat yang dilumatkan, direkatkan atau
diampurkan dengan bahan bahan kimia.
Interfacing yang tidak ditenun biasanya lebih keras daripada yang ditenun.
c. Rajutan (Knit)
Konstruksi kain rajut berbeda dengan kain tenun. Pada umumnya elastisitas
kemuluran bahan rajut lebih tinggi dari bahan tenun.
Yang juga termasuk jenis dari rajut (Knit F. Interfacing) adalah welf.
Termasuk juga interfacing model baru yaitu interfusi atau fusing yaitu
pengembangan secara modern yang menggunakan Adhesives (perekat) untuk saling
mengisi serat-serat yang pendek atau bahan direkatkan bersamaan. Ada dua cara
dalam proses perekatan yaitu cara pertama dengan disemprotkan biasanya hasil
perekatnya tidak rata, cara kedua dengan dilaminating hasilnya lebih rata dan
terdapat lembaran plastik yang menempel pada tenunan. Contoh trubinais
Jenis Bahan Interfacing Menurut Konstruksinya
Trubinais
- sebagai
penegak tekstur sedang
untuk krah berperekat
sampai kaku
- berperekat
atau tidak berperekat
untuk ban pinggang
- diproses fusi,
berperekat
laminit, welf
- sebagai
untuk ban pinggang pengeras, pembentuk pada
tanpa berperekat
krah manset dan ban
untuk ban pinggang tanpa pinggang
berperekat
- memberi
ketegasan pada detail
busana
Cufner - tipis sampai
tebal
- tekstur halus
- ada yang
memiliki ketebalan
bertingkat (tebal tipisnya
tergantung dari kerapatan
tenunan dan besar serat
benang yang digunakan
- berperekat
- untuk melapisi
bagian-badan muka,
memberi bentuk pakaian,
memperbagus jatuhnya
bahan (drape)
Weft - Jenis
interfacing yang dirajut dan
memiliki arah serat
memanjang dan melebar
dalam penggunaannya
sebaikkan digunakan arah
serat yang melebar.
1. Underlining
Dipasang pada
bagian-bagian
tertentu pada penegak dari
busana misalnya bahan organdi
bahan organdi/
organza bisa
digunakan
sebagai bahan
penegak kerah,
pada kebaya
tanpa harus
merusak motif
bahan utama.
Untuk
menyelesaikan
lapisan menurut
bentuk dan
belahan tengah
muka juga untuk
memperkuat
badan yang
akan dihias
(dibordir,
dipayet).
Di pasang
diseluruh bagian
Gb.2.7 Kebaya dengan penegak krah dan
busana.
lapisan tengah muka dari bahan
underlining organdi
2. Interfacing
Penggunaan bahan pelapis intefacing
ban pinggan
menggunakan
Manset
trubinais tipis
trubinais sedang
vliseline
Pemasangan interfacing
hair canvas pada badan
bagian muka
3. Interlining
Pemakaian pelapis dalam, pada pembuatan busana, antara lain:
4. Lining
Pemakaian pelapis
luar/terakhir (lining)
ini pada pembuatan
busana pada
umumnya dipasang
pada:
Seluruh bagian
dalam dari
busana seperti Bagian
jas, jaket, luar
bahan
mantel, bebe, utama
rok, blus
Pada bagian
Bagian
busana tertentu,
misalnya pada dalam
• Interlining dipasang pada bagian tertentu, seperti bagian badan atas, kerah,
dan sebagainya.
4. Lining/Furing
• Lining dipasang pada seluruh bagian dalam pada pakaian, seperti jas, jaket,
mantel, rok, blus, dan lain sebagainya.
B. BAHAN PELENGKAP
Pelengkap (aksesori) busana adalah detail-detail yang dipasang pada
permukaan busana. Bisa dipasangkan pada permukaan busana sebelum bahan
dipotong, pada bagian-bagian busana sebelum dijahit, atau setelah busana
selesai dijahit.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu memiih renda untuk busana:
a Kesesuaian dengan desain busana, terutama cara penempatan hiasan
b Kesesuaian dengan tekstur, corak dan warna bahan
c Kesesuaian dengan jenis atau asal bahan.
A. Jenis Renda
Berdasarkan jenisnya renda dibagi menjadi 3 yaitu: renda bordir, renda air,
privolite.
1) Renda bordir yaitu renda yang mempunyai tenunan dasar kemudian
disulam atau dibordir. Umumnya terbuat dari bahan katun dan polyester
lebih kaku dan agak tebal serta tidak tembus pandang.
Gambar 2.1 Renda Border
2) Renda air, yaitu renda yang dibuat dengan mesin khusus (Jaguard) terbuat
dari nylon, acetat dan polyester, tipis dan tembus pandang.
3) Privolite renda yang dibuhul dengan tangan atau mesin khusus, terbuat dari
katun atau polyester.
4) Renda rajutan atau kaitan, terbuat dari benang yang kasar seperti benang
parel dari katun atau polyester.
5) Renda elastik yang terbuat dari nylon dan karet khusus dipasang pada
bahan mulur (tricot, jersey). Renda elastik mempunyai fungsi ganda yaitu
selain sebagai hiasan juga penyelesaian pinggir seperti pada pakaian
dalam.
Gambar 2.4 Renda Elastik
b) Bentuk Renda
Bentuk renda ada 2 yaitu: renda pinggir dan renda tengah.
1) Renda pinggir yaitu letak motif hanya pada satu sisi sedangkan sisi yang
lain tidak bermotif yang merupakan bagian yang akan dijahit.
2) Renda tengah yaitu letak motif di tengah dan kedua sisinya sama bentuk.
Gambar 2.6 Renda Tengah
c) Lekapan
Badge
Bulu Burung
Jumbai-jumbai
Gambar 2.8 Macam-Macam Garnitur
e) Piping, sepotong lipatan bahan atau kor yang dijahitkan pada pinggiran
sebuah busana atau disisipkan menyembul diantara dua kampuh jahit.
g) Krah bordir atau krah renda yang siap pakai (ready to use), model krah dan
duduknya krah yaitu krah tegak, setengah tegak, rebah.
a) Kancing
Kancing pada suatu busana dikatakan pelengkap yang mutlak ada untuk
memudahkan menggunakan maupun melepas busana. Fungsi kancing ada 2
yaitu kancing yang berfungsi sebagai penutup belahan dan sebagai hiasan
pada busana antara lain:
Kancing Tekan
Kancing tekan terbuat dari logam/plastik yang terdiri dari 2 bagian
kancing timbul dan bagian yang pipih. Kancing tekan juga banyak
digunakan untuk menyelesaikan busana wanita terutama blus dan
kebaya. Dalam penyelesaian busana yang halus dan berkualitas tinggi
biasanya kancing tekan dibungkus dengan kain yang tipis dan sewarna
dengan bahan busanya.
Kancing Hak
Kancing ini terbuat dari logam, terdiri dari dua bagian yang dipasang
pada pertemuan ban pinggang rok atau celana.
Kancing Kait
Kancing kait lebih kecil daripada kancing hak, terbuat dari logam.
Dipasang pada belahan seperti tengah muka, ukuran ada yang besar dan
kecil. Terdiri dari dua bagian yaitu pengait dan kaitan. Memasangnya
dengan bantuan tusuk balut. Kancing kait besar dipasangkan pada ban
pinggang rok ataupun celana.
Ada jenis kancing kait yang dipasangkan dengan cara ditanamkan pada
ban pinggang, tanpa dijahit, kancing kait tanam sering digunakan pada
penyelesaian celana pria, ataupun produk-produk pakaian jadi. Hal yang
perlu diperhatikan dalam pemasangan kancing kait maupun kancing
tekan ialah kancing tersebut tidak boleh kelihatan dari luar.
Hak
Hak tanam
Kancing kait
Kancing Paku
Kancing ini terbuat dari logam, bentuk dan ukurannya beragam sehingga
fungsinya selain sebagai penutup belahan juga sebagai hiasan. Salah satu
bagian nampak dari luar. Pemasangannya dengan bantuan alat atau
dipres.
Kancing Hias
Kancing Kemeja
Kancing Tekan
Kancing Cina
Kancing Hias
Kancing Bungkus
Kancing Cina
Kancing Cina terbuat dari sejenis tali yang dibuat dengan teknik simpul
dan buhul, sehingga menghasilkan bentuk-bentuk tertentu.
Tutup tarik hiasan dengan gigi yang kasar, biasanya dilengkapi dengan ujung tarikan yang
berbentuk bulat atau persegi.
Ukuran:
Panjang 7 cm, 12 cm, 15 cm, 20 cm dan sebagainya dapat berupa gulungan
panjang (meter) dipotong sesuai dengan kebutuhan, tarikan dan penahan
dirangkai sendiri dengan bantuan alat.
c) Gasper (Kepala ban pinggang)
Jenis gasper
a. Gasper yang dilengkapi dengan pengait, berarti pula dilengkapi dengan
mata itik, yaitu lubang untuk memasukkan pengait gasper, terbuat dari
logam, plastik, polyester, dan sebagainya.
b. Gasper tanpa pengait, tetapi dilengkapi penahan pada ujung ban
pinggang. Bentuk dan ukuran bermacam-macam terbuat dari plastik dan
logam
c. Gasper bungkus dengan/tanpa pengait terbuat dari aluminium dibungkus
kain atau kulit dengan bantuan alat press gasper. Bentuk bulat, lonjong
dan persegi.
Pita rekat ini terdiri dari dua bagian, salah satu bagian berupa duri-duri agak
kasar, sedangkan bagian lain berserabut. Menutup dengan cara merekat satu
sama lain dan menarik bila akan membukanya.
Fungsi pita rekat adalah: untuk menutup belahan, untuk memasang bantal
bahu, dan untuk menguat ban pinggang, dan sebagainya.
Jenis pita rekat ada dua, yakni: berupa pita yang dapat dibeli meteran sesuai
kebutuhan lebar antar 1-3 cm, dan bentuk geometris (menyerupai kancing)
yaitu bulat persegi dan segi tiga. Pemasangannya dengan bantuan jahitan
balut dan perekat (lem) khusus.
e) Elastik
Elastik yang merupakan pelengkap pada pembuatan busana yang terbuat dari
karet campuran. Fungsi elastik, yaitu: untuk memudahkan mengenakan dan
menanggalkan suatu busana sebagai hiasan dan memberi bentuk tertentu dan
kelonggaran pada busana.
Jenis elastik, yakni: berupa benang jahit, biasanya dipasang pada manset
busana anak, berupa pita (pipih) lebarnya antara 0,5–10 cm ban pinggang,
berupa tali kor atau bulat, renda elastik yang menyerupai renda untuk
penyelesaian pinggir suatu busana yang terbuat dari bahan mulur (streatch)
juga berfungsi sebagai hiasan.
g) Kom/Mungkum
Kom merupakan pelengkap pada pembuatan busana yang terbuat dari busa
angin, vielt, dacron. Kom khusus dipasangkan pada bagian dada model
busana streples.
Fungsi kom yaitu untuk membentuk payudara yang kurang sempurna agar
kelihatan berisi.
h) Balein
Balein merupakan pelengkap busana yang terbuat dari logam, plastik dan
rotan yang ditipiskan berbentuk batang yang lentur. Fungsi balein yaitu
sebagai bahan pengisi untuk membentuk dan menegakkan, sering dipasang
pada sekeliling bagian bawah mungkum, di bagian sisi, di bagian kiri kanan
dari batas pinggang ke atas dan ke bawah sampai batas panggul. Cara
pemasangan balein dapat dijahit atau disisipkan.
Pita rekat
Padding jas
Padding blus/gaun
Kom/mungkum
Balein
Warna jenisnya tentu disesuaikan dengan jenis bahan busana. Payet dapat
mudah diperoleh di toko-toko, berupa untaian yang dijual meteran atau
ditimbang.
Macam-macam bentuk payet, yaitu: bulat pipih berlubang, persegi enam pipih
berlubang, bentuk bunga, bentuk geometris. Umumnya terbuat dari logam,
plastik dan nylon.
Manik-manik mulai dari ukuran terkecil sampai yang terbesar diameter antara
2 mm–2 cm terbuat dari plastik, logam, nylon, dan batu-batuan atau permata.
i) Benang
Benang ini terbuat dari bahan nilon/katun dibungkus karet (Latex); benang
yang tebal dan sangat mulur (Stretchy), dipergunakan untuk kerutan-
kerutan pada mesin jahit. Benang elastik hanya diikalkan pada sekoci
mesin saja.
Benang ini tidak dimerser, cocok untuk sulaman tangan yang besar-besar
(Bold) dan pekerjaan tapestry (permadani).
Benang ini cocok untuk bordir mesin. Mempunyai ukuran berbeda; ukuran
30 (halus) dan ukuran 60 adalah (sangat halus).
9) Metallic (Benang Metalik)
Benang metalik adalah benang kemilau perak atau warna emas; diperlukan
untuk setik dekoratif dengan tangan maupun mesin.
Benang Wol
Benang Karet
Benang Jahit
Benang Logam
Benang Sulam
Benang Jahit
Benang Bordir