Anda di halaman 1dari 9

Nama : Shafa’ Amira Azhar

NPM : 18030054
Grup : 3G4

Pengujian kekuatan jahitan


I. Maksud dan Tujuan
Mahasiswa diharapakan memiliki kemampuan mengenai kondisi ruang
pengujian dan pengaruh terhadap bahan yang di uji, Menjelaskan pengertian
kekuatan jahitan dan kemampuan menguji kekuatan jahitan.
Pada bab ini diuraikan mengenai apa yang dimaksud jahitan, kekuatan
jahitan pengaruh kekuatan jahitan terhadap mutu garmen yang dihasilkan, alat
yang digunakan untuk pengujian, bagaiaman cara pengujian, bagaimana laporan
hasil pengujian dibuat dan apa kegunaan pengujian kekuatan jahitan dalam
proses produksi garmen dan perdagangan.
Pengujian kekuatan jahitan diperlukan untuk kepentingan pengendalian mutu
dari perdagangan dalam industry garmen. Kekuatan jahitan merupakan salah
satu penentu mutu garmen, sehingga pengujian kekuatan jahitan perlu dilakukan
untuk mengetahui kualitas garmen yang dihasilkan.

II. Teori Dasar


Kekuatan jahitan adalah kemampuan suatu jahitan untuk menahan beban
maksimum terhadap sambungan dua atau lebih struktur datar menjadi satu
yang dibentuk oleh stik jahitan.
Setik jahitan adalah unit berulang yang dibentuk oleh benang jahit didalam
produksi jahitan. Setik jahitan diatur sedemikian rupa sehingga didapat setik
jahitan 12 per inci. Kemungkinan yang terjadi setelah kain diuji kekuatan
jahitannya adalah kain putus, benang jahit yang putus, benang-benang pada kain
tergelincir dan gabungan dua atau tiga penyebab diatas.
Alat yang digunakan untuk pengujian kekuatan jahitan adalah alat uji
kekuatan Tarik kain baik sistim laju tarik tetap maupun sistim mulur tetap.

III. Alat dan Bahan


- Alat uji dengan sistim laju tetap
- Alat uji dengan sistim mulur tetap
- Gunting
- Mesin jahit
- Jarum jahit dan benang jahit dengan ketentuan sebagai berikut
Untuk kain rapat benang halus
- Untuk kain dengan berat sampai 270 g/𝑚2 , jarum nomor metrik 90 (
diameter blade 0.9 mm), benang jahit polyester tex 40 atau benang
kapas tex 35
- Untuk kain > 270 g/𝑚2 , jarum nomor metrix 110, benang jahit polyester
tex 60 atau kapas tex 70.
Untuk kain sedang dengan benang sedang atau lebih kasar
- Untuk kain dengan berat sampai 270 g/𝑚2 , jarum nomor metrik 110
(diameter blade 1,1 mm), benang jahit polyester tex 60 atau benang
kapas tex 70.
- Untuk kain > 270 g/𝑚2 , jarum nomor metrik 140, benang jahit polyester
tex 90 atau kapas tex 105.

IV. Contoh Uji


1. Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian
2. Potong contoh uji sesuai gambar dibawah ini.
3. Jahit sesuai gambar, dengan jumlah stitch 12 ± 1/ 25 mm. dijahit

2,5 cm
5 cm

20 cm 1,3 cm
Contoh uji pengujian kekuatan jahitan
V. Cara Uji
a. Atur jarak jepit menjadi 7,5 cm
b. Jepit contoh uji dan atur sehingga jahitan tepat ditengah
c. Jalankan mesin sampai contoh uji putus
d. Catat nilai kekuatan jahitan
e. Amati dan catat penyebab putus, yaitu :
VI. Data dan Perhitungan
Data percobaan
Kekuatan jahitan arah lusi (kg) Kekuatan jahitan arah pakan (kg)
Data 1 Data 2 Data 3 Data 1 Data 2 Data 3
15 14,6 14,2 7,5 7,8 7

Perhitungan
Lusi dan pakan

Lusi Pakan
No Kekuatan ̅ )2
(𝒙 − 𝒙 Kekuatan ̅ )2
(𝒙 − 𝒙
(Kg) Kekuatan (Kg) Kekuatan
1. 15 0,09 7,5 0,01
2. 14,8 0,01 7,8 0,16
3. 14,2 0,025 7 0,16
Σ 44 kg 0,125 22,3 kg 0,33
̅
𝐗 14,7 kg 0,0416 7,4 kg 0,11

1. Kekuatan tarik lusi


➢ ̅ : 14,7 x 9,8 = 144,06 N
Kekuatan Tarik 𝒙
➢ Standar Deviasi (SD)
∑(𝑥1 −𝑥̅ )2
SD =√
n–1

0,125
=√ 2

= 0,25
➢ Coefisien Variasi (CV)
SD
CV = ̅ ×100%
X
0,25
= 14,7 ×100%

= 1,7 %
2. Kekuatan tarik pakan
➢ ̅ : 7,4 x 9,8 = 72,52 N
Kekuatan Tarik 𝒙
➢ Standar Deviasi (SD)
∑(𝑥1 −𝑥̅ )2
SD =√ n–1

0,33
=√ 2

= 0,406
➢ Coefisien Variasi (CV)
SD
CV = ̅ ×100%
X
0,406
= 7,4
×100%

= 5,4 %

VII. Pembahasan Hasil Perhitungan


Kekuatan jahitan adalah kemampuan suatu jahitan untuk menahan beban
maksimum terhadap sambungan dua atau lebih struktur datar menjadi satu
yang dibentuk oleh stik jahitan.Maka pada pengujian ini untuk hasil perhitungan
kekuatan jahitan pakan lebih besar dibanding kekuatan Tarik lusi dengan nilai 1,7
% (lusi) dan 5,4 % (pakan).Ini menunujukan bahwa kekuatan tarik ke arah pakan
lebih kuat.
VIII. Kesimpulan
Pada percobaan kekuatan jahitan data yang didapatkan :
Lusi SD : 0,25
CV : 1,7 %
Pakan SD : 0,406
CV : 5,4 %
PENGUJIAN SELIP JAHITAN
I. Maksud dan Tujuan
Pada bab ini, mahasiswa diharapakan memiliki kemampuan mengenai
pengertian selip jahitan dan dapat melakukan pengujian dan evaluasi selip jahitan.
Praktek pengujian selip jahitan bertujuan untuk menetapkan mutu garmen yang
dihasilkan dengan tujuan perdagangan ataupun untuk pengendalian mutu di
industry garmen.

II. Teori Dasar


Selip jahitan adalah pergeseran satu atau lebih benang pada kain dari posisi
awal yang akan menyebabkan perbedaan susunan barisan atau jarak atau
keduanya.
Pengujian slip jahitan dilakukan dengan cara contoh uji dilipat kemudian dijahit di
dekat dan sejajar dengan lipatan, kemudian dipotong. Contoh uji ditarik ke arah
tegak lurus jahitan, sehingga dapt ditentukan besarnya gaya yang menyebabkan
terjadinya pergeseran benang selebar yang di tentukan (3 mm atau 6 mm). Slip
jahitan juga dapat diukur dengan beberapa cm slip benang yang diberi beban
tertentu. Kedua cara ini bisa digunakan untuk mencari slip jahitan. Saat ini yang
dipilih adalah untuk menentukan gaya yang diperlukan untuk pembukaan selebar 6
mm atau 3 mm. alat yang digunakan adalah alat kekuatan tarik sistem laju tarik
tetap dan sistem mulur tetap.

III. Alat dan Bahan


a. Alat uji kekuatan tarik dengan sistem laju mulur tetap
b. Jarak jepit : 7,5 cm, penjepit untuk uji cekau
c. Perbandingan kecepatan penarikan dan grafik 1:5
d. Kecepatan penarikan 100±10 mm/menit
e. Mesin jahit listrik jeratan kunci 1 jarum, dengan kecepatan tidak lebih dari
3000 stich per menit
f. Jarum jahit dan benang dengan ketentuan sebagai berikut.
f.1 Untuk kain rapat benang halus
- Untuk kain dengan berat sampai 270 g/𝑚2 , jarum nomor metrik 90 (
diameter blade 0.9 mm), benang jahit polyester tex 40 atau benang
kapas tex 35
- Untuk kain > 270 g/𝑚2 , jarum nomor metrix 110, benang jahit polyester
tex 60 atau kapas tex 70.
f.2 Untuk kain sedang dengan benang sedang atau lebih kasar
- Untuk kain dengan berat sampai 270 g/𝑚2 , jarum nomor metrik 110
(diameter blade 1,1 mm), benang jahit polyester tex 60 atau benang
kapas tex 70.
- Untuk kain > 270 g/𝑚2 , jarum nomor metrik 140, benang jahit polyester
tex 90 atau kapas tex 105.
g. Penggaris dengan sekala mm
h. Jangka sorong
i. Gunting

IV. Contoh Uji


- Kondisikan kain yang akan diuji dalam ruangan standar pengujian.
- Gunting kain dan jahit sesuai gambar dibawah ini, dengan jumlah 12 ± 1 / 25
mm
35 cm 25 cm

10 cm 10 cm

10 cm
Contoh uji pengujian selip jahitan

V. Cara Uji
- Lipat contoh uji sesuai ketentuan
- Pasang contoh uji tersisa 15 cm yang tidak terlipat dan tidak ada jahitan pada
klem atas dan bawah
- Jalankan mesin sehingga terbentuk grafik kekuaran dan mulur kain
- Kemudian ujung pena dikembalikan pada titik awal terjadi grafik
- Pasang contoh uji yang ada jahitan pada klem atas dan bawah
- Jalankan mesin sehingga terbentuk grafik kekuatan dan mulur jahitan
- Ukur grafik dengan cara
1. Ukur jarak antara 2 kurva pada gaya 0,5 kg yang merupakan tegangan awal
dari contoh uji yang dijahit
2. Tambahkan 30 mm pada jarak pertama untuk slip 6 mm
3. Tentukan jarak anatara kedua titik pasangan kurva yang di pisahkan oleh
jarak pertama + 30 mm tepat sejajar sumbu pertambahan panjang.
4. Baca besarnya gaya pada titik tersebut dalam kg pada sumbu kurva kekuatan
sampai 2N terdekat
5. Besarnya tahan slip adalah gaya tersebut dikurangi 5 N
Apabila pemisahan antara dua kurva lebih dari 20,4 kg (200N), laporkan hasil oengujian
sebagai lebih besar dari 20,4 kg (200N). dan apabila kainnya sobek dan pemisahan kurva
tidak ada, laporkan kekuatan pada saat sobek.
VI. Data dan Perhitunga
Arah Lusi

MULUR
(mm)

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

KEKUATAN (kg)
Arah Pakan

MULUR
(mm)

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

KEKUATAN (kg)
Perhitungan
Lusi
- Slip 3 mm= (0) + 15 mm
= 0 mm + 15 mm = 15 mm
- Jarak antar dua titik pasang kurva yang dipisahkan dengan jarak 15 mm = 7,5
- Baca besarnya gaya pada dua titik tersebut = 9,5Kg (c)
- Besaran tahan selip untuk 3mm =9,5 Kg - 0,5 Kg = 9 Kg
- Bukaan 6 mm= 0 + 30 mm
= 0 mm + 30 mm = 30 mm
- Jarak antar dua titik pasang kurva yang dipisahkan dengan jarak 30 mm = 15
- Besarnya tahan slip untuk 6 mm = > 20,4 Kg

Pakan
- Slip 3 mm= (2) + 15 mm
= 2 mm + 15 mm = 17 mm
- Jarak antar dua titik pasang kurva yang dipisahkan dengan jarak 15 mm = 8,5
- Baca besarnya gaya pada dua titik tersebut = 10,5 Kg (c)
- Besaran tahan selip untuk 3mm =10,5 Kg - 0,5 Kg = 10 Kg

- Bukaan 6 mm= 2 + 30 mm = 32 mm
- Jarak antar dua titik pasang kurva yang dipisahkan dengan jarak 32 mm = 17
- Besarnya tahan slip untuk 6 mm = > 20,4 Kg

VII. Pembahasan Hasil Praktikum

Pada praktek uji kekuatan jahitan kami memotong contoh uji 35x10 cm lalu
dijahit sesuai pola. Lalu pengujian dilakukan pada mesin instron yaitu sistem laju
mulur tetap dengan jarak jepit 7,5 cm. beban yang digunakan adalah 50 kg. Untuk
grafik kekuatan dan mulur yang pertama contoh uji tanpa ada jahitan (cara cekau)
setelah grafik pertama terbentuk, contoh uji dipindah pada bagian yang ada
jahitannya. Bagian ini tidah boleh ada tarikan sebelumnya,sehingga jarak antara
kedua percobaan dalam satu kain ini perlu di perhatikan. Mulur pada bagian ini akan
lebih besar, benang- benang akan tergelincir. Inilah yang disebut bukaan. Setelah
terbentuk 2 grafik maka dapat dianalisis.

Pada grafik terdapat 100 skala kecil sehingga setiap satu kotak kecil adalah
50:100=0,5 kg. Hal yang pertama dilakukan pada saat menganalisis adalah mencari
jarak kedua grafik pada titik 0,5 kg sebagai tegangan awal. lalu cari jarak antara
kedua grafik untuk bukaan 3 mm dan 6 mm. Pada uji cboa kali ini didapatkan hasil :
Lusi : a. bukaan 3 mm : 9 Kg
b. bukaan 6 mm : > 20,4 Kg
Pakan : a. bukaan 3 mm : 10 Kg
b. bukaan 6 mm : > 20,4 Kg
Selip jahitan pakan lebih besar disbanding lusi.
Dari praktikum kali ini diketahui bahwa kualitas bahan atau kualitas kain dan juga
benang sangat mempengaruhi besarnya slip jahitan. Bila penjepitan kurang baik atau
belum sangat kencang maka kemungkinan terjadinya slip akan semakin besar dan
mempengaruhi hasil dari grafik.

VIII. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian, maka dapt disimpulkan:
1. Lusi : a. bukaan 3 mm : 9 Kg
b. bukaan 6 mm : > 20,4 Kg
2. Pakan : a. bukaan 3 mm : 10 Kg
b. bukaan 6 mm : > 20,4 Kg

Anda mungkin juga menyukai