Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN KHUSUS

2.1 Proses Pemintalan Basah Rayon Viskosa

Proses pemintalan basah merupakan proses tertua. Spineret tetap terendam


dalam bak perendaman dan kemudian ditekan agar keluar melalui lubang spineret.
Dinamakan pemintalan basah karena pada proses pembuatan serat yang telah
melalui spineret dipadatkan menggunakan zat koagulasi.

Rayon viskosa dibuat dengan pemintalan basah karena memenuhi syarat


pemintalan basah diantaranya bahan baku tidak dapat meleleh dan pelarut yang
digunakan memiliki titik didih tinggi sehingga sulit diuapkan. Proses yang
dilakukan pada peintalan basah diantaranya : bahan baku dan pelarut dimasukkan
sehingga akan menghasilkan larutan polimer, kemudian larutan didorong dengan
gear pump menuju spineret yang ada didalam larutan koagulasi. Ketika larutan
keluar dari lubang spineret, pelarut akan mengendap didalam larutan koagulasi,
sedangkan serat akan memadat. Kemudian serat melewati rol peregang dan roll take
up untuk disesuaikan. Bentuk penampang melintang yang dihasilkan akan berlekuk
– lekuk karena volume keluar akibat pelarut yang keluar.

Proses pengujian Moisture Regain dilakukan dengan menggunakan prinsip


membandingkan selisih berat bobot basah dan bobot kering pada kain dibandingkan
dengan bobot kering.

2.2 Pengaruh Terjadinya Variasi Moisture Regain (Kandungan Air) terhadap

Kekuatan dan Mulur pada Proses Pembuatan Rayon Viskosa

Serat rayon viskosa memiliki karakteristik daya serap tinggi, sedangkan


banyak sedikitnya air dalam serat rayon viskosa tergantung dari beberapa faktor
yang mempengaruhinya, anatara lain adalah kelembapan udara, temperatur (suhu),
dan lamanya waktu penyerapan uap air. Hubungan antara Moisture Regain dan
proses pembuatan serat raon viskosa dapat mempengaruhi hal – hal berikut ini :

2.2.1 Kekuatan Serat

Berdasarkan hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa variasi


moisture regain (kandungan air kering) pada serat rayon viskosa di mesin
spinning M/C 1 berpengaruh pada kekuatan serat dalam keadaan kering dan
basah. Seperti terlihat pada gambar berikut.

3.2
3.1
3
2.9
2.8
2.7
10.55 11.1 11.65 12.3
Moisture regain (%)

Gambar 2.2.1. Hubungan antara Moisture Regain dan Kekuatan Serat


Rayon Viskosa

Hal tersebut disebabkan oleh serat rayon viskosa pada keadaan


moisture regain tinggi kekuatannya akan berkurang daripada keadaan
standar dimana molekul – molekul air menembus daerah kristalin serat
sehingga menyebabkan kekuatan tarik serat berkurang. Sedangkan pada
keadaan keadaan moisture regain rendah kekuatannya akan bertambah
karena molekul – molekul serat yang rapat sehingga serat memiliki ikatan
untuk menahan tarikan.

2.2.2 Mulur Serat


Mulur serat merupakan pertambahan panjang serat setelah
mengalami penarikan secara perlahan – lahan dengan kekuatan yang
konstan sampai putus. Berdasarkan hasil pengujian statistik menunjukkan
bahwa variasi moisture regain (kandungan air kering) pada serat rayon
viskosa di mesin spinning M/C 1 berpengaruh pada mulur serat sampai
putusnya. Seperti terlihat pada gambar berikut.

22

21
mulur serat (%)

20

19 Moisture regain (%)

18

17

16
10.55 11.1 11.65 12.3

Gambar 2.2.2. Hubungan antara Moisture Regain dan Mulur Serat


Rayon Viskosa

Naiknya mulur dipengaruhi oleh nilai moisture reagen yang semakin


tinggi. Hal disebabkan oleh serat yang mengalami penurunan panjang,
pertambahan diameter serat dan jarak antar molekul – molekul serat menjadi
lebih besar karena terdesak molekul – molekul air masuk kedalam serat
sehingga semakin besar kemampuan serat untuk ditarik ke arah panjang.

Anda mungkin juga menyukai