Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIK PEMILIHAN MESIN GARMEN 1

Semester 2 Tahun Akademik 2018/2019

Oleh:

Karin Rahayu

NIM. 1803028

TEKNIK PEMBUATAN GARMEN

AKADEMI KOMUNITAS INDUSTRI TEKSTIL DAN


PRODUK TEKSTIL SURAKARTA
2019
BAB I

1.1. Latar Belakang


Pada Pemilihan Mesin Garmen 1 mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan pengetahuan tentang seam (lipatan), stitch (jahitan/jeratan) dan
penyuapan kain ke mesin. Adapun pengertian dari seam yaitu lipatan atau
garis yang dibentuk saat proses penjahitan sehelai atau beberapa helai kain
(bahan/komponen), sedangkan stitch adalah suatu kesatuan deretan jeratan
yang diperoleh dari satu atau lebih benang yang dijeratkan atau dijalinkan
secara intralooping, interlooping, dan interlacing.

Untuk mempelajari lebih dalam mengenai seam dan stitch, maka dilakukan
perhitungan perencanaan kebutuhan benang dengan mempraktikkan
berbagai macam kelas seam dan stitch berdasarkan British Standard
dengan menggunakan komponen berukuran 10cm x 15cm. Perhitungan
perencanaan kebutuhan benang jahit merupakan hal yang sangat penting
bagi industri garmen, dengan perhitungan dan perencanaan kebutuhan
benang jahit yang tepat maka akan diperoleh efisiensi material yang bisa
menghemat biaya produksi, dengan demikian perusahaan bisa memperoleh
keuntungan.

1.2. Tujuan:
 Mahasiswa diharapkan mampu untuk memahami dan menjelaskan
tentang seam dan stitch.
 Mahasiswa diharapkan mampu untuk memberi contoh dan
mengaplikasikan secara langsung mengenai seam dan stitch yang
telah dipelajari.
 Mahasiswa diharapkan mampu untuk mengetahui dan menganalisis
pembuatan seam dan stitch pada bagian yang terdapat pada
pakaian.
1.3. Manfaat:
 Menambah pengetahuan mengenai steam dan stitch.
 Menambah skill dan wawasan berpikir mengenai penerapan teori
yang telah di dapat dari pembelajaran pemilihan mesin garmen 1.
 Menambah keterampilan mahasiswa dalam proses pembuatan
bagian-bagian pakaian yang berkaitan dengan seam dan stitch.
 Menambah wawasan dalam mengetahui dan menganalisis bagian-
bagian pakaian yang berkaitan dengan seam dan stitch.

1.4. Kendala:
 Jenis mesin yang terdapat di workshop terbatas dan kurang memadai
untuk praktik mahasiswa.
 Mahasiswa kurang mengetahui istilah – istilah bagian pada garmen
yang menggunakan seam dan stitch.
BAB II

2.1. BENTUK - BENTUK SEAM

2.1.1. Definisi seam


Seam adalah lipatan atau garis yang dibentuk saat proses penjahitan sehelai
atau beberapa helai kain (bahan atau komponen). Komponen pembentuk
dapat berupa bahan utamanya atau bahan tambahan yang mempunya sisi
terbatas maupun tidak terbatas. Dikatakan komponen terbatas pada satu
sisinya, maka sisi tersebut merupakan sisi guntingan yang akan dijadikan
seam. Komponen yang terbatas pada kedua sisinya mungkin berupa renda,
pita atau elastic yang lebarnya sempit. Sedangkan suatu komponen
dikatakan tidak terbatas pada satu sisinya, maka sisi tersebut merupakan
sisi yang berlawanan dengan sisi terbatas.

Sisi tidak terbatas


Sisi terbatas

Bahan / komponen

Gambar 2.1 Komponen Jahitan

2.1.2. Klasifikasi seam

Berdasarkan British Standard BS 3870: Part 2: 1983, jenis seam ini


bedakan dalam 8 kelas, menurut type dan jumlah komponen pembentuknya.
Adapun kelas – kelas dari seam menurut British Standard yang baru terdiri
dari 8 kelas, yang mana 6 kelas pertama merupakan British Standard awal
tetapi masih tetap dipakai dan ditambah dengan 2 kelas lagi. Pada bagian
selanjutnya nama kelas dari seam yang ditulis dalam kurung merupakan
British Standard awal.
Adapun syarat dari sebuah seam, antara lain:
- Jumlah komponen
- Kedudukan komponen
- Letak sisi

Ciri-ciri seam yang baik, antara lain:


- Jahitannya halus
- Fabric yang rata
- Tidak menyebabkan kulit terluka
- Mempunyai kekuatan durability yang aman dan nyaman.

Berikut 8 kelas dari seam antara lain:

1. Kelas 1 (Superimposed Seam)


Seam ini dibentuk oleh minimum dua buah komponen, yang mana letak
sisinya terbatas. Komponen – komponen tersebut bisa mempunyai satu
sisi terbatas atau kedua sisinya terbatas.
Contoh : Seam armhole dan Epaulet pada kemeja.

2. Kelas 2 (Lapped Seam)


Seam ini dibentuk oleh minimum dua buah komponen, yang letak sisi
terbatasnya berlawanan dan saling menumpang. Komponen-komponen
tersebut bisa mempunyai satu sisi terbatas atau kedua sisinya terbatas.
Seam ini banyak dipakai pada penjahitan celana jeans dan kemeja, biasa
disebut dengan lap felled seam, dan seam ini dijahit dua lajur
menggunakan mesin jarum ganda.
Contoh: Inseam celana dan Backyoke kemeja.
3. Kelas 3 (Bound Seam)
Seam ini dibentuk minimum oleh dua buah komponen, komponen
pertama terbatas pada salah satu sisinya sedangkan komponen kedua
terbatas pada kedua sisinya dan letaknya membungkus sisi terbatas pada
komponen pertama.
Contoh : Rompok dan Rib sleeve in t-shirt.
4. Kelas 4 (Flat Seam)
Seam ini dibentuk oleh minimum dua buah komponen, yang letak sisi
terbatasnya berlawanan dan kedudukannya sejajar. Komponen-
komponen tersebut bisa mempunyai satu sisi terbatas atau kedua sisinya
terbatas.
Contoh : Variasi sleeve blouse dan Variasi front body celana.

5. Kelas 5 (Decorative Stitching)


Seam ini dibentuk oleh minimum satu buah komponen yang tidak terbatas
pada kedua sisinya.
Contoh : Pin tucks pada front body, back body dan waist band cullote dan
Variasi back body blouse.
6. Kelas 6 (Edge Neatening)
Seam ini hanya dibentuk oleh sebuah komponen yang terbatas pada
salah satu sisinya.
Contoh : Penutup zipper pada jacket dan Som.
7. Kelas 7 (Shirt Button Hole Band)
Seam ini dibentuk oleh minimum dua buah komponen, yang mana
komponen pertamanya terbatas pada salah satu sisinya dan komponen
yang lain terbatas pada kedua sisinya.
contoh : Locker loop dan Variasi pada sleeve.
8. Kelas 8
Seam ini hanya dibentuk oleh satu komponen yang terbatas pada kedua
sisinya.
Contoh : Tali pada baju pramuka cewek dan syal.

2.2. BENTUK – BENTUK STITCH


2.2.1 Definisi Stitch
Stitch adalah suatu kesatuan deretan jeratan yang diperoleh dari satu
atau lebih benang yang dijeratkan atau dijalankan secara
intralooping, interloping, dan interlacing.
 Intralooping
Jenis jeratan yang dibentuk oleh satu benang (intra = satu) dengan
tipe membentuk looping (simpul-simpul). Sifat dari jenis jeratan ini
sederhana karena dibentuk oleh satu benang, elastis, dan mudah
terurai apabila mengalami putus.
 Interlooping
Jenis jeratan yang dibentuk dari sebuah lengkungan benang atas
yang dikait oleh lengkungan benang bawah. Jenis jeratan interloping
sifatnya hampir sama dengan jenis jeratan intralooping hanya saja
dilihat dari penggunaan benangnya lebih banyak sehingga lebih
kokoh tetapi dilain pihak lebih boros dalam penggunaan benang.
Salah satu contoh mesin yang menerapkan prinsip jeratan looping
adalah mesin obras.

 Interlacing
Jenis jeratan yang dibentuk oleh jenis jeratan yang terbentuk dari
sebuah lengkungan benang atas melingkar pada lengkungan benang
bawah.. Disebut lacing bukan berarti diikat satu sama lain hanya saja
merujuk pada sifat jeratanya yang kokoh dan kaku, sehingga apabila
mengalami putus pada salah satu barisan interlacing tidak akan
mengurai semua deretan jenis jeratan ini. Jenis jeratan ini adalah
yang diterapkan pada mesin jahit jarum satu yang banyak dimiliki oleh
tukang jahit dan tipe mesin paling banyak porsinya di industri garmen.
2.2.2 Klasifikasi Stitch
Klasifikasi stitch ini didefinisikan sebagai jenis stitch, yang mana
menurut British Standard 3870 dibagi didalam enam kelas yang
meliputi kebutuhan untuk menggabungkan komponen, merapikan
pinggiran kain dan / atau untuk mendapatkan hiasan serta untuk
menutup sambungan.
Berikut 6 kelas dari stitch antara lain:

1. Kelas 100 (Single Chainstitch)


Jeratan ini dibentuk dari satu atau lebih benang jarum ( needle
thread = NT ) dengan karakteristik jeratannya adalah intralooping.
Satu atau lebih lengkungan jeratan benang dilewatkan menembus
bahan dan di jerat secara intralooping. Oleh karena satu
lengkungan jeratan di jerat oleh lengkungan jeratan yang lain,
maka jeratan ini relatif mudah terurai atau terlepas bila ujung
benang akhir tidak dikunci. Demikian pula halnya bila terjadi putus
benang. Karena mudah terurai inilah jeratan kelas 100 ini baik
digunakan untuk menjelujur.
Contoh : Stitch kelas 101 jahitan pada karung beras.

2. Kelas 200 (Stitch yang meniru dari hand stitch)


Karakteristik jenis jeratan kelas adalah hanya satu benang yaitu
benang jarum (NT) yang dilewatkan pada bahan bolak – balik .
kelas 200 ini banyak digunakan untuk penyelesaian akhir suatu
garmen yang jahitannya tidak dapat menggunakan mesin jahit
lockstitch atau chainstitch.
Contoh : Stitch kelas 202 Jahitan som pada hemming celana.

3. Kelas 300 (Lockstitch)


Jeratan kelas ini dibentuk oleh dua atau lebih kelompok benang
dan karakteristik jeratannya adalah interlacing. Kelompok pertama
biasa dinamakan benang jarum ( Needle Thread = NT ),
sedangkan kelompok kedua dinamakan benang bobbin ( Bobbin
Thread = BT ).
Hasil jeratan kedua benang tersebut adalah interlacing yang relatif
lebih kuat dan tidak mudah terurai.
Jeratan lockstitch ini merupakan jeratan yang paling umum
digunakan dalam industri pakaian.
Pada umumnya jeratan lockstitch cukup kuat asalkan benang yang
digunakan sama, tegangan benangnya seimbang dan mulur yang
cukup. Kelebihan stitch ini adalah hemat benang, kenampakan
jahitan pada kedua permukaannya terlihat sama dan benang –
benang pada kelas lockstitch ini biasanya menempel sempurna
pada kain. Kekurangan paling utama pada lockstitch adalah hasil
jahitannya tidak elastik dan mudah terurai dikarenakan hanya
menggunakan 2 benang yaitu benang atas dan benang bawah.
Contoh : Stitch kelas 301 jahitan pada armhole kemeja.

4. Kelas 400 (Multi thread chainstitch)


Jeratan ini dibentuk oleh satu atau lebih kelompok benang dengan
karakteristik jeratannya adalah interloping, antara kedua
lengkungan jeratan, kelompok pertama dilewatkan menembus
bahan dan dikunci dengan cara interlacing oleh lengkungan
jeratan kelompok yang lain. Stitch kelas 400 ini lebih kuat tetapi
membutuhkan banyak benang.
Contoh : Stitch kelas 403 pada jahitan rib kaos.
5. Kelas 500 (Overedge Chainstitch)
Jeratan kelas ini dibentuk oleh satu kelompok benang atau lebih,
dan karakteristik umunya adalah paling sedikit salah satu
kelompok benang menutupi atau membungkus pinggiran bahan.
Jeratan ini mempunyai elastisitas yang tinggi dan tidak mudah
terurai jeratannya. Dengan adanya pisau (trimming knife)
memberikan pinggiran hasil jahitan yang rapi.
Contoh : Stitch kelas 503 obras benang 3 untuk armhole, stitch
kelas 504 obras benang 4 untuk shoulder dan stitch kelas 512
obras benang 5 side seam.

6. Kelas 600 (Covering Chainstitch)


Jeratan ini dibentuk oleh 3 kelompok benang, dengan karakteristik
umumnya adalah bahwa 2 kelompok benang merupakan penutup
kedua permukaan bahan. Lengkungan jeratan dari kelompok
pertama (needle thread = NT) dilewatkan menembus kain sambil
masuk ke dalam lengkungan jeratan dari kelompok ketiga (cover
thread = CT) yang berada di permukaan kain bagian atas
kemudian melewati lengkungan jeratan kelompok benang kedua
(looper thread = LT) dan melakukan interlooping dengan kelompok
benang kedua ini di bagian bawah kain.
Contoh : jahitan pada pakaian olahraga.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan praktik


pemilihan mesin 1 sangat bermanfaat untuk mahasiswa maupun
pembaca.

Dengan diadakannya praktik pemilihan mesin garmen 1 mahasiswa dapat


mengetahui dan menguasai macam – macam seam dan stitch selain itu
juga menjadi salah satu sarana untuk mengasah keterampilan khususnya
untuk hal praktik dimana mahasiswa bisa belajar lebih luas mengenai
perakitan garmen.

Dengan mengenalnya macam-macam seam dan stitch mahasiswa


diharapkan mampu untuk menganalisis seam dan stitch yang terdapat
pada garmen ataupun sebagai acuan mahasiswa sebelum proses
perakitan garmen berjalan.

3.2. Kesan

Adapun kesan yang dirasakan selama praktik pemilihan mesin garmen 1


yaitu sangat senang dan berterimakasih kepada dosen pengajar yaitu
Bapak Yoel Santo Andrianus S, S.Tr.Bns, karena selama kegiatan praktik
maupun teori mendapatkan lebih banyak ilmu dan pengetahuan yang
belum pernah mahasiswa dapatkan sebelumnya.

3.3. Saran

Untuk melengkapi laporan ini mahasiswa akan menyampaikan beberapa


saran diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Kuasai terlebih dahulu teori sebelum melaksanakan praktik.


2. Utamakan keselamatan kerja.

3. Gunakan waktu sebaik mungkin.

Anda mungkin juga menyukai