Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM EVALUASI TEKSTIL & GARMEN 1

PENGUJIAN KAIN SECARA FISIKA


UJI KEKUATAN SOBEK KAIN

Disusun oleh ;
Nama : Syifaa Febriana
NPM : 17040037
Group : 2G6
Dosen : Karlina S.,S.ST.,MM.
: Pratiwi W.,S.ST
:.Liana D. F., S.Tr. Bns

POLITEKNIK STTT BANDUNG


2019
UJI KEKUATAN SOBEK KAIN

1. Maksud dan Tujuan


Mengetahui jumlah gaya yang diperlukan untuk melanjutkan sobekan awal pada
kain.

2. Teori Dasar
Pengujian kekuatan sobek kain adalah menguji daya tahan kain terhadap sobekan
baik kearah lusi maupun kearah pakan.
Kekuatan sobek adalah gaya impak rata-rata yang diperlukan untuk menyobek
contohuji yang telah diberi sobekan awal. Gaya ini sama dengan kerja yang
dilakukanuntuk menyobek contoh uji dibagi dua kali panjang sobek.
Energi sobek adalah kerja yang dilakukan untuk menyobek contoh uji. Uji pakan
adalah uji ketahanan sobek terhadap benang-benang pakan. Uji lusi adalah pengujian
ketahanan sobek terhadap benang kusi pada kain.
Pengujian kekuatan sobek dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :
1. Sobekan Tunggal (dari contoh uji berbentuk sayap)
2. Sobekan Tunggal (dari contoh uji berbentuk celana panjang)
3. Pendulum balistik (Uji Trapesium untuk kain yang dilapisi/coating atau kain berlapis)
Pengujian cara trapezium ini meniru keadaanCara trapesium adalah kekuatan tarik
kain yang telah diberi sobekan awal diantara dua penjepit yang membentuk bangun
trapesium terhadap arah tarikan sedemikian rupa sehingga sobekan awal terletak
ditengah diantara dua penjepit.
4. Cara Lidah/ Sobekan Ganda (dari contoh uji berbentuk lidah)
Kekuatan tarik kain cara lidah adalah kain yang telah digunting terlebihdahulu kearah
lusi atau pakan; wale atau course, sehingga berbentuk sepertilidah dan ditarik pada
kedua ujung sobekan.
Kekuatan sobek lusi adalah kekuatan yang diperlukan untuk menyobek kain sampai
benang lusi putus. Kekuatan sobek pakan adalah kekuatan yang diperlukan untuk
menyobek kain sampai benang pakan putus.
Pengujian dengan cara lidah tidak dapat dilakukan pada kain tidak seimbang. Kain
dengan tetal lusi lebih besar dari tetal pakan, apabila disobek pada arah lusi, maka
arah sobekan pada saat pengujian akan berubah kea rah pakan yang lebih lemah.
5. Cara Elmendorf/Pendulum
Kekuatan sobek cara Elmendorf adalah kekuatan kain yang telah diberi sobekan
awal dengan jarak yang telah ditentukan. Metoda pendulum balistik (Elmendorf)
digunakan untuk penentuan gaya sobek kain. Metoda ini menetapkan gaya sobek
yang diperlukan untuk meneruskan sobekan pada kain dengan panjang tertentu jika
diberi gaya mendadak. Gaya sobek dikualifikasikan sebagai “menyobek lusi” atau “
menyobek pakan” atau (benang lusi sobek) atau (benang pakan sobek). Uji ini
khusus digunakan pada kain tenun, bisa juga nir tenun dengan batasan yang sama
seperti kain tenun. Penting untuk pengujian bahan pekaian seperti kemeja, blus, kain
lapis, dan kain militer (misalnya parasut).

Uji sobekan ini tidak cocok untuk kain rajut, kain tenun elastic, kain yang
sangata an isotrop atau kain yang anyamannya memiliki jarak yang jika disobek arah
sobekan akan berpindah kearah yang lain.
Kekuatan sobek kain merupakan pengukuran terhadap daya tahan kain
terhadap sobekan baik kearah lusi maupun kearah pakan. Panjang sobek adalah
penjang bagian contoh uji yang akan disobek.
Kekuatan sobek adalah gaya impak rata-rata yang diperlukan untuk
menyobek contohuji yang telah diberi sobekan awal. Gaya ini sama dengan kerja
yang dilakukanuntuk menyobek contoh uji dibagi dua kali panjang sobek.
Energi sobek adalah kerja yang dilakukan untuk menyobek contoh uji. Uji
pakan adalah uji ketahanan sobek terhadap benang-benang pakan. Uji lusi adalah
pengujian ketahanan sobek terhadap benang kusi pada kain.
Pengujian kekuatan sobek kain adalah menguji dayan tahan kain terhadap
sobekan. Pengujian kekuatan sobek kain sangat diperlukan untuk kain-kain militer
seperti kain untuk kapal terbang, payung udara dan tidak kalah pentingnya juga
untuk kain sandang..

A. Cara Trapesium
Pengujian cara trapesium ini didasarkan dari keadaan apabila sepotong kain
ditarik dengan gunting pada bagian pinggir kain dan contoh dipegang dengan kedua
tangan, lalu disobek mulai dari tarikan yang telah dibuat.
Contoh bahan uji dipotong denga ukuran lebar 7,5 cmx 15 cm. Jumlah bahan
pengujian sebanyak 5 buah untuk masing-masing kekuatan sobek arah lusi dan
pakan. Pada setiap contoh uji bahan pengujian digambar sebuah trapesium sama
kaki dengan tinggi 7,5 dan garis yang sejajar 10 dan 2,5 cm. Pada tepi kain tepat
ditengah-tengah garis 2,5 cm dipotong sepanjang 0,5 sampai 1 cm tegak lurus pada
garis sejajar. Pada pegujian ini jarak jepit dibuat 2,5 cm dengan kecepatan penarikan
30 cm/menit. Penahan bandul harus dilepas untuk mendapatkan pencatatan yang
terus-menerus.
Data yang didapat dari percobaan dengan menggunakan mesin instron akan
berupa grafik. Skala dari grafik tersebut memiliki satuan dalam kilogram dan cm.
Untuk mendapatkan data maka diperlukan membaca grafik dengan cara membaca
setiap 1 cm dan menggunakan rumus :

Titik tertinggi – Titik terendah


2
B. Cara Lidah

Pengujian ini dilakukan dengan dasar apabila sepotong kain digunting menjadi 2
sampai kira-kira setengahnya lalu kain disobek dengan memegang kedua lidah dan
ditarik.
Contoh uji dipotong dengan lebar 7,5 cm dan panjang minimal 20 cm
dengan jumlah contoh uji masing-masing 5 untuk kekuatan sobek kearah lusi dan
pakan. Pada setiap contoh bahan uji dibuat potongan kearah memanjang
sepanjang 7,5 cm mulai dari tengah-tengah salah satu tepi yang pendek. Untuk 2
buah contoh tidak boleh terdapat benang yang sama-sama diuji. Pada pengujian ini
penahan ayunan harus dilepaskan. Jarak jepit yang dibuat 7,5 cm dengan ukuran
penjepit bagian depan dan belakang baik yang diatas maupun yang dibawah paling
sedikit 2,5 sampai 5 cm.
Seperti cara trapesium data yang diperolehpun berupa grafik. Tetapi
berbeda dengan cara trapesium, untuk mendapatkan data dalam satuan 1 cm pada
skala grafik hanya berupa titik tertinggi saja.

C. Cara Elmendorf

Cara elmendorf pengujiannya menggunakan sistem balistik yang


menyobek kain sekaligus, cara ini digunakan untuk kain yang relatif kuat. Kekuatan
sobek cara Elemendorf adalah kekuatan kain yang telah diberi sobekan awal
dengan jarak yang telah ditentukan. Pengujian kekuatan sobek cara Elmendorf
menggunakan alat khusus yaitu Elmendorf, dengan sistem ayunan pendulum,
berbeda dengan cara trapesium dan lidah yang menggunakan alat uji kekuatan
tarik kain untuk mengujinya. Prinsip pengujiannya berapa besar gaya dorong untuk
bisa atau sampai menyobek contoh uji yang telah diberikan sobekan awal.
Pada uji kekuatan sobek cara elemendorf ini bahan dibuat seperti contoh
yang disediakan dimana ukurannya adalah 10,5 cm x 7,5 cm sebanyak 3 buah
untuk tiap masing-masing arah lusi dan pakan. Pada tengah-tengah pinggir yang
panjangnya 10,5 cm dibuat kotak dengan ukuran 1,5 cm x 1,5 cm.

3. Alat dan Bahan


a. Cara Elemendorf
 Pendulum (Elemendorf) dengan kapasitas alat : 1600 g dan 3200 g
 Gunting
 Penggaris
b. Cara lidah
 Mesin instron (sistem laju mulut tetap) dengan jarak jepit : 7,5 cm dengan
beban 50 kg
 Gunting
 Kertas grafik
 Pena tinta
c. Cara Trapesium
 Mesin instron (sistem laju mulur tetap) dengan jarak jepit : 2,5 cm dengan
beban 20 kg
 Gunting
 Kertas grafik
 Pena tinta

4. Cara Pengujian
1). Persiapan contoh uji
a. Cara Elemendorf
 Contoh uji lusi maupun pakan dipotong seperti gambar.
b. Cara lidah
 Contoh uji dipotong dengan ukuran 7,5  20 cm dengan bagian yang
panjang kearah sobekan.
 Setiap contoh uji digunting sepanjang 7,5 cm pada lengan sisi
pendeknya,sehingga berbentuk lidah.

c. Cara Trapesium
 Contoh uji dipotong dengan ukuran 7,5 cm  25 cm dengan bagian
kearah lebar kerah sobekan
 Setiap contoh uji digunting sepanjang 1 cm pada tengah-tengah
panjang kain.

2). Langkah Pengujian


a. Cara Elemendorf
1. Mengatur alat sedemikian rupa sehingga dasar alat terletak datar dan
garis indeks berhimpitan dengan petunjuk.
2. Pilih kapasitas pendulum sehingga hasil pengujian diharapkan pada skala
20% - 80%
3. Menaikan pendulum sampai kekedudukan siap ayun,kemudian jarum
petunjuk diatur sedemikian sehingga berhimpitan dengan garis indejs
yang terdapat pada pendulum.
4. Contoh uji dipasang pada sepasang penjepir sedemikian rupa sehingga
terletak ditengah dan tepi bawah contoh uji segaris dengan dasar
penjepit.
5. Menjepitkan kedua penjepit dengan memutar sekrup pengencang
sehingga tekanan kedua penjepit sama besar.
6. Beri sobekan awal pada contoh uji dengan menekan pisau penyobek
awal.
7. Menekan penahan pendulum sampai berayun mencapai lintasan penuh
sehingga kain sobek sempurna.
8. Membaca kekuatan sobek sampai skala terkecil terdekat.

b. Cara Lidah
1. Mempersiapkan contoh uji
2. Menjepit salah satu ujung kain contoh uji pada penjepit atas dan lidah
yang lain dijepit pada penjepit bawah,sehingga kedua tepi sobekan kain
berada pada kedudukan vertical.
3. Menghidupkan mesin denganbeban 50 kg dan jarak jepit 7,5 cm.
4. Hasil pengujian terdapat pada kertas grafik

c. Cara Trapesium
1. Contoh uji dipotong dengan ukuran diatas.
2. Atur jarak jepit menjadi 2,5 cm.
3. Siapkan kertas grafik dan pena tinta.
4. Memasang contoh uji pada mesin instron yg telah dihidupkan.
5. Hasil pengujian terdapat pada kertas grafik.

5. Data dan Perhitungan


A. Cara Elmendorf
Menggunakan beban 1600 gram
Lusi :
Kekuatan Sobek
No Kekuatan sobek (%) (x – x)2
(gram)
34
1 34 100
x 1600 = 544 0
33
2 33 100
x 1600 = 528 1
35
3 35 100
x 1600 = 560 1

 = 102 1632 ̅= 2

𝑥̅ = 34 𝑥 = 544

Σ(𝑥𝑖−𝑥)2 2
𝑆𝐷 = √ 𝑛−1
=√2 = 1
𝑆𝐷 1
𝐶𝑉 = 𝑥
𝑋 100 % = 34
𝑋 100 % = 2,94 %

Pakan:
Kekuatan Sobek
No Kekuatan sobek (%) (x – x)2
(gram)
36
1 36 x 1600 = 576 0,25
100
36,5
2 36,5 100
x 1600 = 584 0
37
3 37 100
x 1600 = 592 0,25

 = 109,5 1752  = 0,5


𝑥̅ = 36,5 𝑥 = 584

Σ(𝑥𝑖−𝑥)2 0,5
𝑆𝐷 = √ 𝑛−1
=√ 2 = 0,5
𝑆𝐷 0,5
𝐶𝑉 = 𝑥
𝑋 100 % = 36,5
𝑋 100 % = 1,3 %

B. Cara lidah
Beban 5kg/100 = 0,05 kg
Pakan :
High Pakan (kg)
Pakan 1 Pakan 2 Pakan 3
1,5 1,45 1,5
1,5 1,4 1,45
1,45 1,4 1,4
1,4 1,3 1,3
1,35 1,3 1,25
 = 7,2  = 6,85  = 6,9
̅ = 1,44
𝒙 ̅ = 1,37
𝒙 ̅ = 1,38
𝒙

No x (x – x )2
1 1,44 0,0025
2 1,37 0,0004
3 1,38 0,0001
𝑥̅ = 1,39  = 0,003

Σ(𝑥𝑖−𝑥)2 0,003
𝑆𝐷 = √ 𝑛−1
=√ 4
= 0,027
𝑆𝐷 0,027
𝐶𝑉 = 𝑥
𝑋 100 % = 1,39
𝑋 100 % = 1,97 %

Low Pakan (kg)


Pakan 1 Pakan 2 Pakan 3
0,5 0,55 0,6
0,55 0,6 0,65
0,55 0,7 0,7
0.6 0,75 0,75
0,7 0,75 0,8
 = 2,9  = 3,35  = 3,5
̅ = 0,58
𝒙 ̅ = 0,67
𝒙 ̅ = 0,7
𝒙

No x (x – x )2
1 0,58 0,0049
2 0,67 0,0004
3 0,7 0,0025
𝑥̅ = 0,65  = 0,0078

Σ(𝑥𝑖−𝑥)2 0,0078
𝑆𝐷 = √ =√ = 0,044
𝑛−1 4

𝑆𝐷 0,0044
𝐶𝑉 = 𝑥
𝑋 100 % = 0,65
𝑋 100 % = 6,1 %
Lusi :
High Lusi (kg)
Lusi 1 Lusi 2 Lusi 3
1,7 1,65 1,75
1,65 1,65 1,7
1,6 1,6 1,6
1,55 1,55 1,65
1,5 1,5 1,5
=8  = 7,95  = 8,2
̅ = 1,6
𝒙 ̅ = 1,59
𝒙 ̅ = 1,64
𝒙

No x (x – x )2
1 1,6 0,0001
2 1,59 0,0004
3 1,64 0,0009
𝑥̅ = 1,61  = 0,0014

Σ(𝑥𝑖−𝑥)2 0,0014
𝑆𝐷 = √ =√ = 0,018
𝑛−1 4

𝑆𝐷 0,018
𝐶𝑉 = 𝑥
𝑋 100 % = 1,61
𝑋 100 % = 1,16 %

Low lusi (kg)


Lusi 1 Lusi 2 Lusi 3
0,7 0,6 0,65
0,7 0,6 0,7
0,75 0,7 0,7
0,8 0,75 0,75
0,8 0,85 0,8
 = 3,75  = 3,5  = 3,6
̅ = 0,75
𝒙 ̅ = 0,7
𝒙 ̅ = 0,72
𝒙
No x (x – x )2
1 0,75 0,0007
2 0,7 0,0005
3 0,72 0,000009
𝑥̅ = 0,723  = 0,0012

Σ(𝑥𝑖−𝑥)2 0,0012
𝑆𝐷 = √ 𝑛−1
=√ 4
= 0,017
𝑆𝐷 0,017
𝐶𝑉 = 𝑋 100 % = 𝑋 100 % = 2,39 %
𝑥 0,723

C. Cara Trapesium
Jarak 2,5 cm
Beban 5 kg

Pakan
High Pakan (kg)
Pakan 1 Pakan 2 Pakan 3
1,7 1,65 1,8
1,7 1,65 1,7
1,65 1,6 1,7
1,6 1,55 1,6
1,55 1,5 1,55
 = 8,2  = 7,95  = 8,35
̅ = 1,64
𝒙 ̅ = 1,59
𝒙 ̅ = 1,67
𝒙

No x (x – x )2
1 1,64 0,0001
2 1,59 0,0025
3 1,67 0,0016
𝑥̅ = 1,63  = 0,0042
Σ(𝑥𝑖−𝑥)2 0,0042
𝑆𝐷 = √ =√ = 0,032
𝑛−1 4

𝑆𝐷 0,032
𝐶𝑉 = 𝑋 100 % = 𝑋 100 % = 1,98 %
𝑥 1,63

Low Pakan (kg)


Pakan 1 Pakan 2 Pakan 3
0,8 0,9 0,9
0,85 0,95 0,95
0,9 0,95 1
0,9 1 1,05
1 1,05 1,15
 = 4,45  = 4,85  = 5,05
̅ = 0,89
𝒙 ̅ = 0,97
𝒙 ̅ = 1,01
𝒙

No x (x – x )2
1 0,89 0,0036
2 0,97 0,0004
3 1,01 0,0036
𝑥̅ = 0,95  = 0,0076

Σ(𝑥𝑖−𝑥)2 0,0076
𝑆𝐷 = √ 𝑛−1
=√ 4
= 0,043
𝑆𝐷 0,043
𝐶𝑉 = 𝑥
𝑋 100 % = 0,95
𝑋 100 % = 4,5 %

Lusi :

High Lusi (kg)


Lusi 1 Lusi 2 Lusi 3
1,9 1,85 1,9
1,9 1,8 1,85
1,85 1,8 1,8
1,75 1,75 1,8
1,7 1,75 1,65
 = 9,1  = 8,95 =9
̅ = 1,82
𝒙 ̅ = 1,79
𝒙 ̅ = 1,8
𝒙

No x (x – x )2
1 1,82 0,0003
2 1,79 0,0002
3 1,8 0,000009
𝑥̅ = 1,803  = 0,000509

Σ(𝑥𝑖−𝑥)2 0,000509
𝑆𝐷 = √ 𝑛−1
=√ 4
= 0,011
𝑆𝐷 0,018
𝐶𝑉 = 𝑥
𝑋 100 % = 1,803
𝑋 100 % = 0,62 %

Low lusi (kg)


Lusi 1 Lusi 2 Lusi 3
0,9 0,85 0,95
0,95 0,9 1
1,05 0,95 1,05
1,1 1 1,1
1,15 1,1 1,15
 = 5,15  = 4,8  = 5,25
̅ = 1,03
𝒙 ̅ = 0,96
𝒙 ̅ = 1,05
𝒙

No x (x – x )2
1 1,03 0,0004
2 0,96 0,0025
3 1,05 0,0016
𝑥̅ = 1,01  = 0,0045

Σ(𝑥𝑖−𝑥)2 0,0045
𝑆𝐷 = √ 𝑛−1
=√ 4
= 0,033
𝑆𝐷 0,033
𝐶𝑉 = 𝑥
𝑋 100 % = 1,01
𝑋 100 % = 3,32 %
6. Diskusi
Untuk percobaan trapesium didapatkan beberapa pembahasan,diantaranya :
1. Baut klem atas dan klem bawah pada saat contoh uji dipasangkan, harus
dikencangkan tidak boleh kendor karena bila pemasangannya tidak kencang,
contoh uji akan lepas.
2. Diberikan sobekan awal, karena tanpa sobekan awal contoh uji tersebut tidak
akan sobek. Yang seharusnya sobek di bagian tengah contoh uji, sobekan bisa
terjadi di pinggir.
3. Kesalahan dalam pemasangan beban, pengaturan jarak jepit akan sangat
berpengaruh pada data yang diperoleh pada uji sobek, dan penjepit harus
dipasang sekencang mungkin supaya kain tidak mengalami selip (menggunakan
alat instorn tester).

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat pengujian kekuatan tarik cara lidah
adalah:

1. Contoh uji yang dipasang harus kuat pada klem atas dan bawah dan tegangan
kainnya juga harus konstan untuk menghindari slip pada saat pengujian sedang
dilakukan.
2. Keterbatasan alat uji yang mengakibatkan percobaan menjadi lama karena
praktikan harus bergantian.
3. Keterbatasan penglihatan saat membaca hasil data pada kertas kotak-kotak kecil
tersebut.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pengujian kekuatan sobek cara
Elmendorf yaitu :

1. Posisi contoh uji saat peletakan pada alat elmendorf kurang tepat tidak tidak
ditengah-tengah alat elmendorf tersebut.
2. Beban yang digunakan saat menggunakan beban 1600 gram, bila jarum
menunjukkan pada angka 80%, ganti beban dengan yang lebih besar yaitu 3200
gram karena bila tidak diganti simpangannya terlalu besar begitupun sebaliknya.
3. Saat membaca grafiknya harus teliti karena yang diambil puncak bukan lembah.
4. Dalam pemilihan beban yang digunakan berpengaruh pada data yang diperoleh,
apabila pada beban 1600 gram data yang diperoleh < 20 % atau > 80 % maka
gunakan beban yang lebih tinggi.
5.

Contoh Uji :
A. Cara Elemendorf
B. Cara Lidah
C. Cara Trapesium

Anda mungkin juga menyukai