Anda di halaman 1dari 19

UJI MIKROSKOP

LAPORAN

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Serat 2

Dosen pengampu Juju J, AT.,M.Si, Kurniawan,S.Si.,MT., Sri Lestari

Oleh :

ALLYARISNA NOVIA RAHMADANTY

NPM 18020014

PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK STT TEKSTIL

2019
I. TUJUAN

Untuk mengetahui bentuk penampang melintang dan penampang


membujur berbagai jenis serat seperti serat alam, serat sintetik, dan serat keluarga
rayon, terutama untuk serat alam, menggunakan mikroskop.

II. TEORI DASAR

2.1 MIKROSKOP
Mikroskop binokuler adalah alat yang digunakan untuk pengamatan
benda-benda yang tidak terlalu besar, transparan atau tidak, penyinaran diberikan
dari atas ataupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop binokuler
memiliki dua buah lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler, sehingga diperoleh
bayangan tiga dimensi dengan pengamatan kedua belah mata. Kekuatan
pembesarannya tidak terlalu kuat, umumnya objektif 1X dan 2X serta okuler 10X
dan 15X. Pengertian lain tentang mikroskop binokuler merupakan Suatu alat
dengan lensa obyektif. Lensanya harus berdiameter besar karena diatasnya akan
dipasangi system lensa lain yang terpisah dalam posisi parallel dan jalur sinar
terpisah untuk mata kanan dan kiri. Mikroskop ini tidak memiliki kondensor, tapi
memiliki kedalaman bidang pandang dan jarak kerja yang panjang. Kekurangan
utama dari tipe obyek mikroskop binokuler adalah bahwa aperture numerical dari
system dibatasi oleh adanya jalur beam/cahaya ganda. Karenanya seseorang harus
menggunakan mikroskop majemuk, yang memiliki obyektif dengan diameter
yang lebih besar dan karenanya meningkatkan aperture numerical. Mikroskop
biologi digunakan untuk pengamatan benda-benda tipis transparan, penyinaran
diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Menurut tim pengajar (2010),
mikroskop biologi ini umumnya memiliki lensa objektif dengan kekuatan
pembesaran sebagai berikut :

 Objektif 4X dan okuler 10X, pembesarannya 40X.


 Objektif 10X dan okuler 10X, pembesarannya 100X.
 Objektif 40X dan okuler 10X, pembesarannya 400X.
 Objektif 100X dan okuler 10X, pembesarannya 1000X.
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik
adalah 100X yang disebut dengan objektif
emersi, disebut demikian karena penggunaannya
harus menggunakan minyak emersi dan cara
memakainya dengan khusus pula.
Fungsi bagian – bagian mikroskop :

 Lensa Okuler,berfungsi untuk membperbesar


benda yang dibentuk oleh lensa objektif. Gambar 1. Mikroskop
 Tombol pengatur focus kasar,berfungsi untuk Binokuler
mencari focus bayangan objek secara cepat sehingga tabung mikroskop naik
dan turun secara cepat.
 Tombol pengatur focus halus,berfungsi untuk mencari focus bayangan objek
secara lambat,sehingga tabung mikroskop naik dan turun secara lambat.
 Tabung mikroskop,berfungsi untuk mengatur focus sehingga bisa dinaikan dan
diturunkan.
 Revolver,berfungsi untuk memilah lensa objektif yang akan digunakan.
 Lensa objek,berfungsi unutk menentukan bayangan objektif serta memperbesar
benda yang diamati.Pada dasranya ada 3 lensa objektif dengan perbesaran
4x,10x dan 40x.
 Lengan Mikroskop,berfungsi untuk pegangan ketika membawa mikroskop.-
Meja Preparat,berfungsi untuk meletakan benda (objek) yang diamati.
 Penjepit objek glass,berfungsi untuk menjepit preparat diatas meja.- Kondensor
merupakan lensa tambahan yang berfungsi untuk mengumpukan cahaya yang
masuk dalam mikroskop.
 Diafragma berupa lubang-lubang yang berukuran dari kecil hingga selebar
lubang pada meja objek.
 Reflektor/cermin,berfungsi unutk memantulkan dan mengarahkan cahaya
kedalam mikroskop.

Praktikan bisa memulai kegiatan pengamatan terhadap objek atau preparat


denganmenggunakan lensa objektif yang sebaiknya dimulai dari perbesaran yang
paling bawah terlebih dahulu. Adapun langkah-langkah yang bisa diikuti adalah s
ebagai berikut :
1. Tempatkan kaca benda atau yang dikenal juga dengan istilah object glass deng
an preparat yang hendak diamati pada meja objek. Atur sedemikian rupa agar o
bjek tersebut tepat berada pada lapangan pandang.
2. Selanjutnya, jepit kaca benda dengan menggunakan penjepit khusus yang ada p
ada bagian atas meja objek.
3. Selanjutnya, sembari mengamati dari arah samping, peneliti bisa menurunkan l
ensa objektif sedikit demi sedikit. Gunakan pemutar kasar sampai jarak lensa
objektifdengan objek penelitian hanya tersisa 5 milimeter. Pada sebagian jenis
mikroskop, jarak diatur tidak dengan pemutar kasar melainkan dengan menaikt
urunkan mejaobjeknya. Mikroskop yang seperti ini menuntut kehati-
hatian sebab jika salah perhitungan, lensa objektif bisa saja menyentuh meja ob
jek dan tergores.
4. Cermatilah bayangan yang terlihat dari lensa okuler. Jika dibutuhkan, gunakanl
ah pemutar kasar untuk menaikkan juga menurunkan lensa objektif hingga dida
patkan bayangan atau tampilan objek yang diamati dengan jelas. Apabila hal in
i tidak berhasil membuat Anda melihat objek dengan jelas, maka mungkin And
a harus mengulangi langkah pada poin ketiga.
5. Setelah objek yang diteliti terlihat jelas, kita bisa menggunakan pemutar halus
untuk memundurkan lensa objektif agar ojek tersebut bisa terlihat lebih jelas la
gi.
6. Jika dikehendaki, Anda bisa mendapatkan pembesaran yang kuat dengan cara
mengganti atau mengubah lensa objektif. Untuk hal ini kita bisa menggunakan
bagian yang bernama revolver. Pastikan posisi objek tidak bergeser sedikitpun.
Sebab jika iya, maka terpaksa Anda harus mengulangi langkah dari poin yang
pertama.

2.2 TEHNIK PENGAMATAN SERAT TEKSTIL

Pengamatan yang bisa lakukan adalah pengamatan serat secara melintang


dan secara membujur.

Sebelum dilakukan pengamatan maka harus dilakukan persiapan lebih


dahulu kaca objek dan kaca penutup harus betul-betul bersih. Maksudnya yaitu
bebas kotoran dan bebas lemak. Kotoran akan membuat bayangan kurang jelas,
sedangkan lemak akan membuat cairan tidak merata pada kaca objek. Cara
memebersihkan kaca objek dan kaca penutup yaitu dengan amonia 5% atau
alkohol 50%, kemudian dikeringkan dengan kaca penyerap atau kertas lensa.
Untuk membersihkan kaca objek yang sudah dipakai, dapat digunakan campuran
bikromat yang terdiri dari kalium bikhomat 200 gr, air 800 ml dan asam sulfat
pekat 1,2 L. Kaca objek yang sudah dipakai direndam dalam larutan tersebut
selama 2 hari.
Sebelum diletakan di atas kaca preparat, serat perlu dibersihkan dari kotoran, min
yak dan lilin, dengan memasak serat tersebut di dalam larutan sabun encer. Hal ini
mempermudah pengamat untuk mendapatkan hasil proyeksi pembesaran serat yan
g lebih jelas dan akurat.Suatu hal yang juga penting dalam persiapan ialah menceg
ah adanya gelembung udara yang terlalu banyak. Gelembung udara yang yang terj
ebak dalam medium dapat pula menghalangi pengamatan. Di bawah mikroskop g
elembung udara tersebut akan tampak sebagai bulatan dengan garis tepi gelap dan
bagian tengah terang.

a. Persiapan serat penampang membujur

Sebelum diletakkan di atas kaca objek serat sudah dibersihkan dan


dipisahkan satu dengan lainnya. Untuk pengamatan serat penampang membujur
dengan mikroskop, serat diletakkan di atas kaca objek dengan medium zat cair.
Untuk pengamatan biasa, umumnya digunakan air, tetapi untuk mendapatkan
pengamatan yang lebih baik digunakan minyak mineral , gliserin, atau zat lain.
Penggunaan zat ini selain karena tidak mudah menguap , sehingga persiapan serat
dapat lebih lama juga, juga untuk mendapatkan medium dengan indeks bias yang
sesuai.

Untuk pengamatan pemasangan membujur serat, serat diletakkan sejajar di


atas kaca objek dan dipisahkan satu dari yang lain nya dengan jarum supaya tidak
menumpuk, kemudain ditutup dengan kaca penutup, dan dari salah satu sisi kaca
penutup ditetesi medium . Jumlah air atau medium ini tidak boleh terlalu sedikit.

Jika serat yang akan diamati berupa kumpulan serat, maka serat tinggal
diambil dan dibuat preparat secara langsung. Namun jika serat tersebut sudah
berupa benang atau bahkan kain, maka ada beberapa persiapan yang harus
dilakukan. Kalau berupa benang, maka kita harus meniras benang tersebut
menjadi serat-serat yang terpisah. Jika berupa kain, maka kita harus meniras ke
bentuk benang kemudian menirasnya kembali sehingga bentuk aakhirnya berupa
serat yang akan dilihat di bawah mikroskop.

Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang baik, diperlukan mikroskop yang


mempunyai perbesaran 100-150 kali. Perlengkapan mikroskop yang diperlukan
adalah kaca objek , jarum pemisah, dan kaca penutup.

b. Persiapan serat penampang melintang

Untuk mendapatkan irisan lintang serat dapat dilakukan dengan berbagai


cara,pemotongan lintang serat untuk diamati di mikroskop nyaris mustahil. Oleh k
arena itu diperlukan cara khusus untuk mengamati penampang lintang serat. Pemb
uatan irisan melintang dapat menggunakan beberapa cara yaitu: cara lempeng plas
tik, cara gabus, dan cara mikrotom tangan atau mikrotom mekanis (hardy). Dianta
ra berbagai cara tersebut, cara gabus yang akan digunakan pada praktikum ini.

Persiapannya berbeda dengan persiapan penampang membujur, yaitu


sebelumnya serat harus dimasukkan dahulu ke dalam gabus dan dipotong
membentuk irisan lintang. Prinsipnya adalah serat yang akan diamati akan
dimasukkan ke dalam gabus agar seratnya seolah-olah menyatu menjadi bagian
utuh dari gabus.ketika gabus diiris secara melintang pada bagian yang ada
seratnya, serat akan ikut terpotong secara melintang pula, sehingga didapat contoh
uji yang akan diamati dan didapat citra berupa penanmpang serat secara
melintang.

Agar serat yang ada di dalam gabus dapat diiriss secara melintang maka
serat harus kaku sehingga ketika ikut diiris , serat nya tidak merunduk. Oleh
karena itu sebelum serat dimasukkan ke dalam gabus, maka serat diberi lak merah
sehingga serat dapat menjadi kaku ketika berada di dalam gabus.

2.2 MORFOLOGI SERAT

Serat adalah suatu material yang berbentuk halus dan memiliki


perbandingan panjang dan diameter yang besar. Serat biasa digunakan untuk
bahan tekstil, entah itu tekstil pakaian, tekstil rumah tangga, tekstil untuk
konstruksi, tekstil untuk industri ataupun tekstil untuk kesehatan. Dewasa ini,
serat tekstil sangat dibutuhkan oleh semua individu. Dikarenakan serat penting
untuk kehidupan sehari-hari, tanpa serat mungkin kita akan kekurangan
kebutuhan.

Identifikasi serat didasarkan pada beberapa sifat khusus dari suatu serat,
yaitu morfologi, sifat kimia atapun sifat fisikanya. Pada uji mikroskop kali ini,
akan diteliti mengenai morfologi dari beberapa serat. Pada serat alam, morfologi
seratnya menunjukkan suatu bentuk dengan perbedaan yang besar antara satu
dengan yang lainnya, karena serat-serat tersebut ditentukan oleh jenis tanaman
dan jenis hewannya. Dalam batas tertentu morfologi mempunyai bentuk yang
tetap, oleh karena itu morfologi serat dari serat alam sangat menentukan dalam
identifikasi seratnya. Pada serat buatan, morfologi serat kurang penting untuk
identifikasi serat, karena morfologi serat ditentukan terutama oleh cara pembuatan
dan penarikan seratnya, dan bukan oleh jenis seratnya.

Pada dasarnya identifikasi serat tekstil dapat dilakukan dengan beberapa


cara antara lain: cara mikroskopi, cara pelarutan, pewarnaan, pengukuran berat
jenis, pembakaran, dan pengukuran titik leleh. Dari beberapa cara tersebut, cara
yang digunakan pada percobaan ini adalah dengan cara mikroskop.

Identifikasi serat-serat tekstil dengan cara mikroskop dimaksudkan untuk


mengetahui jenis serat dari pandangan melintang dan pandangan membujur,
dengan demikian dapat diketahui ciri-ciri suatu serat contohnya wool dimana
seratnya bersisik dilihat dari penampang membujur atau serat sutera mempunyai
penampang melintang yang berbentuk menyerupai segitiga.

Uji identifikasi dengan mikroskop merupakan cara yang baik, karena kita
dapat mengetahui dengan jelas terutama untuk jenis serat campuran, dalam
pengujian dengan mikroskop ini dilakukan dengan 2 cara melintang dan
membujur, dengan percobaan mikroskop ini denagan jelas mengetahui perbedaan
serat yang satu dengan serat yang lain. Bentuk penampang melintang dan
membujur serat bermcam-macam dari yang berbentuk bulat beraneka ragam
sampai pipih.

Serat alam memiliki penampang lintang yang sangat bervariasi, misalnya


pada serat kapas, penampang lintangnya berbentuk seperti ginjal sampai pipih.
Sedangkan serat buatan untuk jenis yang sama mempunyi penampang lintang
yang hampir sama. Serat-serat buatan yang dipintal dari suatu lelehan penampang
lintangnya berbentuk bulat, misalnya nylon dan poliester, sedangkan yang dipintal
dari larutan-larutan berbentuk tulang anjing atau berlekuk-lekuk misalnya pada
asetat selulos, orlon, dan rayon.

Penampang penampang membujur serat pun bermacam-macam mulai dari


bentuk pipih seperti pita terpuntir sampai yang berbentuk silinder untuk sebagian
besar serat buatan.

Pada umumnya serat-serat dengan penampang lintang yang pipih


memberikan kilap yang tinggi dan daya penutup yang baik tetapi pegangannya
kasar. Penampang lintang yang bulat akan memberikan pegangan dan rasa yang
enak, tapi daya menutupnya rendah. Makin luas permukan serat, daya hisap zat
warna makin baik. Terhadap serat buatan telah diusahakan untuk membuat
penampang lintang yang tidak bulat, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan
daya penutup yang lebih besar, kilau yang lebih baik atau pegangan seperti sutera.

Pada serat alam, morfologi seratnya menunjukkan suatu bentuk dengan


perbedaan yang besar antara satu dengan yang lainnya, karena serat-serat tersebut
ditentukan oleh jenis asal nya seperti tanaman dan hewannya. Dalam batas
tertentu morfologi mempunyai bentuk yang tetap, tidak bisa dirubah lagi, karena
berasal dari alam, oleh karena itu morfologi serat dari serat alam sangat
menentukan dalam identifikasi seratnya.

Pada serat buatan, morfologi serat kurang penting untuk identifikasi serat,
karena morfologi serat ditentukan terutama oleh cara pembuatan dan penarikan
seratnya, pada serat buatan bentuk penampang bisa dirubah atau dibuat sesuai
keinginan, kebutuhan, dan bukan oleh jenis seratnya.

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 ALAT DAN BAHAN

3.1.1 Alat

 Mikroskop
 Kaca preparat

 Slide glass (kaca objek)

 Jarum

 Pipet tetes

 Kertas saring

 Benang

 Gabus

 Silet tajam

3.1.2 Bahan

 Air suling

 Lem ( lak merah )

 Serat kapas

 Serat rayon viskosa

 Serat rayon asetat

 Serat rayon kuproamonium

 Serat rami

 Serat wool

 Serat sutera

 Serat poliester

 Serat poliakrilat

 Serat poliamida ( nylon )


 Serat campuran poliester kapas

 Serat campuran poliester rayon

 Serat campuran poliester wool

3.2 CARA KERJA

3.2.1 Pengamatan Penampang Membujur Serat

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan ( Mikroskop Binokuler, kaca
preparat / Slide glass, cover glass, pipet tetes, jarum, bermacam-macam serat,
air suling )
2. Serat diletakkan sejajar di atas kaca preparat / Slide glass.
3. Serat tersebut dipisahkan satu dengan yang lainnya dengan jarum agar tidak
menumpuk. ( jika tidak ada jarum bisa dengan ujung sudut kaca preparat /
Slide glass )
4. Kemudian tambahkan tetesan air suling ke atas kaca preparat yang sudah ada
seratnya. ( jangan terlalu banyak )
5. Tutup dengan menggunakan cover glass, dan pasangkan ke Mikroskop.
6. Preparat diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran awal dari 4X, 10X
atur posisi preparat sampai tepat serat berada di tengah-tengah.
7. Ubah perbesaran menjadi 40X dan amati penampang, kemudian fokuskan.
8. Gambar penampang di snap dengan komputer, dan disimpan dalam bentuk soft
file.

3.2.2 Pengamatan Penampang Melintang Serat

1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan ( Mikroskop Binokuler, kaca
preparat / Slide glass, cover glass, pipet tetes, jarum, benang jahit, silet tajam,
gabus kecil, bermacam-macam serat, air suling, dan lak merah )
2. Pasangkan benang ke jarum jahit.
3. Jarum jahit dimasukan kedalam gabus kecil dari arah bawah ke atas.
4. Tarik benang yang sudah terpasang dalam gabus kecil sampai membentuk
seperti jeratan, pegang benang sebentar, kemudian keluarkan jarum dari
gabus kecil.
5. Ambil beberapa helai serat yang akan diamati, jeratkan pada bagian benang
tadi. Tarik benang sampai serat benar-benar terjerat.
6. Oleskan lak merah ke serat sampai merata.
7. Agar cepat kering masukan serat kedalam oven 15 menit.
8. Keluarkan dari oven, kemudian serat ditarik sampai benar-benar masuk
kedalam gabus kecil.
9. Masukan kembalik kedalam oven agar serat benar-benar menempel pada
gabus kecil + 10 menit.
10. Keluarkan dari oven, dan mulai iris gabus kecil sampai permukaan nya halus.
11. Perkecil permukaan yang dekat serat agar memudahkan pengirisan serat.
12. Iris serat setipis mungkin, dan letakan di atas kaca preparat / Slide glass.
13. Kemudian tambahkan tetesan air suling ke atas kaca preparat yang sudah ada
seratnya. ( jangan terlalu banyak )
14. Tutup dengan menggunakan cover glass, dan pasangkan ke Mikroskop.
15. Preparat diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran awal dari 4X, 10X
atur posisi preparat sampai tepat serat berada di tengah-tengah.
16. Ubah perbesaran menjadi 40X dan amati penampang, kemudian fokuskan.
17. Gambar penampang di snap dengan komputer, dan disimpan dalam bentuk
soft file.

IV. HASIL PENGAMATAN

Tabel 1. Gambar struktur serat

No Nama Gambar Penampang Keterangan Perbesaran


Membujur Melintang Membujur Melintang
. Serat
1. Kapas

40x 40x

2. Rayon
Viskosa 40x 40x

3. Rami

40x 40x

4. Sutera

40x 40x
5. Wool

40x 40x

6. Poliester

40x 40x

7. Poliakrilat

40x 40x

8. Poliamida
(Nylon) 40x 40x

9. Poliester:
Kapas 40x 40x

10. Poliester:
Rayon 40x 40x

11. Poliester:
Wool 40x 40x

12. Rayon
Asetat 40x 40x

13. Rayon
Kuproamo 40x 40x
nium

Adapun hasil pengamatan sebagai berikut :

1. Kapas
Literatur :

Bentuk membujur serat kapas ,pipih seperti pita yang terpuntir. Bentuk
penampang serat kapas sangat bervariasi dari pipih sampai bulat tetapi pada
umunya berbentuk seperti ginjal.

Hasil Pengamatan:

Bentuk memanjang seperti pita yang terpuntir. Bentuk penampang melintang


seperti ginjal dan terdapat garis di tengahnya.

2. Rayon Viskosa

Literatur:

Serat ini penampang lintangnya tidak simetri ,yaitu lekukan lekukan atau
bentuk gerigi terdapat pada separo filament dengan”kulit” yang lebih tipis
dibanding dengan separo bagian yang laib yang hampir tidak rata.

Hasil Pengamatan:

Bentuk penampang melintangnya sisi – sisinya bergerigi dan penampang


membujur pipih bergaris sejajar dengan sumbu serat.

3. Rami

Literatur:

Penampang lintangnya berbentuk lonjong memanjang dengan dinding sel


yang tebal dan lumen lumayan piph.Ujung sel tumpul dan tidak berlumen.

Hasil Pengamatan:

Bentuk membujur seperti silinder dengan permukaan bergaris-garis dan


berkerut membentuk benjolan-benjolan kecil. Bentuk melintang lonjong dan
terdapat garis ditengahnya.
4. Sutera

Literatur:

Penampang lintang serat sutera Bobyix Mori berbentuk segitiga dengan


sudut sudut yang membulat. Penampang lintang serat sutera tussah berbentuk
pasak., dan penampang lintang sutera Anaphe berbentuk segitiga yang
melengkung.

Hasil Pengamatan:

Bentuk membujur pipih bening, dan mempunyai penampang melintang


segitiga tumpul.

5. Wool

Literatur:

Penampang lintang serat wool bervariasi dari bulat sampai


lonjong.Penyimpangan dan bentuk bulat biasanya dinyatakan dengan
perbandingan antara sumbu panjang dan sumbu pendek. Perbandingan tersebut
untuk bermacam macam wool mempunyai harga tetap.

Hasil Pengamatan:

Bnetuk membujur silinder seperti batang terdapat seperti sisik. Pada penampang
melintang bulat tidak sempurna.

6. Poliester

Literatur:

Poliester berbentuk silinder dengan penampang lintang bulat :

 Dacron 62 » penampang lintang segitiga.

 Kodel » penampang lintang bulat .


 Vycron » penampang lintang agak bulat tetapi tidak seteratur Dacron.

 Grilene » penampang lintang trolobal.

Hasil Pengamatan:

Bentuk membujur bulat,berbentuk pipih ada bintik-bintik. Dan pada


penampang melintang bulat kosong.

7. Poliakrilat

Literatur:

 Orlon » Pandangan membujurnya bergaris garis sedikit.Beberapa jenis


filament memiliki struktur penampang lintangnya menyerupai
trilobal.Bentuk ini diharapkab dapat mengurangi terjadinya “shiner” pada
kain.

 Acrilan » Seperti silinder dengan penampang lintang hampir bulat dengan


tepi agak berlekuk lekuk karena dipintal dengan cara pemintalan basah.

 Darvan » Penampang lintangnya agak pipih ,karena pemintalan kedalam


larutan kurang tepat.

Hasil Pengamatan:

Bentuk membujur seperti pipa ada garis tipis terputus dan pada penampang
melintang seperti kacang.

8. Poliamida/Nylon

Literatur:

Memanjang seperti silinder yang rata dan penampang lintangnya hampir


bulat.

Hasil Pengamatan:
Bentuk membujur seperti pipa ada bintik-bintiknya. Dan bentuk melintang
bulat beraturan.

9. Poliester : Kapas

Literatur:

Poliester berbentuk silinder dengan penampang lintang bulat. Vycron


ternyata dimaksudkan untuk campuran dengan kapas ,wol atau rayon. Penampang
lintang agak bulat tetapi tidak seteratur Dacron.

Hasil Pengamatan:

Bentuk membujur silinder berbintik,seperti pita berpilin ada garis lumen.


Bentuk melintang bulat kosong seperti ginjal yang mempunyai garis tengah.

10. Poliester : Rayon

Literatur:

Poliester berbentuk silinder dengan penampang lintang bulat. Vycron


ternyata dimaksudkan untuk campuran dengan kapas ,wol atau rayon. Penampang
lintang agak bulat tetapi tidak seteratur Dacron.

Hasil Pengamatan:

Bentuk membujur silinder berbintik, pipih bergaris sejajar sumbu serat.


Bnetuk melintang bulat kosong dan bergerigi.

11. Poliester : Wool

Literatur:

Poliester berbentuk silinder dengan penampang lintang bulat. Vycron


ternyata dimaksudkan untuk campuran dengan kapas ,wol atau rayon. Penampang
lintang agak bulat tetapi tidak seteratur Dacron.
Hasil Pengamatan:

Bentuk membujur silinder bergerigi. Dan bentuk melintang bulat kosong


dan bulat tidak sempurna.

12. Rayon Asetat

Membujur berbentuk seperti silinder dengan garis-garis sedikit. Melintang


berlekuk-lekuk seperti daun semanggi.

13. Rayon Kupramonium


Membujur berbentuk seperti silinder. Melintang berbentuk bulat

V. DISKUSI

Bentuk dari bermacam - macam serat sangat beragam, seperti pada


penampang membujur terdapat ciri serat yang berpilin, ada sisik, dan lain-lain.
Sedangkan pada pengamatan penampang melintang, terdapat ciri serat yang
berbentuk seperti ginjal, lonjong, bulat, berbentuk seperti segitiga, dan lain-lain.
Dan dari hasil yang didapatkan dengan teori yang ada, hasil pengamatan yang
dapatkan hampir sama dengan teori dan sesuai dengan praktek.
Hal-hal yang harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan, diantaranya :

 Usahakan untuk tidak menyentuh bagian tengah kaca objek dan kaca penutup a
gar tidak meninggalkan sidik jari.
 Kaca objek dan kaca penutup harus dibersihkan sebelum praktikum, karena bil
a kotor akan mengganggu pandangan kita terhadap serat yang kita teliti.
 Serat juga harus dibersihkan dari kotoran-kotoran.
 Jumlah air atau medium jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Jika terlalu s
edikit dapat menyebabkan timbulnya gelembung gelembung pada kaca sehingg
a dapat membingungkan pengamatan.
 Pada pengamatan melintang serat harus dipotong tipis agar mudah, tidak
mengangu pencahayaan.,dan rapi saat pemasangan dan jelas saat diamati.
 Saat melakukan pengamatan menggunakan mikroskop, perbesaran yang diguna
kan sebaiknya dari perbesaran terkecil terlebih dahulu lalu difokuskan. Jika set
elah diamati bentuk serat dirasa belum tergambar jelas, maka ganti lensa objekt
if dengan yang lebih besar pembesarannya. maka dan memfokuskannya dengan
memposisikan letak preparat.

 Serat yang akan di uji jangan terlalu banyak agar pencahayaan ke lensa tidak
tertutup.
 Pastikan contoh dalam eksikator benar – benar kering, agar mudah di iris.
Kesalahan yang terjadi ketika praktikum pengamatan struktur serat :
 Pada pengamatan melintang , gabus dipotong terlalu tebal, sehingga struktur
serat sulit diidentifikasi.

 Seratnya terlalu banyak sehingga sulit untuk diidentifikasi, karena seratnya


tidak jelas.

 Kurangnya ketelitian saat mengidentifikasi serat.

VI. KESIMPULAN

Dengan melakukan uji mikroskop ini, dapat disimpulkan bahwa dapat


diamati dengan mudah morfologi dari serat alam dan serat buatan dan mengetahui
ciri-ciri dari tiap serat baik secara melintang ataupun membujur. Untuk serat -
serat alam pada umumnya mempunyai morfologi serat yang spesifik dan
mempunyai ciri khas tersendiri untuk setiap seratnya jadi lebih mudah
membedakan setiap jenis serat. Serat alam terbentuk secara alamiah sehingga
bentuk nya tetap tidak bisa dirubah. Sedangkan serat buatan/sintetik agak sulit,
untuk serat sintetik, tidak dapat langsung diidentifikasi melalui uji mikroskop
karena bentuk dari serat sintetik dapat diatur sesuai keinginan pembuat nya.
Sehingga bentuk dari serat sintetik yang satu seringkali tampak mirip dengan serat
sintetik yang lainnya. Bentuk penampang bergantung dari cara pembuatannya dan
spineretnya (tempat pembuatan seratnya), ada yang dengan cara pemintalan basah,
pemintalan kering, dan pemintalan leleh.

DAFTAR PUSTAKA

 Id.m.wikipedia.org//wiki/mikroskop

 Pedoman Praktikum Serat Tekstil . Politeknik STTTekstil. Bandung .


 Evaluasi Serat Tekstil , Politeknik STTTekstil, Bandung

 Laporan Praktikum Serat Tekstil - Uji Mikroskop

Anda mungkin juga menyukai