Anda di halaman 1dari 10

Di susun oleh : Sheila Indri F

NIM : 1515617065
Universitas Negeri Jakarta

Pengetahuan Bahan Tekstil


Kompetensi Dasar:
3.1 Memahami berbagai jenis serat tekstil
4.1 Mengelompokkan serat tekstil
Materi
1. Pengertian Serat Tekstil
2. Penggolongan/ Klasifikasi Serat Tekstil

Pengertian Serat Tekstil

Menurut Sunarto (2008:6), serat tekstil adalah suatu benda yang memiliki
perbandingan antara panjang dan diameter sangat besar. Serat dapat digunakan sebagai serat
tekstil harus memenuhi persyaratan diantaranya adalah panjang, fleksibel dan kekuatan. Serat
tekstil merupakan bahan dasar pembuatan benang dengan cara dipintal, benang yang telah
jadi kemudian ditenun menjadi kain dengan cara menganyam benang lusi dan pakan. Benang
lusi adalah benang yang terletak kearah panjang kain, sedangkan benang pakan adalah
benang yang terletak kearah lebar kain.
Budiyono (2008:2) mendefinisikan serat sebagai satuan terkecil dari berbagai jenis
tekstil, dibuat dari bahan dasar khusus yang memiliki panjang dan diameter tertentu, serta
memiliki mikroskopik, fisik dan kimia yang dapat dikenali. Agar cocok digunakan untuk
tekstil, serat harus memiliki panjang yang lebih besar dibandingkan dengan diameternya,
serat harus lentur serta kuat untuk menahan ketegangan dalam berbagai proses pembuatan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disumpulkan bahwa serat adalah bahan dasar
untuk pembuatan bahan tekstil dengan syarat serat harus panjang, fleksibel dan kuat agar
serat dapat dipintal untuk menghasilkan benang dan benang ditenun untuk menghasilkan .
Tidak semua jenis serat dapat diproses menjadi produk tekstil, sehingga untuk dapat diolah
menjadi produk tekstil maka serat harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
a. Memiliki perbandingan panjang dan lebar yang besar
Serat harus memiliki perbandingan panjang dan lebar yang cukup besar. Umumnya
serat tekstil memliki panjang serat ratusan hingga ribuan kali dari lebarnya. Pada
umumnya bentuk panjang serat dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu:
 Staple : serat pendek
 Filament : serat yang Panjang
 Tow : serat yang tersusun lebih dari satu filament
 Monofil : serat yang tersusun hanya dengan satu filamen

b. Memiliki kekuatan yang cukup


Kekuatan serat didefinisikan sebagai kemampuan serat menahan suatu
tarikan/regangan. Kekuatan serat menrupakan faktor yang menunjang langsung kekuatan
produksi akhir baik berbentuk benang maupun dalam bentuk kain. jika sifat lainnya tetap
maka makin kuat serat makin kuat benangnya/ kainnya. Serat yang kuat akan lebiih
kaku, oleh karena itu kain yang mepunyai rabaan yang lembut disarankan untuk
mengunakan serat yang kekuatannya sedang.

c. Memiliki fleksilibitas tinggi


Serat harus memiliki fleksibilitas yang tinggi sebab fleksibilitas ini sangat penting
untuk membentuk drapery/jatuhnya bahan tekstil saat digunakan untuk berbagai jenis
produk.

d. Memiliki kemampuan mulur dan elastis


Elastisitas adalah kemampuan serat untuk kembali kebentuk semula setelah
mengalami tarikan. Mulur adalah pertambahan panjang setelahmengalami tarikan. Serat
tekstil biasanya memiliki elastisitas dan mulur saat putus minimal 10 %. Kain yang
dibuat dari serat yang memiliki elastisitas baik biasanya stability dimensinya baik dan
tahan kusut. Serat buatan dapat diatur derajat mulur dan elastisitasnya sewaktu
pembuatan serat.

e. Memiliki cukup keriting agar memiliki daya kohesi antar serat


Beberapa serat alam telah mempunyai pilinan pada waktu tumbuhnya yang disebut
pilinan asli. Serat kapas memiliki pilinan asli kira-kira 155- 600/inchi. Pilinan ini dapat
dilihat dengan mikroskop. Serat woll lebih bergelombang atau keriting dari serat lain.
Bentuk gelombang atau keriting ini mempunyai pengaruh terhadap daya kohesi antar
serat sehingga dapat menghasilkan benang yang ruah (lofty). Serat buatan/sintetis bentuk
keriting dapat diberikan secara mekanik dalam pembuatannya.

f. Memiliki daya serap terhadap air


Hampir semua serat dapat menyerap uap air sampai batas tertentu. Serat - serat
yang dapat menyerap uap air lebih banyak digunakan. Serat yang higroskopis lebih enak
dipakai. Serat yang sedikit menyerap uap air disebut hidrofob. Serat hidrofob dalam
keadaan basah dan kering memiliki sifat yang sama, cepat kering dan kecil
mengkeretnya.

g. Memiliki tahan terhadap sinar dan panas


Setiap serat harus memiliki ketahanan terhadap sinar dan panas khusunya terhadap
pengaruh matahari ataupunpnas penyetrikaan pada suhu tertentu.

h. Tidak rusak dalam pencucian


Serat tekstil harus tidak mudah rusak karena proses pencucian.

i. Tersedia dalam jumlah besar


Serat tekstil harus tersedia dalam jumlah besar atau dapat dibudidayakan secara
masal karena untuk membuat bahan tekstil diperlukan jumlah serat yang sangat banyak.

j. Tahan terhadap zat kimia tertentu


Serat tekstil ahrus memiliki ketahanan terhadap zat kimia tertentu seperti alkali
ataupun asam. Kekuatan ini diperlukan karena untuk memebuat bahan tekstil berwarna
dibutuhkan proses menggunakan zat-zat kimia.

Menurut Sunarto (2008:6-11), serat memiliki dua sifat, yaitu sifat fisika dan sifat kimia.
Sifat fisika serat ada delapan, yaitu panjang serat, kekuatan serat, mulur dan elastisitas, saya
serap, kriting dan pilinan serat, kehalusan serat, kedewasaan serat, dan warna serat.

Klasifikasi Serat Tekstil


Menurut Enny Zuhni (1997:5), ditinjau dari asal seratnya dapat dibedakan atas serat
alam dan serat buatan. Serat alam terbagi atas serat tumbuh-tumbuhan, protein, dan mineral.
Untuk serat buatan terbagi atas basis polimer alam (basis selulosa, protein dan mineral) dan
polimer buatan. Sedangkan menurut Fitrihana (2008:2-3), penggolongan serat dibedakan
menjadi 2, yaitu serat alam dan serat buatan.
1) Serat Alam
 Tumbuhan : kapas, rami, nanas, jute, sisal, flax
 Hewan : sutera, wool, unta, kelinci
 Mineral : abses

2) Serat Buatan
 Bahan Organik, terbagi menjadi 2 bagian, yaitu polimer alam (semi sintetis) yang
terdiri dari rayon dan tencel, dan polimer buatan yang terdiri dari polyester, acrylic,
nylon / poliamida, lycra.
 Bahan An-Organik terdiri dari gelas dan logam
Karakteristik Serat Tekstil
1. Serat Alam
Serat Selulosa
Karakteristik bahan serat alam yang menjadi perhatian adalah pada permukaan
seratnya, seperti kehalusan, kekuatan, daya serap, dan kemuluran atau elastisitas. Serat yang
berasal dari tumbuhan dapat diklasifikasi menjadi empat sebagai berikut:
 Serat dari Biji. Beberapa biji telah memenuhi persyaratan untuk diolah sebagai bahan
serat. Contohnya biji dari pohon kapas dan kapuk.  Bahan tekstil dari selulosa (kapas)
memiliki beberapa karakteristik seperti, bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah
kusut, mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur, dan mudah terbakar.
 Serat dari Batang. Jenis batang yang menghasilkan serat alam dapat berupa jenis
batang yang berkambium ataupun tidak berkambium. Contohnya batang pohon
anggrek, melinjo/ganemon, mahkota dewa, beringin, yonkori, flax, jute, rosella,
henep, rami, urena, kenaf, dan sunn.

 Serat Berasal dari Buah adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan
komponen yang membentuk jaringan-jaringan memanjang yang utuh dari buah.
Contoh serat buah kelapa. Buah kelapa memiliki sabut yang melapisi buah.

 Contohnya serat daun mendong (purun tikus), daun nanas, daun pandan berduri, daun
eceng gondok, daun abaka, daun sisal, dan daun henequen.
Serat Protein
Bagian hewan yang dimanfaatkan seratnya adalah bulu. Bulu hewan yang paling
banyak diolah sebagai bahan baku serat produk tekstil di antaranya stapel dan filamen.
 Serat dari Stapel merupakan serat yang berbentuk rambut hewan yang disebut dengan
wol. Contohnya domba, alpaca, unta, cashmer, mohair, kelinci, dan vicuna. Rambut
hewan yang paling banyak digunakan adalah wol dari bulu domba.
Ciri-ciri serat wol:
Agak Kuat, keriting, tidak berkilau, kekenyalan tinggi.

 Filamen merupakan serat yang berbentuk jaringan. Contohnya adalah serat yang
berasal dari larva ulat sutera yang dipintal menjadi benang.
Cifi-ciri serat sutera:
Berkilau, lembut, sangat bagus, tidak mudah kusut, sangat halus, daya serap cukup
tinggi, dan mudah terbakar.
Serat Mineral
Satu-satunya serat alami yang berbentuk serat panjang. Serat Asbes adalah nama sekelompok
mineral berserat dengan serat terpisah, panjang, dan tipis. Serat asbes mempunyai potensi
kuat untuk dapat terlepas di udara. Serat asbes bersifat  tahan panas, sehingga banyak
digunakan untuk keperluan industri. Karena daya tahan mereka, serat asbes yang masuk ke
jaringan paru-paru akan tetap untuk bertahan didalam paru-paru dalam jangka waktu lama.

2. Serat Buatan Sintesis


Serat buatan merupakan serat yang dibuat dengan teknologi pembuatan serat, bahan
baku serat buatan selain dapat berasal dari alam misalnya selulosa atau protein juga dapat
berasal dari bahan baku yang harus disintesis terlebih dahulu. Terdapat beberapa jenis serat
buatan diantaranya serat rayon viskosa, serat poliester, serat poliamida, serat poliakrilat, serat
polietilena, serat spandex.
Keseluruhannya dibentuk dari materi kimia, menyerupai fenol (batu bara), udara dan
air yang menghasilkan serat poliamida, contohnya nylon, brinilon, enkalon, ban-lon, taslon
dan sebagainya).
Asam tereptalik, etilen glikol (bahan bakar minyak) menghasilkan serat polyester,
misalnya terilin, dakron, trevira, tetoron dan sebagainya.
 Serat poliester bersifat hidofobik. Serat poliester dapat digunakan untuk tekstil
pakaian maupun tekstil industri. Untuk tekstil pakaian umumnya poliester digunakan
sebagai serat campuran Bersama-sama serat alam lain misalnya kapas. Serat poliester
merupakan serat buatan yang paling banyak divariasikan bentuk penampangnya, mulai
dari yang berbentuk bulat, segitiga ataupun bergerigi seperti rayon viskosa.

3. Serat Setengah Buatan (Semisintetis)


Segala sesuatu yang asli dari selulosa serat alam, biasanya bubur pulp kayu atau sisa-
sisa katun dicampur dengan larutan kimia menghasilkan rayon asetat dan rayonviskosa .
Serat tersebut disebut selulosa regenerasi.
 Serat rayon viskosa adalah serat buatan yang bahan bakunya berasal dari alam yaitu kayu
pohon pinus yang dibuat menjadi lembaran kertas tebal yang disebut pulp, sebelum
diolah menjadi serat. Serat rayon viskosa banyak digunakan untuk tekstil pakaian sebagai
pengganti serat kapas.
Sifat serat rayon viskosa mirip dengan serat selulosa yang lain yaitu bersifat :
Hidrofilik, Hidrofilik dan Tahan Panas Penyetrikaan.
Karakteristik Serat Kapas
Serat kapas berasal dari rambut biji tanaman jenis gossypium. Kapas merupakan
tumbuhan semak daerah tropis. Pertumbuhan kapas banyak dipengaruhi oleh susunan, tanah,
iklim, pemeliharaan dan lain-lain. Menurut Noor Fitrihana (2010:4-5), serat kapas memiliki
kelemahan, yaitu mudah kusut, akan tetapi serat kapas memiliki banyak keunggulan, yaitu :
1. Nyaman dan sangat lembut (comfortable soft hand).
2. Memiliki daya serap terhadap air bagus
3. Memiliki warna yang awet
4. Sangat baik untuk di printing
5. Dapat dicuci dengan mesin
6. Dapat di dry cleaning
7. Kekuatan yang baik
8. Kelangsaiannya bagus
9. Mudah untuk diolah, dirawat dan dijahit
10. Karakteristik Serat Sutera

Menurut Noor Fitrihana (2010 : 9-10), sutera adalah serat yang berbentuk filamen yang
dihasilkan dari sejenis serangga lepidoptera. Serat sutera mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :
1) Benang sutera merupakan benang terhalus dari bahan-bahan tekstil asli dan terkuat jika
dibandingkan dengan bahan lain yang sama halusnya.
2) Mempunyai kekuatan kusut sebesar 15% dalam keadaan basah.
3) Mempunyai panjang filamen 300-1600 meter.

Anda mungkin juga menyukai