Anda di halaman 1dari 14

DEKOMPOSISI KAIN ANYAMAN SATIN

LAPORAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Praktikum Desain Tekstil

Dosen : A. I. Makki,.S.ST., M.T., Desti M., S.ST.

Oleh :

ALLYARISNA NOVIA RAHMADANTY

NPM 18020014

2K1

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STT TEKSTIL

2019
I. MAKSUD DAN TUJUAN

1.1. MAKSUD
Mengetahui dekomposisi kain dengan anyaman tertentu dan
mengidentifikasi jenis-jenis anyaman dasar, yang terdiri dari anyaman polos,
anyaman keper, anyaman satin dan anyaman Celé.
1.2. TUJUAN
 Mengidentifikasi selisih berat hasil pengukuran dan hasil perhitungan.
 Mengidentifikasi besar tetal lusi dan pakan pada kain contoh.
 Mengidentifikasi nomor benang lusi dan pakan pada kain contoh.
 Mengidentifikasi besar mengkeret benang lusi dan pakan kain contoh.
 Mengidentifikasi konstruksi kain contoh.
II. METODE PRAKTIKUM

2.1 ALAT DAN BAHAN

2.1.1 Alat

 Luv (Kaca Pembesar)


 Gunting
 Jarum
 Penggaris
 Neraca Analitik
 Neraca Torsion
 Alat tulis

2.1.2 Bahan
 Kain Contoh Uji (Anyaman satin)

2.2. CARA KERJA

1. Menentukan arah lusi dan pakan pada kain uji (arah lusi diberi tanda panah),
dimana lusi dicari dengan merasakan benang yang kaku dan keras karena telah
diberi kanji. Dapat juga dengan melihatnya ke arah cahaya. Yang terlihat lurus-
lurus (dan ada bagian-bagian yang tebal) adalah benang lusi.
2. Menghitung tetal lusi dan tetal pakan pada 5 bagian pada setiap tempat yang
berbeda dan dicatat tiap bagiannya, serta hitung harga rata-ratanya.
3. Menimbang kain contoh uji dengan ukuran 10 x 10 cm, kemudian catat
beratnya.
4. Mengambil benang lusi pada kain contoh uji tersebut sebanyak 20 helai, Lalu
menimbangnya. Demikian pula untuk benang pakannya.
5. Mengukur panjang benang lusi helai demi helai lalu rata-ratakan (diluruskan),
lalu mencatat panjang dari masing-masing benang tersebut. Demikian pula
untuk benang pakannya, lalu nilai yang telah diperoleh dari 20 benang tersebut
dirata-ratakan. Nilai tersebut digunakan untuk menghitung mengkeret lusi dan
pakan.
6. Mencatat data yang didapatkan.
7. Menghitung dengan data yang diperoleh.
 Mengkeret benang lusi dan pakan
Panjang benang dari kain contoh = Pk
Panjang benang setelah diluruskan = Pb

Pb  Pk
Meng ker et Benang  M   100%
Pb
 Nomor benang lusi dan pakan
Panjang 20 lusi dan pakan setelah diluruskan (m)
Berat 20 lusi dan pakan (g)

Panjang (m) Ne1 = ……….


Nm 
Berat ( g )
Tex = ……….

Untuk benang lusi dan benangTdpakan.= ……….

 Berat kain /m2


a. Dengan penimbangan
Berat kain/m2 = Berat contoh X 100 = B1

b. Dengan perhitungan
P P
Dasar Perhitungan  Nm  B
B Nm
Panjang seluruh benang lusi atau pakan dalam 1 m2 kain, dibagi dengan Nm
lusi atau pakan:

100
Tetal (helai / cm)  100  100
100  mL
 B2
Nm lusi / pakan  100
Berat kain/m2 = B2 + B3 = B4
 Selisih berat hasil penimbangan (B1) dengan hasil perhitungan (B4).
B 4  B1
 100%
B4
8. Menggambar anyaman dan rencana tenunan.
III. DATA PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

3.1 Tetal ( helai/inchi )

 Tetal lusi
1. Tl 1 89
2. Tl 2 88
3. Tl 3 88
4. Tl 4 89
5. Tl 5 89

Jumlah seluruh = 443 helai /inc : 5

Rata – rata = 88,6 helai /inc : 2,54

= 34,88 helai /cm

 Tetal pakan
1. Tp 1 39
2. Tp 2 40
3. Tp 3 40
4. Tp 4 40
5. Tp 5 40

Jumlah seluruh = 199 helai /inc : 5


Rata – rata = 39,8 helai /inc : 2,54

= 15,67 helai /cm

3.2 Panjang benang setelah diluruskan

Lusi (cm) Pakan (cm)

10,1 10 10 10,1

10,1 10,1 10,1 10,1

10,1 10 10,1 10

10,1 10 10,1 10

10 10 10 10

10 10 10 10,1

10,1 10 10 10

10 10 10 10

10 10,1 10 10

10 10 10 10

∑L = 200,7 : 10,035 ∑P = 200,6 : 20


Pjg rata- rata lusi = 10,02 cm Pjg rata – rata pakan = 10,03
cm

3.3 Berat kain (10 x 10) cm = 0,7587 gram

3.4 Berat lusi 20 hl 10 cm = 0,0358 gram

3.5 Berat pakan 20 hl 10 cm = 0,0179 gram


3.6 Mengkeret lusi dan pakan

𝑷𝒃 − 𝑷𝒌
𝑴𝒆𝒏𝒈𝒌𝒆𝒓𝒆𝒕 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑷𝒃

10,035 − 10
𝑀𝑒𝑛𝑔𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡 𝐿𝑢𝑠𝑖 = × 100% = 𝟎, 𝟑𝟒𝟗%
10,035

10,03 − 10
𝑀𝑒𝑛𝑔𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡 𝑃𝑎𝑘𝑎𝑛 = × 100% = 𝟎, 𝟐𝟗𝟗%
10,03

3.7 Nomor lusi dan pakan

Lusi

 Panjang 20 lusi setelah diluruskan = 200,7 cm = 2,007 m


 Berat 20 lusi = 0,0158 g
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) 2,007 𝑚
 𝑁𝑚 = = 0,0358 𝑔 = 56.061 𝑚/𝑔
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔𝑟)

 𝑁𝑒1 = 0,59 × 𝑁𝑚 = 0,59 × 56.061 = 33,08


1000 1000
 𝑇𝑒𝑥 = = 56.061 = 17,84
𝑁𝑚
9000 9000
 𝑇𝑑 = = 56.061 = 160,54
𝑁𝑚

Pakan

 Panjang 20 Pakan setelah diluruskan = 200,6 cm = 2,006 m


 Berat 20 pakan = 65 mg = 0,0179 g
𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 (𝑚) 2,006
 𝑁𝑚 = = = 112,07 𝑚/𝑔
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 (𝑔𝑟) 0,0179

 𝑁𝑒1 = 0,59 × 𝑁𝑚 = 0,59 × 112,07 = 66,12


1000 1000
 𝑇𝑒𝑥 = = = 8,9
𝑁𝑚 112,07
9000 9000
 𝑇𝑑 = = 112,07 = 80,3
𝑁𝑚
3.8 Berat kain

a. Dengan penimbangan
Berat kain / m2 = berat contoh x 100 x 100 = B1
Ukuran sampel

= 0,7587 g x 100 x 100

10 x 10
= 75,87 g/m2

b. Dengan perhitungan
 Lusi
ℎ𝑙 100
𝑇𝑒𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑠𝑖 (𝑐𝑚) × 100 × 100 − 𝑚𝐿 × 100 𝑔
= = 𝐵2
𝑁𝑚𝐿𝑢𝑠𝑖 × 100 𝑚2

𝑐𝑚 100 100𝑐𝑚
(34,88 ℎ𝑙) × 100
𝑚 × 100 − 0,349 × 𝑚
=
𝑔 100𝑐𝑚
56,061 𝑚 × 𝑚

= 350021,58 ∶ 5606,1

= 𝟔𝟐, 𝟒𝟑 𝒈/𝒎𝟐

 Pakan
ℎ𝑙 100 𝑐𝑚
𝑇𝑒𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 ( ) × 100 × × 100 𝑔
𝑐𝑚 100−𝑚𝑃 𝑚
= 𝑚2 = 𝐵3
𝑁𝑚𝑃𝑎𝑘𝑎𝑛×100

ℎ𝑙 100
(15,67 𝑐𝑚) × 100𝑐𝑚 × 100 − 0,299 × 100 𝑐𝑚/𝑚
𝑐𝑚
112,07 × 100 𝑚

= 157169,94 ∶ 11207

= 𝟏𝟒, 𝟎𝟐 𝒈/𝑚2
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 (𝑔⁄
= 𝐵2 + 𝐵3 = B4
𝑚2)

= 62,43 + 14,02

= 𝟕𝟔, 𝟒𝟓 𝐠/𝐦𝟐

3.9 Selisih Berat

Selisih (%) = 𝐵4 − 𝐵1 ∶ B4 x 100%

= 𝟕𝟔, 𝟒𝟓 − 75,87 : 76,45 x 100%

= 0,76%

3.10 Cover factor

n = tetal/inci, w = lusi, f = pakan


d = diameter benang = 𝟏/𝟐𝟖√𝑵𝒆𝟏

1. Warp cover factor = Cw = nw x dw


d lusi = 1/28√𝑁𝑒1
= 1/28√33.08
= 0,0062
Cw = 34,88 x 0,0062
= 0,2163

2. Filling cover factor = Cf = nf x df


d pakan =1/28√66,12
= 0,0044
Cf = 15,67 x 0,0044
= 0,0689
3. Cover factor ( CF) = (Cw+Cf – Cw x Cf) x 100 %
= (0,2163+ 0,0689 – 0,2163x 0,0689) x
100%
= 0,2703 x 100%
= 27,03 %

3.11 Gambar Anyaman

Anyaman satin gun 5 loncat 3


3.12 Kain Contoh

IV. DISKUSI

Berdasarkan hasil perhitungan dari data praktikum persentase selisih


berat yang diperoleh adalah 0,76% dimana berada pada rentang 0% - 5 %
sehingga masih dapat dikatakan efisien. Selisih berat tersebut dapat berubah
menjadi lebih kecil lagi apabila pengamatan dapat dilakukan dengan lebih
teliti lagi dalam mengukur berat kain dan benang serta panjang dan tetal kain
pada saat percobaan. Sehingga semakin kecil persentase selisih berat yang
diperoleh maka hasil semakin baik.

Pada percobaan dengan menggunakan kain contoh uji kain satin, untuk
mendapatkan arah lusi pada kain keeper, maka cukup dengan membuat garis
vertical dan horisontal 90° yang berpotongan terhadap garis miring anyaman,
kemudian memberi garis searah garis miring tersebut. Dan akan terlihat garis
miring yang memiliki sudut terkecil dengan garis vertikal disebut arah lusi.
Dalam praktikum dekomposisi kain anyaman satin ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan diantaranya :
 Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pada pemotongan kain dilebihkan
menjadi 10,5 x 10,5 cm, lalu kain ditiras sampai berukuran 10 x 10.
Berat kain dan benang saat dilakukan penimbangan kurang teliti dan
timbangannya kurang akurat, karena terkadang tidak menghasilkan berat
tetap dan ketelitiannya lebih besar. Menggunting kain 10,5 cm x10,5 cm
dahulu sehimgga untuk mendapatkan kain 10 cm x 10 cm dapat dilakukan
dengan ditiras benang lusi dan pakan hingga 10 cm x 10 cm kemudian
dipotong sisa benang yang terlihat sehingga menghindari kemungkinan
tidak rata atau terpotong, karena itu akan mempengaruhi penimbangan,
selain itu benang yang telah ditiras ada yang tidak utuh satu tapi terurai
yang bisa mempengaruhi berat saat penimbangan.
 Pada saat meluruskan benang usahakan agar benang benar-benar lurus
(tidak ada yang mengkeriting) untuk mendapatkan hasil yang akurat.
 Dalam menimbang contoh uji sebaiknya didiamkan dulu beberapa saat
hingga timbangan benar-benar diam (seimbang) sehingga hasil yang
didapat lebih akurat dan terlihat satuan gram pada timbangan. Pastikan
skala pada titik 0 karena mempengaruhi keakuratan data.
 Pada saat menetukan tetal, pengamatan menggunakan loop dilakukan
secara diagonal untuk mendapat hasil yang maksimal atau dengan
mengurai benang lusi dan pakan pada kain berukuran 2cm x 2 cm.
Penghitungan tetal benang (lusi/pakan) usahakan seteliti mungkin dan
jangan sampai tertukar antara tetal lusi dan tetal pakan. Kesalahan
terhadap perhitungan tetal, baik itu lusi ataupun pakan, akan berpengaruh
pada selisih berat kain/m2 (antara hasil penimbangan dengan hasil
perhitungan )
 Untuk mengetahui bentuk anyaman kain dapat diketahui dengan
menggunakan kaca pembesar (lup) atau dengan melihat ujung sisi pojok
pada kain.
 Memotong kain sesuai ukuran dengan menggunakan gunting yang tajam.
 Menentukan Contraction atau mengkeret dengan cara menekan benang
searah benang diatas penggaris.
 Selisih berat m2 antara berat penimbangan dan perhitungan tidak lebih
dari 5 % , jika lebih maka praktikum harus diulang kembali karena
terdapat kesalahan dalam perhitungan atau penimbangan.
 Pastikan tangan harus bersih dari kotoran dan keringat,karena dapat
menyebabkan berat benang atau berat kain bertambah.
Pada Praktikum dekomposisi kain ini, beberapa faktor yang dapat
menyebabkan kesalahan dalam pengamatan, seperti :
 Keterbatasan daya pengelihatan mata pada saat menentukan tetal kain
(jumlah lusi dan pakan).
 Kurang teliti dalam melakukan penimbangan, menggunting kain, dan
melakukan pengukuran jumlah mulur untuk setiap benang lusi dan pakan.
 Kurang teliti dalam menghitung pakan dan lusi karena pada dekomposisi
keeper mencari tetal atau inchi dengan cara membuka satu persatu benang
pada kain satin .

V. KESIMPULAN

Dari hasil percobaan praktikum dan perhitungan data pengamatan dari


kain contoh uji berupa kain polos diperoleh :

5.1 Rata-rata tetal lusi adalah 34,88 helai/inch dan rata-rata tetal pakan
adalah 15,67 helai/inch.
5.2 Mengkeret benang lusi (ml) adalah 0,349 % dan mengkeret benang pakan
(mp) adalah 0,299 %.
5.3 Nomor benang lusi adalah (Nm) 56,061 dan nomor benang pakan adalah
(Nm) 112,07.
5.4 Berat lusi setelah perhitungan (B2) adalah 62,43 gram/m2 dan berat pakan
setelah perhitungan (B3) adalah 14,02 gram/m2.
5.5 Selisih kain contoh uji mula-mula dengan kain contoh uji yang telah
dilakukan perhitungan, diperoleh selisih berat sebesar 0,76 %.
DAFTAR PUSTAKA

Soeprijono, S.Teks, P., dkk, Serat-serat Tekstil, Institut Teknologi Tekstil,


Bandung, 1973.
Moerdoko, S.Teks, W., dkk, Evaluasi Tekstil bagian Fisika, Institut
Teknologi Tekstil, Bandung, 1973.
Jumaeri, Bk.Teks, dkk., Desain Tekstil, Institut Teknologi Tekstil, Bandung,
l974.
Jurnal Praktikum, 2004.

Anda mungkin juga menyukai