LAPORAN
Oleh :
NPM 18020014
2K1
2019
I. MAKSUD DAN TUJUAN
1.1. MAKSUD
Mengetahui dekomposisi kain dengan anyaman tertentu dan
mengidentifikasi jenis-jenis anyaman dasar, yang terdiri dari anyaman polos,
anyaman keper, anyaman satin dan anyaman Celé.
1.2. TUJUAN
Mengidentifikasi selisih berat hasil pengukuran dan hasil perhitungan.
Mengidentifikasi besar tetal lusi dan pakan pada kain contoh.
Mengidentifikasi nomor benang lusi dan pakan pada kain contoh.
Mengidentifikasi besar mengkeret benang lusi dan pakan kain contoh.
Mengidentifikasi konstruksi kain contoh.
II. METODE PRAKTIKUM
2.1.1 Alat
2.1.2 Bahan
Kain Contoh Uji (Anyaman satin)
1. Menentukan arah lusi dan pakan pada kain uji (arah lusi diberi tanda panah),
dimana lusi dicari dengan merasakan benang yang kaku dan keras karena telah
diberi kanji. Dapat juga dengan melihatnya ke arah cahaya. Yang terlihat lurus-
lurus (dan ada bagian-bagian yang tebal) adalah benang lusi.
2. Menghitung tetal lusi dan tetal pakan pada 5 bagian pada setiap tempat yang
berbeda dan dicatat tiap bagiannya, serta hitung harga rata-ratanya.
3. Menimbang kain contoh uji dengan ukuran 10 x 10 cm, kemudian catat
beratnya.
4. Mengambil benang lusi pada kain contoh uji tersebut sebanyak 20 helai, Lalu
menimbangnya. Demikian pula untuk benang pakannya.
5. Mengukur panjang benang lusi helai demi helai lalu rata-ratakan (diluruskan),
lalu mencatat panjang dari masing-masing benang tersebut. Demikian pula
untuk benang pakannya, lalu nilai yang telah diperoleh dari 20 benang tersebut
dirata-ratakan. Nilai tersebut digunakan untuk menghitung mengkeret lusi dan
pakan.
6. Mencatat data yang didapatkan.
7. Menghitung dengan data yang diperoleh.
Mengkeret benang lusi dan pakan
Panjang benang dari kain contoh = Pk
Panjang benang setelah diluruskan = Pb
Pb Pk
Meng ker et Benang M 100%
Pb
Nomor benang lusi dan pakan
Panjang 20 lusi dan pakan setelah diluruskan (m)
Berat 20 lusi dan pakan (g)
b. Dengan perhitungan
P P
Dasar Perhitungan Nm B
B Nm
Panjang seluruh benang lusi atau pakan dalam 1 m2 kain, dibagi dengan Nm
lusi atau pakan:
100
Tetal (helai / cm) 100 100
100 mL
B2
Nm lusi / pakan 100
Berat kain/m2 = B2 + B3 = B4
Selisih berat hasil penimbangan (B1) dengan hasil perhitungan (B4).
B 4 B1
100%
B4
8. Menggambar anyaman dan rencana tenunan.
III. DATA PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN
Tetal lusi
1. Tl 1 89
2. Tl 2 88
3. Tl 3 88
4. Tl 4 89
5. Tl 5 89
Tetal pakan
1. Tp 1 39
2. Tp 2 40
3. Tp 3 40
4. Tp 4 40
5. Tp 5 40
10,1 10 10 10,1
10,1 10 10,1 10
10,1 10 10,1 10
10 10 10 10
10 10 10 10,1
10,1 10 10 10
10 10 10 10
10 10,1 10 10
10 10 10 10
𝑷𝒃 − 𝑷𝒌
𝑴𝒆𝒏𝒈𝒌𝒆𝒓𝒆𝒕 𝒃𝒆𝒏𝒂𝒏𝒈 = × 𝟏𝟎𝟎%
𝑷𝒃
10,035 − 10
𝑀𝑒𝑛𝑔𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡 𝐿𝑢𝑠𝑖 = × 100% = 𝟎, 𝟑𝟒𝟗%
10,035
10,03 − 10
𝑀𝑒𝑛𝑔𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡 𝑃𝑎𝑘𝑎𝑛 = × 100% = 𝟎, 𝟐𝟗𝟗%
10,03
Lusi
Pakan
a. Dengan penimbangan
Berat kain / m2 = berat contoh x 100 x 100 = B1
Ukuran sampel
10 x 10
= 75,87 g/m2
b. Dengan perhitungan
Lusi
ℎ𝑙 100
𝑇𝑒𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑢𝑠𝑖 (𝑐𝑚) × 100 × 100 − 𝑚𝐿 × 100 𝑔
= = 𝐵2
𝑁𝑚𝐿𝑢𝑠𝑖 × 100 𝑚2
𝑐𝑚 100 100𝑐𝑚
(34,88 ℎ𝑙) × 100
𝑚 × 100 − 0,349 × 𝑚
=
𝑔 100𝑐𝑚
56,061 𝑚 × 𝑚
= 350021,58 ∶ 5606,1
= 𝟔𝟐, 𝟒𝟑 𝒈/𝒎𝟐
Pakan
ℎ𝑙 100 𝑐𝑚
𝑇𝑒𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 ( ) × 100 × × 100 𝑔
𝑐𝑚 100−𝑚𝑃 𝑚
= 𝑚2 = 𝐵3
𝑁𝑚𝑃𝑎𝑘𝑎𝑛×100
ℎ𝑙 100
(15,67 𝑐𝑚) × 100𝑐𝑚 × 100 − 0,299 × 100 𝑐𝑚/𝑚
𝑐𝑚
112,07 × 100 𝑚
= 157169,94 ∶ 11207
= 𝟏𝟒, 𝟎𝟐 𝒈/𝑚2
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑎𝑖𝑛 (𝑔⁄
= 𝐵2 + 𝐵3 = B4
𝑚2)
= 62,43 + 14,02
= 𝟕𝟔, 𝟒𝟓 𝐠/𝐦𝟐
= 0,76%
IV. DISKUSI
Pada percobaan dengan menggunakan kain contoh uji kain satin, untuk
mendapatkan arah lusi pada kain keeper, maka cukup dengan membuat garis
vertical dan horisontal 90° yang berpotongan terhadap garis miring anyaman,
kemudian memberi garis searah garis miring tersebut. Dan akan terlihat garis
miring yang memiliki sudut terkecil dengan garis vertikal disebut arah lusi.
Dalam praktikum dekomposisi kain anyaman satin ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan diantaranya :
Untuk mendapatkan hasil yang akurat, pada pemotongan kain dilebihkan
menjadi 10,5 x 10,5 cm, lalu kain ditiras sampai berukuran 10 x 10.
Berat kain dan benang saat dilakukan penimbangan kurang teliti dan
timbangannya kurang akurat, karena terkadang tidak menghasilkan berat
tetap dan ketelitiannya lebih besar. Menggunting kain 10,5 cm x10,5 cm
dahulu sehimgga untuk mendapatkan kain 10 cm x 10 cm dapat dilakukan
dengan ditiras benang lusi dan pakan hingga 10 cm x 10 cm kemudian
dipotong sisa benang yang terlihat sehingga menghindari kemungkinan
tidak rata atau terpotong, karena itu akan mempengaruhi penimbangan,
selain itu benang yang telah ditiras ada yang tidak utuh satu tapi terurai
yang bisa mempengaruhi berat saat penimbangan.
Pada saat meluruskan benang usahakan agar benang benar-benar lurus
(tidak ada yang mengkeriting) untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Dalam menimbang contoh uji sebaiknya didiamkan dulu beberapa saat
hingga timbangan benar-benar diam (seimbang) sehingga hasil yang
didapat lebih akurat dan terlihat satuan gram pada timbangan. Pastikan
skala pada titik 0 karena mempengaruhi keakuratan data.
Pada saat menetukan tetal, pengamatan menggunakan loop dilakukan
secara diagonal untuk mendapat hasil yang maksimal atau dengan
mengurai benang lusi dan pakan pada kain berukuran 2cm x 2 cm.
Penghitungan tetal benang (lusi/pakan) usahakan seteliti mungkin dan
jangan sampai tertukar antara tetal lusi dan tetal pakan. Kesalahan
terhadap perhitungan tetal, baik itu lusi ataupun pakan, akan berpengaruh
pada selisih berat kain/m2 (antara hasil penimbangan dengan hasil
perhitungan )
Untuk mengetahui bentuk anyaman kain dapat diketahui dengan
menggunakan kaca pembesar (lup) atau dengan melihat ujung sisi pojok
pada kain.
Memotong kain sesuai ukuran dengan menggunakan gunting yang tajam.
Menentukan Contraction atau mengkeret dengan cara menekan benang
searah benang diatas penggaris.
Selisih berat m2 antara berat penimbangan dan perhitungan tidak lebih
dari 5 % , jika lebih maka praktikum harus diulang kembali karena
terdapat kesalahan dalam perhitungan atau penimbangan.
Pastikan tangan harus bersih dari kotoran dan keringat,karena dapat
menyebabkan berat benang atau berat kain bertambah.
Pada Praktikum dekomposisi kain ini, beberapa faktor yang dapat
menyebabkan kesalahan dalam pengamatan, seperti :
Keterbatasan daya pengelihatan mata pada saat menentukan tetal kain
(jumlah lusi dan pakan).
Kurang teliti dalam melakukan penimbangan, menggunting kain, dan
melakukan pengukuran jumlah mulur untuk setiap benang lusi dan pakan.
Kurang teliti dalam menghitung pakan dan lusi karena pada dekomposisi
keeper mencari tetal atau inchi dengan cara membuka satu persatu benang
pada kain satin .
V. KESIMPULAN
5.1 Rata-rata tetal lusi adalah 34,88 helai/inch dan rata-rata tetal pakan
adalah 15,67 helai/inch.
5.2 Mengkeret benang lusi (ml) adalah 0,349 % dan mengkeret benang pakan
(mp) adalah 0,299 %.
5.3 Nomor benang lusi adalah (Nm) 56,061 dan nomor benang pakan adalah
(Nm) 112,07.
5.4 Berat lusi setelah perhitungan (B2) adalah 62,43 gram/m2 dan berat pakan
setelah perhitungan (B3) adalah 14,02 gram/m2.
5.5 Selisih kain contoh uji mula-mula dengan kain contoh uji yang telah
dilakukan perhitungan, diperoleh selisih berat sebesar 0,76 %.
DAFTAR PUSTAKA