Anda di halaman 1dari 16

PAPER KARAKTER BAHAN BAKU

SERAT KATUN DAN POLIESTER


ILMU BAHAN

Disusun Oleh:
Kelompok XI
Adiva Sekar Putri (NIM: 1912156022)
Christabel Dion Ariadne (NIM: 1912155022)
Humaira Arsya Ufinadifa (NIM: 1912154022)
Khairunnisa Salsabila (NIM: 1912158022)
Yunita Saputri 1912157022

Dosen Pembimbing:
Dr. SURYO TRI WIDODO, S.Sn., M.Hum.

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA


FAKULTAS SENI RUPA
KRIYA SENI
2020
PENDAHULUAN

Manusia sebagai salah satu makhluk penghuni alam semesta memerlukan


perlindungan tubuh dari keadaan lingkungan di sekitarnya. Kebutuhan ini, awalnya,
dipenuhi dengan cara memanfaatkan benda yang ada di alam, kemudian diproses
secara sederhana. Misalnya, memakai bulu binatang, kulit kayu, dan serat
tumbuhan. Adanya penemuan-penemuan baru di bidang teknologi, menjadi
penolong manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Salah satu di antaranya adalah
cara melindungi tubuh dari perubahan iklim, yaitu dengan membuat kain. Kain
bukan hanya untuk melindungi tubuh dari perubahan cuaca, tetapi juga
menampilkan aneka makna lain. Makna-makna yang ditampilkan, antara lain
sebagai lambang status sosial dan budaya. Semua itu ditentukan berdasarkan
kepercayaan dan pengertian masyarakat pembuatnya dalam mengungkapkan
keberadaan dirinya di alam ini.
Pada awalnya, manusia hanya memerlukan kebutuhan dasar tetapi kemudian
kebutuhan ini berkembang menjadi semakin beragam. Hal ini terutama terlihat pada
kebutuhan budaya, yaitu antara lain pakaian. Cara manusia memenuhi kebutuhan
tersebut sangat beragam sesuai dengan lingkungan tempat tinggal. Demikian pula
dengan masyarakat Nusantara yang meskipun kebudayaannya memiliki asal usul
yang serupa, namun perbedaan kondisi lingkungan dan letak geografis,
menimbulkan keragaman budaya yang amat kaya. Keragaman ini antara lain
terlihat pada bentuk, bahan, serta ragam hias yang digunakan dalam membuat
perlengkapan kehidupannya. Kekayaan budaya Nusantara ini terlihat dengan
mudah dalam aneka tekstil dan kain adat. Mulai dari busana sehari-hari yang
sederhana, sampai dengan kain selendang dari benang emas serta sutera halus, atau
benang kapas dengan corak berani dan tegas, demikian juga kain-kain adat sebagai
penutup dan penghias dalam upacara adat. Tidak hanya fungsi kain yang beragam,
tetapi juga jenis-jenis bahan yang digunakan serta teknik pembuatannya.
Dibalik sebuah mahakarya yang indah, pastinya ada komponen penunjang yang
membuat karya itu berarti, seperti benang-benang dalam sebuah kain, Berdasarkan
peninggalan, serat-serat ini dipilin dan dipintal menjadi benang dan akan menjadi
sehelai kain. Peran serat pada benang sangatlah penting di tiap helainya. Berbeda
serat, akan melahirkan berbeda pula hasilnya, dari visualnya hingga fungsinya.
Selain kaya akan budayanya, Indonesia juga kaya akan sumber daya alamnya.
Banyak sekali bahan yang dapat dipakai untuk membuat serat yang akan
menghasilkan beragam serat alami seperti kapas, rami, nanas, jute, sisal, flax,
sutera, wool, unta, kelinci, dan abses. Selain serat alami, serat sintetis pun juga kaya,
seperti dari rayon dan tencel, dan polimer buatan yang terdiri dari polyester, acrylic,
nylon / poliamida, lycra, gelas, dan logam. Namun dari sekian banyak serat-serat,
dalam paper ini, penulis hanya akan membahas Serat Kapas dan Poliester sebagai
topik dalam pembahasan kali ini.
PEMBAHASAN

Bahan Dasar Tekstil

Serat terbagi ke dalam dua kelompok besar berdasarkan sumbernya, yaitu,


Serat Alam, dan Serat Buatan atau Sintetis. Masing-masing kelompok memiliki
keunggulannya sendiri. Gabungan dari kedua serat ini bisa menghasilkan benang
dan kain yang memiliki kemampuan khusus. Sekumpulan serat kemudian dipilin
dan dipintal menjadi. benang. Benang kemudian menjadi bahan dasar untuk
membuatkain, yaitu melalui teknik tenun, rajut, anyam, atau jalin.

1. Serat Tekstil

1.1 Pengertian Serat Tekstil

Menurut Sunarto (2008:6), serat tekstil adalah suatu benda yang memiliki
perbandingan antara panjang dan diameter sangat besar. Serat dapat digunakan
sebagai serat tekstil harus memenuhi persyaratan diantaranya adalah panjang,
fleksibel dan kekuatan. Serat tekstil merupakan bahan dasar pembuatan benang
dengan cara dipintal, benang yang telah jadi kemudian ditenun menjadi kain dengan
cara menganyam benang lusi dan pakan. Benang lungsi adalah benang yang terletak
kearah panjang kain, sedangkan benang pakan adalah benang yang terletak kearah
lebar kain.
Budiyono (2008:2) mendefinisikan serat sebagai satuan terkecil dari berbagai
jenis tekstil, dibuat dari bahan dasar khusus yang memiliki panjang dan diameter
tertentu, serta memiliki mikroskopik, fisik dan kimia yang dapat dikenali. Agar
cocok digunakan untuk tekstil, serat harus memiliki panjang yang lebih besar
dibandingkan dengan diameternya, serat harus lentur serta kuat untuk menahan
ketegangan dalam berbagai proses pembuatan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disumpulkan bahwa serat adalah bahan
dasar untuk pembuatan bahan tekstil dengan syarat serat harus panjang, fleksibel
dan kuat agar serat dapat dipintal untuk menghasilkan benang dan benang ditenun
untuk menghasilkan kain.

1.2 Sifat Serat


Menurut Enny Zuhni (1997:2-4), serat tekstil memiliki bentuk dan sifat
sebagai berikut :

1.2.1 Panjang serat

Pada umumnya bentuk panjang serat dibedakan sebagai berikut :


a) Stapel

Stapel adalah serat yang pendek-pendek. Panjangnya hanya


beberapa inci (1 inci = 2,54 cm). Pada umumnya serat alam berbentuk
stapel, sekitar 50% serat buatan juga diproduksi dalam bentuk stapel
dengan memotong-motong filamen menjadi serat yang panjangnya
berkisar 1–6 inci.

b) Filamen

Filamen adalah serat yang sangat panjang, seperti serat sutera.


Semua serat buatan mula-mula dibuat dalam bentuk filamen.

c) Tow

Tow adalah multifilamen yang terdiri dari puluhan atau ratusan ribu
filamen dalam bentuk berkas seperti sliver (sumbu), terkadang dengan
antikan sedikit. Filamen-filamen tersebut sudah tersusun sejajar,
sehingga memudahkan untuk dipintal menjadi benang setelah dipotong–
potong. Sifatnya lembut, berkilau dan melangsai.

d) Monofil

Monofil adalah mono-filamen, artinya satu filamen. Benang


monofilamen ini adalah benang yang terdiri dari satu helai filamen.
Benang ini terutama digunakan untuk keperluan–keperluan khusus
seperti stoking (kaos kaki wanita), blouse, tirai, yang kasar untuk
pembungkus jok kursi, screen (dinding).

1.2.2 Penampang lintang serat

Penampang lintang serat berpengaruh pada kilau dan daya pegang serat
(lemas tidaknya). Makin bulat penampang lintangnya semakin berkilau dan
semakin lemas pegangannya. Bentuk penampang lintang serat bermacam-
macam, yakni bulat, oval, bergerigi, segitiga, pipih dan sebagainya. Untuk
jenis yang sama, serat alam memiliki penampang lintang yang bervariasi,
sedangkan penampang lintang serat buatan untuk jenis yang sama pada
umumnya sama.

1.2.3 Kekuatan serat

Kekuatan serat berpengaruh langsung pada kekuatan produksi akhir, makin


kuat seratnya, makin kuat pula benang atau kainnya. Serat yang kuat
biasanya lebih kuat.

1.2.4 Daya serap serat

Semua serat dapat menyerap uap air sampai batas tertentu terutama serat-
serat yang berasal dari alam. Serat yang dapat menyerap uap air lebih
banyak dinamakan serat yang bersifat higroskopis. Serat ini lebih
comforatabel / enak dipakai terutama pada daerah-daerah tropis. Serat yang
sedikit menyerap air dalam keadaan basah maupun kering sifat-sifatnya
hampir sama, cepat kering dan daya susutnya kecil.

1.2.5 Mulur dan elastisitas serat

Elastisitas adalah kemampuan serat untuk kembali ke bentuk semula setelah


mengalami tarikan, atau dengan kata lain elastisitas adalah kemampuan
serat untuk memendek lagi ke panjang semula apabila tarikan dilepaskan.
Sedangkan apabila serat mendapatkan tarikan maka akan mengakibatkan
mulur.

1.2.6 Keriting dan pilinan serat

Beberapa serat alam telah mempunyai pilinan pada waktu tumbuhnya yang
disebut pilinan asli. Serat kapas memiliki pilinan asli kira-kira 155-600/inci.
Pilinan ini dapat dilihat dengan mikroskop. Sedangkan serat woll dinilai
lebih bergelombang atau keriting dari serat lain. Bentuk gelombang atau
keriting ini mempunyaipengaruh terhadap daya kohesi antar serat sehingga
dapat menghasilkan benang yang ruah (lofty). Untuk serat-serat buatan
bentuk keritingdapat diberikan secara mekanik dalampembuatannya.
1.2.7 Kehalusan serat

Kehalusan serat turut menentukan kekuatan dan kehalusan benangnya,


makin halus makin baik, tetapi terlalu halus untuk suatu serat alam dapat
menunjukkan mudanya serat itu. Serat yang muda dapat menimbulkan serat
yang kusut (nep) dalam pengolahannya, sehingga benang yang dihasilkan
bermutu rendah.

1.2.8 Kedewasaan serat

Kedewasaan serat menunjukkan tua mudanya serat. Serat dewasa berarti


serat tersebut berkembang dengan sempurna, sedangkan serat muda berarti
perkembangannya tidak sempurna atau terhenti. Serat muda sewaktu
dipintal banyak yang membentuk nep dan tidak tahan terhadap gesekan.

1.2.9 Warna serat

Pada umumnya makin putih, warna serat makin baik. Dalam beberapa hal
karena gangguan iklim, hama, jamur dan lain – lain, serat alam akan
berwarna krem, coklat, abu – abu, biru atau berbintik, dan sebagainya.

Menurut Sunarto (2008:6-11), serat memiliki dua sifat, yaitu sifat fisika dan
sifat kimia. Sifat fisika serat ada delapan, yaitu panjang serat, kekuatan
serat, mulur dan elastisitas, saya serap, kriting dan pilinan serat, kehalusan
serat, kedewasaan serat, dan warna serat.

1.3 Klasifikasi Serat Tekstil

Menurut Enny Zuhni (1997:5), ditinjau dari asal seratnya dapat dibedakan atas
serat alam dan serat buatan. Serat alam terbagi atas serat tumbuh-tumbuhan,
protein, dan mineral. Untuk serat buatan terbagi atas basis polimer alam (basis
selulosa, protein dan mineral) dan polimer buatan. Sedangkan menurut Fitrihana
(2008:2-3), penggolongan serat dibedakan menjadi 2, yaitu serat alam dan serat
buatan.
Sedangkan menurut Fitrihana (2008:2-3), penggolongan serat dibedakan menjadi
2, yaitu serat alam dan serat buatan.
1) Serat Alam

a. Tumbuhan : kapas, rami, nanas, jute, sisal, flax


b. Hewan : sutera, wool, unta, kelinci
c. Mineral : abses

2) Serat Buatan/ Sintetis

a) Bahan Organik, terbagi menjadi 2 bagian, yaitu polimer alam (semi


sintetis) yang terdiri dari rayon dan tencel, dan polimer buatan yang
terdiri dari polyester, acrylic, nylon / poliamida, lycra.
b) Bahan An-Organik terdiri dari gelas dan logam.

2. Bahan Serat
Bahan serat adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan komponen yang
membentuk jaringan memanjang yang utuh. Istilah serat sering dikaitkan dengan
sayur-sayuran, buah-buahan, dan tekstil. Sayuran dan buah-buahan merupakan
makanan berserat tinggi sangat baik bagi sistem pencernaan makanan. Serat juga
digunakan sebagai bahan baku tekstil (bahan pembuat pakaian). Berdasarkan asal
bahan penyusunnya serat dikelompokkan menjadi dua yaitu serat alami (polimer
alami) dan serat sintetis (polimer sintetis). Secara tradisional serat alam ini
diperoleh melalui prosessederhana. Serat ini sangat banyak manfaatnya bagi
kehidupanmanusia, sehingga mendorong manusia untuk menirunya melalui
rekayasa teknologi.

2.1. Serat Alami (Polimer alami)

Gambar 1. Macam-macam serat alami


Sumber: http://www.pustakamateri.web.id
Bahan Serat alami diperoleh dari tumbuhan, hewan, dan mineral. Serat tumbuhan
diperoleh dari selulosa tumbuhan, misalnya dari kapas, kapuk, rami, dan jute.
Contoh tekstil dari selulosa adalah katun dan linen dan tentunya masih banyak lagi,
namun penulis hanya menyertakan bahan katun.
• Kain Katun

Gambar 2. Contoh Kain Katun


Sumber: https://images.app.goo.gl/o7nS5bWaoHUqoQUB7

Serat kapas berasal dari tanaman Gossypium, sejenis belukar dengan


tinggi antara 120 sampai 180 cm. Pada awalnya tanaman iniditemukan di India
sekitar tahun 5000 SM dan kemudian menyebar ke barat dan timur., dan lebih
dikenal dengan nama jenis kain katun. Serat kapas sangat penting di industri
tekstil karena bahan nya mudah didapat, sangat kuat. Sifat kapas yg kurang
kenyal yang menyebabkan kapas mudah kusut. Kapas itu dipintal dan
kemudian manjadi benang, akhirnya ditenun menjadi kain. industri tekstil
banyak mengandalkan kapas menjadi bahan utama. Kain serat kapas juga
disebut serat katun, dahulu sudah dikenal kira-kira 5000 tahun SM. Menurut
para ahli, India adalah negara tertua yang menggunakan kapas (Ernawati,
Izwerni dan Weni Nelmira, 2008:156).
Katun merupakan suatu bahan yang tidak tetap, sehingga sulit untuk
diketahui sifat penampilanya. Kain katun adalah yang paling murah dari bahan
serat alami lainnya. Dahulu ada suatu pemikiran bagi pabrik-pabrik tekstil
untuk mencampur bahan katun dengan poliester, hal itu akan memberikan
suatu bahan yang memiliki tampilan serupa katun dengan perbaikan daya
lentingnya. Karena ada kandungan sintetisnya, maka akan berpengaruh juga
terhadap pemilihan jenis benang jahit, serta temperatur setrika, dan tentu saja
cara pemeliharaan/ pencuciannya (Goet Poespo, 2005:69).
Membujur Melintang
Gambar 3
Penampang serat katun bentuk melintang serat katun seperti bentuk
buncis dan sepatu roda dengan bagian yang kosong dan penampang membujur
seperti pita pipih (Sugiarto dan Shigeru Watanabe, 2003:228).

1) Sifat-Sifat Kain Katun


Kain katun memiliki sifat-sifat menguntungkan adalah sifat yang kuat dalam
keadaan basah bertambah 25%, dapat menyerap air (higroskopis), tahan panas
setrika tinggi, dan tahan obat-obat kelantang. Disamping sifatnya yang
menguntungkan diatas terdapat sifat yang kurang menguntungkan yaitu katun
tidak tahan terhadap asam mineral dan asam organik (walaupun asam organik
sering digunakan untuk memperidah tenunan), katun kurang kenyal yang
menyebabkan mudah kusut, dan katun dapat susut saat dicuci, kain katun harus
disimpan dalam keadaan kering atau di tempat yang tidak lembab (Ernawati,
Izwerni dan Weni Nelmira (2008:157).9 Menurut Goet Poespo (2005:76), kain
katun memiliki sifat kuat (bahkan ketika basah masih menyerap), menarik
panas tubuh, kusut, susut atau mengerut (kecuali ditangani dengan baik), rusak
oleh matahari, keringat dan lapuk. Selain itu, sifat kimianya adalah tahan
terhadap penyimpanan, pengolahan dan pemakaian yang normal, kekuatan
menurun oleh zat penghidrolisa karena terjadi hidro-selulosa mempunyai efek
kilap, karena proses mersirasi, serat mudah diserang oleh jamur dan bakteri
terutama dalam keadaan lembab dan pada suhu yang hangat.
2) Sifat Kimia Serat Kapas
Tahan terhadap penyimpanan, pengolahan dan pemakaian yang normal,
kekuatan menurun oleh zat penghidrolisa karena terjadi hidro-selulosa
mempunyai efek kilap, karena proses mersirasi, serat mudah diserang oleh
jamur dan bakteri terutama dalam keadaan lembab dan pada suhu yang hangat.

2.2 Serat Sintesis (Polimer sintesis)

Gambar 4. Benang berbahan serat sintetis


Sumber: https://images.app.goo.gl/wjgW92U8F8Cf9hN78
Serat sintetis merupakan serat yang dibuat oleh manusia, bahan dasarnya
tidak tersedia secara langsung dari alam. Contoh kain yang terbuat dari serat sintetis
adalah rayon, polyester, nilon, dll.

• Kain Poliester

Gambar 5. Contoh Kain Poliester


Sumber: https://images.app.goo.gl/Y4cNop1xt5XXa1Ak7
Dalam pembuatan benang poliester diproduksi dalam dua bentuk berbeda:
serat filamen reguler dan serat filamen tekstur. Kain poliester, terutama pada tingkat
kenyamanannya merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk meningkatkan
nilai jual, dan memberikan rasa nyaman pada kulit tubuh pemakainya. Sifat-sifat
kain poliester bervariasi tergantung komposisi mereka, struktur web dan
pengolahan, namun beberapa fitur umum ditemukan dengan hampir semua kain
poliester. Berikut ini merupakan karakteristik bahan poliester yaitu Asal bahan:
produk-produk petroleum, Konstruksi bahan (bobot bahan bervariasi luas),
Penyempurnaan warna bahan: susah atau tidak luntur, Jatuhnya bahan: filamen
yang halus, bahan rajutan baik sekali, Tekstur bahan: variasi dan luas, Kegunaan
bahan: gaun, setelan (Suits), pakaian sport, kemeja, celana, pakaian dalam, bahan
pelapis, gorden, benang-benang, isian untuk bantalan, pakaian anak-anak, Macam
dan lebar bahan (Crepe, Double knit), dan lebar kain 115 cm, 150 cm (Goet Poespo,
2005:79).

Mikrofiber terbaru memberikan penampilan yang lembut dan tekstur lebih


mirip, serta keharuman dan rasa dari sutra. Tidak semua poliester memiliki sifat dan
karakteristik yang sama tetapi mereka akan berbagi sebagian besar dari mereka
(FRR. Mallory, eHow.com). Mikrofiber merupakan terminologi yang digunakan
untuk menggambarkan serat yang sangat halus dan penyebutan untuk teknologi
pengembangan serat ini.

Poliester merupakan serat buatan manusia pertama yang digunakan dalam


kain, diseluruh dunia. Hal ini cenderung menjadi serat murah untuk memproduksi
dan karakteristik umum dan ketersediaan tanaman berbasis non telah
memungkinkan untuk menciptakan kain dan pakaian murah yang mengubah
industri tekstil pada tahun 1941. Inovasi terbesar di poliester adalah penemuan
terbaru dari mikrofiber. Penemuan ini memungkinkan produsen poliester untuk
mengubah tekstur dan nuansa poliester menjadi kain yang super-lembut tahan lama,
ringan. Kain poliester ada yang terbuat dari serat filamen asli yang licin dan lurus
yang dikenal sebagai poliester regular, namun ada pula kain poliester yang dibuat
dari benang filamen poliester yang dibuat keriting dan bergelombang, yang dikenal
sebagai poliester tekstur. Proses atau penteksturan bertujuan meningkatkan daya
serap, fleksibilitas, dan kemampuan menyimpan udara, sehingga diharapkan kain
akan lebih nyaman dipakai.

Poliester merupakan istilah umum yang menggambarkan suatu serat yang


diproduksi adalah setiap zat panjang rantai polimer sintetik di mana setidaknya 85%
(berat) polimer merupakan ester dan asam tereftalat (FRR.Mallory, eHow.com).
Poliester ditemukan oleh J. T. Dickson dan J. R. Whinfield dari Calico Prointers
Association dan dikembangkan pertama kali oleh I.C.I di Inggris dengan nama
dagang Terylene. Selanjutnya serat ini kembangkan pula di Amerika oleh Du Pont
Co, dengan nama dagang Dacron. Saat ini sudah terdapat banyak sekali jenis
poliester (Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti, 2009:25). Poliester termasuk
serat buatan. Serat buatan terbentuk dari polimer-polimer yang berasal dari alam
maupun polimer-polimer buatan yang dibuat dengan cara kepolimeran senyawa-
senyawa kimia yang relatif sederhana. Semua proses pembuatan serat dilakukan
dengan menyemprotkan polimer yang berbentuk cairan melalui lubang-lubang
kecil (spinneret).

Serat poliester di buat dari hasil reaksi asam terftalat dengan etilena glikol
menjadi ester etilenaglikol tereftalat, yang selanjutnya dipolimerisasikan secara
kondensasi menjadi poliester. Poliester pertama-tama dibuat dalam bentuk chips
kemudian dipintal dengan metode pemintalan leleh menjadi benang filamen
poliester.

Membujur Melintang

Gambar 2.2
Penampang serat poliester bentuk melintang serat poliester seperti silinder
dan penampang membujur bulat (Tim Fakultas Teknik, 2001).

1) Sifat-sifat Kain Poliester

Sifat-sifat kain poliester bervariasi tergantung komposisi mereka, struktur


web dan pengolahan, namun beberapa fitur umum ditemukan dengan hampir
semua kain poliester. Kain poliester merupakan kain yang bersifat mengkilap
tidak mudah kusut dan tipe yang bisa langsung dipakai tanpa disetrika dengan
kehalusan yang menyerupai sutra, tidak mudah menarik kotoran serta
pemeliharaan mudah tidak menimbulkan jamur.

Menurut (FRR.Mallory, eHow.com, 2010), kain poliester memiliki sifat


biaya murah, kekuatan yang unggul dan ketahanan, ringan, hidrofobik yang
memiliki efek kelembaban kering atau bergerak menjauh dari sentuhan, akan
tetapi memiliki titik lebur yang sangat tinggi, apakah tahan terhadap pewarna,
pelarut dan bahan kimia yang paling; noda tahan; menolak peregangan dan
menyusut, cepat kering, keriput, jamur dan tahan abrasi; mempertahankan
lipatannya panas-set dan lipatan dan mudah untuk mencuci. Selain sifat-sifat
diatas, kain dari serat buatan dapat dibuat macam-macam efek timbul, dapat
dibuat lipatan, ukuran baju dapat stabil tak berubah dan kain-kain yang berupa
kain rajutan tak perlu dikelim. Adapun keburukannya antara lain lipatan-
lipatan yang terjadi sukar dihilangkan. Walaupun kelompok serat di atas
berbeda dalam komposisi kimia dan struktur namun mempunyai sifat-sifat
yang hampir sama. Walaupun banyak masyarakat yang tidak mengetahui
jenis kain poliester, tetapi mereka tanpa sadar sering menggunakan pakaian
yang menggunakan jenis kain poliester murni maupun campuran.
Karakteristik kainnya yang baik membuat poliester mudah diterima
masyarakat, dan sampai saat ini masih merupakan serat paling dominan
didunia (Rodia Syamwil dan Adhi Kusumastuti, 2009:25). Kain poliester
sesuai untuk dijadikan pakaian resmi atau pakaian kerja yang elegan dan rapi.
Poliester tekstur dapat dijadikan pakaian wanita dan pria yang lebih fleksibel
dan lentur. Poliester mikrofilamen dapat dijadikan gaun yang lembut dan
melangsai. Setiap bahan memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Oleh karena
itu, sebelum memilih suatu bahan, kita harus tahu sifat atau karakteristik dan
kemungkinan penggunaannya.

Kenyamanan merupakan sesuatu sifat rasa aman dan nyaman pada


seseorang pada benda dan keadaan yang di hadapinya. Kain poliester
merupakan jenis kain bersifat sintetis dan termasuk dalam serat buatan yang
banyak digunakan dalam industri khususnya industri tekstil kerena sifatnya
yang mudah didapat, murah dan dapat diproduksi dalam jumlah banyak.
Menurut (Mohamad Ansori, 2011), kain poliester pada umumnya tidak
nyaman, akan tetapi dengan perkembangan zaman disertai modifikasi dan
desain modern. Kain poliester bisa disesuaikan dan memberikan kesan
nyaman dan rapi bagi sipemakai.

2) Sifat kimia poliester

Tahan asam, basa lemah tetapi kurang tahan basa basa kuat, tahan zat
oksidator, alkohol, sabun, dan zat untuk pencucian kering. Tahan terhadap
jamur, serangga dan bakteri.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa sifat serat


tekstil dibedakan menjadi 2, yaitu sifat fisika serat dan sifat kimia serat. Sifat
fisika serat ada 9, yaitu panjang serat, penampang lintang serat, kekuatan serat,
daya serap serat, mulur dan elastisitas serat, keriting dan pilinan serat,
kehalusan serat, kedewasaan serat dan warna serat. Sedangkan sifat kimia serat
ada 5, yaitu sifat kimia serat kapas, serat wol, serat sutera, serat rayon viskosa
dan poliester.
PENUTUP

Serat tekstil adalah merupakan suatu benda yang memiliki perbandingan


antara panjang dan diameter sangat besar. Serat dapat digunakan sebagai serat
tekstil harus memenuhi persyaratan diantaranya adalah panjang, fleksbilitas, dan
kekuatan. Serat tekstil merupakan bahan dasar pembuatan benang dengan cara
dipintal, benang yang telah jadi kemudian ditenun menjadi kain dengan cara
menganyam benang lungsi dan pakan. Benang lungsi adalah benang yang terletak
kearah panjang kain, benang pakan adalah benang yang terletak kearah lebar kain.

Dalam memenuhi kebutuhan manusia dalam sandang, memerlukan pula


bermacam-macam jenis kain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia.
Berbeda jenis memiliki karakteristik yang berbeda pula, seperti sifat serat, jika kain
yang seratnya berasal dari alam, memiliki daya serap yang tinggi, dan jenis serat,
seperti serat sintetis memiliki elastisitas yang baik sehingga tidak mudah kusut
sehingga tidak memerlukan penyetrikaan panas. Dan pastinya masih banyak lagi
contoh lainnya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pentingnya komponen serat pada
kain.

Serat katun bersifat kuat, dapat menyerap air (higroskopis), tahan panas
setrika tinggi, dan tahan obat-obat kelantang namun tidak tahan terhadap asam
mineral dan asam organik, mudah kusut, dan katun dapat susut saat dicuci, kain
katun harus disimpan dalam keadaan kering atau di tempat yang tidak lembab,
sedangkan serat polyester memiliki yang bersifat mengkilap tidak mudah kusut dan
tipe yang bisa langsung dipakai tanpa disetrika dengan kehalusan yang menyerupai
sutra, tidak mudah menarik kotoran serta pemeliharaan mudah tidak menimbulkan
jamur. Namun dibalik kelebihan dan kekurangan itu semua, kain katun dan
polyester sanat sering dipakai dalam industri tekstil.

Sekian penulis yang dapat susun mengenai serat, khususnya serat katun dan
poliester. Pastinya masih banyak kekurangannya, maka dari itu penulis mohon maaf
sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Hardika. 2019. “Seni dan Budaya Ikat Tenun Nusantara”.


https://www.researchgate.net/publication/333338833_Seni_dan_Budaya_Tenun_I
kat_Nusantara. diakses pada 31 Desember 2020 waktu 17.54.

Ramlawati, dkk. 2017. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2017. Depok:_______

Delima Suardiningsih. 2013. Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada


Busana Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan. Skripsi. Universitas Negeri
Semarang.

Gratha B., dan Judi Achjadi. 2016. Tradisi tenun ikat Nusantara. Jakarta : Bab
Publishing

Ferlina, Ina Nur. 2011. Penerapan Hasil Belajar Pengetahuan. repository.upi.edu.


Jakarta. Universitas Pendidikan Indonesia. id.wikipedia.org

Suardiningsih, Delima. 2013. “Perbedaan Kain Katun Dengan Poliester Pada


Busana Kuliah Ditinjau Dari Aspek Kenyamanan”. Skripsi. Fakultas Teknik,
Teknologi Jasa dan Produksi, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

http://seputarpengertian.blogspot.com/2018/03/pengertian-serat-tekstil-serta-
jenisnya.html 17.54

Anda mungkin juga menyukai