Anda di halaman 1dari 13

PENGUJIAN KEKUATAN JAHITAN KANCING

I. MAKSUD DAN TUJUAN


Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan kekuatan jahitan kancing dan
mengamati keadaan kancing setelah pengujian

II. TEORI DASAR

Kancing adalah alat kecil yang berbentuk pipih dan bundar yang
dipasangkandengan lubang kancing untuk menyatukan dua helai kain yang
bertumpukan, atau sebagai ornamen. Selain berbentuk bundar, juga ada yang
berbentuk bulat, persegi, maupun segitiga.
Bahan yang paling umum digunakan pada kancing adalah dari plastik keras,
bahan lain (sintetik) seluloid, gelas, logam dan bakelit, tanduk, tulang, gading,
kerang dan lain-lain. Lubang pada kancing dibuat dengan melubangi kain dan
menjahit pinggirannya dengan jarum tangan atau mesin pelubang kancing, yang bisa
dibuat secara vertikal maupun horizontal.

Gambar 2. Ilustrasi kancing


a. Jenis kancing
1. Kancing lubang dua atu empat
Permukaan kancing terdapat lubang-lubang tempat lewat jalur benang
jahitan, kancing seperti ini dapat dipasang dengan jahitan tangan atau
mesin.
2. Kancing jepret (kancing tekan atau kancing hak)
Terdiri dari dua bagian cembung dan cekung.Kedua bagian ini mengunci bila
ditekan atau terlepas bila ditarik
3. Kancing Bungkus
Pada kancing bungkus ini kainlah yang digunakan untuk membungkus
kancing. Sedangkan lubang untuk jalur benang berada di bawah.

4. Kancing Sengkelit
Kain yang dipasangkan dengan rumah kancing berupa sengkelit dari lipatan
kain.
5. Kancing Cina
Kancing dan rumah kancing dibuat dari simpul-simpul tali kor.

Karena kancing merupakan salah satu aksesoris yang sering digunakan dalam
pembuatan garmen, maka dari itu mutu kualitas serta kekuatannya harus sangat
diperhatikan, karena dapat mempengaruhi kualitas garmen yang dibuat dengan
aksesoris kancing tersebut.

III. ALAT DAN BAHAN


 Universal safety tester.
 Jlaw clamping fixture
 Kancing .
 Kain Tenun.
 Mesin pasang kancing otomatis.

Jarak 5 cm

5
IV. CARA KERJA
1) Melipat kain menjadi dua lapisan.
2) Memasangkan kancing dengan arah diagonal dengan menggunakan mesin
pasang kancing otomatis dengan jarak antar kancing 5 cm.
3) Memasangkan contoh uji pada clamp bawah Universal Safety Tester, jepitkan
clamp atas ke kancing.
4) Menekan tombol ON mesin Universal Safety Tester.
5) Mengangkat tuas pada mesin sampai kancing terlepas.
6) Membaca skala yang tertera.
7) Mengevaluasi kondisi kancing pada pengujian.

V. DATA PERCOBAAN

No Kekuatan (Kg) Keadaan Kancing ( x− x́ )2


1 9 Kancing Rusak -29,60
2 16 Kancing Rusak 2,43
3 20 Kancing Rusak 30,91
4 16 Kancing Rusak 2,43
5 11,2 Kancing Rusak -10,50
Ʃ 72,2 - -6,76
x́ 14,44 - -

∑ ( x −x́ )2 SD
Sd =
√ n−1
Cv =

x 100%

−1,29
=
√ −6,76
4
=
14,44
x 100%

= -1,29 = -8,93 %

VI. DISKUSI
Pada pengujian ini dapat dilihat bahwa kekuatan jahitan kancing sudah cukup
baik dengan rata-rata kekuatan 14,44 kg, namun kancing yang digunakan
kualitasnya kurang baik, karena saat pengujian kancing langsung rusak/hancur.
VII. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian kekuatan kancing ini diperoleh kesimpulan:
 Rata-rata kekuatan kancing : 14,44 kg
 Sd kekuatan kancing : -1,29
 Cv Kekuatan kancing : -8,93
PENGUJIAN REKAT INTERLINING

I. MAKSUD DAN TUJUAN


Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan lekat
interlining

II. TEORI DASAR


Interlining dalam pembuatan garmen merupakan salah satu aksesoris garmen,
karena interlaining berfungsi sebagai penahan atau pembuat utuh bentuk suatu
komponen, misalnya kerah, manset dan lain-lain. Setiap interlaining yang dipakai
pada setiap komponen memiliki jenis dan ketebalan yang berbeda, hal ini
dikarenakan karena melihat dari jenis komponen, karena setiap komponen memiliki
kriterianya masing-masing sehingga interlining yang digunakannya pun pasti
berbeda.

III. ALAT DAN BAHAN


 Alat uji kekuatan tarik dengan sistem laju mulur tetap / instron dengan beban
500 gram untuk interlining nonwoven dan 1 kg untuk interlining woven.
 Kain tenun.
 Gunting.
 Interlining woven dan nonwoven.
 Contoh uji
20 cm

2,5 cm

IV. CARA KERJA


1. Mengatur posisi tombol pada skala 1 kg untuk interlining woven dan 500 gram
untuk interlining nonwoven.
2. Memasang kain contoh uji, menjepitkan interlining pada penjepit atas dan kain
pada penjepit bawah.
3. Memindahkan switch kekuatan tarik tetap pada posisi ON.
4. Mengatur kertas grafik sehingga kedudukan pena pada grafik berada pada salah
satu titik potong dan ordinat grafik.
5. Menekan tombol UP sehingga mesin bergerak menarik ujung kain dan interlining
lepas.
6. Setelah itu mesin dihentikan dengan menekan tombol OFF.
7. OFF kan switch kekuatan tarik, kemudian turunkan penpit atas dengan menekan
tombol down sampai bunyi klik.
8. Melakukan pengujian sebanyak 2x.
9. Mengevaluasi hasil pengujian.

V. DATA PERCOBAAN
1. Woven

Data 1 Data 2 Data 3


N Puncak Puncak Rata Puncak Puncak Puncak Puncak
Rata- Rata-
o Tertingg Terenda - Tertingg Terenda Tertingg Terenda
Rata Rata
i h Rata i h i h
1 160 15 87,5 935 80 507,5 935 80 507,5
2 140 15 77,5 640 340 490 640 340 490
3 130 20 75 555 410 482,5 555 410 482,5
4 110 20 65 530 415 472,5 530 415 472,5
5 110 20 65 520 410 465 520 410 465
2.417, 2.417,
Ʃ 370
5 5
x́ 74 483,5 483,5

No Rata-Rata Setiap Data (gr) ( x− x́ )2


1 74 74.529
2 483,5 18.632,2
3 483,5 18.632,2
Ʃ 1.041 111.793,4
x́ 347
∑ ( x −x́ )2 SD
Sd =
√ n−1
Cv =

x 100%

111.793,4 2.36,4
=
√ 2
=
347
x 100%

= 2.36,4 = 68,1 %
2. Non Woven

Data 1 Data 2 Data 3

No Puncak Puncak Rata- Puncak Puncak Rata- Puncak Puncak Rata-


Tertinggi Terendah Rata Tertinggi Terendah Rata Tertinggi Terendah Rata

1 20 5 12,5 15 5 10 15 5 10
2 20 5 12,5 10 2,5 6,25 10 2,5 6,25
3 15 5 10 7,5 2,5 5 7,5 2,5 5
4 10 5 7,5 12,5 5 8,75 12,5 5 8,75
5 10 7,5 8,75 10 2,5 6,25 10 2,5 6,25
Ʃ 51,25 36,25 36,25
x́ 10,25 7,25 7,25

No Rata-Rata Setiap Data (gr) ( x− x́ )2


1 10,25 4
2 7,25 1
3 7,25 1
Ʃ 24,75 6
x́ 8,25

∑ ( x −x́ )2 SD
Sd =
√ n−1
Cv =

x 100%

6 1,7
=
√ 2
=
8,25
x 100%

= 1,7 = 20,6 %
VI. DISKUSI
Pada pengujian rekat interlinin untuk interlining jenis woven didapatkan nilai yang
sangat besar, hal tersebut dikarenakan pengaruh dari bahan interlining dan daya rekat
dari interlining jenis woven, akan tetapi dapat juga dipengaruhi ketika proses perekatan
interlining suhu yang digunakan terlalu tinggi. Sedangkan pada interlining jenis non
woven didapatkan nilai yang kecil, hal ini dikarenakan dari daya rekat dari interlining
tersebut yang relatif kecil karena pengaruh dari bahan interlining tersebut yang sangat
tipis.

VII. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian didapatkan kesimpulan :
 Rata-rata kekuatan Interlining Woven : 347 gram
 Sd kekuatan interlining Woven : 236,4
 Cv kekuatan interlining Woven : 68,1 %
 Rata-rata kekuatan Interlining Non Woven : 8,25 gram
 Sd kekuatan interlining Non Woven : 1,7
 Cv kekuatan interlining Non Woven : 20,6 %
VIII. LAMPIRAN
PENGUJIAN CACAT JAHITAN

I. MAKSUD DAN TUJUAN


Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan menganalisa cacat jahitan
pada garmen

II. TEORI DASAR

Cacat jahitan adalah kelainan yang tampak pada jahitan yang terjadi dengan
tidak disengaja yang dapat menurunkan mutu jahitan. Cacat jahitan dapat terdiri dari
cacat jahitan kritis, mayor dan minor
 Cacat jahitan kritis yaitu cacat jahitan yang langsung terlihat jelas dan
menyebabkan pakaian tidak dapat dipakai.
 Cacat jahitan mayor adalah cacat jahitan yaang mudah terlihat pada jahitan
tampak maupun jahitan tidak tampak.
 Cacat jahitan minor yaitu cacat jahitan yang kecil tidak begitu tampak dan masih
bisa diterima pemakai dalam jumlah tertentu.
II.1 Istilah
 Jahitan tampak yaitu jahitan yang terlihat dari luar pada waktu pakaian
dipakai.
 Jahitan tidak tampak yaitu jahitan yang tidak terlihat dari luar pada waktu
pakaian dipakai atau semua jahitan selain jahitan tampak.
 Jahitan sambung yaitu jahitan yang berfungsi menyambung dua atau lebih
komponen atau bagian menjadi satu.
 Jahitan gabung yaitu jahitan yang berfungsi menggabung dengan
menambahkan satu komponen pada komponen atau bagian yang lain.
 Setik kunci adalah setik yang teerbentuk dari dua helai benang yang
menjepit kain, satu benang di bagian atas, satu benang dibagian bawah dan
melilit di bagian tengah kain.

III. ALAT DAN BAHAN


 Mesin Jahit.
 Kain tenun.
 Benang jahit.
Contoh Uji

2 meter

IV. CARA KERJA


1) Menjahit kain sepanjang 2 meter dengan jahitan 4 meter tanpa terputus.
2) Dijahit sabanyak 2 kali dengan jarak 1 sepatu.
3) Mengamati beberapa cacat jahitan yang terjadi.
4) Mengevaluasi data yang dihasilkan.

V. DATA PERCOBAAN

No Jenis Cacat Nilai Cacat

Kritis
Jahitan Loncat Untuk Setik Minor Mayor
1 (Lebih dari 4
Kunci (1 Setik) (2-4 Setik)
Setik)

N1 0 - -
N2 1 - -
N3 0 - -
N4 0 - -
N5 1 - -
Minor Kritis
Jahitan Kendor Untuk Setik Mayor
2 (kurang dari 1 (Lebih dari 2,5
Kunci (1-2,5 cm)
cm) cm)
N1 - - -
N2 - - -
N3 - - -
N4 - - -
N5 - - -
No Jenis Cacat Nilai Cacat

Minor Kritis
Mayor
3 Jahitan Menyimpang (kurang dari 1 (Lebih dari 5
(1-5 mm)
mm) mm)

N1 28 10 -
N2 20 7 -
N3 18 3 1
N4 25 8 -
N5 23 5 1
Minor Mayor Kritis
4 Jahitan Sambungan (bergeser 1-2 (bergeser 2-5 (Lebih dari 5
mm) mm) mm)
N1 - - -
N2 - 1 -
N3 - - -
N4 - 1 -
N5 1 - -
Kritis
Minor Mayor
5 Jahitan Terlipat (Lebih dari 5
(1-2 mm) (2-5 mm)
mm)
N1 - - -
N2 - - -
N3 - - -
N4 - - -
N5 - - -
Minor Mayor Kritis
Ujung Benang Tidak
6 (kurang dari 5 (5 tempat (Lebih dari 5
dipotong keluar lebih 2mm
tempat) berbeda) tempat)
N1 4 - -
N2 4 - -
N3 2 - -
N4 2 - -
N5 2 - -
Ʃ 131 35 2

VI. DISKUSI
Dalam pengujian cacat jahitan ini dilakukan secara visual dan terdapat banyak
cacat jahitan. Hal ini dapat disebabkan oleh kurang kompetennya praktikan dalam
menjahit contoh uji dan juga dapat disebabkan karena mesin yang dipakainya tidak
dapat beroperasi dengan benar. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengujian
kali ini adalah sebagai berikut :
 Benang yang digunakan untuk penjahitan harus sesuai dengan kain yang
akan dijahit, dalam pengujian kali ini benang yang dipakai adalah benang
poliester 40/2.
 Dalam penyetelan mesin jahit, tegangan benang atas dan tegangan benang
bawah harus seimbang sehingga tidak akan menghasilkan jahitan loncat atau
jahitan yang tidak kuat.
 Stitch Per Inch (SPI) yang digunakan harus sesuai dengan standar pengujian
yaitu 12 – 14 stitch per inch.
 Penilaian harus dilakukan oleh lebih dari 1 orang karena penilaian dilakukan
secara visual sehingga perbedaan persepsi antara satu orang dengan yang
lain selalu berbeda.

VII. KESIMPULAN
Dalam pengujian kali ini ada beberapa kesimpulan yang didapatkan nilai cacat pada
jahitan tampak, yaitu :
 Minor : 131
 Mayor : 35
 Kritis : 2

Anda mungkin juga menyukai