Anda di halaman 1dari 28

PEMISAHAN GOLONGAN I, III, dan V

LAPORAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Praktikum Kimia Analisa

Dosen : Octianne D., M.T., Lestari W., S.Pd, Andri S., AMd.

Oleh :

ALLYARISNA NOVIA RAHMADANTY

NPM 18020014

1K1

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STT TEKSTIL

2019
I. MAKSUD DAN TUJUAN
1.1 Pemisahan Golongan I
Menganalisa kation dan anion yang terdapat dalam suatu larutan dan
mengetahui ciri-ciri serta sifat golongan I.
1.2 Pemisahan Golongan Iii
Menganalisa kation dan anion yang terdapat dalam suatu larutan dan
mengetahui ciri-ciri serta sifat golongan III.
1.3 Pemisahan Golongan V
Menganalisa kation dan anion yang terdapat dalam suatu larutan dan
mengetahui ciri-ciri serta sifat golongan V.

II. TEORI DASAR


Analisa kimia adalah penyelidikan yang bertujuan untuk mencari susunan
persenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel. Analisa
kimia terdiri dari analisa kualitatif, yaitu penyelidikan mengenai kadar unsur
atau ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran. Suatu senyawa
dapat diuaraikan menjadi anion dan kation. Analisa kualitatif merupakan salah
satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta
ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisa, analisis kualitatif dapat
digunakan beberapa pereakasi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi
spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau kation
suatu larutan.
Analisa kualitatif terdapat dua aspek penting yaitu pemisahan dan
identifikasi dimana kedua aspek ini didasari oleh kelarutan, sifat penguapan dan
ekstraksi. Analisa campuran kation-kation memerlukan pemisahan kation
secara sistematik dalam golongan dan selanjutnya diikuti masing-masing
golongan ke dalam sub golongan dan komponen-komponennya. Oleh karena
itu pada praktikum kali ini akan dilakukuan percobaan dengan menganalisa
beberapa larutan cuplikan dimana pengujian dilakukan dengan mereaksikan
larutan contoh dengan pereaksi selektif, spesifik, dan sensitif agar dapat
diketahui logam apa yang terdapat pada larutan contoh.

2.1 Metoda Praktikum


Analisis kualitatif adalah metode analisis yang digunakan untuk mendeteksi
keberadaan kandungan suatu unsur kimia pada suatu zat yang tidak diketahui
komposisinya (Harvey, 2000). Analisis kualititatif merupakan metode efektif
yang dapat digunkan untuk mempelajari kandungan suatu larutan. Metode
analisis kualitatif menggunakan pereaksi golongan/selektif dan pereaksi
spesifik.Penggunaan pereaksi ini bertujuan untuk mengetahui kation dan anion
yang terdapat dalam suatu larutan (Patnaik, 2004).
Reaksi yang terjadi dalam metode analisis kualitatif dapat digolongkan
menjadi reaksi spesifik, reaksi sensitif, dan reaksi selektif. Reaksi spesifik
adalah reaksi khas yang merupakan reaksi antara bahan tertentu dengan
pereaksi spesifik untuk bahan tersebut. Contoh reaksi ini adalah reaksi pada
metode spot test. Reaksi sensitif adalah reaksi peka yang mampu menunjukkan
keberadaan bahan yang hanya berjumlah sedikit sekali tetapi sudah tampak
hasilnya dengan jelas. Reaksi selektif adalah reaksi yang terjadi atas
sekelompok bahan yang berbeda-beda atas suatu pereaksi serta dapat berfungsi
untuk memisahkan golongan yang berbeda.
Pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-
ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan dilakukan dalam
bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu
mengendapkan sekelompok ion-ion. Cara ini menghasilkan 6 kelompok yang
namanya disesuaikan dengan pereaksi pengendap yang digunakan untuk
mengendapkan kelompok ion tersebut.
Kelompok ion-ion tersebut adalah: golongan klorida (I), golongan sulfide
(II), golongan hidroksida (III), golongan sulfide (IV), golongan karbonat (V),
dan golongan sisa (VI). Yang berarti pada golongan I yang dihasilkan adalah
endapan klorida, golongan II menghasilkankan sejumlah endapan garam
sulfida, golongan III menghasilkan endapan hidroksida, golongan IV
menghasilkan endapan sulfida yang larut dalam asam klorida, dan golongan V
menghasilkan endapan karbonat.

2.2 Golongan I
Kation-kation golongan I diendapkan sebagai garam klorida. Pemisahan
kation golongan I tersebut dari campuran sebagai garam klorida didasarkan
fakta bahwa garam klorida dari golongan I tidak larut dalam suasana asam (pH
0,5-1). Kation-kation dalam golongan I yang terdiri atas Ag+, Hg2+, dan Pb2+.
Garam klorida dari kation golongan I adalah: Hg2Cl2, AgCl, dan PbCl2.
Pemisahan masing-masing kationtersebut dilakukan berdasarkan cara sebagai
berikut :
1. PbCl 2 dipisahkan dari Hg2Cl2 dan AgCl berdasarkan perbedaan kelarutan
kation. PbCl2 larut dalam air panas, sedangkan Hg2Cl2 dan AgCl tidak
dapat larut dalam air panas.
2. Hg2Cl2 dan AgCl dipisahkan berdasarkan perbedaan kelarutan antara
kompleks Hg(NH2)Cl dan [Ag(NH3)2] yang dibentuk dengan penambahan
amonia terhadap Hg2Cl2 dan AgCl setelah PbCl2 terpisah. Kompleks
Hg(NH2)Cl berbentuk endapan hitam yang bercampur dengan Hg+,
sedangkan [Ag(NH3)2] tidak berbentuk endapan.
Identifikasi terhadap ketiga kation tersebut setelah terpisah adalahsebagai
berikut:
1. Pb2+ dapat direaksikan dengan K 2CrO yang akan membentuk
PbCrO4 (endapan kuning). Pb2+ + CrO4 -→PbCrO4 (endapan kuning)
2. Ag+ dapat diidentifikasi dengan mereaksikannya terhadap KI, sehingga
terbentuk AgI (endapan kuning muda). Atau mengasamkan filtrat yang
diperoleh dari pemisahan dengan asam nitrat encer, sehingga kompleks
[Ag(NH3)2] terurai kembali dan dihasilkanendapan putih AgCl.
[Ag(NH3)2] + KI →AgI (endapan kuning muda) + 2 NH3
3. Hg (I) dapat diidentifikasi dari warna endapan yang terjadi
pada pemisahannya dengan Ag+, adanya Hg2+ ditandai dengan adanya
endapan berwarna hitam. Hg2Cl2+ 2 NH3 →[Hg(NH2)Cl + Hg] (endapan
hitam) + NH4++ Cl-

2.3 Golongan III


Kation Golongan III : Fe2+, Fe3+, Al3+, Cr3+, Cr6+, Ni2+, Cu2+, Mn2+, dan
Mn7+, Zn2+. Dapat diidentifikasi dengan :
1. Reagensia golongan : H2S (gas/larutan air jenuh) dengan adanya
ammonia dan ammonium klorida atau larutan ammonium sulfide.
2. Reaksi golongan : endapan dengan berbagai warna FeS (hitam), Al(OH)3
(putih), Cr(OH)3 (hijau), NiS (Hitam), CoS (hitam), MnS (merah jambu),
dan Zink sulfat (putih). Logam golongan ini tidak diendapkan oleh
reagensia golongan untuk golongan I dan II tetapi semua diendapkan
dengan adanya ammonium klorida oleh H2S dari larutan yang telah
dijadikan basa dengan larutan ammonia. Logam-logam ini diendapkan
sebagai sulfida, kecuali Al3+ dan chromium yang diendapkan sebagai
hidroksida, karena hidroksida yang sempurna dari sulfida dalam larutan
air, besi, aluminium, dan kromium (sering disertai sedikit mangan) juga
diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya
ammonium klorida, sedangkan logam-logam lain dari golongan ini tetap
berada dalam larutan dan dapat diendapkan sebagai sulfide oleh H2S. maka
golongan ini bisa dibagi menjadi golongan besi (besi, aluminium, mangan
dan zink) atau golongan IIIB (Svehla, 1985).

2.4 Golongan V
Reagensia Golongan : larutan amonium karbonat 1 M
Reagensia tak berwarna, dan memperlihatkan reaksi basa karena hidrolisis :
CO32- + H O  HCO3- + OH-
Reagensia terurai oleh asam-asam (bahakan oleh asam asetat), pada mana
terbentuk gas karbon dioksida :
CO32- + 2 CH3COOH  CO2 + H2O + 2 CH3COO-
Reagensia harus dipakai dalam suasana netral atau sedikit basa. Amonium
karbonat komersial selalu mengandung amonium hidrogen karbonat
(NH4HCO3) dan amonium karbamat NH4O(NH2)CO. Senyawa-senyawa ini
harus dihilangkan sebelum memulai dengan reaksi golongan, karena golongan
alkali-alkali tanah dari keduanya larut dalam air. Ini dapat dilakukan dengan
mendidihkan larutan reagensia sebentar; baik amonium hidrogen karbonat
maupun amonium karbamat, dapat diubah menjadi amonium karbonat dengan
cara ini
2NCO CO + CO + HOO C = O + H2 O  NH + COH N
Reaksi golongan : kation-kation golongan kelima , tidak bereaksi dengan
asam klorida, hidrogen sulfida ataupun amonium sulfida; tetapi amonium
karbonat (jika ada amonia atau ion amonium dalam jumlah yang sedang)
membentuk endapan-endapan putih. Uji ini harus dijalankan dalam larutan
netral atau basa. Jika tak ada amonia atau ion amonium, magnesium juga akan
mengendap. Endapan-endapan putih yang terbentuk dengan reagensia
golongan adalah: barium karbonat BaCO3, strontium karbonat SrCO3, dan
kalsium karbonat CaCO3.
Ketiga golongan alkali tanah ini menguraikan air dengan laju yang berbeda-
beda, dengan membentuk hidroksida dan gas hidrogen. Hidroksidanya
merupakan basa kuat, meskipun dengan kelarutan yang berbeda-beda: barium
hidroksida adalah yang paling mudah larut diantara ketiga ini. Klorida dan
nitrat dari alkali tanah sangat mudah larut;karbonat, sulfat, fosfat, dan
oksalatnya tidak larut. Sulfidanya dapat dibuat hanya dalam keadaan kering;
semua sulfida terhidrolisis dalam air, membentuk hidrogen sulfida dan
hidroksida, misalnya :
2BaS + 2 H O  2 Ba2+ + 2SH- + 2OH-
Garam-garam membentuk larutan yang tak berwarna, kecuali kalau
anionnya berwarna. Karena alkali tanah bersifat hampir serupa satu sama lain
dalam bentuk larutan, sukarlah bagi kita untuk membedakannya dan terutama
untuk memisahkannya. Namun ada perbedaan-perbedaan dalam kelarutan
beberapa garam mereka dalam medium bukan air. Begitulah, 100 g etanol yang
bebas-air, melarutkan 12,5 g kalium klorida, 0,91 g strontium klorida, dan
hanya 0,012 g barium klorida (semuanya merupakan garam tak berhidrat).
Seratus gram campuran 1 : 1 dietileter dan etanol bebas-air, melarutkan lebih
40 g kalsium nitrat anhidrat, sedang kelarutan strontium dan barium nitrat
anhidrat dalam larutan ini boleh diabaikan. Perbedaan-perbedaan ini dipakai
untuk pemisahan.
2.5 Uji Anion
Kemungkinan adanya anion dapat diperkirakan dengan mengetahui
kepastian kation apa saja yang terdapat dalam larutan sampel pada percobaan
terdahulu yaitu percobaan analisis kation. Pengujian antara reaksi asam sulfat
encer dan pekat merupakan salah satu cara untuk mengetahui anion apa saja
yang terdapat dalam larutan sampel. Hal tersebut dikarenakan asam sulfat yang
merupakan asam kuat mampu mendesak anion lemah keluar dari senyawanya.
Sebagai contoh, larutan yang mengandung garam karbonat akan keluar dan
terurai menjadi air dan gas karbondioksida dengan bantuan asam sulfat yang
mendesak asam karbonat. Dengan memperhatikan daftar kelarutan berbagai
garam dalam air dan pelarut yang lain, jenis anion yang terdapat dalam larutan
bisa diperkirakan. Misalnya garam sulfida tidak larut dalam asam, garam
karbonat tidak larut dalam sulfida.Untuk mendeteksi anion tidak diperlukan
metode sistematik seperti pada kation.Anion dapat dipisahkan dalam
golongan-golongan utama, bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam
kalsium atau bariumnya dan garam zinknya.Namun, ini hanya dianggap
berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan pada metode ini. Proses-
proses yang dipakai dapat dibagi kedalam (A) proses yang melibatkan
identifikasi produk-produk yang mudah menguap, dan (B) proses yang
bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan.
Kebanyakan klorida larut dalam air. Merkurium(I) klorida (Hg2Cl2), perak
klorida (AgCl), timbel klorida (PbCl2) (yang ini larut sangat sedikit dalam air
dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih), tembaga(I) klorida (CuCl),
bismut oksiklorida (BiOCl), stibium oksiklorida (SbOCl) dan merkurium(II)
oksiklorida (Hg2OCl2), tak larut dalam air. Dalam asam sulfat pekat, klorida
terurai banyak dalam keadaan dingin, penguraiannya sempurna pada
pemanasan yang disertai dengan pelepasan hidrogen klorida,
Cl- + H2SO4 à HCl + HSO4-
Produk ini dapat dikenali (a) dari baunya yang merangsang dan
dihasilkannya asap putih yang terdiri dari butiran halus asam klorida, ketika
meniup melintasi mulut tabung, (b) dari pembentukan kabut putih amonium
klorida, bila sebatang kaca yang dibasahi dengan larutan ammonia dipegang
dekat mulut bejana dan (c) dari sifatnya yang mengubah kertas lakmus biru
menjadi merah. Jika klorida padat dicampur dengan mangan dioksida produk
pengendapan yang sama banyaknya, lalu ditambahkan asam sulfat pekat dan
campuran dipanaskan perlahan-lahan, klor akan dilepaskan yang dapat
diidentifikasi dari baunya yang menyesakkan nafas, warnanya yang hijau-
kekuningan, sifatnya yang memutihkan kertas lakmus basah dan mengubah
kertas kalium iodide-kanji menjadi biru. Hidrogen klorida yang mula-mula
terbentuk, dioksidasikan menjadi klor.
MnO2 + 2H2SO4 + 2Cl- à Mn2+ + Cl2 + 2SO42- + 2H2O
Endapan perak klorida, AgCl, yang seperti dadih dan putih tak larut dalam
air dan dalam asam nitrat encer, tetapi larut dalam larutan ammonia encer dan
dalam larutan-larutan kalium sianida dan tiosulfat.
Cl-+ Ag+ à AgCl
AgCl + 2NH3 à + Cl-
+ Cl- + 2H+ à AgCl + 2NH4+
Jika endapan perak klorida ini disaring, dicuci dengan air suling dan lalu
dikocok dengan larutan natrium arsenit, endapan diubah menjadi perak arsenit
yang kuning (perbedaan dari perak bromida dan perak iodide yang tak
dipengaruhi oleh pengolahan ini), Reaksi ini boleh dipakai sebagai uji
pemastian terhadap klorida.
Untuk ion Br-, jika dalam hasil uji pendahuluan menunjukkan adanya
iodida, maka ion ini harus dihilangkan dulu dengan jalan oksidasi dengan Fe
(III). Pada sisa larutan ditambahkan asam sulfat dan MnO4 dan sedikit
CCl4 dimana larutan organik akan menunjukkan warna coklat.
Dalam praktikum analisis kualitatif ini juga dilakukan cara-cara pemisahan
dan penetapan kation yang lainnya. Dalam hal ini katoin dapat juga ditentukan
dari hasil pijaran, terutama untuk senyawa logam organik. Disamping itu
ditentukan juga pemisahan dan identifikasi kation dan anion secara mikro,
yaitu dengan metode Kromatografi Kertas dan Kromatografi Lapis Tipis.

III. METODE PRAKTIKUM


3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Sentrifuge
5. Tabung sentrifuge
6. Heater
7. Tabung kimia
3.1.2 Bahan
1. HCL 6 N
2. HCL 2 N
3. HCL 4 N
4. HCL pekat
5. K2CrO4
6. Alcohol 96 %
7. H2SO4
8. H2SO4 6 N
9. FeSO4 padat
10. NH4OH 2 N
11. NH4OH 6 N
12. Aquaregia
13. HNO3 2 N
14. Logam Cu
15. SnCl2 5 %
16. KBr
17. KI
18. NH4NO3 4 N
19. NaOH 4 N
20. H2O2
21. KCNS 5 %
22. K4Fe(CN)6 5 %
23. KIO4
24. CH3COOH 5 %
25. kertas lakmus
26. CH3COONH4 5 %
27. Pb Asetat 5 %
28. AgNO3
29. BaCl2
30. NH4Cl 5 %
31. (NH4)2CO3 10 %
32. (NH4)2CrO4 5 %
33. KNO2CO3 serbuk
34. Kertas saring
35. Aquades
36. Larutan Sampel

IV. LANGKAH KERJA


4.1 Langkah kerja untuk pemisahan golongan I adalah :
a. Melarutkan contoh dibagi tiga bagian masing-masing untuk test
kation, test anion dan untuk cadangan.
b. Selanjutnya untuk test kation terlebih dahulu menambahkan HCl 6N
sampai terbentuk endapan sempurna.
c. Mencuci endapan dua kali dengan 1 ml air suling ditambah 2 tetes
HCl 2N.
d. Endapan yang terbentuk ditambah dengan air panas supaya Pb larut
dan segera disentrifuge.
e. Saringan atau filtratnya segera ditest Pb dengan cara menambahkan
K2CrO4 hingga terbentuk warna endapan kuning atau menambahkan
alkohol 96% dan H2SO4 4N hingga terbentuk endapan putih.
f. Endapan yang terbentuk ( AgCl, PbCl2, Hg2Cl2 ) ditambah dengan 1
ml NH4OH 2N lalu diaduk hingga rata kemudian disentrifuge.
g. Memisahkan antara filtrat dengan endapan.
h. Filtrat dilakukan test Ag dengan menambahkan HNO3 hingga
terdapat endapan putih atau dengan menambah KBr hingga ada
endapan putih kuning.
i. Untuk endapan Hg2+ dilakukan test Hg dengan menambahkan
aquaregia lalu memanaskan dan mengencerkan dengan air suling
dan menambahkan HNO3 2N kemudian sentrifuge.
j. Mengambil filtratnya dan mengetest pada logam Cu hingga timbul
warna abu-abu pada kertas saring dan tambahkan SnCl2 pada filtrat
tersebut hingga terbentuk endapan putih.
k. Menggunakan satu bagian larutan contoh untuk uji anion.
l. Bagi larutan contoh tersebut menjadi empat bagian masing-masing
untuk test sulfat, test nitrat , test klorida, dan test asetat.
m. Untuk test sulfat tambahkan larutan BaCl2 hingga terbentuk endapan
putih BaSO4. Lalu ditambahkan HCl 6N
n. Untuk test nitrat pada larutan contoh tambahlan larutan H2SO4 4N
lalu tambahkan hablur FeSO4 diaduk, lalu pada dinding tabung
reaksi teteskan H2SO4 pekat hingga terbentuk cicin coklat.
o. Untuk test klorida menambahkan AgNO3 dan HNO3 sampai endapan
yang terbentuk berwarna putih lalu ditambahkan NH4OH 6N hingga
endapan larut.
p. Untuk test asetat tambahkan alkohol 96% lalu panskan hingga
berbau seperti pisang ambon.
4.2 Langkah kerja untuk pemisahan golongan III adalah :
a. Marutan contoh dibagi tiga bagian masing-masing untuk test kation,
test anion dan untuk cadangan.
b. Selanjutnya untuk mengetest kation terlebih dahulu tambahkan
NH4NO3 4N dan NH4OH 6N sampai terbentuk endapan sempurna.
c. Mencuci endapan tiga kali dengan 1 ml air suling menambah 2 tetes
NH4NO3 4N.
d. Menambahkan 1 ml NaOH 4N dan setengah ml H2O2.
e. Memanaskan samapi H2O2 habis (tidak ada gelembung) lalu
mensentrifuge.
f. Memisahkan endapan dan filitrat.
g. Endapan Fe(OH)3 dan Mn(OH)2 yang terbentuk dicuci dengan air
suling dan NH4NO3 4N dan melarutkan dengan HCl pekat lalu siap
melakukan test Fe dan Mn.
h. Untuk test Fe mambahkan KCNS 5% hingga ada warna merah tua
atau menamabhkan K4Fe(CN)6 5% hingga terbentuk warna endapan
biru trumbul.
i. Lakukan test Mn dengan menambahkan H2SO4 4N dan KIO4 lalu
memanaskan hinga terbentuk warna violet.
j. Kedua dilakukan test anion dengan larutan contoh tambahkan
KNa2CO3 dan panaskan hingga terbentuk endapan sempurna dan
memisahkan filtratnya.
k. Bagi filtrat tersebut menjadi empat bagian masing-masing untuk test
sulfat, test nitrat , test klorida, dan test asetat.
l. Untuk test klorida menambahkan AgNO3 dan HNO3 sampai endapan
yang terbentuk berwarna putih lalu ditambahkan NH4OH 6N hingga
endapan larut.
m. Untuk test asetat tambahkan alkohol 96% lalu panaskan hingga
berbau seperti pisang ambon.
n. Untuk test sulfat tambahkan larutan BaCl2 hingga terbentuk endapan
putih BaSO4. Lalu ditambahkan HCl 6N
o. Untuk test nitrat pada larutan contoh tambahlan larutan H2SO4 4N
lalu tambahkan hablur FeSO4 diaduk, lalu pada dinding tabung
reaksi teteskan H2SO4 pekat hingga terbentuk cicin coklat.

4.3 Langkah kerja untuk pemisahan golongan V adalah :


a. Melarutan contoh dibagi tiga bagian masing-masing untuk test
kation, test anion dan untuk cadangan.
b. Selanjutnya untuk test kation terlebih dahulu menambahkan NH4Cl
5% dan NH4OH 6N serta (NH4)2CO3 10%.
c. Sentrifuge dan test endapan sempurna.
d. Mencuci endapan tiga kali dengan 1 ml air suling.
e. Melarutkan endapan dengan CH3COOH 5% panas.
f. Menambahkan CH3COONH4 dan K2CrO4 5% lalu Memanaskan
sampai terbentuk endapan kuning sindur, sentrifuge.
g. Memisahkan endapan dan filitrat.
h. Endapan Ba2CrO4 larutkan dalam HCl 6N panas dan melakukan test
Ba dengan menambahkan H2SO4 hingga terbentuk endapan putih
atau menambahkan CH3COOH 5%, CH3COONH4 dan K2CrO4 5%
hingga ada endapan kuning.
i. Saringan CaCrO4 dan SrCrO4 ditambah NH4OH 6N sampai
terbentuk warna kuning ditambah alkohol 96% dengan volume yang
sama , membiarkan selama 20 menit lalu sentrifuge.
j. Memisahkan endapan dan filitrat.
k. Endapan SrCrO4 ditambah CH3COOH 5% panas lanjutkan dengan
test Sr dengan menambahkan (NH4)2CO3 5% dan larutan K2CrO4
5% dan memanaskan hingga terbentuk warna kuning sindur.
l. Saringan Ca(CH3COO)2 dilakukan test Ca dengan mendidihkan lalu
menambah (NH4)2CO3 5% hingga ada endapan putih.
m. Bagi filtrat tersebut menjadi empat bagian masing-masing untuk test
sulfat, test nitrat , test klorida, dan test asetat.
n. Untuk test klorida menambahkan AgNO3 dan HNO3 sampai endapan
yang terbentuk berwarna putih lalu ditambahkan NH4OH 6N hingga
endapan larut.
o. Untuk test asetat menambahkan alkohol 96% lalupanskan hingga
berbau seperti pisang ambon.
p. Untuk test sulfat menambahkan larutan BaCl2 hingga terbentuk
endapan putih BaSO4. Lalu ditambahkan HCl 6N
q. Untuk test nitrat pada larutan contoh tambahlan larutan H2SO4 4N
lalu tambahkan hablur FeSO4 diaduk, lalu pada dinding tabung
reaksi teteskan H2SO4 pekat hingga terbentuk cicin coklat.

V. REAKSI PERCOBAAN

5.1 Reaksi pada Pemisahan Golongan I


 Larutan contoh + HCl   (AgCl, PbCl2, Hg2Cl2)
 PbCl2 + K2CrO4  PbCrO4 ( kuning) + 2KCl
 PbCl2 + H2SO4  PbSO4 ( putih ) + 2HCl
 Hg2Cl2 + SnCl2  Hg2Cl2 ( putih ) + SnCl2
 AgCl + HNO3  AgNO3 ( putih ) + HCl
 AgCl + KBr  AgBr ( putih kuning ) + KCl

5.2 Reaksi pada Pemisahan Golongan III


 Larutan contoh + NH4NO3 + NH4OH  Fe(OH)3 + Mn(OH)2 + Na3AlO3
+Na2CrO4
 Fe(OH)3 + KCNS  Fe(CNS)3 ( merah tua ) + KOH
 Fe(OH)3 + K4Fe(CN)6  KFe(Fe(CN)6) ( biru trumbul ) + KOH
 Mn(OH)2 + H2SO4 + KIO4  MnSO4 ( violet ) + H2O + O2
 Na3AlO3 + CH3COOH  H3AlO3 + CH3COONa
 Na2CrO4 + CH3COOH  H2CrO4+ CH3COONa
 H3AlO3 + NH4OH  Al(OH)3+ NH4OH
 H3AlO3 + CH3COONH4  CH3COOH + NH3 + Al(OH)3
 Na2CrO4 + AgNO3 NaNO3+ AgCrO4 ( merah)
 Na2CrO4 + BaCl2  NaCl + BaCrO4 ( kuning)

5.3 Reaksi pada Pemisahan Golongan V


 Larutan contoh + NH4OH + NH4Cl + (NH4)2CO3 BaCrO4+ CaCrO4+
SrBaCrO4 + HCl  BaCl2 ( kuning sindur ) + H2CrO4
 BaCl2 + H2SO4  BaSO4 ( putih ) + HCl
 BaCl2 + K2CrO4  BaCrO4 ( kuning ) + KCl
 SrCrO4 + CH3COOH  Sr(CH3COO)2 + H2CrO4
 Sr(CH3COO)2 + (NH4)2CO3  SrCO3 + CH3COONH4
 SrCO3 + K2CrO4  SrCrO4 ( kuning ) + K2CO3
 CaCrO4 + CH3COOH  Ca(CH3COO)2 + H2CrO4
 Ca(CH3COO)2 + (NH4)2CO3  CaCO3+ CH3COONH4
 Ca(CH3COO)2 + (NH4)2C2O4  CaC2O4 + CH3COONH4

5.4 Reaksi pada Pemisahan Anion


 Cl- + AgNO3 + HNO3  AgCl ( putih )
 NO3- + H2SO4 + FeSO4 + H2SO4 pekat  cicin coklat NO3-
 CH3COO- + alcohol  bau pisang ambon
 SO42- + BaCl2  BaSO4 ( putih ).
VI. DATA PERCOBAAN

6.1 Bagan Percobaan Kation

a. Bagan Pemisahan Golongan I ( Ag+, Pb2+, Hg22+ )

Larutan Contoh + HCl 6N  AgCl, PbCl2, HgCl2 (endapan sempurna), cuci dengan
1 ml H2O + 2 tetes HCl 2N.
Endapan + 2 ml air panas (Pb2+ larut)
Sentifuge
endapan

Saringan PbCl2 Endapan + NH4OH 2N


Test Pb - aduk
1. +K2CrO4  Kuning - Sentrifuge
2. +alcohol 96% + H2SO4  putih

Endapan Hg22+ (hitam)


Test Hg
+ 1 ml Aquaregia + 10 tetes H2O + HNO3 2N, Sentrifuge,

Larutan jernih Test Hg


1.Teteskan pada logam Cu  Noda abu-abu
2. + 2-3 tetes SnCl2 5%  endapan putih

Saringan Ag(NH3)2Cl
Test Ag
1. +HNO3  putih
2. +KI/KBr putih kuning
b. Bagan Pemisahan Golongan III ( Fe3+, Mn2+, Al3+, Cr3+ )

Larutan Contoh + NH4NO3 4N + NH4OH 6N AgCl, PbCl2, HgCl2 (endapan


sempurna), cuci dengan 1 ml H2O + 2 tetes HCl 2N.
Endapan + 2 ml air panas (Pb2+ larut)
Sentifuge
endapan

Endapan Fe(OH)3 ; Mn(OH)2 Saringan /Filtrat Na3AlO3 &


Na2CrO4
- cuci dengan : air + 3 tts NH4NO3 4N - + CH3COOH 5% sampai
netral
- Larutkan dengan HCl pekat ( terjadi endapan selai ).
- Uji terhadap Fe dan Mn. Lalu uji lakmus
Test Fe - Sentrifuge
1. +KCNS 5% (5 tts)
2. K4Fe(CN)6 5% (5 tts) Biru trumbul
Test Mn
1. +H2SO4 4N + KIO4 Violet

Endapan cuci dengan air.


- Larutkan dengan HCl 4N.
- Uji terhadap Al.
Test Al
1.+ NH4OH putih
2. + CH3COOH 5% + Aluminon  merah terang

Saringan Na2CrO4
Test Cr
1.+AgNO3  merah
2.+BaCl2 0,5N atau Pb asetat 5%   kuning
c. Bagan Pemisahan Golongan V ( Ba2+, Ca2+, Sr2+ )

Larutan Contoh + NH4OH 6N + NH4Cl 5% + (NH4)2CO3 10%


- Sentifuge, test endapan sempurna (putih).
- Endapan cuci 3x dengan H2O.
- Larutkan dengan CH3COOH 5% panas.
- + CH3COONH4 5% + K2CrO4 kuning sindur.
- Sentifuge
endapan

Endapan Ba2CrO4 Saringan /Filtrat CaCrO4& SrCrO4


- Larutkan dalam HCl panas - + NH4OH 6N sampai warna kuning (a)
Larut (sindur) - + Alkohol 96% dengan volume

Test Ba yang sama dengan volume (a)

1. + 5 tts H2SO4  Putih - Biarkan 20’ lalu sentrifuge.


2. + 3 tts CH3COOH 5% + 6 tts
CH3COONH4 5%
+ 6 tts K2CrO4 5%  Kuning

Endapan SrCrO4.
- + CH3COOH 5% (panas).
Test Sr
1.+ (NH4)2CO3 + K2CrO4 5% Kuning sindur
2. + Na rodizonat  merah coklat.

Saringan Ca(CH3COO)2
Test Ca
Saringan/filtrat dididihkan :
1.+ (NH4)2CO3 5%   putih
2.+ (NH4)2C2O4   putih
Membedakan Sr dan Ba :
- Teteskan larutan contoh pada kertas saring + Na Rodizonat  merah coklat.
- Selanjutnya teteskan HCl 2N
- Warna hilang menandakan Sr.
- Warna jadi warna merah terang menandakan Ba

6. 2 Pemisahan Anion
a. Larutan Sampel Uji Pemisahan Golongan III
Larutan sampel + KNO2CO3  Filtrat + endapan  sentrifuge
1. Sulfat
Filtrat + HCl 4N + BaCl2   putih + HCl 6N
2. Nitrat
Filtrat + H2SO4 6 N + FeSO4 padat + H2SO4 pekat  cincin coklat
3. Asetat
Filtrat + alkohol  bau pisang

4. Cl-
Filtrat + HNO3 + AgNO3   putih + NH4OH  endapan larut

b. Larutan Sampel Uji Pemisahan Golongan V


Larutan sampel + KNO2CO3  Filtrat + endapan  sentrifuge
1. Sulfat
Filtrat + HCl 4N + BaCl2   putih + HCl 6N
2. Nitrat
Filtrat + H2SO4 6 N + FeSO4 padat + H2SO4 pekat  cincin coklat
3. Asetat
Filtrat + alkohol  bau pisang

4. Cl-
Filtrat + HNO3 + AgNO3   putih + NH4OH  endapan larut
VII. DISKUSI
7.1 Pemisahan Golongan I
7.1.1 Kation Golongan I
Berdasarkan hasil praktikum kation yang terdapat pada larutan
sampel adalah timbal(Pb2+), merkuri (II) (Hg2+), dan perak (Ag+). Golongan
I dapat membentuk endapan putih ketika direaksikan dengan HCl. Endapan
yang terbentuk PbCl2, Hg2Cl2, dan AgCl bewarna putih. Jika ditambahkan
air panas, maka endapan PbCl2 akan larut dan larutan ini diidentifikasi
dengan ion kromat membentuk endapan kuning PbCrO4 dan ion sulfat
membentuk endapan putih PbSO4, maka pada larutan sampel tersebut
mengandung kation Pb2+.
Endapan (Hg) yang telah ditambah dengan aqua regia dinaikan
suhunya kemudian ditambah air dan HNO3 2 N dan diteteskan pada logam
Cu menghasilkan noda abu-abu sedangkan ketika direaksikan dengan SnCl2
5 % menghasilkan endapan putih, maka pada larutan sampel tersebut
mengandung kation Hg 2+.
Sedangkan AgCl dapat dipisahkan dari Hg2Cl2 dengan cara
melarutkan ke dalam larutan NH4OH karena AgCl larut membentuk
kompleks Ag(NH3)2+ sedangkan Hg2Cl2 tidak larut. Kemudian larutan
ditambahkan KI membentuk endapan kuning AgI atau dengan HNO3 yang
akan membentuk endapan putih AgCl, maka pada larutan sampel tersebut
mengandung kation Ag +.
Pada percobaan zat-zat yang direaksikan seringkali sudah kotor atau
sudah rusak tercampur dengan zat-zat yang lainnya, karena praktikan yang
melakukan praktek tidak sedikit, sehingga memungkinkan kecerobohan
pada saat praktek. Kesalahan praktek dimungkinkan pula dari air pada saat
mencuci tabung reaksi, karena air untuk mencuci dari air kran yang belum
bersih dari sisa larutan sehingga menghasilkan hasil praktek yang salah.
Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pemisahan golongan,
diantaranya:
 Memastikan tabung reaksi yang digunakan bersih dan tidak terdapat
endapan sisa larutan.
 Memberikan label pada tabung reaksi yang digunakan untuk
menghindari tertukarnya filtrat yang bervisual sama pada satu rak
tabung ketika akan diuji anion atau kation.
 Menunggu beberapa menit untuk memastikan adanya endapan pada
suatu larutan atau tidak, karena terdapat larutan yang diuji
menghasilkan endapan yang sangat sedikit sehingga dibutuhkan
kejelian saat pengamatan.
 Mengocok larutan setelah ditetesi larutan penguji.
 Memastikan pipet bersih setelah mengambil larutan uji sehingga
ketika mengambil larutan uji lain tidak tercampur yang
menyebabkan hasil tidak sesuai literatur.
 Pemanasan pada larutan dilakukan secukupnnya.
 Menggunakan alat pelindung diri ketika melakukan pemisahan
golongan karena terdapat larutan kimia yang baunya menyengat dan
memiliki konsentrasi pekat.
 Penambahan larutan uji sebaiknya sesuai dengan literatur.
 Membutuhkan kejelian pengamatan dan penciuman sebelum
menyimpulkan hasil.
Pada pemisahan golongan I tidak dilakukan pengujian anion pada
larutan sampel.

7.2 Pemisahan Golongan III


7.2.1 Kation Golongan III
Berdasarkan hasil praktikum pada pemisahan golongan III, larutan
sampel mengandung kation Fe2+ ,Cr3+, dan Al3+. Dalam pengujian terjadi
kesalahan yaitu pada saat test Cr3+ seharusnya terdapat endapan merah pada
penambahan AgNO3 namun pada kenyataannya dan terlihat hasil praktikum
tidak terdapat endapan merah sedikitpun hal tersebut dikarenakan AgNO3
yang di reaksikan dengan filtrat yang telah disediakan belum bereaksi
sempurna sehingga hasil yang di peroleh tidak sesuai literatur yaitu
terdapatnya endapan merah, kemudian pada penambahan Pb asetat 5% sama
halnya pada penambahan AgNO3 hasil yang seharusnya diperoleh yaitu
endapan kuning, namun pada kenyataannya hasil tidak sesuai dengan
literatur yaitu tidak adanya ndapan kuning hal tersebut dikarenakan reaksi
antara Pb asetat dengan filtrat belum bereaksi sempurna sehingga hasil yang
didapat tidak sesuai literatur.
7.2.2 Anion Golongan III
Berdasarkan hasil praktikum pada pemisahan golongan III, larutan
sampel mengandung anion Cl- dan SO42-. Dalam pengujian terjadi kesalahan
yaitu pada saat test Cl- ketika larutan sampel direaksikan dengan AgNO3
dan HNO3 terbentuk endapan yang terbentuk berwarna putih namun, ketika
ditambahkan larutan NH4OH 6N endapan putih tidak larut. Sehingga hasil
yang di peroleh tidak sesuai literatur yaitu endapan larut, hal tersebut
dikarenakan seharusnya larutan dikocok selama beberapa menit, namun
praktikan terlalu cepat menyimpulkan hasil pengamatan.
Ketika tes SO42- penggunaan pereaksi sulfat menghasilkan terbentuknya
endapan putih barium sulfat, tidak dalam asam klorida encer panas dan asam
nitrat encer, tetapi larut dalam asam klorida pekat yang mendidih. Uji ini
biasanya dilakukan dengan menambahkan reagnesia kepada larutan yang
diasamkan dengan asam klorida encer, karbonit, sulfit, dan fosfat tidak
diendapkan pada kondisi – kondisi ini. Asam klorida pekat atau asam nitrat
tidak boleh dipakai karena dapat membentuk endapan barium klorida atau
endapan barium nitrat, namun endapan – ndapan ini melarut setelah
diencerkan dengan air dan menghasilkan larutan endapan berwarna putih.
Terjadi kesalahan karena endapan putih hasil reaksi antara filtrat HCl 4N
dan BaCl2 ketika ditambahkan HCl endapan tidak larut, padahal dalam
literatur seharusnya larutan sampel tidak mengandung anion SO42, hal
tersebut karena endapan putih ditambahkan HCl namun tidak dengan
konsentrasi sesuai dengan lieratur yang seharusnya HCl 6N, namun
digunakan HCl yang lebih kecil konsentrasinya.
Pada uji larutan ini penambahan asam sulfat dan serbuk besi terjadinya
cincin coklat karena terbentuknya [Fe(NO)]2+, setelah larutan campuran
dikocok dan dipanaskan warna coklat akan hilang nitrogen(II)oksida
dilepaskan dan ditinggalkan larutan ion besi (III) yang kuning, namun dari
hasil prktikum yang diperoleh tidak terdapat cincin coklat pada tengan-
tengah tabung reaksi.
Ketika dilakukan tes CH3COO- larutan contoh yang direaksikan dengan
KNa2CO3 serbuk dan dinaikan suhunya kemudian saringan/filtratnya
ditambahkan alkohol kemudian suhunya dinaikan tercium bau ester pisang,
hal ini dikarenakan pada larutan terdapat anion CH3COOH. Ketika
mengidentifikasi larutan sulit menyimpulkan bau yang dihasilkan.
Pada percobaan ini sering dilakukan kesalahan-kesalahan pada
ketika praktikum dikarenakan beberapa hal, diantaranya:
 Tabung reaksi yang tidak benar-benar bersih setelah dicuci.
 Pepet tetes yang tidak bersih dari zat-zat lain yang diambil sehingga
memungkinkan terbawanya zat-zat yang lain pada pemipetan
selanjutnya.
 Kesalahan pengamatan pada saat praktek.
 Ketidaksesuaian konsentrasi pada larutan penguji ion sehingga hasil
yang didapat kurang tepat.
 Tidak memberikan label pada tabung reaksi, sehingga larutan yang
sedang diuji hilang karena praktikan yang melakukan praktek tidak
sedikit dan tertukarnya larutan yang diperiksa karena tabung –
tabung reaksi diletakkan pada satu rak tabung, seperti filtrat A yang
berwarna sindur seharusnya direaksikan untuk uji kation namun
tertukar dengan filtrat B yang juga berwarna sindur yang seharusnya
untuk uji anion.
 Terdapat larutan yang berubah warna ketika terlalu lama dilakukan
pemanasan sehingga hasil pengamatan tidak valid.
 Terlalu cepat menyimpulkan hasil pengamatan.
Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pemisahan golongan,
diantaranya:
 Memastikan tabung reaksi yang digunakan bersih dan tidak terdapat
endapan sisa larutan.
 Memberikan label pada tabung reaksi yang digunakan untuk
menghindari tertukarnya filtrat yang bervisual sama pada satu rak
tabung ketika akan diuji anion atau kation.
 Menunggu beberapa menit untuk memastikan adanya endapan pada
suatu larutan atau tidak, karena terdapat larutan yang diuji
menghasilkan endapan yang sangat sedikit sehingga dibutuhkan
kejelian saat pengamatan.
 Mengocok larutan setelah ditetesi larutan penguji.
 Memastikan pipet bersih setelah mengambil larutan uji sehingga
ketika mengambil larutan uji lain tidak tercampur yang
menyebabkan hasil tidak sesuai literatur.
 Pemanasan pada larutan dilakukan secukupnnya.
 Menggunakan alat pelindung diri ketika melakukan pemisahan
golongan karena terdapat larutan kimia yang baunya menyengat dan
memiliki konsentrasi pekat.
 Penambahan larutan uji sebaiknya sesuai dengan literatur.
 Membutuhkan kejelian pengamatan dan penciuman sebelum
menyimpulkan hasil.

7.3 Pemisahan Golongan V


7.3.1 Kation Golongan V
Pada pemisahan golongan V, larutan contoh yang telah melewati
reaksi dengan zat- zat yang telah ditentukan mengandung Ba2+ dan Sr3+ pada
nembahan (NH4)2 C2O4 5%. Dalam pengujian terjadi kesalahan yaitu pada
ketika test Ca2+ setelah filtrat direaksikan dengan (NH4)2CO3 5% dan
(NH4)2C2O4 praktikan menyimpulkan terdapat endapan, dikarenakan
terdapat serpihan putih sangat kecil, tetapi pada literatur menunjukkan
bahwa larutan sampel tidak mengandung kation Ca2+, sehingga serpihan
putih tersebut dapat disimpulkan merupakan kotoran pada larutan karena
tabung reaksi atau larutan uji yang sudah kotor.
7.3.2 Anion Golongan V
Berdasarkan hasil praktikum pada pemisahan golongan III, larutan
sampel mengandung anion Cl- dan NO3-. Pada tes Cl- larutan contoh yang
direaksikan dengan KNa2CO3 serbuk dan dinaikan suhunya kemudian
saringan atau filtratnya ditambahkan HCl 4 N dan BaCl2 menghasilkan
endapan putih kemudian direaksikan dengan HCl 6 N. Endapan yang
terbentuk larut, hal ini dikarenakan pada larutan tidak terdapat anion SO42.
Ketika tes SO42- penggunaan pereaksi sulfat menghasilkan terbentuknya
endapan putih barium sulfat, tidak dalam asam klorida encer panas dan asam
nitrat encer, tetapi larut dalam asam klorida pekat yang mendidih. Uji ini
biasanya dilakukan dengan menambahkan reagnesia kepada larutan yang
diasamkan dengan asam klorida encer, karbonit, sulfit, dan fosfat tidak
diendapkan pada kondisi – kondisi ini. Asam klorida pekat atau asam nitrat
tidak boleh dipakai karena dapat membentuk endapan barium klorida atau
endapan barium nitrat, namun endapan – ndapan ini melarut setelah
diencerkan dengan air dan menghasilkan larutan endapan berwarna putih.
Terjadi kesalahan karena endapan putih hasil reaksi antara filtrat HCl 4N
dan BaCl2 ketika ditambahkan HCl endapan tidak larut, padahal dalam
literatur seharusnya larutan sampel tidak mengandung anion SO42, hal
tersebut karena endapan putih ditambahkan HCl namun tidak dengan
konsentrasi sesuai dengan lieratur yang seharusnya HCl 6N, namun
digunakan HCl yang lebih kecil konsentrasinya.
Ketika dilakukan tes NO3, pada uji larutan ini penambahan asam sulfat
dan serbuk besi terjadinya cincin coklat karena terbentuknya [Fe(NO)]2+,
setelah larutan campuran dikocok dan dipanaskan warna coklat akan hilang
nitrogen(II)oksida dilepaskan dan ditinggalkan larutan ion besi (III) yang
kuning, namun dari hasil prktikum yang diperoleh tidak terdapat cincin
coklat pada tengan-tengah tabung reaksi hal tersebut karena salah
mereaksikan dengan filtrat lain pada rak tabung reaksi dikarenakan warna
larutan yang hampir sama dan tidak diberi label sehingga hasil tidak sesuai
dengan literatur.
Ketika dilakukan tes CH3COO- larutan contoh yang direaksikan dengan
KNa2CO3 serbuk dan dinaikan suhunya kemudian saringan/filtratnya
ditambahkan alkohol kemudian suhunya dinaikan tercium bau ester pisang,
hal ini dikarenakan pada larutan terdapat anion CH3COOH. Ketika
mengidentifikasi larutan sulit menyimpulkan bau yang dihasilkan.
Pada percobaan ini sering dilakukan kesalahan-kesalahan pada
ketika praktikum dikarenakan beberapa hal, diantaranya:
 Tabung reaksi yang tidak benar-benar bersih setelah dicuci.
 Pepet tetes yang tidak bersih dari zat-zat lain yang diambil sehingga
memungkinkan terbawanya zat-zat yang lain pada pemipetan
selanjutnya.
 Kesalahan pengamatan pada saat praktek.
 Ketidaksesuaian konsentrasi pada larutan penguji ion sehingga hasil
yang didapat kurang tepat.
 Tidak memberikan label pada tabung reaksi, sehingga larutan yang
sedang diuji hilang karena praktikan yang melakukan praktek tidak
sedikit dan tertukarnya larutan yang diperiksa karena tabung –
tabung reaksi diletakkan pada satu rak tabung, seperti filtrat A yang
berwarna sindur seharusnya direaksikan untuk uji kation namun
tertukar dengan filtrat B yang juga berwarna sindur yang seharusnya
untuk uji anion.
 Terdapat larutan yang berubah warna ketika terlalu lama dilakukan
pemanasan sehingga hasil pengamatan tidak valid.
 Terlalu cepat menyimpulkan hasil pengamatan.
Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pemisahan golongan,
diantaranya:
 Memastikan tabung reaksi yang digunakan bersih dan tidak terdapat
endapan sisa larutan.
 Memberikan label pada tabung reaksi yang digunakan untuk
menghindari tertukarnya filtrat yang bervisual sama pada satu rak
tabung ketika akan diuji anion atau kation.
 Menunggu beberapa menit untuk memastikan adanya endapan pada
suatu larutan atau tidak, karena terdapat larutan yang diuji
menghasilkan endapan yang sangat sedikit sehingga dibutuhkan
kejelian saat pengamatan.
 Mengocok larutan setelah ditetesi larutan penguji.
 Memastikan pipet bersih setelah mengambil larutan uji sehingga
ketika mengambil larutan uji lain tidak tercampur yang
menyebabkan hasil tidak sesuai literatur.
 Pemanasan pada larutan dilakukan secukupnnya.
 Menggunakan alat pelindung diri ketika melakukan pemisahan
golongan karena terdapat larutan kimia yang baunya menyengat dan
memiliki konsentrasi pekat.
 Penambahan larutan uji sebaiknya sesuai dengan literatur.
 Membutuhkan kejelian pengamatan dan penciuman sebelum
menyimpulkan hasil.
VIII. KESIMPULAN
7.1 Pemisahan Golongan I
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa larutan sampel
mengandung :
7.1.1 Kation Golongan I
 Pb2+
 Hg+
 Ag +
7.2 Pemisahan Golongan III
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa larutan sampel
mengandung :
7.2.1 Kation Golongan III
 Fe3+
 Cr2+
 Al3+
7.2.2 Anion Golongan III
 SO42-
 Cl-
7.3 Pemisahan Golongan V
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa larutan sampel
mengandung :
7.3.1 Kation Golongan V
 Ba2+
 Sr
7.3.2 Anion Golongan V
 Cl-
 NO3 -
DAFTAR PUSTAKA

 Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil. Pedoman praktikum kimia analisa.


Bandung. 2003
 http://faradillahchemistry09.blogspot.com/2012/04/uji-kation-dan-
anion.html
 http://helnip.blogspot.com/2011/06/-praktikum-kimia-analitik.html
 http://dika96.wordpress.com/2010/11/14/pemisahan-dan-identifikasi-
kation-golongan-i/
 http://wiwiksatriani.blogspot.com/2012/06/identifikasi-anion.html

Anda mungkin juga menyukai