Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM SERAT TEKSTIL

UJI PEMBAKARAN DAN UJI BERAT JENIS

Nama : Agri Sonia Br Bangun


Jurusan : Produksi Garmen
NRP : 19430004
Group : R01
Dosen/Asdos : Kurniawan,S.Si,.MT./Fauzi J.

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2019
A. UJI PEMBAKARAN
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengidentifikasi beberapa serat, yaitu dengan mengamati warna asap, bau
sesudah serat terbakar, bagaimana cara serat terbakar/sifat serat ketika terbakar,
sisa pembakaran dan hasil pembakaran.

II. TEORI DASAR


Uji pembakaran serat adalah cara yang paling mudah untuk menentukan
atau menggolongkan serat. Dalam industri tekstil identifikasi serat sangatlah
penting. Uji pembakaran biasanya dilakukan menggunakan alat lampu spirtus.
Tetapi untuk uji bau metode pembakaran dengan lampu spirtus dianggap kurang
efisien. Hal tersebut karena adanya kemungkinan bau serat yang diuji menyatu
dengan sisa pembakaran serat yang menempel di penjepit atau pinset. Dengan
mengamati serat yang terbakar, asap dari hasil pembakaran, bau pembakaran dan
sisa pembakaran maka dapat ditentukan golongan dari beberapa serat tersebut.

Uji pembakaran ini biasanya meliputi hal-hal sebagai berikut:

- Pengamatan cara terbakarnya


- Pengamatan warna dan bau apa yang dihasilkan setelah pembakaran
- Pengamatan sisa pembakaran dan hasil pembakaran
Berikut adalah pembagian jenis serat dan contohnya:

1. Serat Alam

a. Protein

Serat ini berasal dari hewan contohnya adalah sutera yang berasal dari
kepompong dan wool yang berasal dari bulu domba. Cenderung berbau rambut
terbakar atau daging terbakar.

b. Selulosa

Serat ini berasal dari tumbuhan contohnya adalah kapas dan rami.
Cenderung berbau kertas terbakar.

2. Serat Sintetis

a. Poliester

Berbau plastic terbakar dan asap yang dihasilkan setelah pembakaran


berwarna hitam.

b. Poliamida

Memiliki bau campuran dari plastic dan zat kimia.

c. Poliaklirat

Memiliki bau plastic yang terbakar.

3. Serat Campuran

a. Poliester Wool

Memiliki bau seperti rambut terbakar atau plastic terbakar. Biasanya zat
yang memiliki persentasi zat yang lebih besar baunya akan mendominasi serat
yang di uji coba tersebut, lebih berbau plastic terbakar atau rambut terbakar.
b. Poliester Rayon

Memiliki bau seperti plastic yang dibakar. Zat yang memiliki kandungan
persentasi yang lebih tinggi akan medominasi bau dari serat tersebut.

c. Poliester Kapas

Memiliki bau seperti plastic terbakar.

d. Rayon Viskosa

Memiliki bau seperti kertas terbakar.

Dari pengamatan tersebut cara uji pembakaran tidak dapat

digunakan untuk mengidentifikasi dan meneliti secara khusus.

Kriteria uji pembakaran serat dapat dilihat sebagai berikut:

1. apabila serat terbakar cepat dan meninggalkan abu termasuk serat dan berbau
seperti kertas terbakar, maka ciri ini menunjukkan bahwa serat tersebut adalah
serat selulosa.

2. apabila serat terbakar tanpa abu, berbau seperti rambut terbakar dan sisa
pembakaran meninggalkan bulatan kecil diujungnya maka menunjukkan serat
protein.

3. apabila serat meleleh dan meninggalkan bulatan kecil diujungnya dan disertai
dengna bau menyengat seperti bau asam asetat (CH3COOH) maka keadaan ini
menunjukkam serat rayon asetat.

4. apabila asap yang dihasilkan berwarna hitam, bau seperti plastik terbakar dan
zat kimia, serat meleleh, abu yang dihasilkan berbentuk bulatan kecil tak
beraturan dan keras menunjukkan serat sintetik yaitu polyester, poliamida,
poliakrilat).
III. ALAT DAN BAHAN

a. Alat-alat:
- Baju pelindung

- Penjepit/pinset

- Korek

- Lem selotip

- Lampu spirtus

- Gunting

b. Bahan:

- Kapas

- Akrilat

- Poliester

- Poliester kapas

- Poliester Woll

- Sutera

- Rayon Viskosa

- Rami

- Poliamida

- Wool

- Poliester Rayon
IV. PROSEDUR KERJA
1. Sediakan alat dan bahan kemudian nyalakan lampu spirtus dengan
menggunakan korek.

2. Sebelum membakar serat yang digunakan untuk uji coba pembakaran, bakarlah
terlebih dahulu ujung penjepit/pinset. Hal tersebut bertujuan untuk membakar
hasil serat uji coba sebelumnya agar tidak bercampur sewaktu membakar serat
yang ingin diuji coba.

3. Ambil serat yang ingin diuji coba kemudian digulung. Lalu dijepit ke ujung
pinset.

4. Bakar serat tersebut menggunakan lampu spirtus. Jangan lupa untuk tetap
menyisakan serat(tidak dibakar semua) untuk digunakan sebagai identifikasi hasil
pembakaran.

5. Identifikasi hasil pembakaran serat tersebut. Mulai dari warna asap yang
muncul setelah proses pembakaran, bau asap hasil pembakaran, sifat
pembakaran, sisa pembakaran dan hasil pembakaran.

6. Menulis hasil identifikasi tersebut di jurnal.


VI. PEMBAHASAN
 Perbedaan hasil uji dengan teori dasar terdapat pada serat sintetis, yaitu
polyester. Di teori dasar asap yang dihasilkan polyester setelah
pembakaran adalah berwarna hitam, berbeda dengan hasil identifikasi
saya. Saya mengidentifikasi semua serat dan semua memiliki asap
berwarna putih setelah pembakaran termasuk polyester. Ketiga serat
sintetis yang saya uji coba memiliki asap hasil pembakaran berwarna
putih. Dan juga memiliki bau yang sama, yaitu bau plastic terbakar.
Mungkin memiliki sifat yang sama karena berasal dari serat sintetis atau
dari penjepit/pinset yang kurang bersih sehingga menyebabkan serat
polyester menyatu dengan serat yang lainnya sehingga menyebabkan
warna asap menjadi putih.
 Perbedaan hasil uji dengan teori dasar juga saya temukan pada
polyester kapas. Di teori dasar bau hasil pembakaran dari polyester
kapas adalah berbau plastic terbakar. Tetapi berbeda dengan uji coba
yang saya lakukan, hasil identifikasi saya adalah bau hasil pembakaran
dari polyester kapas adalah berbau kertas terbakar. Hal tersebut terjadi
karena serat polyester kapas terdiri dari dua serat yaitu polyester dan
kapas. Di dalam serat polyester kapas tidak jarang ditemukan persentasi
banyak serat yang berbeda. Persentasi zat yang lebih banyak akan
mendominasi bau yang akan dihasilkan. Dari serat polyester kapas yang
saya uji coba,polyester kapas tersebut memiliki persentasi serat kapas
yang lebih tinggi/banyak daripada serat polyester sehingga bau hasil
pembakaran dari kapas akan mendominasi, yaitu berbau kertas
terbakar.
 Pengamatan terhadap sifat pembakaran agak sulit diidentifikasi karena
ada serat yang merambat tetapi sangat pelan. Jadi identifikasi terhadat
sifat pembakaran diulangi untuk keadaan tersebut.
VII. KESIMPULAN
Setelah melakukan uji coba pembakaran terhadap beberapa jenis serat,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Ciri-ciri serat selulosa ketika uji coba pembakaran:

* Bau hasil pembakaran seperti kertas terbakar.

* Asap hasil pembakaran berwarna putih.

* Jika api dibiarkan menyala maka serat tersebut akan habis.

* Sisa pembakaran yang dihasilkan halus/lembut.

* Uji coba serat selulosa menggunakan rami dan kapas.

2. Ciri-ciri serat protein ketika uji coba pembakaran.

* Asap hasil pembakaran berwarna putih.

* Bau hasil pembakaran seperti rambut terbakar.

* Sifat pembakaran tidak meneruskan/merambat.

* Sisa pembakaran bersifat rapuh dan kasar.

* Uji coba serat protein menggunakan sutera dan wool.

3. Ciri-ciri serat sintetis ketika uji coba pembakaran.

* Bau hasil pembakaran seperti plastic terbakar.

* Ada yang meleleh sampai habis dan ada juga yang meleleh tetapi tidak
sampai habis.

* Sisa pembakaran berupa bulatan kecil di ujungmya, nerwarna hitam dan


keras/kaku.
* Uji coba serat sintetis dilakukan pada polyester, akrilat dan poliamida.

4. Uji coba pembakaran pada serat campuran hanya dapat diidentifikasi


menggunakan serat yang diuji coba bukan untuk keseluruhan karena memiliki
peRsentasi jumlah serat yang berbeda, untuk serat campuran ini belum bisa
memastikan serat secara khusus.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


 Refrensi dari buku Bahan Ajar Praktikum Serat Tekstil
 https://www.academia.edu/24970518/uji_pembakaran_I
B. UJI BERAT JENIS
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengidentifikasi beberapa jenis serat dengan menggunakan larutan xylene
dan CCL4 untuk mengetahui berat jenis dari serat yang di uji coba.

II. TEORI DASAR


Berat jenis serat diketahui dengan bantuan suatu zat cair yang diketahui
berat jenisnya, sehingga serat dapat terapung, melayang dan tenggelam. Untuk
menentukan berat jenis digunakan dua macam cairan yang dapat tercampur
sempurna di dalam berbagai perbndingan sehingga menghasilkan larutan dengan
berat jenis 1,0 samapai 1,5. Untuk membuat berbagai larutan dengan berat jenis
anatar 1,0 samapi 1,6 dibuat larutan dengan mencampur larutan
karbontetraklorida(CCL4) dan xylene.

Larutan yang digunakan dalam uji coba ini bukanlah air. Hal tersebut karena
berat jenis dari air berbeda-beda. Berat jenis air yang berbeda dapat terjadi karena
factor kesadahan dari air tersebut, kejerninshn dan lsin sebagainya.

Serat mengapung menandakan berat jenis larutan lebih besar daripada berat
jenis larutan. Serat melayang menunjukan berat jenis serat dan berat jenis larutan
adalah sama. Serat tenggelam mberarti berat jenis serat lebih besar daripada berat
jenis larutan. Tabung reaksi yang digunakan dalam ujia coba berat jenis tidak tahan
dipanaskan, jika dipanaskan maka akan pecah. Nomor yang ada di tabung harus
sama dengan nomor larutan yang akan dipakai, hal tersebut untuk menghindari
adanya kontaminasi dari zat yang lain.

Larutan yang digunakan adalah campuran dari CCL4 dan xylene. Larutan
tersebut sama seperti bensin, memiliki bau yang menyengat tetapi tidak
minumbulkan kecanduan seperti yang ada di bensin. Larutan tersebut aman.
III. ALAT DAN BAHAN
a. Alat yang digunakan

- Tabung reaksi

- Rak tabung

- Pengait tembaga

- Alat pelindung diri

b. Bahan dan zat kimia yang digunakan

- Serat kapas

- Serat rayon viskosa

- Serat rami

- Serat wool

- Serat sutera

- Serat polyester

- Serat poliakrilat

- Serat poliamida (nylon)

- Serat campuran polyester-kapas

- Serat campuran polyester-rayon viskosa

- Serat campuran polyester-wool

- Xylena

- Karbontetraklorida(CCL4)
IV. PROSEDUR KERJA PRAKTIKUM
1. Sediakan rak tabung yang berisi tabung reaksi. Kemudian dibersihkan agar
menghindari adanya kontaminasi dari zat yang lain.

2. Tuang pelarut ke dalam tabung reaksi dengan masing-masing bervolume sama.


Nomor larutan dan nomor tabung reaksi harus sama, agar terhindar dari
kontaminasi dari zat yang berbeda. Tabung reaksiyang yang bersih diisi dengan
larutan CCL4 dan xylene yang sudah diketahui berat jenisnya, diurutkan dari yang
terbesar samap terkecil.

3. Serat yang akan di uji coba diambil sedikit lalu digulung membentuk bulatan
kecil, agar tidak lengket di dinding gelas reaksi.

4. Serat kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi beberapa larutan
CCL4 dan xylene yang memiliki berat jenis yang berbeda. Memasukkan serat ke
dalam larutan harus bersamaan agar dapat dilihat serat tersebut mengaoung,
melayang atau tenggeleam. Ditunggu selama kurang lebih satu menit. Karena
semua serat pada akhirnya akan jatuh ke bawah.

5. setelah mengetahui sifat dari serat tersebut, maka dicatat kemudian serat
diambil dari tabung reaksi menggunakan pengait tembaga. Pengait tembaga harus
dibersihkan terlebih dahulu sebelum ke tabung reaksi selanjutnya. Hal tersebut
untuk menghindari adanya kontaminasi beberapa larutan.

6. Serat yang mengapung menandakan berat jenis serat lebih kecil dari berat jenis
larutan. Serat yang melayang menunjukkan berat jenis larutan sama dengan berat
jenis serat. Jika serat tenggelam menunjukkan berat jenis serat lebih besar
daripada berat jenis larutan.
VI. PEMBAHASAN

 Beberapa serat yang saya uji coba sangat susah untuk diidentifikasi
karena ada serat yang seperti melayang tetapi tak lama kemudian jatuh
kebawah dan tenggelam. Hal ini bisa saja terjadi karena berat jenis
larutan dan serat hamper sama.
 Ada serat yang tenggelam atau mengapung di urutan yang salah, misalnya
dari nomor 1-4 serat tenggelam dan dari 5-11 serat mengapung. Tetapi
ada kejadian dimana pada nomor 8 serat tenggelam kebawah. Hal itu bisa
terjadi karena ukuran serat yang tidak sesuai atau karena campuran
sudah terkontaminasi dengan larutan yang lain.

VII. KESIMPULAN
Dari uji coba yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada beberapa
serat yang memiliki berat jenis yang sama dengan pelarut yang digunakan
contohnya kapas, rayon viskosa dan polyester rayon. Untuk melakukan uji coba ini
kita harus benar-benar teliti untuk melihat serat mengapung, melayang atau
tenggelam. Dari berbagai serat yang di uji, berat jenis selalu diantara 1-2. Berat
jenis serat tidak kurang dari satu dan tidak lebih dari dua. Ada beberapa serat yang
memiliki berat jenis yang sama yaitu rami dan polyester kapas.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


1. Refrensi dari buku Bahan Ajar Praktikum Serat Tekstil

Anda mungkin juga menyukai