Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM PENGUJIAN & EVALUASI TEKTIL 3

PENGUJIAN STABILITAS DIMENSI

Oleh
Nama : M. Rashid Al-Ghifary
NPM : 15020041
Group : 2K2
Dosen : Khairul U., S.ST.,M.T.
Asisten : Mia E., S.ST.
Ryan R., S.ST.

POLITEKNIK STT TEKSTIL


PROGRAM STUDI KIMIA TEKSTIL
BANDUNG
2016
I. Maksud dan Tujuan
I.1 Maksud :
Agar praktikan mampu melakukan pengujian stabilitas dimensi
secara baik dan benar.
I.2 Tujuan :
Agar praktikan mampu menguasi cara pengujian stabilitas
dimensi
Praktikan mampu mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
pada pengujian stabilitas dimensi

II. Teori Dasar

Perubahan dimensi adalah perubahan ukuran kain ke arah


panjang atau ke arah lebar yang disebabkan oleh suatu kondisi
tertentu. Perubahan dimensi dinyatakan dalam persen perubahan
ukuran ke arah panjang atau ke arah lebar. Mulur adalah pertambahan
panjang suatu contoh uji baik ke arah panjang maupun ke arah lebar.
Mengkeret adalah pengurangan panjang suatu contoh uji baik ke arah
panjang maupun ke arah lebar.
Kain tenun atau rajut apabila telah mengalami pemakaian dan
pencucian akan mengalami perubahan dimensi baik ke arah lusi ataupun
pakan, atau arah course dan arah wales pada kain rajut. Apabila perubahan
ini terjadi, maka kondisi tersebut harus dipulihkan kembali dengan cara
Tension Presser, Knit Shrinkage Gauge, dan Hand iron.

Pada pengujian ini kondisi pencuciannya dengan menggunakan sabun


netral pada suhu 400 C selama 30 menit. Untuk pemulihannya pada kain tenun
dengan menggunakan Knit Shrinkage gauge, tetapi pada percobaan ini tidak
dilakukan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengujian stabilitas dimensi
adalah proses pencucian, proses pengeringan, dan proses
pemulihan/penyetrikaan.

Kain yang tidak mengalami perubahan dimensi setalah pemakaian


sehari-hari termasuk kain yang mutu kainnya baik. Penyebab utama dari
perubahan dimensi kain adalah mengkeret setelah pencucian. Kadang-
kadang orang membeli baju dengan ukuran sedikit lebih longgar dengan
harapan apabila dicuci akan mengkeret dan ukurannya sesuai. Ada dua jenis
medngkeret yaitu mengkeret karena teganngan mekanis pada waktu proses
pertenunan dan penyempurnaan. Menyebabkan kain tertarik untuk sementara
dan waktu pencucian akan relaksasi ke bentuk semula. Dan jenis mengkeret
lain, karena adanya kemampuan serat untuk menggumpal (felting) dalam
pencucian. misalnya serat wol yang cenderung untuk mengkeret dan
menggumpal dalam keadaan basah.

Persyaratan Mutu Kain Tenun Untuk Kemeja

No. Jenis Uji Satuan Persyaratan Keterangan


1 Kekuatan tarik kain per 2,5 cm1) N 107,9
Minimum
Kg 11,0
1)
2 Kekuatan sobek N 6,9
Minimum
Kg 0,7
3 Tahan selip benang dalam kain pada N 78,5
Minimum
jahitan (bukaan 6 mm)1) Kg 8,0
1)
4 Perubahan dimensi
4.1 Setelah pencucian dan
% 2,0 Maksimum
pengeringan
4.2 Setelah pencucian kering2) % 2,0 Maksimum
5 Kenampakan kain setelah pencucian
DP 3,5 Minimum
Berulang3)
6 Ketahanan luntur warna terhadap:4)
6.1 Pencucian 40oC
- Perubahan warna5) 4 Minimum
- Penodaan6) 3-4
6.2 Pencucian kering2)
4 Minimum
- Perubahan warna
6.3 Keringat asam dan basa
- Perubahan warna5) 4 Minimum
- Penodaan6) 3-4
6.4 Gosokan
- Kering6) 4 Minimum
- Basah6) 3-4
6.5 Sinar7) 4
7 Kandungan formaldehida bebas
- Dewasa ppm 75 Maksimum
- Anak-anak ppm 20
1) Berlaku untuk arah lusi dan pakan;
2) Berlaku untuk kain yang mengalami pencucian kering;
3) Berlaku untuk kain tekan-awet (durable-press);
4) Berlaku untuk kain yang berwarna;
5) Skala abu-abu;
6) Skala penodaan;
7) Standar wol biru
Sumber: SNI 0051:2008, Badan Standardisasi nasional.

Persyaratan Mutu Kain Rajut Polos Kapas

Satu Persyaratan
No. Jenis Uji Keterangan
an Kasar Sedang Halus
Berat kain per meter
1. g 150 125 110 Minimum
persegi
Nomor benang 32,8 -
Tex 22,7-17,4 13,1
2. 23,6
(Ne1) 26-34 35
18-25
Perbandingan
3. course/cm terhadap 1,2 1,2 1,2 Minimum
wale/cm
Perubahan dimensi
4.
setelah pencucian:
Arah wale % 5 5 5 Maksimum
Arah couse % 5 5 5 Maksimum
5. Kadar kanji % 3 3 3 Maksimum
Kekuatan jebol Kg/c
6. 5 5 5 Minimum
m2
Ketahanan luntur
7.
warna terhadap1)
Pencucian
Perubahan warna2) 4 4 4 Minimum
Penodaan warna3) 3-4 3-4 3-4 Minimum
Gosokan
Basah 3-4 3-4 3-4 Minimum
Kering 3-4 3-4 3-4 Minimum
Keringat asam
Perubahan warna2) 4 4 4 Minimum
Penodaan warna3) 4 4 4 Minimum
Sinar4) 4 4 4 Minimum
8 Derajat putih, Z+ % 80 80 80 Minimum
9 Kadar formaldehida
bebas
ppm Maksimum
- dewasa 75 75 75
ppm Maksimum
- anak-anak 20 20 20
Keterangan:
1)
Untuk kain rajut polos kapas celup
2)
Skala abu-abu (grey scale)
3)
Skala penodaan (staining scale)
4)
Standar wol biru
Sumber: SNI 0561:2008

III. Alat dan Bahan :

1. Mesin cuci
2. Pengering putar
3. Deterjen tanpa pemutih optik (deterjen ECE dan SEC)
4. Kain pemberat
5. Pengering listrik tekan datar (Heated bed press)
6. Rak pengering kasa
7. Mistar
8. Pulpen tahan luntur
9. Meja datar
10. Gunting
11. Contoh uji

IV. Cara Kerja


1. Pilih salah satu cara kerja pencucian yang akan digunakan.
2. Masukan contoh uji yang telah disiapkan ke dalam mesin cuci dan
tambahkan kain pemberat sampai total berat kering sesuai dengan
persyaratan yang dibutuhkan. Tambahkan deterjen 1-3 g/l dengan
perkiraan ketebalan buih tidak lebih dari 3 cm pada waktu mesin
berputar. Kesadahan air tidak melampaui 5 ppm (dinyatakan dalam
CaCo3). Bila digunakan mesin tipe A, deterjen yang digunakan
mengandung 4 bagian deterjen IEC dan 1 bagian natrium perborat
tetrahedrat.
3. Setelah pemerasan putar terakhir selesai, pindahkan contoh uji
dengan hati-hati (hindari tarikan dan perubahan bentuk) dan
keringkan dengan salah satu cara pengeringan.
4. Bila contoh uji akan dikeringkan dengan cara pengeringan tetes,
hentikan mesin tepat sebelum pemerasan putar terakhir. Pindahkan
contoh uji dengan hati-hati, kemudian keringkan dengan cara
pengeringan tetes.
5. Cara pengeringan
Pengeringan gantung
Setelah pemerasan selesai, gantungkan contoh uji di kedua
ujung kain pada gantungan pakaian yang tidak berkarat,
dengan arah lusi vertikal dalam udara tenang suhu kamar dan
biarkan sampai kering.
Pengeringan tetes
Setelah pembilasan terakhir selesai, keluarkan contoh uji dari
mesin cuci, gantungkan di kedua ujung kain pada gantungan
pakaian yang tidak berkarat, dengan arah lusi vertikal dalam
udara tenang suhu kamar dan biarkan sampai kering.
Pengeringan kasa
Setelah pemerasan terakhir selesai, bentangkan contoh uji
pada kasa datar, hilangkan kekusutan menggunakan tangan
secara perlahan dan hati-hati, diamkan sampai kering pada
suhu kamar.
Pengeringan tekan datar
Setelah peerasan terakhir selesai, bentangkan pada alat,
hilangkan kekusutan menggunakan tangan secara perlahan
dan hati-hati. Letakkan penekan, atur suhu dan waktu sesuai
kain yang diuji, catat suhu dan tekanan yang digunakan.
Pengeringan putar
Masukkan contoh uji bersama kain pemberat, atur suhu 20C
untuk kain-kain sedang sampai berat atau 50C untuk kain-
kainringan. Lakukan pengeringan sampai kering dan lanjutkan
putaran tanpa pemanas selama 5 menit.

6. Kondisikan contoh uji yang telah selesai dicuci dan


dikeringkan dalam ruang standar sampai mencapai
keseimbangan lembab.
7. Lakukan pengukuran kembali jarak-jarak yang ditandai dan
catat hasilnya sebagai panjang dan lebar akhir.
8. Penyajian hasil uji
P . akhirP . awal
Proses perubahan panjang = P . awal x

100%
L . akh ir L. awal
Proses perubahan lebar = L . awal x 100%

V. Data Pengamatan
Lusi Pakan
Panjang awal Panjang akhir Panjang awal Panjang akhir
1. 35,7 1. 34,7 1. 35,3 1. 34,6
2. 35,6 2. 34,8 2. 35,3 2. 34,7
3. 35,5 3. 34,7 3. 35,3 3. 34,6

VI. Diskusi

Dari hasil percobaan didapatkan bahwa terdapat prosedur yang tidak


sesuai dengan standar SNI ISO 5077:2011 ataupun consensus, seperti
pengerjaan pada mesin cuci di mana waktu yang digunakan melebihi waktu
yang telah ditetapkan yaitu 90 menit. Hal ini tentu mempengaruhi perubahan
dimensi contoh uji karena semakin lama waktu proses yang digunakan maka
semakin besar perubahan dimensi pada contoh ujinya karena gaya mekanik
pada mesin cuci dan mesin pengeringan terjadi lebih lama.

Berdasarkan data percobaan dan perhitungan didapatkan hasil bahwa


pada kain tenun dan rajut terjadi perubahan dimensi atau mulur yang bernilai
negatif. Hal ini berarti kain contoh uji mengalami mengkeret akibat adanya
gaya mekanik yang bekerja pada mesin. Apabila kain contoh uji akan
digunakan untuk pakaian atau kebutuhan sandang lainnya maka kain contoh
uji ini tidak memenuhi syarat mutu uji menurut SNI 0051:2008 untuk kain
tenun dan SNI 0561:2008 untuk kain rajut, karena apabila dipakai untuk
pakaian akan mengalami masalah seperti kain menjadi kecil dan sempit.

VII. Kesimpulan
% perubahan panjang lusi = -2,52%
% perubahan panjang pakan = -1,98%

DAFTAR PUSTAKA
Moerdoko, Wibowo, S.Teks, dkk, Evaluasi tekstil bagian kimia, Institut
Teknologi Tekstil, 1975.
Diktat Bahan Ajar Praktek Evaluasi Kain
Cara Uji Perubahan Dimensi Dalam Pencucian Kain Tenun dan Rajut
Kecuali Wol., SII No. 0123-75, Departemen Perindustrian, 1975.
http://sisni.bsn.go.id/index.php/sni_main/sni/detail_sni/7269
https://superakhwat08.wordpress.com/2013/06/21/rangkaian-evaluasi-
secara-kimia-terhadap-kain-tekstil-i-maksud/

Anda mungkin juga menyukai