Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL

UJI PEMBAKARAN DAN UJI BERAT JENIS

Nama : Cyanisa Novi Demareanti


NPM : 18030014
Prog.Studi : Produksi Garmen
Grup/Kelompok : G1/1
Dosen/Asisten : Juju, AT., M.Si. / Witri A.S., S.ST. /
Sri Lestari

LABORATORIUM EVALUASI KIMIA TEKSTIL


POLITEKNIK STTT BANDUNG
2018
LAPORAN PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL
UJI PEMBAKARAN DAN UJI BERAT JENIS

I. Teori Dasar

1.1 Serat
Serat (fiber) adalah suatu jenis bahan berupa potongan-potongan
komponen yang membentuk jaringan memanjang yang utuh.
Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), serat
adalah suatu material yang perbandingan panjang dan lebarnya
sangat besar dan molekul penyusunnya terorientasi, terutama kearah
panjang. Singkatnya, serat adalah suatu benda yang memiliki
perbandingan antara panjang dan diameter sangat besar. Serat dapat
digunakan sebagai serat tekstil, namun serat yang digunakan harus
memenuhi persyaratan diantaranya adalah panjang, fleksibilitas, dan
kekuatan. Sebagai bahan baku dalam pembuatan benang dan
pembuatan kain, serat memegang peranan penting karena sifat-sifat
serat akan mempengaruhi sifat-sifat benang atau kain yang dihasilkan
baik yang diolah secara mekanik maupun secara kimia.
Serat tekstil merupakan bahan dasar pembuatan benang yang
diolah dengan cara dipital, benang yang telah jadi kemudian ditenun
atau dirajut menjadi kain. Kain ini terbentuk dari serat tekstil yang
diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan kain seperti yang
dapat dilihat di pasaran, ataupun kain yang sudah dijadikan pakaian
jadi.

1.2 Klasifikasi Serat


Serat tekstil secara garis besar dapat dikelompakkan atas dua
kelompok, yaitu serat alam yang berasal dari alam dan serat buatan
yang harus dibuat terlebih dahulu karena belum tersedia dialam alam
bentuk serat.
1.2.1 Serat Alam
Menurut Jumaeri (1977:5) serat alam adalah serat yang
langsung diperoleh di alam. Bahan serat alam berasal dari alam.
Bahan serat alam yang dimaksud adalah bahan organik yang
tidak diolah kembali melalui proses dan penambahan bahan
kimiawi sehingga keasliannya tetap terjaga dan diutamakan.
Bahan serat alam dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu
yang berasal dari tumbuhan, hewan, dan mineral.
a. Serat Tumbuhan (Serat Selulosa)
Serat tumbuhan biasanya tersusun atas selulosa,
hemiselulosa, dan kadang-kadang mengandung pula lignin.
Serat yang berasal dari tumbuhan dapat dilihat berdasarkan
bagian-bagian tumbuhan. Tidak semua tumbuhan memiliki
kandungan yang dapat diolah menjadi serat alam. Hal ini
disebabkan serat yang diinginkan sebagai bahan baku produk
tesktil memiliki persyaratan. Diantara persyaratan tersebut
adalah kuat, tahan lama, bentuknya tetap (tidak susut),
permukaan yang halus ataupun bertekstur sesuai persyaratan
produk.
Adapun serat yang berasal dari tumbuhan dapat
diklasifikasi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
1) Serat dari Biji.
Tumbuhan memiliki biji yang beraneka ragam.
Beberapa biji telah memenuhi persyaratan untuk diolah
sebagai bahan serat. Contohnya biji dari pohon kapas
dan kapuk. Meskipun begitu, saat ini kapas dan kapuk
sudah jarang dipergunakan untuk bahan baku produk
tekstil. Hal ini disebabkan peminat kapas dan kapuk
sudah mulai berkurang. Kapas lebih banyak
dipergunakan orang sebagai bahan kosmetik dibanding
untuk produk tekstil ataupun kerajinan lainnya. Bahan
tekstil dari kapas memiliki beberapa karakteristik seperti,
bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut,
mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur, dan
mudah terbakar.
2) Serat dari Batang
Setiap tumbuhan memiliki batang. Struktur batang
yang dihasilkan tumbuhan tentunya tidak sama satu
dengan lainnya. Jenis batang yang menghasilkan serat
alam dapat berupa jenis batang yang berkambium
ataupun tidak berkambium. Contohnya batang pohon
anggrek, melinjo/ganemon, mahkota dewa, beringin,
yonkori, flax, jute, rosella, henep, rami, urena, kenaf, dan
sunn.
3) Serat dari Daun
Tumbuhan yang dapat diolah sebagai bahan serat
dari daunnya tidaklah banyak. Namun, banyak orang
memanfaatkan serat dari daun sebagai bahan baku
produk tekstil. Contohnya serat daun mendong (purun
tikus), daun nanas, daun pandan berduri, daun eceng
gondok, daun abaka, daun sisal, dan daun henequen.
4) Serat Berasal dari Buah
Tumbuhan yang memiliki buah sangat banyak dan
beragam. Namun yang menghasilkan buah yang dapat
diolah menjadi bahan serat alam tidaklah banyak. Buah
yang sudah dimanfaatkan sebagai bahan serat adalah
kelapa. Buah kelapa memiliki sabut yang melapisi buah.
Sabut tersebut telah banyak digunakan sebagai bahan
serat. Sabut buah kelapa memiliki banyak manfaat.
Semua jenis sabut, mulai dari sabut yang memiliki serat
panjang, serat pendek, hingga debu sabut dapat
dimanfaatkan semuanya. Namun yang dipergunakan
sebagai serat hanyalah yang memiliki potongan-potongan
panjang. Selanjutnya, serat ini diolah kembali menjadi
bahan baku.
Selain itu ada juga serat kayu yang berasal dari batang
tumbuhan berkayu. Serat kayu umumnya dibedakan menjadi
dua, yaitu serat panjang dan serat pendek. Serat panjang
biasanya berasal dari jenis kayu keras (hard wood) atau
pohon berdaun jarum (subdivisi gymnospermae) sedangkan
serat pendek berasal dari kayu lunak (soft wood) atau pohon
berdaun lebar (subdivisi angiospremae).
b. Serat Hewan (Serat Protein)
Serat Protein umumnya tersusun atas protein tertentu.
Bagian hewan yang dimanfaatkan seratnya adalah bulu. Bulu
hewan yang paling banyak diolah sebagai bahan baku serat
produk tekstil di antaranya stapel dan flamen.
1) Serat dari Stapel
Stapel merupakan serat yang berbentuk rambut hewan
yang disebut dengan wool. Contohnya domba, alpaca,
unta, cashmer, mohair, kelinci, dan vicuna. Rambut
hewan yang paling banyak digunakan adalah wool dari
bulu domba. Serat wool mempunyai ciri-ciri agak kuat,
tidak berkilau, keriting, kekenyalan tinggi, elastisitas
tinggi, dan merupakan penahan panas yang baik, tahan
terhadap jamur dan bakteri.
2) Serat dari Filamen
Filamen merupakan serat yang berbentuk jaringan.
Contohnya adalah serat yang berasal dari larva ulat
sutera yang digunakan untuk membentuk kepompong.
Kepompong inilah yang merupakan serat lalu dipintal
menjadi benang. Karakteristik bahan serat alam yang
menjadi perhatian adalah pada permukaan seratnya,
seperti kehalusan, kekuatan, daya serap, dan kemuluran
atau elastisitas. Sementara serat sutra mempunyai ciri-ciri
berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah kusut,
sangat halus, kekuatannya tinggi, tahan terhadap sinar
matahari, daya serap cukup tinggi, tidak mudah berjamur,
mudah terbakar, berbau seperti rambut terbakar, bekas
pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, serta mudah
dihancurkan.
c. Serat mineral
Serat mineral umumnya dibuat dari asbestos.

1.2.2 Serat Buatan (Serat Sintetik)


Menurut Jumaeri (1979:35) serat buatan yaitu serat yang
molekulnya disusun secara sengaja oleh manusia. Serat buatan
dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Serat Buatan Organik
1) Polimer Alam
Rayon merupakan serat buatan yang paling awal
dibuat, rayon memiliki faktor yang terpenting untuk
keberhasilan pemasaran serat rayon adalah harga yang
murah dan dapat dipergunakan untuk membuat kain yang
bagus dengan warna menyerupai wool, sutera ataupun
linen. Serat rayon pertama kali dibuat untuk membuat
kain pakaian jenis krep atau menyerupai linen. Serat
rayon ada bermacam-macam yaitu serat rayon viskosa,
rayon kupramonium, rayon modulus, rayon kekuatan
tinggi, dan serat polinosik. Jenis serat rayon yang dapat
digunakan sebagai kain untuk busana anak, yaitu serat
rayon viskosa dan rayon kuproamonium.
a) Rayon Viskosa
Campuran rayon viskosa dan poliester banyak
digunakan sebagai bahan pakaian. Kain-kain yang
halus digunakan untuk pakaian dan pakaian dalam.
Rayon viskosa tahan terhadap penyetrikaan, tetapi
oleh pemanasan yang lama warnanya akan berubah
menjadi kuning. Sedangkan oleh penyinaran
kekuatannya akan berkurang. Rayon viskosa cepat
rusak oleh asam dibandingkan dengan kapas,
terutama dalam keadaan panas. Rayon viskosa tahan
terhadap pelarut-pelarut, Sedangkan jamur akan
menyebabkan kekuatannya berkurang serta berwarna
lebih kusam.
b) Rayon Kupramonium
Rayon kupramonium adalah selulosa yang di
generasi, maka sifatnya banyak yang sama dengan
rayon viskosa. Perbedaan sifat-sifatnya antara rayon
kupramonium dengan rayon viskosa yaitu rayon
kuproamonium sangat halus, lebih mulur diwaktu
basah dibanding waktu kering, bahan mudah terbakar,
dan kekuatannya berkurang oleh sinar matahari.
Rayon kupramonium kebanyakan digunakan untuk
busana pesta anak wanita, karena kain bermutu tinggi
dengan kehalusan filamennya member sifat lemas dan
drape yang baik.
2) Polimer Buatan
a) Poliamida (Nylon)
Polimida (nylon) merupakan serat yang kuat. Sifat-
sifat nylon adalah kuat dan tahan gesekan , daya
mulurnya besar apabila diregang sampai 8 %, benang
akan kembali pada panjang semula, tetapi kalau terlalu
regang bentuk akan berubah, elastis, tidak mengisap
uap air panas atau bahan tekstil mudah kering,
sehingga nylon akan baik digunakan untuk pakaian
bepergian, dan pakaian dalam anak karena ringan dan
cepat kering.
b) Poliester
Kain-kain yang dibuat dari poliester mempunyai sifat
cepat kering, kuat dan dapat berbentuk seperti serat
alam. Serat-serat poliester bisa dicampur dengan
serat-serat katun, wool, rayon, dan sutera. Poliester
memiliki sifat yang baik, yaitu sifat tahan kusut, dan
dimensi yang stabil. Untuk pakaian ringan/tipis,
poliester sangat baik jika dicampur dengan kapas.
Serat poliester dapat menghasilkan kain yang tipis
atau tebal dengan cara menenun atau merajut sesuai
dengan kebutuhan, jika menginginkan kain yang terasa
sejuk atau hangat, poliester dapat dicampur dengan
katun atau rayon, disebut dengan TC dan TR, yang
digunakan sebagai seragam sekolah anak.
c) Serat Akrilat
Sifat akrilat yang menonjol adalah mempunyai berat
jenis rendah dan daya ruwah (bulking power) yang
sangat besar, sehingga serat tersebut sering diberi
julukan hangat tak berbobot (warmth without weight).
Serat akrilat di gunakan sebagai pengganti wool pada
busana anak. Keberhasilan serat akrilat terutama pada
penggunaan sebagai serat stapel yang dapat
menyerupai sifat wool. Untuk pakaian terasa lebih
lembut, lebih ringan dan tidak gatal seperti sifat serat
wool, tidak mengempa (non felt), mudah dicuci atau
dirawat menjadikan serat ini saingan dari serat wool.

b. Serat Buatan Anorganik


1) Serat Gelas
Serat Gelas dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu
filamen dan staple. Filament glass terbentuk dari
pencampuran secara teliti bahan-bahan pasir silikat, batu
kapur, dan paduan mineral untuk pembuatan gelasnya.
Staple glass terutama benang gelas staple terbuat dari
gelas yang tahan zat kimia.
2) Serat Logam
Serat logam banyak digunakan untuk membuat
bermacam-macam jenis benang, seperti benag emas,
perak, tembaga, alumunium. Apabila benang logam
tersebut akan ditenun, sebaiknya digabung dengan
benang dari bahan lain. Hal ini disebebkan benang logam
tersebut memiliki sifat kaku dan sukar dipelihara.
Dengan makin berembangnya tekstil, serat tekstil buatan jumlah jenis
serat yang digunakan dalam pertekstilan makin banyak, bahkan pada
beberapa jenis serat telah dikembangkan untuk meningkatkan mutuya.
Pada akhir-akhir ini banyak bahan tekstil yang dibuat dari campuran dua
macam serat atau lebih, dengan tujuan untuk meningkatkan mutu atau
mendapatkan sifat-sifat tertentu pada kain jadinya. Karena jenis dan kadar
serat dalam tekstil mempengaruhi sifat kain dan harganya, maka jenis dan
kadar serat dalam tekstil perlu diketahui dengan cepat. Oleh karena itu,
cara identifikasi dan analisa serat tekstil pada bahan tekstil sangat penting,
salah satunya agar diketahui jenis material yang digunakan, dan
bagaimana perawatannya, hal ini menjadi penting apalagi jika keterangan
yang tertera pada suatu bahan tekstil tidak selalu dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Identifikasi serat didasarkan terutama beberapa sifat khusus dari suatu
serat, yaitu morfologi, sifat kima, dan sifat fisikanya. Pada serat alam,
morfologi serat menunjukkan suatu bentuk dengan perbedaan yang besar
antara satu dengan yang lainnya. Ini disebabkan karena serat tersebut
ditentukan oleh jenis tanaman dan jenis hewannya. Karena itu morfologi
serat dari serat alam sangat menentukan dalam identifikasi seratnya.
Sebaliknya sifat kimia serat alam perbedaannya sangat kecil, karena serat
tersebut selalu tersusun oleh molekul yang sama, misalnya selulosa atau
protein. Pada serat buatan, yang lebih memegang peranan adalah sifat
kimia dan sifat fisika serat tersebut. Ini disebabkan karena serat buatan
sangat ditentukan oleh polimer kimia pada saat proses pembuatanya.
Urutan poses identifikasi yang umum dilakukan adalah pengujian
dengan cara pembakaran, mikriskopik, dan pelarutan.

1.3 Uji Pembakaran dan Uji Berat Jenis Serat


1.3.1 Uji pembakaran
Uji pembakaran ini adalah cara yang paling umum untuk
mengidentifkasi serat. Golongan serat dapat diperkirakan secara
umum dengan cara ini dan tidak dapat dipertanggungjawabkan
untuk campuran serat. Alat yang dipakai untuk analisa cara
pembakaran ini hanyalah nyala api. Nyala api yang baik adalah
nyala api yang diperoleh dari pembakar bunsen yang
menggunakan bahan bakar gas. Korek api merupakan sumber
yang tidak baik, sebab korek api sendiri mengeluarkan bau yang
keras, yang akan mengganggu bau yang dihasilkan dari yang di
uji.
Uji pembakaran tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi
pada jenis serat secara detail dan akurat, tetapi hanya
mengidentifikasi serat secara umum saja, yaitu apakah serat itu
termasuk jenis selulosa, protein, atau buatan. Selain itu, uji
pembakaran akan sulit dilakukan jika digunakan untuk menguji
serat campuran.
Serat yang akan diperiksa dibuat kira-kira sebesar benang
Ne1 dengan panjang 4-5 cm dan diberi puntiran. Pada saat
menyala, perhatikan dimana terjadinya nyala api. Bila nyala api
sudah padam, maka segera dicatat bau dari gas yang
dikeluarkan oleh serat yang terbakar itu. Perlu dicatat apakah
serat mengeluarkan asap atau tidak. Akhirnya perlu dicatat pula
banyaknya, bentuknya, warnanya, dan kekerasan dari abu sisa
pembakaran. Bila serat terbakar cepat, meninggalkan abu
berbentuk serat dan berbau seperti kertas terbakar, maka
keadaan ini menunjukkan serat selulolsa. Bila serat tidak
terbakar sama sekali maka keadaan ini menunjukan serat gelas
atau asbes. Bila serat terbakar tanpa ada abu, berbau rambut
terbakar meninggalkan bularan kecil hitam diujungnya, maka ini
menunjukkan serat protein. Bila bau yang ditimbulkan sama
tetapi tidak meninggalkan abu, maka inilah sutera. Bila serat
meleleh dam membentuk bulatan kecil diujungnya dengan bau
plastik terbakar, maka keadaan ini menunjukkan serat sintetik.

1.3.2 Uji Berat Jenis


Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis
sebuah zat dengan massa jenis air murni. Berat jenis serat dapat
diketahui dengan bantuan suatu zat cair yang telah diketahui
berat jenisnta dimana serat dapat mengapung, tenggelam, atau
pun melayang saat dimasukkan kedalam larutan. Teori yang
mendasari percobaan ini adalah hukum Archimedes tentang
berat jenis. Bunyi hukum Archimedes yang digunakan adalah
sebagai berikut:
“Benda yang dimasukkan atau dicelupkan sebagian atau
seluruhnya dlam zat cair akan mendapatkan gaya yang arahnya
ke atas dan besarnya sama dengan berar zat cair yang
dipindahkan oleh benda itu.”
Gaya ke atas yang dialami oleh benda tersebut disebut
dengan gaya apung. Gaya apung sama dengan berat benda di
udara dikurangi dengan berat benda dalam air.
F a=w u−wa
Ada tiga kemungkinan peristiwa yang terjadi jika sebuah
benda, dimasukkan kedalam zat cair.
a. Mengapung
Benda dinyatakan mengapung jika benda berada tepat
dibawah lapisan permukaan air atau sedikit muncul keluar dari
permukaan air. Benda akan terapung jika berat jenis benda
lebih kecil dari massa jenis zat cair dan besar gaya apung
(Fa) sama dengan berat benda (W).
ρb < ρf
W =Fa
b. Melayang
Benda dikatakan melayang jika benda berada dalam zat
cair, tetapi tidak berada di dasar zat cair. Benda melayang jika
berat jenis benda sama atau hampir sama dengan berat jenis
zat cair dan besar gaya apung (Fa) sama atau hampir sama
dengan berat benda (W).
ρb =ρf
W =Fa

c. Tenggelam
Serat dikatakan tenggelam jika berada di dasar zat cair.
Benda tenggelam jika berat jenis benda lebih besar dari berat
jenis zat cair dan besar gaya apung (Fa) lebih kecil dari berat
benda (W).
ρb > ρf
W >Fa

Berat jenis serat diketahui dengan bantuan suatu zat cair yang
diketahui berat jenisnya, dimana serat dapat terapung,
tenggelam, atau melayang. Untuk menentukan berat jenis
digunakan dua macam cairan yang dapat tercampur sempurna di
dalam berbagai perbandingan sehingga menghasilkan larutan
dengan berat jenis 1,0 sampai 1,5. Larutan yang dapat
digunakan antara lain karbontetraklorida (CCl4) dengan berat
jenis 1,6 dan xylena dengan berat jenis 0,8.
Untuk membuat berbagai larutan dengan berat jenis antara
1,0 sampai 1,6 dibuat larutan dengan mencampur larutan
karbontetraklorida (CCl4) dan xylena dengan perbandingan yang
tertera dalam table sebagai berikut.
Tabel Berat Jenis
Bagian
Nomor Bagian
Karbontertakl Berat Jenis
Campuran Xylena
orida (CCl4)
1 10 0 1,600
2 9 1 1,527
3 8 2 1,454
4 7 3 1,381
5 6 4 1,308
6 5 5 1,235
7 4 6 1,162
8 3 7 1,089
9 2 8 1,016
10 1 9 0,943
11 0 10 0,870

II. Alat dan Bahan


II.1 Uji Pembakaran
a. Alat yang digunakan
- Pembakar bunsen
- Pinset
- Korek api
- Selotip
- Gunting
- Alat pelindung diri
b. Bahan yang digunakan
Bermacam-macam serat:
- Kapas - Poliamida/rayon
- Rayon viskosa - Poliester-kapas
- Rami - Poliester-wool
- Sutera - Poliester-rayon
- Wool - Rayon
- Poliester Kuproamonium
- Polikrilat - Rayon Asetat

II.2 Uji Berat Jenis


a. Alat yang digunakan
- Tabung reaksi 5 ml
- Rak tabung reaksi
- Pengait tembaga
- Alat pelindung diri
b. Bahan yang digunakan
Bermacam-macam serat:
- Kapas - Poliester-kapas
- Rayon viskosa - Poliester-wool
- Rami - Poliester-rayon
- Sutera - Rayon
- Wool Kuproamonium
- Poliester - Rayon Asetat
- Polikrilat
- Poliamida (nylon)
Zat kimia:
Larutan campuran CCl4 dan xylena dengan berat jenis dari 0,8 – 1,6
III. Cara kerja
III.1 Uji Pembakaran
- Beberapa helai serat yang akan diperiksa, dipuntir kira-kira sebesar
batang korek api dengan panjang ± 5 cm.
- Contoh serat didekatkan pada nyala api dari samping secara
perlahan-lahan. Saat serat dekat nyala api, diamati apakah serat
meleleh, menggulung, atau terbakar cepat.
- Pada saat serta menyala. Diperhatikan dimana terjadinya nyala api.
Bila api segera padam segera identifikasi bau dari serat yang
terbakar.
- Jika api terus menyala, api dimatikan dengan cara ditiup kemudian
identifikasi bau yang dikeluarkan serat tersebut.
- Setelah nyala api padam, diperhatikan apakah serat mengeluarkan
asap atau tidak, kemudian dilihat sisa pembakaran yang ditingglkan
serat tersebut.
- Hasil pemerisan dibuat dijurnal praktikum.
- Lakukan evaluasi uji pembakaran.

III.2 Uji Berat Jenis


- Tabung reaksi yang bersih diisi dengan larutan campuran CCl 4 dan
xylena yang telah diketahui berta jenisnya, dilarutkan dari yang
terbesar sampai berat jenis yang terkecil.
- Serat yang akan diuji berat jenisnya diambil 2-3 helai kemudian
dibentuk bulatan kecil.
- Bulatan serat dimasukkan satu persatu ke dalam tabung reaksi yng
berisi larutan yang telah diketahui berat jenisnya.
- Kemudian diamati apakah serat mengapung, melayang, atau
tenggelam.
- Serat yang mempunyai berat jenis lebih kecil dari larutan yang telah
diketahui berat jenisnya akan terapung pada larutan tersebut.
- Serat yang mempunyai berat jenis lebih besar dari larutan yang
telah diketahui berat jenisnya akan melayang-layang di tengah
larutan tersebut.
- Berat jenis serat ditentukan dengan mengamati larutan pada posisi
serat melayang, hal ini menunjukkan berat jenis larutan sama
dengan berat jenis serat.
- Apabila posisi serat tengelam pada larutan dengan berat jenis lebih
kecil dari berat jenis serat, dan terapung pada larutan dengan berat
jenis lebih besar dari berat jenis serat, maka berat jenis serat ada di
antara berat jenis keduanya (rata-rata antara berat jeis larutan yang
seratnya tenggelam dan yang seratnya tenggelam).
- Catat dan gambarkan hasil pemeriksaan pada lembar uji berat jenis
serat.

IV. Data Hasil Percobaan


Terlampir

V. Diskusi
5.1 Uji Pembakaran
- Apabila serat terbakar cepat, meninggalkan abu berbentuk serat
dan berbau kertas terbakar, maka keadaan ini menunjukan serat
selulosa.
- Apabila serat terbakar tanpa ada abu, berbau rambut terbakar dan
meninggalkan bulatan kecil diujungnya, maka serat ini termasuk
serat rambut (protein).
- Apabila serat meleleh membentuk bulatan kecil diujungnya dan bau
asam asetat menunjukkan serat rayon asetat. Bau amida dengan
bulatan kecil tek teratur dan keras, menunjukkan serat nylon. Bau
yang menyengat seperti plastik terbakar, dan bulatan kecil
menunjukkan serat poliester.
Melalui evaluasi diatas kita dapat mendiskusikan beberapa hasil
percobaan yang telah dilakukan. Untuk analisa serat tunggal hasil
yang didapat sesuai dengan evaluasi diatas dengan hasil yang akurat
untuk membedakan serat selulosa, protein, dan poliester, kecuali pada
serat poliamida (nylon) dan rayon asetat, kami tidak mendapatkan
hasil yang akurat dalam mengidentifikasi baunya, kami mengalami
kesulitan untuk mengenali bau serat tersebut, dikarenakan kami tidak
mengetahui bau dari amida dan bau asetat.
Pada analisa serat campuran, kami mengalami kesulitan dalam
mengenali baunya. Misalkan kita mengidentifikasi serat campuran
poliester-kapas, kami mengalami kebingungan untuk membedakan
bau kertas dan bau plastik, karena serat tersebut terbuat dari
campuran serat kapas dan serat poliester. Pada kasus ini, kami harus
menyimpulkan sifat yang paling dominan dari serat campuran tersebut.
Analisa serat menggunakan metode pembakaran belum bisa
menentukan jenis serat secara pasti, namun hanya bisa membedakan
antara serat selulosa, protein, dan buatan. Hal ini terlihat dari beberapa
hasil yang menunjukkan bahwa serat yang di identifikasi tidak
menunjukkan perbedaan yang terperinci antara serat satu dengan
serat yang lainnya.

5.2 Uji Berat Jenis


Pada percobaan ini, beberapa nilai berat jenis serat yang tidak
sesuai dengan literatur yang ada. Hal tersebut dapat disebabkan
diantaranya oleh serat yang gumpalannya teralu besar sehingga
menghambat mobilitas serat dalam tabung reaksi. Selain itu, pengamat
terlalu cepat menyimpulkan keadaan serat yang terapung, melayang
dan tenggelam sebelum serat benar benar terendam dengan
sempurna.
Hal ini bisa saja terjadi, karena dalam praktikum akan ada faktor
yang menyebabkan hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur
yang ada. Hal yang sangat berpengaruh pada parktikum ini adalah
ketelitian dan kesabaran dalam praktikum.

VI. Kesimpulan
VI.1 Uji Pembakaran
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
a. Analisa dengan cara pembakaran adalah analisa termudah dan
tercepat, disamping alat-alat yang dibutuhkan adalah umum.
b. Analisa serat dengan cara pembakaran dapat membedakan antara
serat selulosa, protein, dan buatan.
c. Analisa serat dengan cara pembakaran kurang disarankan jika ingin
mendapatkan hasil yang pasti, dikarenakan hasil analisa cara
pembakaran kurang mendetail.
d. Analisa serat dengan cara pembakaran ini dilakukan dengan
mengamati sifat fisika serat, seperti asap, bau, sifat pembakaran,
sisa pembakaran dan hasil pembakaran serat.

Dari percobaan yang dilakukan, identifikasi serat yang didapatkan


adalah:
a. Kapas
Asap : Putih
Bau : Kertas terbakar
Sifat pembakaran : Cepat terbakar meneruskan pembakaran
Sisa pembakaran : - Warna : Abu
- Sifat : Halus
b. Rayon Viskosa
Asap : Putih
Bau : Kertas terbakar
Sifat pembakaran : Cepat terbakar meneruskan pembakaran
Sisa pembakaran : - Warna : Hitam
- Sifat : Halus

c. Rami
Asap : Putih
Bau : Kertas terbakar
Sifat pembakaran : Cepat terbakar meneruskan pembakaran
Sisa pembakaran : Warna : Abu
- Sifat : Halus

d. Sutera
Asap : Putih
Bau : Rambut terbakar
Sifat pembakaran : Cepat terbakar tidakmeneruskan pembakaran
Sisa pembakaran : Warna : HItam keabuan
- Sifat : Kasar, remuk

e. Wool
Asap : Putih
Bau : Rambut Terbakar
Sifat pembakaran : Cepat terbakar tidak meneruskan pembakaran
Sisa pembakaran : - Warna : Hitam
- Sifat : Kasar, remuk
f. Poliester
Asap : Putih
Bau : Plastik terbakar
Sifat pembakaran : Cepat terbakar meneruskan pembakaran
Sisa pembakaran : - Warna : Hitam
- Sifat : Kasar, remuk, keras
g. Poliakrilat
Asap : Putih
Bau : Plastik terbakar
Sifat pembakaran : Cepat terbakar meneruskan pembakaran
Sisa pembakaran : - Warna : Hitam
- Sifat : Keras,remuk, kasar

h. Poliamida (Nylon)
Asap : Putih
Bau : Plastik terbakar
Sifat pembakaran : Cepat terbakar meneruskan pembakaran
Sisa pembakaran : - Warna : Putih kecoklatan
- Sifat : Keras, remuk
i. Poliester-Kapas
Asap : Putih
Bau : Kertas terbakar
Sifat pembakaran : Cepat terbakar meneruskan pembakaran
Sisa pembakaran : - Warna : Hitam
- Sifat : Keras, remuk
j. Poliester-Rayon
Asap : Putih
Bau : Kertas terbakar
Sifat pembakaran : Cepat terbakar meneruskan pembakaran
Sisa pembakaran : - Warna : HItam
- Sifat : Keras, remuk

k. Polister-Wool
Asap : Putih
Bau : Rambut terbakar
Sifat pembakaran : Cepat terbakar meneruskan pembakaran
Sisa pembakaran : - Warna : HItam
- Sifat : Keras, remuk
l. Rayon Asetat
Asap : Putih
Bau : Plastik terbakar
Sifat pembakaran : Cepat terbakar meneruskan pembakaran
Sisa pembakaran : - Warna : Hitam
- Sifat : Keras, remuk, kasar
m. Rayon Kuproamonium
Asap : Putih
Bau : Plastik terbakar
Sifat pembakaran : Cepat terbakar meneruskan pembakaran
Sisa pembakaran : - Warna : Coklat kehitaman
- Sifat : Halus

VI.2 Uji Berat Jenis


Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
a. Analisa serat dengan cara uji berat jenis ini dilakukan untuk
mengetahui jenis serat melalui berat jenis serat dengan
menggunakan zat kimia yang dinamakan Karbontetraklorida (CCl 4)
dan Xylena.
b. Analisa serat dengan cara uji berat jenis serat yang diuji hrus
bersih dari kotoran dan ukuran gumpalan serat tidak terlalu besar
dan tidak terlalu kecil.
c. Apabila dalam percobaan tidak ditemukan serat yang
melayang,maka perhitungan berat jenis dilakukan dengan
menjumlah berat jenis terapung dan berat jenis tenggelam
kemudian dibagi dua.

Dari percobaan yang dilakukan, identifikasi serat yang


didapatkan adalah:
a. Berat jenis kapas : >1,600
b. Berat jenis rayon viskosa : 1,417
c. Berat jenis rami : >1,600
d. Berat jenis sutera : 1,417
e. Berat jenis wool : 1,417
f. Berat jenis poliester : 1,417
g. Berat jenis polikrilat : 1,198
h. Berat jenis poliamida/rayon : 1,125
i. Berat jenis poliester-kapas : 1,490
j. Berat jenis poliester-wool : 1,417
k. Berat jenis poliester-rayon : 1,417
l. Berat jenis rayon asetat : 1,344
m. Berat jenis rayon kuproamonium : 1,527

VII. Daftar Pustaka


Modul Praktikum Serat Tekstil: Laboratorium Evauasi Kimia Tekstil,
Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung
Komalasari, Maya., dan Khairul Umam. 2013. Bahan Ajar Praktikum Serat
Tekstil: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Serat
www.pembelajaranmu.com/2018/03/pengertian-serat-jenis-dan.html?m=1
languages.coatsindustrial.com/id/information-hub/apparel-expertise/know-
about-textile-fibres
http://apobaeado.blogspot.com/2013/05/serat-alami-dan-serat-buatan
sintetis.html
otakbar.blogspot.com/2016/10/mengenal-serat-kayu-dan
penggunaannya.html?m=1
fadhillah-xnd.blogspot.com/2017/07/serat-mineral.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai