Anda di halaman 1dari 13

MENGANALISIS SERAT TEKSTIL DARI SELULOSA

D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
KELOMPOK POPY DARSHONO:
1.AURISA AMANDA
2.SANY APRILIA
3DYAH PUTRI
4.DESHINTA
5.MITHA HUD JANNAH
X.BUSANA.2
SMKN.3 PEKANBARU
BIOGRAFI POPY DHARSONO
Nama Lengkap : Poppy Susanti Dharsono
Alias : Poppy Dharsono
Profesi : Politisi
Agama : Islam
Tempat Lahir : Garut, Jawa Barat
Tanggal Lahir : Minggu, 8 Juli 1951
Zodiac : Cancer
Hobby : Merancang busana
Warga Negara : Indonesia
Berawal dari kesuksesan mengembangkan sayap di dunia mode,
nama Poppy Susanti Dharsono merambah di bidang politik
Indonesia periode 2009-2014. Perempuan yang akrab disapa Poppy
Dharsono ini mulai menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan
Daerah pada November 2009. Latar belakang mode yang
dimilikinya ternyata mampu membawanya duduk di kursi wakil
rakyat.
Lahir di Garut, 8 Juli 1951, Poppy mulai mengawali karir di dunia
mode pada tahun 1975 saat dirinya menimba ilmu mode di
Modelling School Mag Institute, Paris dan Ecole Superieur De La
Mode Guerre Lavigue di kota yang sama dua tahun setelahnya.
Kepiawaiannya dalam merancang busana membuat namanya
seketika melambung menjadi desainer kenamaan papan atas.
Jasanya banyak digunakan kaum selebritas Indonesia dan
petinggi-petinggi negara.
Sebelum menjadi anggota DPD RI dari Jawa Tengah, Poppy sempat
menjadi redaktur fashion di majalah Cita Cipta Indonesia. Selain itu,
ia juga sempat menjabat sebagai konsultan mode majalah
Swasembada pada tahun 1985. Tak hanya itu, ia juga berulang kali
menjabat sebagai petinggi perusahaan-perusahaan terkemuka
yang ada di Indonesia. Bahkan kini ia tengah menjabat sebagai
presiden komisaris di beberapa perusahaan di samping bekerja
sebagai wakil rakyat dan desainer.
Bergaul dengan para selebritas negeri dan para petinggi negara
membuat nama Poppy beberapa waktu lalu santer dibicarakan
publik. Namanya disebut-sebut sebagai istri siri dari mantan
Mensesneg era Orde Baru, alm. Moerdiono. Ia dikabarkan menikah
siri pada pertengahan 2010. Saat itu Moerdiono tengah jatuh sakit
dan mengalami stroke kemudian Poppy membawanya ke salah satu
rumah sakit di Singapura. Kedekatakan ini rupanya berujung pada
pernikahan siri dan kabarnya sempat mengguncang beberapa
media karena di waktu yang bersamaan dengan Machica Mochtar
menuntut hak pengakuan anak atas Moerdiono. Selain itu, kabar
lain menyatakan adanya hembusan mengenai kabar perceraian
Moerdiono dengan Muryati -istrinya yang lain- karena adanya orang
ketiga dan Poppy disebut-sebut dalam hal itu. Publik sempat
dikejutkan dengan kabar ini, karena secara tiba-tiba Poppy muncul
dengan pengakuan sebagai istri siri Moerdiono. Tak pelak konflik
ini tak usai hingga Moerdiono meninggal pada bulan November
2011.
Berbeda dengan kabar miring kebanyakan, salah seorang
pengacara Poppy menyatakan bahwa kabar yang mengatakan
bahwa Poppy adalah penyebab keretakan rumah tangga Moerdiono
dan istrinya, Muryati, merupakan kabar burung yang sengaja
dihembuskan untuk membunuh karakter Poppy sebagai pengusaha
dan politikus. Berbeda dengan cara pengacaranya yang menepis
kabar miring yang ditujukan pada kliennya, Poppy lebih memilih
untuk membukukan kisahnya dengan alm. Moerdiono melalui buku
yang ia terbitkan berjudul "Pak Moer-Poppy: the Untold Story" yang
diterbitkan bulan Maret tahun ini.
Oleh: Atiqoh Hasan
KARIR
 Anggota Dewan Perwakilan Daerah, 2009-2014
 Presiden Komisaris PT. Indolatex Lasalle International Collage,
1999-sekarang
 Presiden Komisaris PT. Prima Garis Moda, 1998-sekarang
 Presiden Direktur PT. Fashion Asia Enterprise, 1996-sekarang
 Presiden Direktur PT. Fashion Asia Paradigma, 1994-sekarang
 Presiden Direktur PT. Prima Modalinea, 1990-sekarang
 Komisaris PT. Spinindo Mitradaya, 1989-2000
 Presiden Direktur PT. Poppy Dharsono Kosmetik, 1989-sekarang
 Presiden Komisaris PT. Rana Sankara, 1986-sekarang
 Komisaris PT. Panin Nusamas, 1980-sekarang
 Komisaris PT. Nusamas Sekurindo, 1980-1981
 Presiden Komisaris PT. Alrego, 1980-sekarang
 Direktur Keuangan PT. Rana Sankara, 1981-sekarang
 Direktris dan Pemilik Poppy Dharsono Fashion Studio, 1977-
sekarang
 Desainer Poppy Dharsono Fashion Studio, 1977

MENGANALISIS SERAT TEKSTIL DARI SELULOSA

Serat tekstil adalah merupakan suatu benda yang memiliki


perbandingan antara panjang dan diameter sangat besar. Serat
dapat digunakan sebagai serat tekstil harus memenuhi persyaratan
diantaranya adalah panjang, fleksbilitas, dan kekuatan. Serat tekstil
merupakan bahan dasar pembuatan benang dengan cara dipintal,
benang yang telah jadi kemudian ditenun menjadi kain dengan cara
menganyam benang lusi dan pakan. Benang lusi adalah benang
yang terletak kearah panjang kain , benang pakan adalah benang
yang terletak kearah lebar kainJenis Serat Tekstil
Jenis Serat Tekstil
a. Serat Alam.
Serat yang tergolong serat alam yaitu serat yang langsung
diperoleh dari alam seperti tumbuhan dan hewan (binatang).

Bahan dari serat tumbuhan antara lain


 Dari batang, misalnya serat flax (linen), jute, henep dan rami.
 Dari buah, misalnya serat sabut kelapa.
 Dari daun, misalnya serat abaca (manila), sisal, henequen (heneken).
 Dan Dari biji, misalnya serat kapas dan kapok.
Serat-serat tersebut dinamakan serat selulosa (cellulose).

Bahan dari rambut / bulu kulit binatang antara lain


 Dari rambut/bulu, misalnya serat Unta (camel), Alpaca, Kashmir,
Mohair dan kelinci.
 Dari bulu domba/biri, misalnya serat wol. Dan
 Dari kepompong ulat sutera yaitu serat sutera.
Serat-serat tersebut dinamakan serat protein (proteine).

b Serat Buatan Serat-serat buatan digolongkan menjadi.

1) Serat setengah buatan


Segala sesuatu yang asli dari selulosa serat alam, biasanya bubur
pulp kayu atau sisa-sisa katun dicampur dengan larutan kimia
menghasilkan rayon asetat dan rayon viskosa. Serat tersebut
disebut selulosa regenerasi.

2) Serat buatan (sintetis)


 Keseluruhannya dibuat dari bahan kimia, seperti fenol (batu bara),
udara dan air yang menghasilkan serat poliamida, misalnya nylon,
brinilon, enkalon, ban-lon, taslon dan sebagainya).
 Asam tereptalik, etilen glikol (bahan bakar minyak) menghasilkan
serat polyester, misalnya terilin, dakron, trevira, tetoron dan
sebagainya.
 Gabungan gas alam dan udara disebut akrilonitril, menghasilkan
serat akrilik, misalnya dralon, orlon, courtelle dan sebagainya.
 Serat-serat buatan bersifat termoplastik, sehingga mudah terlipat
atau melekuk ketika dipanasi dan tetap bentuknya ketika di-set.

3) Serat campuran
Kombinasi dari dua atau lebih serat yang berbeda. Biasanya serat
yang menampilkan presentase yang tinggi yang mendominasi
bahannya. Namun suatu campuran yang tepat akan menunjukkan
keseluruhan dari mutu yang diinginkan.

Pada umumnya bentuk panjang serat dapat dibedakan dalam


kategori sebagai berikut:
1. Serat staple. adalah serat-serat pendek yang dipilin menjadi benang,
memiliki permukaan berbulu. Katun, linen dan wol, relatif memiliki
serat-serat pendek yang dinamakan staple (kira-kira 2 – 50 cm).
2. Serat filament adalah serat yang panjang. Serat sutera adalah serat
filamen dari serat alam. Serat sutera digunakan sebagai benang
untuk membuat bahan lembut halus dengan kilau yang tinggi, kuat,
memiliki daya lenting yang membuat tahan kusut. Serat sutera yang
diuraikan dari kepompong ulat sutera ke dalam untaian panjang
yang berkesinambungan 300–600 m.
3. Serat tow adalah multi filamen yang terdiri dari puluhan atau
ratusan ribu filamen dalam bentuk berkas seperti silver, kadang-
kadang dengan antihan sedikit.
4. Serat monofilament artinya satu filamen. Benang monofilamen
adalah benang yang terdiri dari satu helai filamen.

Faktor serat tekstil yang paling berpengaruh untuk menjadi bahan


tekstil (benang dan kain) yang baik adalah asal serat dan panjang
serat. Disamping itu juga ada faktor-faktor lain yang perlu untuk
diperhatikan seperti kekuatan serat, mulur dan elastisitas, daya
serap, kriting dan pilinan, kehalusan serat, kedewasaan serat dan
warna serat.

Pemeriksaan Bahan Tekstil dapat dilakukan dengan 2 cara,yaitu :


1.Pemeriksaan secara uji pembakaran
2.Pemeriksaan secara visual(kasat mata,meraba)

1.Penelitian bahan tekstil bertujuan mengetahui asal serat bahan tekstil.


Untuk mengetahu asal bahan tekstil dapat dilakukan dengan berbagai
cara dari mulai yang sederhana sampai dengan yang sangat detail yaitu
melalui laboratorium. Pemeriksaan asal bahan tekstil yang sederhana
dapat dilakukan dengan uji pembakaran.

Uji pembakaran adalah salah satu alternatif untuk pemeriksaan asal


serat bahan tekstil. Hal ini dilakukan bila pemeriksaan asal serat dengan
cara yang lain belum dapat diketahui secara pasti. Uji pembakaran
dilakukan dengan membakar serat tekstil dengan cara sebagai berikut:
Benang dicabut dari bahan kemudian dipegang dengan pinset dan
dibakar, atau bisa juga dengan membakar perca bahan tekstil. Untuk
melakukan uji pembakaran dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.

Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain:

1. Lilin atau lampu minyak dan korek api.


2. Gelas laboratorium 250 ml.
3. Sampel dari perca bahan tekstil berbagai jenis, atau benang.

Langkah kerja

1. Siapkan buku/kertas untuk mencatat hasil penelitian.


2. Siapkan perca bahan tekstil yang akan diteliti.
3. Siapkan gelas kimia berisi air dingin.
4. Cabut beberapa helai benang atau serat dari perca bahan tekstil kurang
lebih 5 sampai 10 helai benang, putar atau plintir serat benang tersebut
agar menyatu satau sama lain hingga menjadi pilinan.
5. Nyalakan api dan dekatkan gelas kimia ketika membakar sampel. jika
serat terus menyala selama uji pembakaran, segera rendam serat dan
jari-jari anda dalam gelas yang berisi air dingin. Atau alternatif yang
lain uji pembakaran di dilakukan dekat keran air dingin.
6. Pegang sampel atau benang tekstil antara ibu jari dan jari telunjuk,
dekatkan sampel dengan api hingga terbakar. amati apakah serat atau
benang meleleh atau terbakar. Jika serat terbakar, tiup api dekat
hidung anda sehingga anda dapat mencium aroma seperti rambut
terbakar, kertas terbakar atau seperti plastik terbakar tergantung dari
jenis bahan tekstil yang diteliti.
7. Ketika benang yang dipadamkan telah didinginkan, amati dan periksa
dengan cermat sisa pembakaran benang tersebut apakah menjadi abu,
berbentuk bundaran kecil mudah dihancurkan atau tetap mengeras
saat ditekan dengan jari-jari.
Ciri ciri hasil uji pembakaran serat tekstil antara lain sebagai berikut:
Golonga Kriteria
n Dekat Dalam Keluar
Serat Bau Sifat Abu
Nyala Nyala Nyala
Serat Tidak Terbaka Terus Berbau Meninggalkan
Selulosa dapat r terbakar seperti abu
(Kapas) melebur cepat tidak kertas menyerupai
atau tidak lebur, terbakar benang halus
susut lebur cahaya berwarna
hilang kelabu.
sesudah
padam
Lenan Tidak Terbaka Terus Berbau Meninggalkan
dapat r terbakar seperti abu
melebur cepat tidak kertas menyerupai
atau tidak lebur, terbakar benang halus
susut lebur cahaya berwarna
hilang kelabu.
sesudah
padam
Serat Melebur Terbaka Terbakar Berbau Bulatan hitam
Protein dan r sangat seperti bulu
Sutera ikal lambat lambat terbakar
Alam dan kadang-
meleleh kadang
padam
Sutera Melebur Terbaka Terbakar Berbau Meinggalkan
yang dan r sangat seperti bulu abu berbentuk
diperber ikal lambat lambat terbakar serat;
at dan kadangkada bercahaya
meleleh ng seperti kawat
padam merah panas
Wol Melebur Terbaka Terbakar Berbau Tidak halus,
dan r sangat seperti abu yang
ikal lambat lambat rambut rapuh mudah
dan kadang- terbakar hancur
meleleh kadang
padam
Serat Tidak Terbaka Membara Berbau kayu Sedikit abu
Buatan dapat r terbakar
Rayon menyus dengan
ut cepat
Asetat Melebur Terbaka Terus Berbau cuka Sedikit abu
r terbakar
dan dan meleleh
meleleh
Akrilik Melebur Terbaka Terus Berbau Keras, hitam,
r terbakar tajam berbentuk
sangat danmeleleh bulatan
cepat secarik
dan bahan
meleleh
Nilon Melebur Terbaka Biasanya Berbau Minggalkan
dan r padam seperti bundaran
susut lambat sendiri rebusan keras,
dan buncis liat berwarna
meleleh kelabu
Nytril Melebur Terbaka Terus Tidak Bulatan hitam
r terbakar dan berbau Keras
lambat meleleh
dan
meleleh
Polyester Melebur Terbaka Biasanya Berbau zat Bulatan hitam
dan r padam kimia Keras
menyus lambat sendiri
ut dan
meleleh
Saran Melebur Terbaka Padam Berbau Bulatan hitam
dan r sendiri sangat tajam keras
menyus sangat
ut lambat
dan
meleleh
Serat Tidak dapat Tidak dapat Tidak Bekas
Mineral dapat meleleh, berubah berbau pembakaran
Asbestos terbakar bercahay tidak berubah
a
terang
Gelas Tidak Halus Keras Tidak Bentuk
dapat dan mengeluark berubah,
terbakar bercahay an keras bulat
a bau

2.Pemeriksaan serat tekstil secara visual (secara kasat mata,


meraba) dapat dilakukan dengan melihat secara kasat mata,
meraba atau mengepal dengan tangan, menggunakan kaca
pembesar atau mikroskop. Hal ini disebabkan karena
kemajuan teknik penyempurnaan bahan tekstil yang semakin
canggih.

Pemeriksaan secara visual dilakukan dengan rambu rambu


yang dapat dijadikan acuan untuk mengetahui asal serat
bahan tekstil antara lain, panjang serat, kilau, ikalnya,
mulurnya, serat halusnya serat.

1. Panjang Serat
Panjang serat bahan tekstil dapat dijadikan acuan untuk
menentukan asal serat bahan tekstil, karena setiap bahan
tekstil mempunyai panjang serat tertentu misalnya, panjang
serat kapas, 2,5 sampai 5 cm, lenan, 50 – 75 cm, wool, kurang
lebih 2,5 – 12,5 cm, sutera mempunyai panjang serat kurang
lebih 3.600 m. Serat buatan seperti rayon. Poliester, nilon
mempunyai panjang serat tidak terbatas.

Dengan mengetahui panjang serat dari suatu bahan tekstil,


maka dapat ditentukan bahwa bahan tekstil tersebut berasal
dari salah satu golongan serat. Setelah benangnya dicabut
kemudian panjang seratnya diukur untuk mengetahui asal
serat termasuk golongan alam atau buatan.

2. Ikalnya Serat
Serat wool adalah satu-satunya serat yang mempunyai ikal
tinggi, ikalnya asli dan tidak berubah. Serat kapas kadang-
kadang bentuknya ikal, tetapi ikalnya mudah hilang.
Sedangkan serat rayon sebagian ada yang ikal tetapi ikalnya
mudah hilang, karena ikalnya dibuat dengan cara
menggetarkan tutup pemintal.

3. Kilau Serat
Kilau bahan tekstil dapat digunakan untuk identifikasi asal
serat bahan tekstil tersebut misalnya serat kapas kilaunya
kurang, terkecuali telah disempurnakan dengan proses
merserisasi, serat lenan mempunyai kilau yang baik dan serta
jelas, serat sutera lembut dan sangat berkilau, serat rayon
kilaunya tajam menyerupai logam, serat wool kusam dan
tidak berkilau.

4. Halusnya Serat
Bahan sutera memiliki serat yang terhalus di antara serat
serat asli yang lain, bila diraba dapat merasakan kehalusan
dari bahan sutera tersebut. Bahan tekstil yang terbuat dari
serat sintetis, dan serat rayon juga termasuk bahan yang
halus. Sedangkan bahan lenan agak kasar sehingga bila diraba
tidak merasakan kehalusan pada bahan tersebut.
5. Daya Mulur Serat
Serat sellulosa atau serat yang berasal dari tumbuh tumbuhan
seratnya sama sekali tidak memiliki daya mulur, sebaliknya
wol, sutera dan serat sintetis atau serat termoplastik (buatan)
mempunyai daya mulur yang tinggi.

6. Daya Kenyal
Serat wool, sutera dan serat sintetis atau serat buatan
mempunyai daya kenyal cukup besar bila dikepal. Serat
selulosa daya kenyalnya kurang, untuk mendapatkan daya
kenyal yang baik maka dilakukan proses penyempurnaan
bahan tekstil sehingga bahan rayon memiliki daya kenyal yang
besar, misalanya bahan stretch salah satu bahan rayon yang
telah disempurnakan agar daya
kenyalnya tinggi.
7. Kekuatan Serat
Serat kapas, benang mudah diputus (karena seratnya pendek).
Serat lenan benangnya sukar diputus dan ujung serabutnya
yang berumbi tidak terlihat. Serat wol bersifat kenyal, bila
diputus akan memanjang dulu (elastic), ujung benang seperti
spiral (bergelombang). Sedangkan serat sutera bersifat
kenyal, ujung benang halus, dan tidak berumbai-umbai. Serat
rayon mudah putus, ujung benang bercabang-cabang.

Penelitian Secara Visual


Alat dan bahan yang diperlukan antara lain:
1. Buku catatan/kertas dan alat tulis
2. Sampel bermacam macam bahan tekstil (Perca atau
lembaran bahan tekstil yang utuh)

Langkah kerja
1. Siapkan buku/kertas untuk mencatat hasil penelitian
2. Siapkan alat dan bermacam-macam bahan tekstil sebagai
sampel
3. Perhatikan sifat permukaan bahan tekstil untuk melihat
kilaunya.
4. Lakukan perabaan dan mengepal sehelai bahan tekstil,
kemudian rasakan dan perhatikan ciri ciri bahan tersebut
apakah mudah kusut, kenyal, kaku, lembut, kasar, licin dan
sebagaianya.
5. Lakukan pencabutan sehelai benang, perhatikan struktur
seratnya, lurus atau ikal/keriting. Ukur panjangnya serat
menggunakan penggaris atau meteran. Putuskan benang
apakah mudah diputuskan atau sukar diputuskan.
6. Catat semua ciri-ciri hasil penelitian bahan tekstil tersebut
dan lampirkan perca atau benang yang telah diteliti pada
kedalam tabel.

Anda mungkin juga menyukai