Anda di halaman 1dari 8

PENGUJIAN KESTABILAN DIMENSI KAIN

 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud :
Praktikan mengetahui stabilitas dimensi kain setelah pencucian. Juga untuk mengetahui
apakah kain yang diuji memiliki kestabilan dimensi yang baik atau tidak, atau akan
mengkeret bahkan mulur.
Tujuan :
Menghitung perubahan dimensi kain yang telah mengalami proses pencucian dan
pengeringan.

 DASAR TEORI
Dimensi kain adalah ukuran panjang, lebar, dan tebal kain. Panjang kain adalah jarak antara
ujung kain yang satu dengan ujung lainnya, yang diukur searah dengan lusi pada kain tenun
atau wale pada kain rajut dimana kain tidak dalam keadaan terlipat dan rata serta dalam
keadaan tidak tegang. Lebar kain adalah jarak antara pinggir kain yang satu dengan pinggir
yang lain, yang diukur searah dengan dengan pakan kain tenun dan course pada kain rajut
dimana kain dalam keadaan tidak terlipat dan rata serta dalam keadaan regang.

Perubahan dimensi adalah perubahan ukuran kain ke arah panjang atau ke arah lebar yang
disebabkan oleh suatu kondisi tertentu. Perubahan dimensi dinyatakan dalam persen
perubahan ukuran ke arah panjang atau ke arah lebar. Pengujian ini dimaksudkan untuk
menentukan perubahan dimensi dari kain tenun atau rajut atau pakaian jadi,yang akan
terjadi apabila kain mengalami proses pencucian dan pengeringan dalam rumah tangga.
Dalam cara ini dipergunakan berbagai cara yang bervariasi dari kondisi pencucian yang
paling ringan dan dimaksudkan untuk mencakup semua kondisi pencucian.

Kain tenun atau rajut apabila telah mengalami pemakaian dan pencucian akan
mengakibatkan perubahan terhadap dimensi kain baik ke arah pakan atau lusi untuk kain
tenun, maupun kearah course atau wales untuk kain rajut, dimana perubahan ini jika terjadi
harus dipulihkan kembali dengan cara Tension Presser, Knit Shrinkage Gauge, dan Hand
Iron.

Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan perubahan dimensi dari kain tenun atau rajut
atau pakaian jadi, yang akan terjadi apabila kain mengalami proses pencucian dan
pengeringan dalam rumah tangga. Dalam cara ini digunakan berbagai cara yang bervariasi
dari kondisi pencucian yang paling ringan dan dimaksudkan untuk mencakup semua kondisi
pencucian. Prinsip dari pengujian ini adalah contoh uji atau pakaian diberi tanda lusi dan
pakan, dicuci dalam mesin cuci, dikeringkan sesuai dengan cara yang dipilih. Jarak tanda
pada contoh uji menurut arah lusi dan pakan (jeratan dan jajaran untuk kain raut) sebelum
dan sesudah pencucian diukur. Tabel berikut ini menunjukkan semua cara pencucian,
pengeringan dan pemulihan.

No. Pencucian Pengeringan Pemulihan


1. 38 – 43 °C selama 30 Pengeringan Tetes Penekan Tegangan
menit
2. 49 – 53 °C selama 49 Pengeringan Tekan Pengukuran Mengkeret
Datar Kain Rajut
menit
3. 60 – 65 °C selama 45 Pengeringan Kasa Seterika Tangan
menit
4. 71 – 76 °C selama 60 Pengeringan Gantung
menit
5. 95 – 100 °C selama Pengeringan Putar
60 menit
Syarat Mutu Kain Tenun untuk Kemeja (SNI 0051 : 2008)
Syarat Mutu Kain Rajut Pakan untuk Blus dan Kemeja (SNI 2367 : 2008)

 ALAT DAN BAHAN


a. Mesin cuci otomatis
 Pemasukan dari depan
b. Sabun
 Deterjen ECE non fosfat A (jumlah tidak diatur, ketinggian busa < 3 cm diakhir
proses cuci)
c. Resep larutan sabun
 77 bagian sabun
 20 bagian Na perborat tetrahidrat
 3 bagian bleaching tetra-asetilena-diamina
d. Air dengan kesadahan < 0,002%
e. Kain pemberat (supaya total kain yang diproses 2 kg)
 Kain rajut 100% polyester
 Kain tenun kapas 100% bleached
 Kain tenun kapas 50% : polyester 50%

 LANGKAH KERJA
- Disiapkan kain contoh uji dan dihitung panjang lusi dan pakan sebelum pengujian.
- Pilih prosedur pencucian, pembilasan dan pengeringan yang akan digunakan.
- Contoh uji dimasukkan kedalam mesin, sesuai dengan kondisi yang dipilih.
- Tambahkan deterjen ECE non fosfat A agar ketinggian busa tidak melebihi 3 cm
pada akhir siklus pencucian.
- Setelah semua proses selesai, contoh uji diambil dengan hati-hati supaya tidak
tertarik atau mengalami perubahan bentuk.
- Evaluasi dilakukan dengan menghitung panjang lusi dan pakan.

 DATA PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN


Pengujian stabilitas dimensi kain tenun
akhir  awal
Perubahan dimensi arah lusi/pakan : X 100%
awal

Kain tenun

PANJANG ARAH LUSI (CM) PANJANG ARAH PAKAN (CM)

Awal Akhir  dimensi Awal Akhir  dimensi


akhir  awal akhir  awal
X 100% X 100%
awal awal
34,9 33,9 23,9  34,9 34,9 34,4 34,4  34,9
X 100 % X 100 %
34,9 34,4
 2,86%  1,45%
34,9 33,9 33,9  34,9 35 34,7 34,7  35
X 100 % X 100 %
33,9 35
 2,86%  0,85%
34,9 33,9 33,9  34,9 34,9 34,6 34,6  34,9
X 100 % X 100 %
33,9 34,9
 2,86%  0,86%

X = -2,86% X = -1,05%
Kain Rajut

PANJANG ARAH WALE (CM) PANJANG ARAH COURSE (CM)

Awal Akhir  dimensi Awal Akhir  dimensi


akhir  awal akhir  awal
X 100% X 100%
awal awal
24  25,6 24,5  25
X 100 % X 100 %
25,6 24 25,6 25 24,5 25
 6,25%  2%

24  25,6 24,5  25
X 100 % X 100 %
25,6 24 25,6 25 24,5 25
 6,25%  2%

24  25,6 24,5  25
X 100 % X 100 %
25,6 24 25,6 25 24,5 25
 6,25%  2%

X = -6,25% X = -2%

Keterangan :
(-) = mengkeret

 DISKUSI
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan kestabilan dimensi suatu kain
baik pada benang pakan maupun benang lusi yang ada pada kain tenun atau pun benang
wale dan benang course yang ada pada kain rajut. Pengujian ini dilakukan dengan cara
mencuci dan mengeringkan contoh uji. Hal ini dilakukan karena suatu pakaian pasti akan
sering dicuci dan dikeringkan, untuk itu pengujian ini dilakukan supaya kita dapat
menentukan apakah suatu kain dapat digunakan sebagai kain untuk pakaian atau tidak.
Pada kain tenun, didapat dimensi lusi sebesar -2,86% atau berarti mengkeret lusi
sebesar 2,86% sedangkan untuk dimensi pakan sebesar -1,05% yang berarti mengkeret
pakan sebesar 1,05%. Pada kain rajut, didapat dimensi wale sebesar -6,25% atau
berarti mengkeret wale sebesar 6,25% sedangkan untuk dimensi course yang didapat
yaitu sebesar -2% yang berarti mengkeret pakan sebesar 2%. Ditinjau dari Syarat Mutu
Kain Tenun untuk Kemeja (SNI 0051 : 2008), perubahan dimensi setelah pencucian dan
pengeringan maksimum sebesar 2%. Sedangkan dari hasil praktikum, didapat perubahan
dimesi sebesar 2,86% pada benang lusi dan 1,05% pada benang pakan. Ini menunjukkan
bahwa contoh uji tidak dapat digunakan sebagai kain tenun untuk kemeja. Ditinjau dari
Syarat Mutu Kain Rajut Pakan untuk Blus dan Kemeja (SNI 2367 : 2008), perubahan
dimensi setelah pencucian pada arah jajaran wale maupun course maksimum 3% Dari
hasil praktikum, didapat perubahan dimesi sebesar 6,25% pada arah jajaran wale dan 2%
pada arah jajaran course. Ini menunjukkan bahwa contoh uji tidak dapat digunakan
sebagai kain rajut untuk blus dan kemeja.

 KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan, didapatkan rata-rata perubahan dimensi
Kain tenun :
o Persentase mengkeret arah lusi : -2,86 %
o Persentase mengkeret arah pakan : -1,05 %
o SNI : maksimum 2%
Kain Rajut :
o Persentase mengkeret arah course : -2 %
o Persentase mengkeret arah wale : -6,25 %
o SNI : maksimum 3%
Sehingga dapat disimpulkan bahwa contoh uji kain tenun tidak dapat digunakan sebagai
kain untuk kemeja ditinjau dari kestabilan dimensinya yang bernilai lebih dari 2%
sehingga tidak memenuhi Syarat Mutu Kain Tenun untuk Kemeja (SNI 0051 : 2008).
Sedangkan untuk kain rajut, juga tidak dapat digunakan sebagai kain rajut untuk blus dan
kemeja karena nilai perubahan dimensinya diatas nilai maksimum pada Syarat Mutu Kain
Rajut Pakan untuk Blus dan Kemeja (SNI 2367 : 2008).
 SAMPLE KAIN

Anda mungkin juga menyukai