LAPORAN
Oleh :
NPM 18020014
2019
I. TUJUAN
2.1 MIKROSKOP
Mikroskop binokuler adalah alat yang digunakan untuk pengamatan
benda-benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak, penyinaran diberikan
dari atas ataupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop binokuler
memiliki dua buah lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler, sehingga diperoleh
bayangan tiga dimensi dengan pengamatan kedua belah mata. Kekuatan
pembesarannya tidak terlalu kuat, umumnya objektif 1X dan 2X serta okuler 10X
dan 15X. Pengertian lain tentang mikroskop binokuler merupakan Suatu alat
dengan lensa obyektif. Lensanya harus berdiameter besar karena diatasnya akan
dipasangi system lensa lain yang terpisah dalam posisi parallel dan jalur sinar
terpisah untuk mata kanan dan kiri. Mikroskop ini tidak memiliki kondensor, tapi
memiliki kedalaman bidang pandang dan jarak kerja yang panjang. Kekurangan
utama dari tipe obyek mikroskop binokuler adalah bahwa aperture numerical dari
system dibatasi oleh adanya jalur beam/cahaya ganda. Karenanya seseorang harus
menggunakan mikroskop majemuk, yang memiliki obyektif dengan diameter
yang lebih besar dan karenanya meningkatkan aperture numerical. Mikroskop
biologi digunakan untuk pengamatan benda-benda tipis transparan, penyinaran
diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Menurut tim pengajar (2010),
mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa objektif dengan kekuatan
pembesaran sebagai berikut :
Jika serat yang akan diamati berupa kumpulan serat, maka serat tinggal
diambil dan dibuat preparat secara langsung. Namun jika serat tersebut sudah
berupa benang atau bahkan kain, maka ada beberapa persiapan yang harus
dilakukan. Kalau berupa benang, maka kita harus meniras benang tersebut
menjadi serat-serat yang terpisah. Jika berupa kain, maka kita harus meniras ke
bentuk benang kemudian menirasnya kembali sehingga bentuk aakhirnya berupa
serat yang akan dilihat di bawah mikroskop.
Agar serat yang ada di dalam gabus dapat diiriss secara melintang maka
serat harus kaku sehingga ketika ikut diiris , serat nya tidak merunduk. Oleh
karena itu sebelum serat dimasukkan ke dalam gabus, maka serat diberi lak merah
sehingga serat dapat menjadi kaku ketika berada di dalam gabus.
Identifikasi serat didasarkan pada beberapa sifat khusus dari suatu serat,
yaitu morfologi, sifat kimia atapun sifat fisikanya. Pada uji mikroskop kali ini,
akan diteliti mengenai morfologi dari beberapa serat. Pada serat alam, morfologi
seratnya menunjukkan suatu bentuk dengan perbedaan yang besar antara satu
dengan yang lainnya, karena serat-serat tersebut ditentukan oleh jenis tanaman
dan jenis hewannya. Dalam batas tertentu morfologi mempunyai bentuk yang
tetap, oleh karena itu morfologi serat dari serat alam sangat menentukan dalam
identifikasi seratnya. Pada serat buatan, morfologi serat kurang penting untuk
identifikasi serat, karena morfologi serat ditentukan terutama oleh cara pembuatan
dan penarikan seratnya, dan bukan oleh jenis seratnya.
Uji identifikasi dengan mikroskop merupakan cara yang baik, karena kita
dapat mengetahui dengan jelas terutama untuk jenis serat campuran, dalam
pengujian dengan mikroskop ini dilakukan dengan 2 cara melintang dan
membujur, dengan percobaan mikroskop ini denagan jelas mengetahui perbedaan
serat yang satu dengan serat yang lain. Bentuk penampang melintang dan
membujur serat bermcam-macam dari yang berbentuk bulat beraneka ragam
sampai pipih.
Pada serat buatan, morfologi serat kurang penting untuk identifikasi serat,
karena morfologi serat ditentukan terutama oleh cara pembuatan dan penarikan
seratnya, pada serat buatan bentuk penampang bisa dirubah atau dibuat sesuai
keinginan, kebutuhan, dan bukan oleh jenis seratnya.
3.1.1 Alat
Mikroskop
Kaca preparat
Jarum
Pipet tetes
Kertas saring
Benang
Gabus
Silet tajam
3.1.2 Bahan
Air suling
Serat kapas
Serat rami
Serat wool
Serat sutera
Serat poliester
Serat poliakrilat
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan ( Mikroskop Binokuler, kaca
preparat / Slide glass, cover glass, pipet tetes, jarum, bermacam-macam serat,
air suling )
2. Serat diletakkan sejajar di atas kaca preparat / Slide glass.
3. Serat tersebut dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan jarum agar tidak
menumpuk. ( jika tidak ada jarum bisa dengan ujung sudut kaca preparat /
Slide glass )
4. Kemudian tambahkan tetesan air suling ke atas kaca preparat yang sudah ada
seratnya. ( jangan terlalu banyak )
5. Tutup dengan menggunakan cover glass, dan pasangkan ke Mikroskop.
6. Preparat diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran awal dari 4X, 10X
atur posisi preparat sampai tepat serat berada di tengah-tengah.
7. Ubah perbesaran menjadi 40X dan amati penampang, kemudian fokuskan.
8. Gambar penampang di snap dengan komputer, dan disimpan dalam bentuk soft
file.
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan ( Mikroskop Binokuler, kaca
preparat / Slide glass, cover glass, pipet tetes, jarum, benang jahit, silet tajam,
gabus kecil, bermacam-macam serat, air suling, dan lak merah )
2. Pasangkan benang ke jarum jahit.
3. Jarum jahit dimasukan kedalam gabus kecil dari arah bawah ke atas.
4. Tarik benang yang sudah terpasang dalam gabus kecil sampai membentuk
seperti jeratan, pegang benang sebentar, kemudian keluarkan jarum dari
gabus kecil.
5. Ambil beberapa helai serat yang akan diamati, jeratkan pada bagian benang
tadi. Tarik benang sampai serat benar-benar terjerat.
6. Oleskan lak merah ke serat sampai merata.
7. Agar cepat kering masukan serat kedalam oven 15 menit.
8. Keluarkan dari oven, kemudian serat ditarik sampai benar-benar masuk
kedalam gabus kecil.
9. Masukan kembalik kedalam oven agar serat benar-benar menempel pada
gabus kecil + 10 menit.
10. Keluarkan dari oven, dan mulai iris gabus kecil sampai permukaan nya halus.
11. Perkecil permukaan yang dekat serat agar memudahkan pengirisan serat.
12. Iris serat setipis mungkin, dan letakan di atas kaca preparat / Slide glass.
13. Kemudian tambahkan tetesan air suling ke atas kaca preparat yang sudah ada
seratnya. ( jangan terlalu banyak )
14. Tutup dengan menggunakan cover glass, dan pasangkan ke Mikroskop.
15. Preparat diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran awal dari 4X, 10X
atur posisi preparat sampai tepat serat berada di tengah-tengah.
16. Ubah perbesaran menjadi 40X dan amati penampang, kemudian fokuskan.
17. Gambar penampang di snap dengan komputer, dan disimpan dalam bentuk
soft file.
40x 40x
2. Rayon
Viskosa 40x 40x
3. Rami
40x 40x
4. Sutera
40x 40x
5. Wool
40x 40x
6. Poliester
40x 40x
7. Poliakrilat
40x 40x
8. Poliamida
(Nylon) 40x 40x
9. Poliester:
Kapas 40x 40x
10. Poliester:
Rayon 40x 40x
11. Poliester:
Wool 40x 40x
12. Rayon
Asetat 40x 40x
13. Rayon
Kuproamo 40x 40x
nium
1. Kapas
Literatur :
Bentuk membujur serat kapas ,pipih seperti pita yang terpuntir. Bentuk
penampang serat kapas sangat bervariasi dari pipih sampai bulat tetapi pada
umunya berbentuk seperti ginjal.
Hasil Pengamatan:
2. Rayon Viskosa
Literatur:
Serat ini penampang lintangnya tidak simetri ,yaitu lekukan lekukan atau
bentuk gerigi terdapat pada separo filament dengan”kulit” yang lebih tipis
dibanding dengan separo bagian yang laib yang hampir tidak rata.
Hasil Pengamatan:
3. Rami
Literatur:
Hasil Pengamatan:
Literatur:
Hasil Pengamatan:
5. Wool
Literatur:
Hasil Pengamatan:
Bnetuk membujur silinder seperti batang terdapat seperti sisik. Pada penampang
melintang bulat tidak sempurna.
6. Poliester
Literatur:
Hasil Pengamatan:
7. Poliakrilat
Literatur:
Hasil Pengamatan:
Bentuk membujur seperti pipa ada garis tipis terputus dan pada penampang
melintang seperti kacang.
8. Poliamida/Nylon
Literatur:
Hasil Pengamatan:
Bentuk membujur seperti pipa ada bintik-bintiknya. Dan bentuk melintang
bulat beraturan.
9. Poliester : Kapas
Literatur:
Hasil Pengamatan:
Literatur:
Hasil Pengamatan:
Literatur:
V. DISKUSI
Usahakan untuk tidak menyentuh bagian tengah kaca objek dan kaca penutup a
gar tidak meninggalkan sidik jari.
Kaca objek dan kaca penutup harus dibersihkan sebelum praktikum, karena bil
a kotor akan mengganggu pandangan kita terhadap serat yang kita teliti.
Serat juga harus dibersihkan dari kotoran-kotoran.
Jumlah air atau medium jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jika terlalu s
edikit dapat menyebabkan timbulnya gelembung gelembung pada kaca sehingg
a dapat membingungkan pengamatan.
Pada pengamatan melintang serat harus dipotong tipis agar mudah, tidak
mengangu pencahayaan.,dan rapi saat pemasangan dan jelas saat diamati.
Saat melakukan pengamatan menggunakan mikroskop, perbesaran yang diguna
kan sebaiknya dari perbesaran terkecil terlebih dahulu lalu difokuskan. Jika set
elah diamati bentuk serat dirasa belum tergambar jelas, maka ganti lensa objekt
if dengan yang lebih besar pembesarannya. maka dan memfokuskannya dengan
memposisikan letak preparat.
Serat yang akan di uji jangan terlalu banyak agar pencahayaan ke lensa tidak
tertutup.
Pastikan contoh dalam eksikator benar – benar kering, agar mudah di iris.
Kesalahan yang terjadi ketika praktikum pengamatan struktur serat :
Pada pengamatan melintang , gabus dipotong terlalu tebal, sehingga struktur
serat sulit diidentifikasi.
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Id.m.wikipedia.org//wiki/mikroskop